Title : Simply Irresistible
Pairing : ChanBaek!
Genre : Yaoi, fluff, friendship
Rating : K+
Length : 2,504
A/n : I do not own the casts. Tapi cerita ini SEPENUHNYA milikku.
Summary : Ini bukan lah akhir. Tapi adalah awal.
Baekhyun : Aku bingung
Chanyeol : Ada apa? Susuatu menganggumu? Kau bisa menceritakannya padaku
Baekhyun : Tadi pagi Mr. Lee Si Rambut Gondrong membagikan kertas kosong kepada kami. Dia menyuruh murid-muridnya untuk menulis rencana masa depan.
Chanyeol : Dan kau tidak mengisi kertasmu karena kau tidak tahu apa yang harus kau lakukan setelah lulus
Baekhyun : Kadang aku masih terkejut dengan kemampuanmu menebak isi pikiranku. Tapi, benar. Itu dia!
Chanyeol : Baekhyun, apakah kau benar-benar tidak pernah memikirkan hal ini sebelumnya?
Baekhyun : Tentu saja pernah. Tapi aku tidak suka sesuatu yang membuatku pusing. Jadi, bagaimana denganmu?
Chanyeol : Sejak kepindahanku ke Jepang, aku sudah membicarakan rencana kuliah dengan ayah dan ibu. Aku bilang pada mereka kalau aku ingin pergi ke Boston. Aku ingin kuliah kedokteran di Harvard. Bagaimana menurutmu?
Baekhyun : Wow.
Chanyeol : Aku yakin cepat atau lambat kau pasti akan menemukan jalanmu sendiri. Baekhyun, kau harusnya tahu bahwa kau salah satu orang paling berbakat yang pernah kukenal. Kau bisa bernyanyi, kau bisa menirukan suara motor, kau ahli dalam membuat orang lain tertawa, dan tulisan yang kau update di website rahasiamu sungguh indah.
Baekhyun : APA? JADI SELAMA INI KAU MEMBACA SEMUA TULISANKU? SEMUANYA?
Chanyeol : Well, aku menemukan alamat website-mu saat kelas sepuluh. Saat aku meminjam komputermu.
Baekhyun : Sialan kau, Yeol! YA AMPUN, INI MEMALUKAN BANGET TAHU NGAK!
Chanyeol : Kenapa kau harus malu? Tulisanmu indah, sungguh. Aku nyaris menangis ketika membacanya.
Chanyeol : Baekhyun? Halo? Kau marah? Aku minta maaf karena dengan telah lancang membaca tulisamu. Tapi, sungguh, aku bahkan lebih senang membaca tulisanmu daripada harus disuruh membaca Pride and Prejudice di kelas Miss Eleanor
Baekhyun : Chanyeol...
Chanyeol : Ya? Kau tidak marah, kan?
Baekhyun : Kau sungguhan mau pergi ke Boston?
Chanyeol : Ya. Aku bahkan sudah mengisi beberapa formulir awal
Baekhyun mengundang Anda ke grup chat; Luhan dan Kyungsoo
Baekhyun : DIA mau pergi ke Boston.
Luhan : Kau mau pergi Boston? SERIUS?
Kyungsoo : Luhan-ku, coba baca ulang tulisan anak itu.
Luhan : Eh, maaf. Sehun sedang mengangguku jadi aku tidak fokus.
Kyungsoo : Tolong jangan bilang DIA yang kau maksud adalah CHANYEOL
Baekhyun : LALU SIAPA LAGI? JONGIN? SEHUN?
Kyungsoo : Oh, sayang, jangan nangis.
Luhan : Tolong bilang itu cuman bercanda!
Baekhyun : Luhan, aku juga berharap itu cuman bercanda. Tapi DIA sendiri yang bilang padaku. DIA berencana kuliah kedokteran di Harvard.
Luhan : Kalau begitu pergi lah ke Boston dan carilah universitas di sana. Setidaknya, jika kau juga berada di Boston, kalian bisa lebih sering bertemu.
Kyungsoo : Lalu apa yang harus Baekhyun lakukan di Boston?
Baekhyun : DIA punya mimpi. Sedangkan aku tidak tahu harus melakukan apa setelah lulus. Ini membuatku malu sekaligus...entahlah. Aku juga tidak tahu. Barangkali aku yang terlalu merasa kehilangan. DIA sudah pergi ke Jepang; jarak yang sampai saat ini belum bisa aku jangkau. Dan kemudian DIA berencana pergi ke Boston; jarak yang barangkali tidak akan pernah bisa aku capai. Luhan, percayalah bahwa aku sempat mempertimbangkan hal itu. Hanya saja, ini bukan sesuatu yang bisa aku putuskan dalam waktu semalam. Aku kangen banget dengan DIA, ngomong-ngomong.
Luhan : Aku ikut sedih. Kadang-kadang aku berpikir kenapa kisah cinta kalian begitu rumit. Takdir selalu mempermainkan kalian.
Kyungsoo : Luhan, demi Tuhan, aku kepingin menendang bokongmu sekarang juga. Kita sudah sepakat untuk tidak mengungkit masalah ITU!
Baekhyun meninggalkan obrolan
To : Chanyeol
Subject : Upacara Kelulusan
From : Baekhyun
Kita berdua telah resmi lulus, selamat!
Kau ngak tahu bagaimana senengnya aku ketika melihat papan pengumuman dan melihat namaku ada di sana. Coba bayangkan itu. Byun Baekhyun yang memiliki masalah dengan hampir semua guru mata pelajaran bisa lulus dan menempati peringkat sepuluh besar! Mr. Lee Si Rambut Gondrong melihat peringkatku dengan mulut lebar. Ya ampun, aku langsung nangis tersedu-sedu dan seragam Luhan adalah korbannya (dia jijik banget sewaktu ingusku nempel di seragamnya dan langsung ganti baju)
Aku tidak akan menenghadapi Mr. Lee Si Rambut Gondrong lagi. Akhirnya aku bisa bebas dari dia. Kau sih enak sudah bebas dari dia beberapa bulan yang lalu. Yang jelas aku ngak akan mendengar Jongdae mengomentari berat badanku lagi setiap hari senin. Byun Baekhyun akhirnya menerima keberuntungan!
Upacara kelulusanku akan diadakan dua minggu lagi. Aku bertanya-tanya apakah kau bisa terbang ke Pohang dan menghabiskan pesta kelulusan bersamaku dan yang lainnya. Luhan girang banget sewaktu aku cerita rencanaku ini.
Jujur saja, aku berharap kau bisa datang. Kau tidak datang di hari ulang tahunku (kau tentu tidak lupa dengan acara ngambeg-ku yang berlangsung selama tiga hari) dan aku mungkin bakal ngambeg selama seminggu jika kau tidak datang lagi.
Sekali lagi, selamat ya, giant. Kau lulus disaat tinggi badanmu sudah mencapai 185cm! Ngiri benar aku dengan tinggimu T_T
Balas suratku secepatnya, ya!
Selama menghadapi masa ujiannya, Byun Baekhyun banyak berpikir. Untuk pertama kalinya dalam hidup, anak itu memikirkan tentang masa depannya. Sebelum ini, ia bahkan tidak tahu apa passion-nya. Ia melakukan banyak hal sesuka hati dan tidak pernah menanggapi sesuatu secara serius. Bisa dibilang, anak itu masih mencari mimpinya. Ia belum menentukan universitas mana yang akan ia tuju sementara teman-temannya yang lain sudah sibuk belajar untuk ujian masuk universitas. Anak itu tidak peduli. Ia ingin semuanya berjalan sebagaimana mestinya. Namun, pada malam ketika Chanyeol menceritakan tentang mimpi dan rencana masa depannya, anak itu akhirnya sadar bahwa ia belum menyiapkan apapun untuk dirinya sendiri. Ia pikir Chanyeol sama seperti dirinya. Namun ternyata Canyeol telah beribu langkah lebih maju dari Baekhyun. Hingga kemudian ia menyadari bahwa Chanyeol telah tumbuh menjadi lelaki dewasa yang punya visi dan misi dalam hidup sedangkan anak itu masih kekanakan.
Setelah memikirkan matang-matang rencana masa depannya, Baekhyun akhirnya berani mengutarakan rencananya kepada orang tuanya. Ibunya menangis bahagia karena ia kira putera bungsunya tidak berencana melanjutkan kuliah. Ayahnya, meskipun tidak banyak menanggapi, bersedia menuruti semua permintaan anak itu dan Baekbeom untuk pertama kalinya menunjukkan kebanggaan pada adiknya.
Itu berita bahagia. Luhan dan Kyungsoo bahkan menangis seolah-olah mereka adalah ibu Baekhyun. Meskipun mereka memang sering sih mengambil peran sebagai Maman Baekhyun.
"Itu bagus sekali, Baekhyun!" seru Luhan sambil nangis sesenggukan di dada Sehun. "Aku senang kau akhirnya memutuskan untuk kuliah."
"Aku bangga padamu, litte pie!" Kyungsoo menghambur untuk memeluk anak itu, mencium kedua pipinya dengan gemas.
"Eew, kalian berlebihan banget sih."
"Itu sama sekali tidak berlebihan!" bantah Luhan. "Aku nyaris berpikir kau akan menganggur sepanjang hidupmu."
"Aku juga sempat berpikir begitu." Jongdae yang baru datang tiba-tiba menimpali. Ia duduk di sebelah Jongin. Nampan makan siangnya penuh sekali padahal lelaki itu kurus. "Tapi aku senang kau akhirnya mau memanfaatkan otakmu."
"Selamat, hyung! Aku senang mendengar berita ini." Jongin tersenyum tulus. "Kau berencana melanjutkan ke mana?"
"Hyung, apakah kau berencana pergi jauh?" tanya Sehun.
Baekhyun menatap semua teman-temannya dengan kepercayaan diri yang selalu melekat di dalam dirinya."Aku mau pergi ke Cambridge, Inggris."
Selama beberapa saat, teman-temannya yang lain cuman melongo, memastikan bahwa mereka tidak salah dengar. Tapi anak itu terlihat meyakinkan sehingga Luhan dan Kyungsoo menangis lagi, kali ini lebih parah. Kedua lelaki itu memeluk Baekhyun secara bersamaan sedangkan yang lain tersenyum bangga. Baekhyun bukannya bodoh. Ia hanya malas. Anak itu selalu mendapat nilai jelek pada pelajaran Mr. Lee Si Rambut Gondrong bukan karena ia tidak bisa mengerjakan soal-soal yang diberikan. Ia senang saja membuat gurunya naik pitam dan marah-marah. Jadi, ketika Baekhyun menyampaikan rencananya, Luhan dan Kyungsoo seratus persen yakin bahwa anak itu pasti bisa lolos.
Gagasan menyusul Chanyeol ke Boston sungguh menggiurkan. Baekhyun bisa saja mendaftar di universitas manapun di Boston yang berdekatan dengan Harvard, tapi kemudian ia menyadari bahwa ia ketakutan. Ia tidak punya cukup keberanian untuk menyusul lelaki itu. Anak itu takut sesuatu telah berubah, namun ia tidak siap untuk menghadapi perubahan tersebut.
Selama tiga hari berturut-turut Luhan dan Kyungsoo harus menghadapi Baekhyun yang uring-uringan. Ini bahkan lebih melelahkan daripada menghadapi Baekhyun yang sedang depresi. Anak itu berteriak tidak jelas, menyanyi dengan suara sumbang di dalam kelas, tidak mendengarkan nasihat kedua maman-nya, dan perasaannya yang sensitive menimbulkan dampak pada semua orang. Jongin dan Sehun bahkan sudah menyerah di hari pertama membujuk anak itu.
Dan PARK CHANYEOL adalah penyebabnya!
Kalau saja lelaki itu tidak mengirim e-mail berisi permintaan maaf karena tidak bisa menghadiri upacara kelulusan Baekhyun, mungkin saja sekarang ini hidup Luhan dan Kyungsoo masih berjalan normal. Sayangnya DIA berhasil mengacaukan mood Baekhyun dan membuat anak itu marah-marah. Ibu dan ayahnya sudah tidak heran lagi dan membiarkan anak itu melakukan apa saja di rumah, termasuk menginjak-injak rumput yang sudah susah-susah ditata dan dirawat. Baekbeom bahkan cuman menawarinya snack ketika anak itu berjalan sambil menyanyi keras-keras seperti orang gila.
Yang paling membuat Baekhyun jengkel adalah karena ia tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Chanyeol. Lelaki itu tidak bisa datang karena upacara kelulusan Baekhyun bertepatan dengan ucapan kelulusannya sendiri. Ya ampun, kenapa harus begitu, sih? Padahal anak itu sudah banyak berharap. Sekarang, ia bahkan tidak bisa memaki Chanyeol karena lelaki itu juga tidak bisa melakukan apa-apa untuk mencegah hal ini terjadi.
Pada hari di mana pesta kelulusan akan diadakan, anak itu mengabaikan semua pesan, chat, dan e-mail dari sahabatnya.
Luhan
Baekhyun, angkat bokongmu dari ranjang dan bersiaplah! Dua jam lagi kau harus sampai di sekolah tepat waktu! Aku akan membunuhmu kalau sampai kau tidak datang
Kyungsoo
Baekhyun, jangan berteriak terus, oke? Kau masih harus bernyanyi bersamaku pada acara penutupan. Sayang, aku tahu kau marah dan kepingin membunuh DIA, tapi kau punya kewajiban untuk dilakukan. Aku tunggu kau di sekolah!
Jongin
Hyung, bilang padaku jika Baekbeom tidak mau mengantarmu ke sekolah. Aku akan menjemputmu!
Sehun
Baekhyun hyung, tolong jangan aneh-aneh. Aku pusing mendengar Luhan mengumpat dan uring-uringan. Kau harus datang. TITIK.
From : Chanyeol
Subject : Hadiah
To : Baekhyun
Pertama-tama, aku mau minta maaf karena telah membuatmu uring-uringan. Aku cukup yakin sekarang ini kau kepengen banget terbang ke Jepang lalu membunuhku. Aku tidak akan marah kalau kau memang mau membunuhku. Tapi, sebelum itu, izinkan aku menyampaikan maksudku mengirim e-mail ini kepadamu.
Aku pernah berjanji padamu bahwa aku akan memberimu hadiah ulang tahun, iya kan? Kau akan mendapatkan hadiahmu hari ini, selamat! Kyungsoo bilang padaku kalau kau akan menyanyi pada acara penutupan. Aku sudah memperkirakan jam-nya. Jadi dengarkan baik-baik hint dariku, ya!
Pada pukul sepuluh, setelah kau bernyanyi, menoleh lah kearah pintu masuk. Saat itu kau akan mendapatkan hadiahmu. Seorang pria akan mengantarkan hadiahmu. Datang dan tunggu saja!
Meskipun aku berada di Jepang, aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu. Selamat untuk kelulusanmu, Buttercup-ku!
P.S. Kau benar-benar harus datang untuk melihat hadiahnya.
E-mail dari Chanyeol sukses mengubah pikiran anak itu. Ia yang semula menolak untuk datang, akhirnya mengangkat bokongnya dari ranjang lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri setelah seharian tidak mandi. Ia memakai jas baru yang dibelikan orang tuanya tapi sengaja tidak mau melumuri rambutnya dengan gel.
Jongin datang untuk menjemput anak itu dan cukup terkejut melihat penampilan Baekhyun yang rapi, kecuali rambutnya. Sepanjang perjalanan menuju sekolah, Baekhyun sangat pendiam dan Jongin tidak berani mengganggunya. Saat sampai di sekolah, Luhan dan Kyungsoo menyambut mereka dengan sapaan ceria. Meskipun sebenarnya Luhan sangat ingin menendang pantat Baekhyun karena anak itu tidak mengikuti rehearsal untuk acara penutupan. Tapi anak itu dengan santai berkata bahwa ia hapal lirik dan nadanya di luar kepala.
Ketika acaranya dimulai tepat pukul delapan malam, anak itu sudah mengantuk bahkan sebelum penampilan pembuka selesai. Ia tidak benar-benar tertarik. Hadiah dari Chanyeol lah yang menahannya untuk tetap duduk dan mengikuti prosesi upacara kelulusan. Ia penasaran apa yang akan lelaki itu berikan. Hadiah macam apa yang Chanyeol siapkan. Ketika tiba saatnya untuk tampil, Baekhyun menyadari hatinya terasa kosong melompong ketika berdiri di atas panggung. Bahkan meskipun Kyungsoo tersenyum menyemangati, anak itu tahu bukan itu yang ia inginkan.
Penampilan mereka spektakuler. Suara Baekhyun yang berduet dengan Kyungsoo merupakan perpaduan yang sempurna. Semua orang berdiri, bertepuk tangan ketika Baekhyun selesai menyanyikan bait terakhir. Ibu Baekhyun menangis terharu, terpesona mendengar suara puteranya. Sedangkan Luhan dan teman-temannya yang lain lega anak itu bisa menyelesaikan lagunya tanpa menangis atau kabur.
Ketika semua orang duduk kembali, Baekhyun melihat seorang lelaki berdiri di ambang pintu masuk. Lelaki itu menggunakan pakaian yang sama seperti Baekhyun. Tingginya mencapai 185cm jadi mustahil tidak melihat tubuhnya yang menjulang. Masih berdiri di atas panggung, Baekhyun melihat jam tangannya sendiri. Jantungnya seolah jatuh ke tanah dan anak itu menahan diri untuk tidak menjerit.
Tanpa membuang banyak waktu, anak itu turun dari panggung. Ia keluar dari gedung aula dengan perasaan berdebar. Ia tidak ingin berlari. Ia ingin berjalan sambil mempersiapkan hatinya. Tapi anak itu menyadari ketidaksabarannya dan secara otomatis berlari kencang menuju pintu masuk. Napasnya terengah ketika ia akhirnya hanya berjarak lima meter dari pintu masuk.
Di sana, di pintu masuk, lelaki itu berdiri di bawah lengkungan dengan bunga-bunga putih yang indah. Lelaki yang sudah empat bulan tidak Baekhyun lihat. Lelaki yang selama empat bulan mengacaukan harinya. Lelaki yang sangat ia rindukan. Baekhyun tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Ia terlalu kaku untuk menghampiri lelaki itu. Tubuhnya gemetar.
"Baekhyun-ah,"bisiknya pelan. Suaranya menerangkan kegelapan di balik punggung anak itu.
Lelaki itu, Park Chanyeol, tersenyum manis sekali lalu tahu-tahu saja Baekhyun sudah berada dipelukannya yang hangat dan nyaman. Air mata anak itu merebak. Ia memeluk leher Chanyeol erat-erat. Dadanya berdebar kencang sampai-sampai ia pikir jantungnya akan meledak.
"Ya Tuhanku, aku rindu sekali padamu."
Chanyeol tidak tahu jika anak itu lebih merindukannya. Rindunya mungkin melebihi rindu Chanyeol padanya. Dan ia tidak bisa mendeskripsikan kelegaan yang ia rasakan karena bisa mencium bau Chanyeol lagi.
"Hadiahku yang kau janjikan—" bisik anak itu tersendat. "adalah Park Chanyeol."
"Ya. Kau kecewa?"
"Bodoh!" bisik anak itu. Mulutnya tersenyum manis. "Ini hadiah yang paling aku inginkan. Terima kasih untuk hadiahnya yang indah."
Chanyeol memeluk anak itu lebih erat lagi. Ia tersenyum."Dan Byun Baekhyun adalah hadiah terindah di dalam hidup Park Chanyeol."
Di dalam keheningan itu, Baekhyun dan Chanyeol sama-sama menyadari bahwa sesuatu telah berubah.
E N D
End untuk seri Simply Irresistible! HOREEEE! ^_^
Well, tenang saja, cerita ChanBaek ngak berhenti sampai di sini saja, Darling! :D
Dari awal bikin fanfic ini, aku bahkan sudah memplotkannya sampai ending yang beneran ending. LOL.
Aku ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk semua orang yang sudah mendukung cerita ini sejak awal. Yang sudah follow, review, favorite, semua feedback dari kalian betul-betul berharga untukku. Terutama cinta kalian untuk cerita ini. Aku tahu ini masih sangat kurang dan acak-acakan, tapi terima kasih karena kalian sudah mau meluangkan waktu untuk membaca ini. Tanpa kalian, fanfic ini ngak berarti apa-apa :)
Seri kedua Destiny of Love akan segera aku rilis. Judulnya masih rahasia :D /dibunuh/
Cup cup cup 1000 kali untuk pembacaku yang paling aku cinta!
Thanks to :
Fafafifo | Changsa | Siina Park | Potato ChanBaek | Baeqtpie | Kim Haena Elfish | Baekkiechuu Hunniehan | Jomblo Terabaikan | Yaya | Photato ChanBaek92 | Baekyeolable | Blacktinkerbells | Baekkieyeols | Deux22 | Terserah Anda Saja Manggilnya | CB | Urichanbaekhunhan | Chanbaek perfect | Ikaikai | Hunhankid | Raeshab1012 | Baektiful | Baelight | MMahlynda | VAAirin | Parkbaekyoda92 | Nori | Happines61delight04 | lisaachandinii | Chan banana |
XOXO, Rara.
