The Emperor

Naruto © Masasshi kisimoto

High School DxD © Ichie Ishibumi

WARNING : AU, OOC, Typo, Semi-Canon, Universal World,

Summary : Untuk apa aku hidup, untuk siapa aku berusaha, serta untuk apa aku diciptakan. Jika memang aku tidak memiliki tempat di dunia ini alangkah lebih baiknya engkau menghapuskanku sekarang juga.(bad summary)


Hujan yang kini menjadi saksi bisu dari sebuah pembantaian yang tiada akhir dari seseorang berpakaian serba putih serta memiliki rambut hitam sepunggung , yang kini berdiri di depanku dengan aura biru kehitaman yang terlihat sangat kelam.

"Kau adalah yang selanjutnya," sebuah tangan astral raksasa bernuansa api biru kehitaman itu semakin mendekat kearah seorang pemuda yang kini tengah berdiri kaku seperti sebuah patung. Bingung, takut, ragu yang kini bercampur menjadi satu serta mencoba mendominasi satu-sama lain.

"Akan kubunuh semuanya"

Diam

"Aku benci dunia ini"

Kumohon hentikan

"Kenapa selalu aku yang salah, kenapa selalu aku yang di benci, kenapa selalu aku yang tidak di inginkan"

Suara yang terus menggema dalam kepalanya itu serasa tidak pernah ingin berhenti. Lautan darah yang terlihat tak memiliki ujung kini terhampar di depannya. Tak hanya itu ratusan bahkan ribuan tubuh yang tergeletak tak bernyawa bukan lah pandangan asing baginya. Sedangkan dia apa yang dapat dia perbuat dia hanyalah bocah yang tidak tahu apa-apa tentang dunia ini, siapa saja yang hidup di dunia ini, dan mahluk apa saja yang setiap saat mengincarnya saat dia lengah.

"Marahlah"

Hentikan

"Bukalah, binasakanlah, bunuhlah... segalanya."

Kumohon hentikan

"Sampai semuanya menghilang dari depan matamu"

"akhirnya bangkit"

"Aku adalah Dewa. Iblis. Pahlawan. Dan Monster."

-o0o-

"Naruto-sensei, bisa tolong bantu aku membuat laporan hasil ulangan minggu lalu?" Suara dari rekan sesama gurunya itu membangunkan Naruto dari sebuah lamunan panjang yang entah sejak kapan dimulainya.

"Tentu, Miyamura-sensei," jawabnya disertai sebuah senyum simpul yang selalu terpampang di wajah bertanda lahir kumis kucing itu.

"Terimakasih Naruto-Sensei, kami banyak terbantu semenjak kamu bekerja di sini satu tahun yang lalu," Ujar Seorang guru yang Naruto panggil Miyamura tadi.

"Ah, anda bisa saja," jawab Naruto

Miyamura-senseipun pergi meninggalkan naruto dengan segudang pekerjaan yang harus dikerjakan. Sepertinya memang nasib selalu mengikutinya dimanapun dia berada.

"Hah, sampai kapan hal merepotkan ini terus berlanjut"

.

-o0o-

.

Naruto yang kini masih bergulat dengan pekerjaan yang bahkan masih belum selesai setengahnya itu mulai di serang oleh rasa ngantuk, mungkin karena jarum jam yang kini telah menunjukan pukul 23.31 itu menjadi alarm bagi naruto untuk mengistirahatkan tubuhnya sebentar.

"Sepertinya cari kopi sebentar tidak ada salahnya."

Suasana mencekam serta lorong koridor yang yangat sepi merupakan tantangan tersendiri yang harus di lalui naruto menuju mesin minuman yang berada di gedung sebelah.

"Sialan kenapa suasananya sepi bigini ya? Mana mesin minumannya ada di gedung sebelah lagi," gunaman yang tidak jelas di tunjukan bagi siapa keluar dari mulut naruto.

Duaar! Duaar! Duaar!

"Kurama, apa itu?" Tanya naruto pada seekor rubah yang sendari tadi mengalung di lehernya.

"Entahlah Naruto-sama, tapi aku merasakan aura yang sangat kuat sekali."

"Ayo kita periksa."

.

-o0o-

.

"Issei."

Teriakan khawatir seorang perempuan yang memiliki paras di atas rata-rata yang di ketahui bernama rias gremory itu menggema mencoba memperingati pionnya yang tanpa piker panjang melesat maju kearah seorang malaikat jatuh bersayap lima pasang yang kini berdiri dengan angkuh di udara.

"Kau akan menerima pembalasanku kokabiel,"

[boost]

"Majulah kau sekiryuutei."

Dengan deklarasi itu Issei menerjang Kokabiel yang kini telah menunggunya dengan sebuah tombak cahaya ditangannya. Issei yang sudah kalap akan kemarahan mencoba memukul kokabiel secara langsung dengan Boosted Gearnya, namun serangan itu hanya ditahan Kokabiel dengan telapak tangan kirinya. Tidak ingin membuang waktunya dengan percuma Kokabiel langsung menendang Issei dengan sangat kuat sehingga membuatnya terpental sejauh lima meter.

"Sekarang tamatlah riwayatnmu sekiryuutei."

Dengan itu Kokabiel melemparkan tombak cahaya di tangan kananya kearah Issei. Sedangkan Issei hanya bisa menatap nanar maut yang akan menjemputnya sebentar lagi.

.

Duuarrr..

.

."ISSEI."

Teriakan dari semua teman setimnya saat melihat issei yang terkena tombak cahaya dari kokabiel.

Di lain sisi.

Terlihat kelompok sona yang tengah mempertahankan kekkai yang kini mengelilingi bangunan kuoh akademi.

"Kaichou, aku merasakan masih ada manusia di dalam sekolah," ucap dari salah satu pearage sona yang di ketahui adalah Tsubaki sinra.

"Apa?" Mendengar ucapan dari sang Queen tentu saja membuatnya syok karena siapa yang masih berada di lingkungan sekolah selarut ini.

"Dilihat dari auranya, tidak salah lagi dia.."

-o0o-

Tap.. tap.. tap

"Naruto-sensei."

Ucapan syok dari kedua belah pihak iblis itulah yang menyadarkan Issei yang sedari tadi telah siap mati oleh tombak cahaya yang siap melubang kepalanya.

Brukk

"Ittai."

Issei meringis kesakitan saat Ia di jatuhkan dengan kasar oleh seorang pria yang dia ketahui adalah guru sejarahnya. Tapi tunggu apa yang dilakukan Naruto-sensei disini?, dan juga bagaimana dia dapat bergerak begitu cepat untuk menyelamatkannya dari tombak cahaya kokabiel. Sedangkan jaraknya dengan Kokabel tak lebih jauh dari lima meter. Pertanyaan-pertanyaan itulah yang kini berkecamuk di pikiran pemuda yang mendapat julukan kaisar naga merah itu,

"Sensei, apa yang kau lakukan disini?" Pertanyaan yang mainstream memang, tapi hanya itulah yang dapat di ucapkan oleh Issei terlepas dari rasa syoknya.

"Inspeksi malam mungkin? Dan lihat apa yang aku temukan."

Naruto mengedarkan pandangannya pada semua anggota penelitian ilmu gaib serta kokabiel yang masih terkejut bahwa mangsanya dapat diselamatkan oleh seorang manusia.

"Beberapa ekor kelelawar yang berusaha mengalahkan seekor gagak," ucap Naruto dengan sebuah senyum simpul serta mata yang tidak pernah dibuka itu.

"Dasar manusia keparat. Setelah kau menyelamatkan mangsaku, kau pikir kau dapat kabur dengan selamat."

"Kabur heh, untuk apa?"

Dengan senyuman yang tidak pernah lepas dari bibirnya. Naruto mengeluarkan sebuah pistol berwarna silver yang di ketahui sebagai Desert Eagle yang terlihat cukup usang dari balik kemejanya.

"kau mengganggu kerjaku, kau merusak sekolahku, serta kau telah melukai murid-muridku. Maka..."

Mata yang tidak pernah dia buka itu kini semakin tidak terlihat karena tertutup oleh bayang-bayang dari rambut pirangnya. Namun sesuatu yang aneh tiba-tiba terjadi saat naruto mengangkat kepalanya.

Suasana di sekitar area lapangan kuoh terasa semakin berat. Untuk kali pertama setelah insiden yang mungkin telah dilupakan semua orang. Naruto membuka matanya. Mata biru yang bahkan lebih indah dari lautan itu terlihat semakin terang dengan sebuah lingkaran bercahaya yang mengitari pupil dari mata itu.

"...Kau akan merasakan sakitnya kematian. Karena aku mutlak."

.

.

.

To be Continue...

Yo salam kenal. Saya author baru

Di sini saya mau menjelaskan bahwa naruto memang berasal dari dunia ini. Dan bukannya dari dimensi shinobi atau apalah. Kenapa? Karena di sini adalah universal world atau bisa di bilang bahwa dunia shinobi dan dxd jadi satu. Tapi saling menutup diri satu sama lain.

Jika ada yang bilang ini mirip sama fic milik galerians-senpai maka anda salah. Karena saya hanya mengambil konsep universal worldnya saja. Karena cerita ini original atau asli dari pikiran saya sendiri.

Dan untuk pair saya membuka Voting. Silahkan isi sendiri di kolom review. Berhubung saya adalah author baru jika ada kritik dan saran silahkan, tapi yang memiliki alasan masuk akal.

Sebenarnya masih banyak yang perlu di benahi karena saya dipaksa terus untuk publis nih cerita sama teman saya Anggarda jadi saya publish juga nih fic.

See you next time. And thanks for reading..