Title: Around Me
Disclaimer: Naruto © Masashi Kishimoto
Pair: Sasuke Uchiha & Hinata Hyuuga
Hinata merasa kepalanya hampir pecah! Dia sendiri cukup kebingungan mengenai situasinya saat ini. Terlalu banyak hal yang memenuhi kepalanya, tapi dia tak mampu menguraikan satu-persatu. Dari tugas-tugas yang diberikan oleh dosen, masalah keluarganya, dan yang paling mengusiknya adalah masalah asmara. Jatuh Cinta. Masalah yang paling rumit bukan? Tentu akan menyenangkan dan menguntungkan apabila dia mengalami cinta yang saling berbalas. Saling berbalas kasih dan mendapatkan perhatian oleh orang yang kau sukai tentu akan mampu mengurangi sedikit beban masalah bukan? ah sudahlah jangan dipikirkan dulu masalah seperti ini, pikirnya. Dan akhirnya dia beranjak dari meja belajar untuk kemudian memutuskan berbaring di tempat tidurnya dan berusaha mengenyahkan hal-hal yang seharusnya dia anggap tidak penting. Tapi dipikir lagi jatuh cinta bukanlah perkara yang tidak penting bila dibandingkan dengan hanya menyukai seseorang, dan kalian tahu apa masalah terbesarnya? Hinata jatuh cinta dengan kekasih sahabatnya. Ia kekasih sahabatnya. Sahabatnya. Ini gila bukan? tentu saja menurut Hinata ini gila, karena dia sendiri merasakan, mulai menyadari bahwa perasaan itu muncul baru-baru ini setelah cukup lama dia mengenal kekasih sahabatnya. Dan kau tau apa yang lebih menjengkelkan menurut Hinata? Dia mengagumi, menyukai hal-hal yang dilakukan olehnya. Ah biar kuberitahu siapa mereka, sahabat dan kekasihnya itu. Mereka adalah Sakura Haruno dan Naruto Uzumaki. Sebagian besar mahasiswa di fakultasnya pasti tahu mengenai pasangan ini. Mereka adalah pasangan yang luar biasa. Begitulah menurut Hinata dan dia rasa pendapatnya ini tidak jauh berbeda dengan pendapat kebanyakan orang yang mengenal mereka. Tapi Hinata tidak ingin berakhir menyedihkan hanya karena masalah seperti ini. Dia tidak ingin merusak persahabatannya. Mendapatkan seorang sahabat bukanlah hal mudah apalagi sahabat seperti Sakura dia adalah gadis yang luar biasa, baik hati dan menyenangkan, tentu saja bukan hanya itu. Sulit menjabarkanya satu-persatu. Begitu juga dengan Naruto. Ah! Naruto. Hinata pikir dia harus mampu menurunkan level rasa suka ini secepatnya. Dia pasti mampu!
"Hinata"
"Hinata!", Sayup-sayup Hinata mendengar suara yang memanggilnya disertai ketukan pintu yang cukup keras. Dengan enggan dia membuka mata dan beranjak dari tidurnya untuk membuka pintu.
"Ne, Neji-nii, ada apa?" tanyanya pelan, masih jelas terlihat enggan untuk bersuara.
"gomen Hinata, membangunkanmu sepagi ini. Aku hanya ingin memberitahumu kalau nanti temanku akan datang kemari jadi kau tidak perlu terkejut karena sepetinya dia akan tinggal di sini untuk beberapa waktu, kau bisa mengurusnya kan! Aku ada urusan sampai sore nanti. Ah! Namanya Sasuke, dia orang yang baik tapi kau harus tetap hati-hati terhadapnya! Yasudah itu saja aku sedang terburu-buru. Mohon bantuannya." Dan Neji pergi begitu saja tanpa mengindahkan tampang Hinata yang masih belum terlalu paham akan perkataannya. Mendengus pelan, Hinata kembali ke tempat tidurnya inginnya melanjutkan tidurnya akan tetapi setelah melihat jam yang menunjukkan bahwa waktu sudah cukup siang dia memutuskan untuk mandi dan mengerjakan hal lain. "namanya Sasuke, teman Neji nii yang akan datang kemari" Hinata harus mengingatnya. Tapi apa tadi Nii-san bilang bahwa temannya itu akan tinggal di sini untuk sementara. Ah Hinata tidak peduli, pikirnya. Tugasnya hanya untuk mempersilahkan dan menyambutnya sebagai tamu Nii-san. Dan sepertinya Hinata juga tidak mengingat bahwa Nii-sannya itu menyuruhnya untuk berhati-hati.
Setelah membereskan kamarnya Hinata memutuskan untuk segera mandi dan selanjutnya dia akan membeli keperluan rumah. Hinata hanya tinggal berdua dengan Neji di apartemen Nii-sannya itu. Hinata sangat bersyukur karena Neji mengizinkannya untuk tinggal di apartemennya ini. Dia memang tidak akur dengan orangtuanya hal itu disebabkan oleh hubungan antara ayah dan ibunya yang tidak harmonis, terlalu sering terjadi pertengkaran hingga akhirnya keduanya memutuskan untuk berpisah dan Hinata lebih memilih tinggal bersama Neji yang sudah lebih dulu meninggalkan rumahnya. Hinata juga memiliki seorang adik yang tinggal bersama sang Ibu. Sedangkan ayahnya lebih memilih menyibukan diri dengan urusan bisnisnya setelah Hinata memutuskan untuk tinggal bersama dengan Neji. Awalnya Hiashi-ayahnya- meminta Hinata untuk tetap tinggal bersama dengannya namun Hinata menolak dengan alasan ingin mencoba mandiri dan tidak bergantung kepada orang tuanya. Ya, di kediamannya yang kini hanya ditempati oleh sang Ayah segala kebutuhan telah tersedia tanpa harus mengerjakan ini dan itu. Dan akhirnya Hinata diizinkan meninggalkan rumah namun Ayahnya itu menyuruhnya agar tinggal bersama Neji dengan begitu Hinata masih dalam pengawasan keluarga namun dia tetap harus mengatur segala keperluannya sendiri. Yah itu lebih baik pikrnya dari pada harus tetap tinggal di rumah yang hanya menyisahkan sepi dan kenangan buruk di keluarganya. Sebenarnya itulah alasan utama Hinata meninggalkan rumah, dia tidak ingin kesepian di rumah yang dulunya hangat dan ramai. Lebih baik memulai yang baru tanpa bayang-bayang masalah di keluarganya. Ya dia harus berusaha mengatasi semua masalahnya ini terutama Naruto. Ah! Ini bencana baru beberapa jam dia melupaknnya saat tertidur, kini dia teringat masalah asmaranya lagi. Apa dia harus memejmkan matanya terus-menerus agar tidak mengingat kekasih sahabatnya itu? Tidak mungkin! Hinata harus mengatasinya perlahan. Sehingga nantinya tidak akan ada yang terluka.
"dari pada memikirkan yang tidak-tidak lebih baik aku pergi berbelanja, sepertinya persedian di dapur sudah hampir habis. Ah bukannya teman Neji-nii juga akan datang. Jadi aku harus menyiapkan hidangan yang istimewa. Sepertinya dengan memasak akan sedikit melupakan masalahku" dan akhirnya Hinata pergi untuk berbelanja.
"Moshi-moshi" Sasuke Uchiha mengangkat panggilan telepon di smartphonenya yang berdering dengan malas.
"Sasuke, kalau kau sudah sampai di Konoha langsung saja ke apartemenku, aku tidak bisa menjemputmu, ah! Tenang saja di apartemen juga ada adikkua. kan ku kirimkan alamatnya melalui email" jawaban yang terdengar terburu-buru dari seberang sana membuat si Pemuda berambut hitam legam ini mendengus pelan dan hanya memberi jawaban singkat "hn" tak lama kemudian terdengar suara yang menandakan bahwa sambungan telepon telah terputus. Selang beberapa menit ponselnya kembali berdering, kini menandakan bahwa terdapat email masuk. Email tersebut berisikan sebuah alamat. Sasuke melirik jam di tangannya "sepertinya terlalu pagi untuk bertamu" gumamnya pelan. Uchiha Sasuke, eumm,, Pria Tampan. Sepertinya bagi kaum hawa tidak ada yang akan menyangkal pernyataan ini. Pria tampan ini memang saat ini sedang berada dalam masalah dank arena itulah dia kini berada di Bandara Konoho. Dia berniat mengasingkan diri dari tempat tinggalnya dari masalah untuk mencoba menenangkan diri. Dan untungnya dia memiliki seorang sahabat yang tinggal di Konoho, hal ini sedikit banyak mungkin akan membantunya. Sasuke mengatakan kepada sahabatnya itu bahwa dia tiba di Konoha sekitar sore nanti, tetapi nyatanya kini dia tengah memikirkan tempat yang dapat mengisi waktunya sebelum menuju kediaman Neji-sahabatnya-. Mungkin dia akan berkeliling Konoha terlebih dulu, dan membeli beberapa perlengkapan yang memang tidak dia bawa dari rumah. Jadi tujuan Sasuke kini adalah menuju ke pusat perbelanjaan yang ada di Konoha.
Di hari libur seperti ini pusat perbelanjaan memang selalu ramai bukan? dan untungnya Hinata datang cukup pagi jadi sepertinya dia tidak perlu mengantri panjang di kasir nanti. Kegiatan berbelanja sepperti ini sedikit banyak cukup menyenangkan bukan?
"sepertinya semua bahan-bahan masakan yang kubutuhkan sudah lengkap" setelah berkeliling memilih bahan masakan selanjutnya Hinata memutuskan untuk membeli beberapa perlengkapan kebersihan.
Setelah memasukkan Shampo dan sabun yang biasa digunakannya kini hinata beralih ke produk khusus pria. Sepertinya Hinata berniat membelikan untuk Neji. Hinata mulai memilih dan mencari barang-barang yang biasanya digunakan Nii-sannya itu. Tibanya di tempat parfum Hinata langsung mengambil parfum yang biasa digunakan oleh Neji. Sekilas Hinata melihat sebuah parfum yang juga tak asing. Parfum yang dibeli oleh Sakura bersamanya, Parfum untuk Naruto. Seketika Hinata mendengus keras.
"apa-apaan ini! Sepertinya aku harus segera pulang" pikirnya terlalu lama di tempat ini mungkin dia akan menemukan barang-barang yang semakin mengingatkannya kepada pemuda kuning itu. "ini tidak boleh terjadi" gumamnya keras. Seketika Hinata tersentak dengan kelakuannya tersebut, lambat-lambat Hinata melirik ke sekeliling dan benar saja tidak sedikit orang yang memandanginya dngan heran. Tanpa pikir panjang Hinata berjalan cepat menuju tempat pembayaran.
Hinata cukup kesulitan untuk membawa barang belanjaanya yang bisa dibilang tidak sedikit, ketika dia sedang menyusun ulang agar belanjaannya lebih mudah dibawa, dia mendengar seseorang memanggil namanya, yah walaupun hanya "Hyuuga" dengan nada datar refleks Hinata menoleh dan mendapati seorang pria tinggi tengah berdiri di belakangnya. Tanpa sadar Hinata menunjuk dirinya sendiri dan berkata "kau memanggilku?"
"Hn"
"Hn?" Hinata mengulangi ucapan pria tersebut dengan ekspresi Tanya yang sangat ketara.
melihat wajah kebingungan gadis di hadapannya ini, akhirnya dia bertanya pelan "kau adik Hyuuga Neji Bukan?"
berpikir sejenak akhirnya Hinata mengangguk pelan dan bertanya singkat "apa kita saling kenal?"
"aku hanya mengenal Neji" jawaban sinngkat tersebut bukanlah jawaban yang diinginkan Hinata. Tentu Hinata tahu kalau pria ini mengenal Neji karena dari awal dia memang menyebut nama nii-sannya itu. Tapi pertanyaa yang ada di benak Hinata adalah apakah mereka saling mengenal sebelumnya? Karena Hinata yakin ini adalah kali pertama dia melihat wajah tampan di depannya. Tanpa sadar Hinata terus memperhatikan sosok di depannya ini.
Karena tak kunjung mendapat respon dari gadis di hadapannya, akhirnya Sasuke kembali bersuara "seharusnya Neji sudah mengatakannya bukan bahwa temannya akan datang?"
Setelah mencerna ucapan pria ini Hinata menajamkan pandanganya kepada pria ini "tapi dia mengatakan kalau temannya itu akan datang ke apartemen?"
"kebetulan! Kebetulan kita bertemu di sini. Dan sepertinya bukan hal yang buruk!"
Hinata berpikir ulang, apakah dia benar-benar teman Neji-nii atau seorang penipu? Zaman sekarang banyak penipu-penipu berwajah tampan bukan? jadi dia harus tetap hati-hati. Mengingat kembali pesan Neji pagi tadi Hinata teringat sebuah nama dan dengan cepat bertanya "siapa namamu?"
Pria itu mellirik Hinata sekilas "Sasuke. Uchiha Sasuke"
Nama yang sama pekik Hinata dalam hati, dan seketika gadis berambut indigo ini mengembangkan senyum lebarnya. "benar"
Dengan sopan Hinata lanjut bertanya "apa kau akan langsung ke apartemen? Kalau iya kau bisa bersamaku"
"aku memang berniat langsung ke tempat Neji"
"kalau begitu ayo"
"hn"
Senyum lebar yang sebelumnya terkembang di wajah ayunya kini lenyap seketika. Kalian tahu sebabnya? Sasuke! Pria yang bernama Sasuke itu dia pasti pria yang menjengkelkan, tidak peka, dingin, dan tidak berperasaan! Kenapa? Lihat keadaan Hinata saat ini. Harusnya mata onyx yang indah itu dapat melihat keadaan Hinata bukan? kalian ingat bahwa tadi Hinata berbelanja cukup –sangat- banyak, dan saat ini dia sedang kerepotan membawa semua barang belanjaannya seorang diri tapi pria itu sama sekali tidak berinisiatif untuk membantunya. Sekalinya dia bersuara malah semakin membuat Hinata kesal "apa kau hanya berjalan seperti siput?" dalam hati Hinata berteriak 'kalau bukan karena Neji-nii akan kutinggalkan kau di tengah jalan' tapi apa boleh buat Hinata harus bersikap baik kepada teman kakaknya ini, biar bagaimanapun dia tidak boleh mencoreng citra Nii-san tersayangnya, jadi dengan berat hati Hinata menjawab
"Mobilnya sudah dekat, tenang saja" dengan nada yang dibuat selembut mungkin.
Sesampainya di depan mobilnya-mobil Neji- Hinata berniat meletakan barang belanjaannya di jok belakang, namun sebuah suara menyela
"letakkan di bagasi saja, karena aku akan duduk di sini" menunjuk ke tempat duduk di belakang kemudi. Seketika Hinata terbengong. Apa-apaan ini pikirnya, namun tanpa banyak protes Hinata meletakkan barang-barang di bagasi belakang.
Setelah menutup bagasi Hinata berniat segera memasuki jok kemudi, namun tanpa diduga sebuah suara menyentaknya "Hinata-chan!" suara itu, suara yang akhir-akhir ini selalu mengusiknya. Hinata menoleh dan mendapati pria berambut kuning itu tengah melangkah cepat menuju tempatnya.
"Na-Naruto-kun"
"Ne Hinata, apa yang sedang kau lakukan di sini?" pertanyaan yang penuh semangat, seketika mengubah mood Hinata, dengan malu-malu Hinata menjawab
"aku habis berbelanja keperluan rumah, Naruto-kun sendiri?"
"Ah begitu! Aku sedang mencari hadiah untuk Sakura-chan" Jawaban lantang tersebut seketika menyentak Hinata. Hinata sendiri bingung harus berkata apa, dia sangat senang bertemu dengan Naruto, namun mengingat sebab dari pertemuan ini tentu merupakan hal sebaliknya. Hinata tahu diri mengenai posisinya, dan kini dia sedang berusaha. Jadi Hinata harus segera menghindar. Dan secepat kilat bantuan-menurut Hinata- datang. Dimulai dari suara deheman yang cukup keras. Mereka berdua refleks menatap ke sumber suara. "Hyuuga, jangan membuat orang menunggu lama!"
"ah, hai" ini kesempatan untuk kabur dari Naruto-kun, walaupun sebenarnya Hinata masih ingin berlama-lama bersama Naruto. Tapi ini salah.
"Hinata-chan, siapa orang ini?" Tanya Naruto menunjuk pria yang berada di dalam mobil
"dia teman Neji-nii, ah gomen ne Naruto-kun. Aku tidak bisa berlama-lama"
"kalau begitu apa boleh buat, Hinata-chan sedang buru-buru. Coba kalau tidak, aku pasti minta bantuanmu" pernyataan Naruto tersebut membuat Hinata harus mengulas senyum, dipaksakan.
"Jaa Naruto-kun" salam Hinata pelan
"Jaa Hinata-Chan" dengan senyum lebar dan lambaian tangan Naruto mengakhiri percakapan singkat mereka.
Selama dalam perjalanan tadi tidak ada di antara mereka yang mengeluarkan suara. Hinata terlalu memikirkan Naruto, sedangkan pria yang duduk di belakangnya sepertinya lebih memilih untuk tidur, dibandingkan memulai percakapan. Sesampainya di apartemen Hinata mempersilahkan Sasuke masuk. Dan untuk barang belanjaan, Hinata meminta bantuan kepada petugas kebersihan apartemen yang sudah dikenalnya. Tidak mungkin meminta bantuan Sasuke bukan? Karena Neji belum mengatakan kepada Hinata untuk mempersilahkan Pria itu menempati kamar tamu jadilah Hinata menyilahkan Sasuke untuk beristirahat di ruang tengah. Setelahnya Hinata mengirim pesan kepada Neji dan mengatakan bahwa temannya itu telah sampai di apartemen mereka.
Hinata hendak meninggalkan Sasuke di ruang tengah sebelum suara pemuda itu menginteruksi "apa kau akan meninggalkan seorang tamu duduk sendirian?"
"eh?" Hinata tentu kaget dengan pertanyaan dari pemuda itu. Hinata tidak berniat meninggalkan peuda itu hanya saja dia ingin mengganti bajunya. Dia berniat memasak. Sudah dari pagi dia merencanakan membuat makanan enak.
Menghela nafas Hinata menjawab "Sasuke-san, aku akan berganti pakaian dan manyiapkan makanan. Aku kau tidak lapar?"
"apa masakanmu bisa di makan?" Hinata melotot, tak percaya. Perkataan pemuda ini sungguh tidak sopan.
"aku akan berusaha yang terbaik, dan coba dulu sebelum berkomentar ne?" dengan senyum yang dibuat-buat Hinata membalas ucapan pria ini.
Dengan tiba-tiba Sasuke mendekatkan wajahnya ke hadapan Hinata. Seketika Hinata gugup dibuatnya "seharusnya kau tersenyum seperti ketika bertemu bocah kuning itu. Kau pasti terlihat cantik" ucapnya diiringi seringai. Hinata tersentak, dia tidak percaya bahwa pria yang ada di hadapannya ini adalah pria yang sama yang beberapa waktu lalu berada satu mobil dengannya. Pernyataannya juga menimbulkan asumsi di kepala Hinata. 'apa dia memperhatikanku saat bertemu Naruto-kun tadi' dan seketika itu juga wajah Hinata memerah. Ini bukan situasi yang baik, Hinata harus segera menghindar.
"ano, Sasuke-san. aku harus segera menyiapkan makanan" dan Sasuke kembali mendudukan dirinya di sofa ruang tersebut
"oh, apa aku sudah mengizinkanmu memanggilku dengan nama depanku?"
"eh?" sudah berapa kalinya pemuda ini membuat Hinata tersentak
"eto.." Sasuke mengibaskan tangannya "Sudahlah, aku izinkan. lagi pula aku akan tinggal lama di tempat ini, jadi kau harus bersikap baik padaku, dan kita harus saling mengakrabkan diri, dengan begitu kita dapat saling membantu bukan?"
Hinata masih terbengong dengan pernyataan pemuda raven itu. Sasuke ini.. apa dia akan baik-baik saja. Neji-nii cepatlah pulang. Aku tidak tau caranya menghadapi pemuda ini. Hinata menatap lekat pada Sasuke dengan keheranan. Namun pemuda itu hanya membalas dengan sebuah sringai yang tidak dapat Hinata artikan.
To be continue
Fic pertama yang saya publish di ffn. masih terlalu banyak kekurangan dan kesalahan jadi mohon bantuannya dan terima kasih bagi yang menyempatkan membaca dan mereview fic pas-pasan ini :)
