Uchiha Naruto

Naruto © Masashi Kishimoto

High school DxD © Ichie Ishibumi

By : ARIES.H

Warning : PowerFull! Naru!, EMS!Naru!, No!Rinengan!Naru!, Typo (s), OOC, Geje!, Shinobi!Naru!, Devil!Naru!.


Dengan cekatan tangan mungilnya membuka lembaran kertas selanjutnya dari sebuah buku yang ia pegang, kedua iris matanya yang di balik kaca mata itu bergerak membaca setiap huruf-huruf yang membentuk kalimat itu. Menghiraukan Bulan yang sudah memunculkan dirinya menandakan malam sudah tiba beberapa menit yang lalu. Walau begitu ia tidak ada niat sekalipun mengangkat seinci pantatnya dari kursi yang sudah menemaninya dari tiga jam lalu setelah bunyi bell sekolah berbunyi.

Sona Sitri, nama lengkap gadis itu masih senantiasa membaca setiap kalimat-kalimat yang ada di lembaran buku ia pegang. Hanya di temani lampu belajar yang satu-satunya penerangan di rungan ini, tidak membuat dirinya terganggu. Malah sebaliknya, dirinya merasa tenang untuk membaca buku dihadapannya ini yang menjelaskan selak beluk kejadian Great War seratus tahun lalu. Dimana saat itu Fraksi Iblis, Da-Tenshi dan Tenshi berperang di Underworld yang membuat Tuhan mati. Entah itu kebenaran sesungguhnya Tuhan mati atau tidak, tapi sebagian otak sitrinya menyangkal kalau Tuhan mati. Ayolah Tuhan itu yang menciptakan Iblis, Malaikat dan seluruh mahluk di Dunia ini. Kecuali Malaikat Jatuh, mereka tidak termasuk. Karena sama saja meraka adalah Malaikat, namun karena mereka melanggar sesuatu yang di larang oleh Tuhan mereka menjadi Jatuh. Tentu saja kalau Tuhan tewas seluruh mahluk di Dunia ini akan musnah karena pencipta mereka sudah tewas.

Mengingat soal Iblis, ya dirinya adalah Iblis. Iblis dari salah satu Klan besar di Underworld yaitu Klan Sitri, adik Serafall Leviathan atau bisa di kenal dengan Maou Leviathan..

Tangan mungilnya kembali membuka lembaran berikutnya, lalu kembali membaca setiap kalimat yang ada di lembaran kertas buku di hadapannya ini. Sesekali tangan mungilnya menutupi mulutnya yang menguap beberapa kali, menandakan kantuk sudah mulai menyerangnya. Menghentikan sejenak membacanya hanya untuk menatap ke arah jam yang ada di dinding ruangan ini yang menunjukkan jam 11.00 malam. Mungkin untuk hari ini cukup, pikirnya. Kemudian tangan mungilnya menutup buku di hadapannya lalu berdiri membuat kursi yang ia duduki tergeser sedikit ke belakang.

Setelah mematikan lampu belajarnya, Gadis berambut bob itu berjalan ke arah King Size yang sudah tersedia di ruangan ini. Setelah tiba ia merebahkan tubuh mungilnya di atas King Size empuknya. Kenyamanan di rasakannya saat setelah merebahkan seluruh tubuh mungilnya. Manik indahnya yang di balik kaca mata itu menatap langit-langit rungan ini dengan pandangan menerawang jauh kepada tiga hari lalu dimana saat itu Rivalnya yaitu Rias mendapatkan Sekiryuutei inang dari salah satu Naga Surgawi. Akibat itu, dirinya di buat berpikir keras bagaimana cara untuk meraih sebagian impiannya yaitu memenangkan Rating Game di posisi terpuncak.

Mengingat itu, membuat kantuknya semakin menjadi. Dan tanpa sadar perlahan kedua kelopak matanya menutup, melupakan kalau kaca mata yang senantiasa bertengger di hidung mungil mancungnya belum di lepas. Namun detik berikutnya kedua manik gadis berkaca itu terbuka dengan sorot serius, hilang sudah rasa mengantuknya yang sempat menyerangnya tadi.

'Kekuatan apa ini?' tanya Sona dalam hati, merasakan kekuatan asing yang belum pernah ia rasakan sedang bergerak mendekat. Berjalan cepat ke arah jendela setelah turun dari King Sizenya. Setelah tiba, Sona membuka jendala ruangan ini, kemudian matanya bergerak liar seolah mencari sesuatu, menghiraukan dinginnya udara malam yang menerpa wajahnya.

'Apa hanya perasaanku saja?' batin Sona. Tapi kalau hanya perasaannya saja, lalu kenapa kekuatan asing yang di rasakannya semakin mendekat.

Kembali mencari, namun nihil. Hanya gedung sekolah, jalan dan rumah lah yang sudah sepi dan hening. Dan juga ia tidak merasakan kegiatan supernatural yang di timbulkan oleh Mahluk supernatural. Hanya kekuatan asing saja lah yang ia rasakan saat ini yang semakin lama semakin mendekat dan juga semakin membesar pancaran kekuatan asing itu.

Mata Sona menyipit jauh menangkap gerakan cahaya dari pantulan rumah kaca milik penduduk yang berada tak jauh dari Sekolah Akademi Kuoh, berterimakasihlah kepada penglihatannya yang tajam melebihi indra penglihatan Manusia. Dengan cepat Sona mendongakkan kepalanya ke atas, karena pantulan cahaya yang bergerak dari rumah kaca tadi berasal dari atas.

"Komet?" Guman Sona berspekulasi sendiri dalam ke adaan terpaku. Melihat sesuatu jatuh dari langit lengkap dengan kobaran api yang menyelimuti sesuatu itu dan yang lebih parahnya 'sesuatu' seperti komet jatuh dari luar angkasa itu mendekat ke arahnya atau lebih tepatnya ke arah bangunan sekolah ini. Apa lagi yang ia rasakan kekuatan asing bertekanan besar tadi itu terpancar dari 'sesuatu' itu yang tengah menuju ke arahnya.

Bergerak dengan otak cerdasnya. Gadis berkaca mata itu keluar dari ruangan khususnya yang ada di Sekolah ini melalui jendela.

Surai hitamnya yang hanya seatas pundak itu bergerak setelah tiba di atap gedung sekolah. Dengan mata tertuju ke arah 'sesuatu' berkobar yang bergerak sangat cepat menuju ke arahnya. Merentangkan kedua tangannya ke depan diiringi energi sihirnya dengan intesitas gila menguar dari tubuhnya. Dan tidak lama sebuah lingkaran Sihir berukuran besar berawarna biru laut tercipta tidak jauh darinya. 'Ku harap berhasil!' ucap Sona dalam hati. Mencoba untuk menahan sesuatu berkobar itu dengan Lingkaran Sihir ciptaannya sendiri. Mengingat meminta bantuan kepada Peeragenya sudah terlambat karena sesuatu seperti komet jatuh dari luar angkasa itu bergerak sangat cepat walau telah menabrak lapisan atsmofir bumi.

Sona semakin menitik beratkan energi sihirnya ke pada Lingkaran sihirnya. Seiring 'sesuatu' itu semakin mendekat dan!

BRAK!

"Ugh!"

Tanpa hambatan apa pun atap sekolah tempat pijak Gadis dari Klan Sitri itu ambles kebawah akibat tidak kuat menahan tekanan beban 'sesuatu' itu. Bahkan Lingkaran Sihir pertahanan yang dibuat oleh gadis berseragam sekolah Kuoh itu sudah hancur.

DUAR!

Dan detik kemudian di susul suara ledakan besar terjadi di Akademi Kuoh saat 'sesuatu' seperti komet tadi jatuh menghantam gedung sekolah itu.

©ARIES.H©

'Aku merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi.' batin Pria bersayap dua belas itu yang berada tidak jauh dari ledakan akibat sesuatu seperti komet tadi menghantam gedung Akademi Kuoh. Ia pernah merasakan energi yang terpancar dari 'sesuatu' yang jatuh menghantam gedung sekolah tadi. Atau lebih tepatnya beberapa puluh tahun lalu ia pernah merasakan hal sama dengan energi itu.

Manik matanya menatap kosong ke arah asap yang membumbung tinggi tidak jauh darinya. Dengan mencoba mengingat dimana ia merasakan energi hal sama seperti ini. Namun seberapapun ia mencoba mengingat, tetap hasilnya nihil.

"Yare~ yare~... Lebih baik aku lihat apa yang jatuh dari luar angkasa tadi." Pria berponi pirang itu terbang mendekat ke titik ledakan dengan sayapnya.

©ARIES.H©

"KAICHO!" Seru Gadis bersurai panjang hitam yang memakai kaca mata. Melihat sosok yang di panggil Kaicho dalam ke adaan mengenaskan dengan beberapa bongkahan tembok berukuran kecil menimpa tubuhnya. Tanpa babibu gadis itu berlari ke arah Sona yang sepertinya dalam tak sadarkan diri, gadis itu masih berlari menghiraukan sekitarnya yang sudah seperti medan perang dengan asap hitam mengepul dimana-mana.

Sepontan seruannya yang terbilang keras itu membuat beberapa Iblis yang berada disitu menengok kepadanya dan mendekatinya.

"Bagaimana ke adaan Kaicho? Tsubaki-senpai!"

"Nadinya berdetak lambat, aku harus membawanya ke Rumah Sakit Uderworld!" jawab Tsubaki dengan nada khawatir sambil menyangga tubuh Sona yang berlumuran darah setelah menyingkirkan beberapa bongkahan tembok yang menimpa Kingnya. Kemudian di bawah kakinya tercipta Lingkaran Sihir bercahaya terang.

"Dan kalian bereskan tempat ini, lalu kalian. Walau bukan Peerage Sona aku mohon bantuannya untuk membereskan kerusakan tempat ini!" Ucap Tsubaki kepada semua Peerage Sona dan Rias sebelum menghilang dalam Lingkaran Sihir.

"Ayo! Semua bereskan tempat ini!" seru Momo kepada temannya dan Peerage Rias yang hadir yaitu Koneko, Kiba, Issei.

"Oi Saji! Apa kau tahu siapa yang melakukan ini?" tanya Issei kepada pemuda di sampingnya ini. Mengingat ia yang terakhir datang kemari.

"Entahlah... Tapi dilihat ke adaan Kaicho, sepertinya Kaicho telah di serang.." jawab Saji terselip sedikit kemarahan di dalam perkataannya. Mengingat ke adaan Kaicho tercintanya seperti tadi membuat ia ingin menghabisi mahluk yang membuat Kaichonya seperti tadi.

Tidak jauh dari mereka, tepatnya di dalam kawah terdapat seenggok tubuh Manusia sekitar 19 tahunan dalam ke adaan telanjang dengan kepala botak. Terlihat juga luka di beberapa bagian tubuhnya yang mengeluarkan darah segar.

To. Be. Continued

A/N : salam kenal!

Bagaimana Fic ini pantas di lanjut atau tidak...

Da yan.... Tubuh manusia yang telanjang di dalam kawah itu adalah Naruto alias Uchiha Naruto.

Tenang kok Naruto di sini tidak botak. Hehehehe...

So~