The Heirs

Chapters 1

Pair . NaruHina

Genre . Action . Romance

Rate . T

Disclaimer . Mashashi Kishimoto

Summary :

Kerajaan, Kekuasaan, Tahta,dapat membutakan siapa saja yang bergelar Pewaris.

Lalu bagaimana nasib kerajaan Api tanpa sang Pewaris./ Uzumaki Naruto mendapat tugas untuk melindungi tuan putri dari negara Air yang bersekolah di negara Api yaitu Hyuuga Hinata, tunangan pangeran Menma/Happy Reading!/DON'T LIKE DON'T READ!/

By Author Mitsuki HimeChan

Baturaja, 05 Juli 2015

#

Seorang pemuda berpenampilan serba hitam tengah berdiri di atas atap sebuah gedung yang menjulang tinggi dan disekitar gedung itu pun masih banyak pula gedung tinggi lainnya.

Di bawah gedung terdapat jalan raya yang masih sangat ramai oleh kendaraan yang berlalu lalang, padahal menara jam telah menunjukkan pukul 10.00 malam namun sepertinya diabaikan saja oleh penduduk kota yang masih sibuk.

Pemuda berambut kuning itu mengenakan masker berwarna hitam guna menutupi wajahnya lalu mengeluarkan beberapa barangnya dari tas hitam yang ia bawa.

Secara perlahan namun cepat ia rakit benda-benda itu yang tadinya hanya potongan-potongan benda kecil berbentuk pipa panjang berwarna hitam dan ada juga berbentuk kecil dan sedang menjadi sebuah senjata api laras panjang atau yang sering disebut Sniper.

Setelah selesai ia pun memasukkan satu buah peluru kedalam sniper, dan juga mengenakan sebuah kaca mata khusus yang dibuat untuk dirinya sebagai seorang yang ahli dalam menembak.

Pemuda itu menekan beberapa tombol kecil di gagang kaca mata yang ia kenakan dan dari balik kaca mata itu ia dapat melihat aktifitas yang dilakukan oleh orang-orang yang berada di dalam gedung yang bersebelahan dengan gedung tempat ia berpijak.

Padahal kaca yang menutupi gedung itu cukup tebal dan berwarna hitam sehingga orang luar tidak akan dapat melihat apa yang dilakukan oleh orang-orang yang berada didalam gedung itu tapi orang yang berada didalam gedung dapat melihat pemandangan yang berada di luar gedung.

Namun dengan mudahnya pemuda ini, ia hanya mengenakan kaca matanya dan sudah dapat melihat apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang berada di dalam gedung.

Pesta.

Ya pesta, mereka tengah asik berpesta ria sambil minum anggur di temani oleh wanita-wanita yang mereka bawa yang semuanya berpenampilan formal.

"Oh dimanakah kau?" pemuda itu seringai dibalik masker hitamnya sambil terus mengarahkan sniper kearah gedung didepannya.

Sepasang blue sapphire nya berhasil menemukan targetnya, dan senyuman puas tergambar diwajahnya dan dengan segerah ia tarik pelatuk untuk melepaskan peluru itu kearah seorang pria paruh baya yang tengah merayu seorang wanita yang mengenakan dress warna merah maroon.

Dorr!

Dengan cepat peluru itu melesat tanpa suara karena sniper itu memiliki peredam suara.

Crass..

Peluru itu berhasil menembus kaca yang begitu tebal dan mengenai pria paruh baya itu tepat dikepalanya.

"Aaaaaa! "

Teriakkan histeris pun mulai terdengar dan pesta pun kacau dan rasa senang yang tadi mereka rasakan kini telah berganti dengan rasa ketakuttan.

"Mati kau!" seru pemuda itu sambil menyeringai.

"Wah keren!" seru seorang gadis yang tiba-tiba muncul dibelakang pemuda berambut kuning sambil bertepuk tangan.

"Apa yang kau lakukan disini Shion?" Tanyanya tanpa menoleh kebelakang.

"Oh ayolah Naruto jangan sok cool di depan ku, aku baru saja menyelesaikan misi ku jadi aku mampir kesini." Ucap Shion.

"Heh." Desis pemuda bernama Naruto.

"Oh ya besok kita misi di sekolah ya, Naruto?" tanya Shion bersemangat.

"Berarti kita bisa sekolah ya?"

"Wah seru ya bisa sekolah beneran, bukannya home scooling."

Naruto hanya diam sambil membereskan peralatannya dan memasukkan nya kedalam tas begitu juga dengan masker dan kaca matanya.

"Ayolah Naruto jawab!" seru Shion cukup kesal karena Naruto tak menyahuti nya.

"Iya Shion!" sahut Naruto dengan ketus lalu berjalan meninggalkan Shion.

"Hey!" Shion menggembungkan pipinya kesal lalu mengejar Naruto dan menyamai langkah kakinya.

"Lagipula aku juga mau merasakan sekolah tapi menembak adalah hobi ku jadi harus apa ya mungkin dengan menjalankan misi inilah aku bisa merasakan sekolah." Ujar Naruto.

"Enak ya kalau kita ANBU NI, pasti kita akan bisa sekolah." Ucap Shion lesu.

"Perbedaan ANBU NI dan ANBU ROOT sangat jauh Shion jangan kau sama kan. " ucap Naruto sambil meneruskan jalannya lalu memasuki lift bersama Shion.

"Kita ANBU ROOT di latih sejak kita berumur delapan tahun dan kita tidak di perbolehkan bersekolah diluar kita hanya di ajarkan membaca, menulis, dan berhitung, sebagiannya kita hanya di ajarkan untuk menggunakan komputer dan menyebarkan virus dan menghack sistem komputer, kita di ajarkan untuk tidak memiliki rasa kasihan terhadap musuh dan kita diminta untuk membunuh hati nurani kita, kita hanyalah manusia tanpa jiwa, kita hanya menerima tugas untuk melindungi dan membunuh musuh raja." Ujar Naruto menjelaskan.

"Dan ANBU NI kebalikkan nya, mereka di ijinkan sekolah karena tugas mereka hanya mengawal raja bukan menghabisi musuh raja." Sahut Shion dengan bosan.

"Ya kau benar." Ucap Naruto. Pintu lift terbuka mereka pun keluar bersama meninggalkan gedung.

"Jadi besok kita akan melindungi tuan putri?"

"Ya."

"Tunangan pangeran Menma?"

"Tapi bukannya pangeran Menma itu sudah meninggal delapan belas tahun yang lalu."

"Ya."

"Jadi bagaiman nasib putri apa dia akan menunggu atau bagaimana? Kan rumornya, pangeran Gaara akan naik tahta, itu artinya putri Hinata akan menikah dengan pangeran Gaara?"

"Ya."

"Jangan jawab ya terus Naruto!"

"Ya."

"Huaaaa Naruto baka!"

(Flashback On)

"Yang akan menjadi penerus tahta sebagai raja dari Negara HI adalah anak ku..."

"Namikaze Minato." Ujar raja dengan suaranya dengan lantang mengumumkan penerus nya sebagai raja.

"Apa-apaan ini! Aku adalah pewaris raja yang sah karena aku adalah anak tertua dan Minato adalah adik ku ia tak pantas menjadi raja!" seru seorang pangeran tidak terima dengan keputusan raja.

"Apa kau pantas menjadi seorang raja dengan tingkah laku mu, Yahiko!" timpal raja dengan amarah.

Pangeran Yahiko menggeram kesal dan menatap pangeran Minato dengan tajam seolah menisyaratkan bahwa ialah yang pantas menjadi raja.

'Maafkan aku kakak tapi jika engkau menjadi raja maka negara kita bisa hancur dalam sekejap.' Batin Minato, ia pun menutup kedua matanya, ini tak lah muda ia pangeran muda dan kakak nya pangeran tertua lah yang seharusnya menjadi raja namun tingkah laku pangeran Yahiko tidak mencerminkan sifat dan sikap seorang pangeran, ia angkuh, sombong, pemarah, egois, mementingkan diri sendiri, pemabuk, dan terkadang bermain wanita dan pada akhirnya saat ia berusia tujuh belas tahun pangeran Yahiko di nikahkan dengan putri dari kerajaan suna berharap tingkah pangeran dapat berubah ya berubah tapi hanya sikap nya yang suka bermain wanita saja yang menghilang.

Dan ia tak pantas menjadi raja.

Dengan penuh amarah pangeran Yahiko meninggalkan aula tempat berkumpul raja beserta mentri dan pejabat negara.

Putri Kushina yang duduk disamping pangeran Minato hanya dapat menundukkan kepalanya, pangeran Minato yang melihat istri nya yang menundukkan kepala tersebut, ia pun meraih tangan sang istri dan menggenggam nya, Kushina mendongakkan kepalanya menatap mata Minato, dan Minato pun tersenyum seolah tidak mengatakan 'tidak apa'.

#

Dikamarnya pangeran Yahiko menggeram kesal dan terus menghancurkan barang yang berada dikamarnya.

Putri Karin yang melihat suaminya marah dan merusak semua barang yang ada dikamar hanya dapat menitihkan air mata karena mengetahui masalah yang menimpa suaminya.

"Hentikan yang mulia hentikan!" suara Karin terdengar serak.

"Apa kau mau menjadi ratu?" Yahiko bertanya dengan suara berat.

Karin berjalan mendekati Yahiko dan memeluk tubuh Yahiko dari belakang, "Bagi ku sudah berada disisi mu aku sudah bahagia, yang mulia, hiks aku mohon jangan seperti ini hiks." Ucap Karin sambil menahan suara tangisnya.

"Aku tidak peduli dengan kedudukkan karena yang aku pedulikan adalah kau yang mulia hanya kau, aku mencintai mu dengan tulus."

Yahiko tertegun mendengar pernyataan sang istri.

Sebulan setelah pernyataan raja Dan, masyarakat negara Hi menyambut calon raja baru mereka dengan penuh suka cita dan mereka pun mulai berdatangan ke halaman istana hanya untuk mengucapkan selamat kepada pangeran mahkota Minato dan putri mahkota Kushina dan beberapa jam lagi penobattan raja baru akan segerah dilaksanakan.

Sementara itu pangeran Yahiko tengah berada di ruang kerjanya, ia duduk di sofa berwarna putih dengan wajah angkuhnya, dan din hadapanya seorang pria berumur 30 tahun tengah duduk dengan santai di hadapanya.

"Aku dengar kau baru di angkat seminggu yang lalu, selamat." Ucap Yahiko.

"Iya yang mulia." Pria berambut putih itu menganggukkan kepalanya.

"Aku ingin kau melakukkan sebuah tugas atau bisa disebut misi untuk ku."

"Apa itu yang mulia?"

"Bunuh pangeran yang tengah di kandung Kushina." Yahiko menyeringai puas.

Pria berambut putih itu tertegun mendengarnya bahkan untuk menarik nafas pun sulit baginya, "Tapi yang mulia,,"

"Aku akan melindungi mu dan menjamin semuanya kau akan aman." Ucap Yahiko memotong perkataan pria dihadapannya.

Pria itu berpikir dengan keras karena apapun yang terjadi pangeran yang di kandung putri mahkota harus selamat.

"Jika kau tidak mau melakukan nya maka aku akan menyuruh orang lain."

'Aku harus menyelamatkan pangeran.' Ucapnya dalam hati.

"Aku akan melakukannya untuk mu yang mulia tapi dengan satu syarat."

"Baiklah apa syaratnya?"

"Berjanjilah pada ku bahwa kau akan menyetujui rencana ku."

"Oke oke aku berjanji padamu, puas?"

"Ya."

"Lalu kapan kau akan membunuh pangeran?"

"Setelah ia lahir."

Bersambung~

Yeyeyeye minna bagaimana hmmm apakah fanfic ku kali ini bagus?

Maaf ya Mitsuki jarang hadir maklum lagi sibuk ama sekolah dan juga tugas menugas di sekolah hohohoho :v

Oke sampai jumpa di chapter selanjutnya ya semoga fanfic ini menghibur kalian oke dadah ^^/

Salam hangat Mitsuki HimeChan

(Promosi fanfic terbaru Mitsuki)

"Aku hanya mencintai Konan bukan Kushina!"

"Jadi selama ini kau dan wanita jalang itu ANBU?! Jawab aku Minato!"

"Aku akan merebut Minato dari mu Konan!"

"Aku menerima Kushina menjadi istri ku."

"Yugao, berjanjilah pada ku bahwa kau akan melindungi Naruto."

"Aku akan melindungi dan menjaga mu meski nyawa yang harus aku pertaruhkan dan aku akan setia pada mu, Naruto-sama."

"KAU BUKAN BAWAHAN KU, YUGAO! TAPI..."

"Bocah cengeng!"

"Hinata tetaplah disamping ku, temani aku di saat aku menangis, dan jangan pernah lagi kau tinggalkan aku, berjanjilah."

"Aku mencintai kak Naruto."

"Aku mencintai Hinata dan tak akan aku biarkan rubah itu memiliki Hinata."

"Aku mencintai mu Yugao dan lupakanlah pria itu ia sudah meninggal!"

"Maafkanlah ayah mu yang bodoh ini, karena ayah kalian jadi seperti ini, ayah macam apa aku ini!"

The time between Love and Revenge