Master of Solomon and Dark Magic
.
.
.
.
By Victorianus
.
.
.
.
.
Namikaze Naruto
.
.
.
.
Supranatural, Fantasy, Adventure, Romance
.
.
.
.
.
.
Halo, kembali lagi dengan saya. Kali ini, saya kembali dengan fict yang bertema supranatural juga tentang dunia sihir. Sebenarnya, aku memang sangat menyukai kisah-kisah tentang sihir, juga mahkluk-mahkluk summon. Baik, di sini Naruto adalah pemeran utama. Aku buat di sini, wajah naruto tidak ada goresan seperti kumis, bentuk mata tajam seperti elang, juga kulitnya berwarna kuning langsat. Semua karakter di fict saya ini OOC, yang berarti, tidak seperti di real anime. Ok, kita langsung saja masuk ke cerita
Enjoy All
.
.
.
.
Chapter 1
.
.
.
.
Sihir. Siapa yang tidak kenal dengan kemampuan menakjubkan yang bisa memanipulasi elemen, mengsummon makhluk-makhluk gaib, atau kemampuan supernatural lain yang manusia biasa tidak bisa melakukannya. Kemampuan sihir seseorang bisa mencerminkan status mereka sebagai seorang penyihir. Konoha, ibukota Kerajaan Sihir Negara Api, yang merupakan salah satu dari lima Kerajaan Sihir terbesar di Element Magic Kingdom. Walaupun terletak di Kerajaan Api, bukan berarti penyihir di kota tersebut di dominasi dengan elemen api, melainkan, di Konoha, hampir semua sihir ada di kota tersebut. Bangsawan-bangsawan dari klan terkenal, seperti Uchiha, yang menguasai sihir api, Yamanaka, yang menguasai sihir bunga, Nara, yang menguasai sihir bayangan, Aburame, yang menguasai sihir pengendali serangga, Hyuga, yang menguasai sihir pemanggil naga, dan masih banyak lagi. Pemimpin Kerajaan Apipun sangatlah hebat, yaitu Sarutobi Hiruzen, seorang penyihir yang di juluki Profesor, karena dirinya mengetahui hampir semua jenis sihir yang ada di dunia, bersama tangan kanannya, Shimura Danzo, konon adalah penyihir terkuat setelah Hiruzen, yang katanya pria tersebut menguasai sihir elemen Angin dan Api.
Namikaze Naruto, seorang pemuda biasa yang tinggal di pinggir ibukota Negara Api, dirinya telah di besarkan di panti asuhan selama 6 tahun. Pemuda yang di ketahui memiliki kepribadian dingin dan acuh, berambut spike sebahu, bermata saffire tajam seperti elang, memiliki kulit berwarna kuning langsat. Naruto yang sudah memiliki sifat dewasa di umurnya, juga pengetahuannya tentang sejarah kerajaan maupun sihir sangat luas, karena dirinya setiap kali bermain di perpustakaan kota. Penjaga perpustakaan kota, Sara, sangat hafal jam berapa bocah cilik tersebut bermain di perpustakaannya, selalu membaca buku sendiri di pojok ruangan, sampai-sampai Kimimaro, pembina Panti Asuhan tempat Naruto berada mencarinya, karena bocah tersebut kadang lupa waktu jika sedang asik dengan dunianya. Grimoire, adalah salah satu benda wajib yang di miliki oleh seorang penyihir untuk menggunakan kekuatan sihir. Naruto yang dasarnya memang sudah memiliki sihir dasar miliknya, yaitu kegelapan. Bocah tersebut mencari informasi tentang sihir kegelapan, tapi hasilnya nihil, karena tidak ada buku yang menjelaskan sihir miliknya, termasuk Grimoire sihir kegelapan konon katanya tidak pernah ada.
Seperti biasanya, Naruto menutup menutup buku yang di bacanya, kemudian dirinya melompat turun dari bangkunya, berjalan ke rak buku tempat dirinya ambil buku yang di baca sebelumnya.
" Sudah selesai, Naruto-kun?" tanya wanita berambut merah panjang, menggunakan kemeja putih lengan panjang, dengan rok panjang berwarna abu-abu, tersenyum kepada bocah tampan itu. Naruto yang mendengar perkataan wanita tersebut mengangguk.
" Iya Kak Sara. Naru tidak mau di marah lagi sama Kak Kimimaru karena lupa waktu lagi." katanya sambil menatap ke arah jendela, melihat langit yang sudah gelap, sedangkan Sara yang mendengarnya terkekeh.
" Kamu ini lama-lama menjadi seorang profesor muda jika banyak baca terus. Apa kamu tidak bosan, cuma duduk sambil membaca buku di sini, sedangkan anak-anak lain seumuranmu, mereka semua bermain dengan teman-temannya." kata Sara membuat bocah Namikaze itu mendengus.
" Itu mereka, bukan Naru. Naru ingin menjadi penyihir yang hebat di seluruh Kerajaan kelak. Lihat saja nanti bocah-bocah bangsawan yang selalu membanggakan nama keluarganya itu, akan Naru buat mereka ciut kelak." katanya membara, membuat Sara tertawa mendengarnya, kemudian mencubit pipi pemuda tampan itu dengan gemas.
" Kakak akan doakan kesuksesanmu." kata Sara tulus membuat Naruto tersenyum tipis mendengarnya, mengangguk.
" Naru pamit dulu Kak." katanya sambil berjalan ke pintu utama.
" Hati-hati!" seru Sara yang melihat bocah enam tahun tersebut yang melambaikan tangannya tampa membalikkan tubuhnya. Naruto berjalan dalam diam sambil kedua tangannya di masukkan di kedua saku celananya. Banyak bangunan yang di lewatinya terlihat begitu mewah, juga beberapa toko yang masih buka, dengan hiasan-hiasan yang mengantung di atap, juga orang-orang yang berlalu-lalang. Begitulah suasana di tengah kota, selalu ramai dan tidak pernah 'mati'. Beberapa keluarga berjalan bersama anak-anak mereka, terlihat senyum bahagia terpancar di wajah keluarga tersebut. Naruto hanya berjalan, tanpa mempedulikan sekelilingnya, berjalan menuju ke suatu tempat, biasa dirinya habiskan waktu menyendiri.
.
.
.
Setelah berjalan melewati alun-alun kota, bocah tersebut akhirnya sampai juga di padang rumput yang luas. Dirinya membaringkan tubuhnya, dengan kedua tangannya di lipat di belakang kepala, sambil menatap langit malam yang di penuhi bintang-bintang. Angin malam berhembus sangat bersahabat, membuat rambut spike miliknya menari teratur. Sebagai pemuda tertua di pantinya, dirinya sudah membuat sifatnya dewasa, agar tidak merepotkan pembinanya, Kimimaro. Naruto sangat menyayangi pria itu, dan sudah menganggap ayahnya sendiri. Maka dari itu, dirinya bertekat menjadi seorang Ksatria Penyihir di Kerajaan Konoha, dan mengharumkan nama Kimimaro juga rakyat jelata, jika mereka bisa sejajar dengan penyihir bangsawan. Tanpa di sadarinya, Naruto mengepalkan kedua tangannya, menatap tajam ke arah langit malam, mengingat ambisinya itu, karena penyihir dari rakyat biasa dan bangsawan selalu di beda-bedakan. Dirinya tidak menyukai hukum kerajaan seperti itu, dan berambisi untuk mengubah hukum tersebut, agar semua penyihir bisa hidup berdampingan. Tiba-tiba saja, sebuah bintang jatuh dari angkasa, membuat Naruto sedikit tersentak melihat kejadian alam itu. Bangun dari tidurnya, Naruto menatap tajam ke arah cahaya yang warnanya seperti ungu gelap itu semakin dekat ke arahnya. Melindungi kedua matanya dengan kedua tangannya, karena tiba-tiba saja cahaya mencurigakan itu berhenti tepat di hadapannya. Naruto perlahan-lahan membuka kedua matanya, terkejut, karena yang ada di hadapannya adalah sebuah Grimoire berwarna hitam peka dengan lambang bintang segi enam berwarna putih di tengah sampul buku tersebut. Naruto mengangkat kedua tangannya ke udara dengan kedua telapak tangannya terbuka, yang kemudian setelahnya membuat dirinya terkejut. Grimoire misterius itu melayang mendekat ke arahnya, yang kemudian mendarat di kedua telapak tangannya. Cahaya yang keluar dari grimoire tersebut menghilang, memperlihatkan rupa asli grimoire tebal tersebut.
Naruto kemudian menduduki dirinya nyaman, menatap sejenak sampul grimoire yang sekarang sudah ada dalam pegangannya. Dirinya menatap diam sampul itu, melihat ada cahaya tertulis di atas sampulnya.
" Goe…tia…of….Sol..omon.." ejanya yang tiba-tiba saja bintang segi enam itu bercahaya, yang kemudian berputar dengan cepat, setelahnya terbuka tiba-tiba, yang memperlihatkan halaman pertama arsenal itu, terlihat gambar sosok seorang pria raksasa dengan tiga kepala, yang di sisi kanannya adalah kepala kodok, sedangkan di sisi kirinya berkepala kucing.
" I-in-ni…." katanya tidak percaya, yang kemudian dirinya melihat halaman-halaman lainnya. Membulatkan kedua matanya, Naruto melihat banyak makhluk-makhluk summon, juga sihir-sihir kegelapan yang tidak pernah di bacanya di perpustakaan kota. Sedang asik membaca keterangan-keterangan sihir yang ada di grimoire misterius itu, cahaya ungu kembali bersinar, membuat Naruto tersentak. Cahaya yang keluar dari grimore tersebut, perlahan-lahan memperlihatkan kalimat di hadapan bocah Namikaze tersebut.
Untuk penerus terakhirku, aku mempercayai grimoire ini kepadamu.
Sebelumnya, diriku sudah melakukan perjanjian dengan King Bael, King Asmodeus, King Paimon dan King Beleth, bahwa aku akan memberikan Grimoire ini kepada penerusku yang terakhir.
Mereka berempat akan melindungimu juga membantumu untuk mencapai tujuanmu, cucuku.
Mereka tidak memperayai anak-anakku, juga cucu-cucuku yang sebelumnya, dan mempercayai keturunan terakhirku untuk mengendalikan mereka, yaitu kamu.
Selama ini, grimoire ini aku kubur beribu-ribu tahun mungkin di zamanmu nanti, sudah tidak ada penyihir yang mengenal sihir ini.
Ketahuilah, aku akan selalu menyertaimu, dan mendukung semua keputusan yang kamu miliki, karena aku tahu, jika kamu pasti memiliki pendirian yang sama seperti diriku.
Binalah ke tujuh puluh dua iblis yang ada di grimoire ini dengan benar cucuku, dan aku harap, kamu bisa bekerja sama dengan mereka dengan baik.
Mereka semua adalah keluargamu, seperti diriku yang menganggap mereka semua adalah saudara-saudaraku.
Sihir kegelapan yang ada di grimoire ini aku tambahkan, karena keempat iblis berkuasa tersebut melihat jika penerus terakhirku adalah seorang pengguna sihir kegelapan.
Pesanku untukmu adalah, berlatihlah dengan sungguh-sungguh dan kembangkanlah kemampuanmu, karena setiap iblis-iblis yang ada di grimoire ini, memiliki level kemampuan tertentu agar bisa di panggil.
Sekian dulu dariku cucuku, kakek akan selalu menyayangimu juga mencintaimu, dimanapun kamu berada
Salam, King Solomon
Setelah Naruto membaca semua pesan tersebut, air mata perlahan-lahan keluar dari kedua pelupuk matanya. Dirinya tidak menyangkah, jika grimoire yang sekarang ada di pegangannya adalah grimoire peninggalan kakek buyutnya, dan lagi, kakeknya tersebut mempercayai grimoire ini kepadanya. Menghapus jejak air matanya, Naruto bangkit, sambil mengenggam erat grimoire, juga memasang kalung perak berliontin bintang segi enam di lehernya. Mendongakkan kepalanya ke langit, dirinya menyungingkan senyum pasti.
" Kakek… kakek tidak perlu khawatir. Naru pasti akan berlatih sungguh-sungguh, dan bisa memanggil ke tujuh puluh dua iblis juga menguasai semua sihir yang ada di grimoire peninggalanmu. Lihatlah Naru Kakek, Naru akan membuatmu tidak kecewa, dan membuat keempat penguasa Neraka tidak kecewa juga." katanya pasti, dimana angin berhembus, seperti mengiyakan perkataan bocah Namikaze tersebut. Membalikkan tubuhnya, Naruto berjalan dengan pasti, yang mulai hari ini juga, dirinya akan berlatih menggunakan sihir miliknya, juga mengsummon ketujuh puluh dua iblis yang ada di grimoire miliknya itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
9 tahun kemudian
.
.
.
.
Konoha, Kasti Kerajaan Api
.
.
.
.
Hiruzen yang ada di ruangannya, duduk di kursi kebangsaannya sambil melihat beberapa laporan kerajaan yang terjadi akhir-akhir ini. Selama lebih dari 40 tahun memerintah, penyihir tua itu harus berpikir matang-matang untuk mencari penerus generasi keempat Kaisar Kerajaan sihir di negara api nanti. Jika dirinya sampai salah sedikit saja, maka kerajaan bisa langsung hancur akibat kesalahaannya.
" Apa yang kamu pikirkan Hiruzen?" terdengar suara seseorang, membuat Hiruzen mendongakkan kepalanya, terlihat sosok seorang pria berumuran dekat 60, menggunakan jubah penyihir berwarna coklat muda dengan celana panjang berwarna hitam, juga sepatu boots panjang selutut coklat muda, beserta ikat pinggang panjang yang menjadi aksesoris pakaian tersebut, berambut jabrik hitam wajahnya yang masih segar, dengan tanda X di dagunya, juga sebuah grimoire berwarna sampul biru di pinggang kanannya. Hiruzen tersenyum tipis melihat sosok tersebut, kemudian dirinya menghembuskan nafas kembali.
" Aku hanya bingung, siapa yang harus aku berikan tahta untuk menjadi penerusku nanti, Danzo." akunya membuat lawan bicaranya a.k.a Danzo melipat kedua tangannya di depan dada.
" Sekarang musim semi, itu berarti generasi muda yang akan tampil memperlihatkan kebolehan mereka kepada kita. Kamu bisa memilih di sana, Hiruzen." kata Danzo, membuat Hiruzen terkekeh mendengarnya.
" Kemampuan tidak ada gunanya jika sifat yang di miliki mereka tidak mencerminkan seorang pemimpin, Danzo. Aku tidak mau kerajaan yang sudah di bangun oleh Kaisar terdahulu hancur seketika akibat kesalahanku memilih penerus kaisar selanjutnya." jelasnya membuat Danzo menghembuskan nafas sejenak, tersenyum tipis.
" Daripada kamu pusing sendiri, lebih baik kita menyaksikan acara penerimaan Ksatria Penyihir Muda di Colosseum. Sebentar lagi acaranya akan di mulai." kata Danzo membuat Hiruzen mengangguk, kemudian pria berusia 58 tahun itu bangkit, berjalan mendekati sahabatnya yang masih memperlihatkan senyum ke arahnya, lalu mereka meninggalkan ruang kerja tersebut, berjalan menuju ke Colosseum.
Di sisi lain, Colosseum di penuhi oleh para peserta-peserta muda. Peserta-peserta penyihir muda maksimal berumur 16 tahun, dan juga, sudah memiliki buku grimoire sendiri. Ada beberapa penyihir dari desa pergi ke menara grimoire untuk mendapatkan grimoire mereka, sedangkan para bangsawan sudah memiliki grimoire mereka sendiri di mansion mereka masing-masing. Berbagai kepala bangsawan Kerajaan Konoha hadir dalam uparaca ini, seperti Uchiha juga Hyuga, yang merupakan penyihir kelas tinggi di Kerajaan Api tersebut.
" Ya ampun! Dimana Naruto?" panik Sara yang sudah melihat para peserta yang sudah hampir semua berkumpul di tengah Colusseum. Hari ini, wanita tersebut sengaja menutup perpustakaan kota, karena untuk menyaksikan upacara penerimaan para ksatria penyihir muda.
" Tenanglah Sara. Tadi sebelum kami kemari, Naruto bilang dia ingin mengambil pakaian penyihirnya yang di buat oleh Shion." jawab Kimimaro menenangkan wanita berambut merah di sampingnya. Beberapa anak dari panti pun ingin menyaksikan kakak mereka bertarung di uparaca tahun ini. Sara dan Kimimaro yang sudah tahu bagaimana bocah Namikaze yang selalu pulang larut dengan luka di mana-mana, yang konon katanya jika Naruto berlatih, juga buku grimoire aneh miliknya yang tidak bisa di gunakan oleh mereka. Bertahun-tahun sulung Namikaze tersebut berlatih, juga sifat bocah tersebut pun ikut semakin dewasa. Mereka sangat penasaran dengan kemampuan yang di miliki bocah tersebut, karena selama ini, mereka tidak tahu kemampuan sihir apa yang di miliki pemuda itu.
" Kak Sara! Kak Kimimaro!" seru seorang wanita, membuat Kimimaro, Sara juga anak-anak panti menatap ke arah asal suara tersebut, terlihat sosok seorang wanita berambut pirang pucat panjang, menggunakan baju lengan panjang berwarna hijau lembut dengan celana legging berwarna coklat muda berlari ke arah mereka sambil tersenyum lebar. Yang membuat mereka semua membatu adalah, sosok seorang pemuda yang ada di belakang mereka. Sosok pemuda tersebut memiliki tinggi sekitar 185 cm, berambut pirang dengan model melawan gravitasi ke belakang (seperti Vergil DMC), lalu jas panjang tanpa lengan yang terbuka berwarna hitam dengan kombinasi dengan biru sebagai gambar garis-garis seperti petir yang memperlihatkan dalaman baju tanpa lengan transparan berwarna hitam, yang memperlihatkan tubuh atletisnya juga kalung perak berliontin bintang segi enam, dengan celana jeans nudie regular fit warna hitam di kombinasi sepatu boots kulitnya berwarna hitam juga, dengan ikat pinggang panjang berwarna hitam dan buku grimoirenya di pinggang kiri pemuda tampan tersebut.
" Kak Sara, Kak Kimimaro. Maaf kami terlambat." kata Naruto bersalah sambil sedikit membungkukkan badannya. Kimimaro yang pertama tersadar dari keterkejutannya memberi senyum kecil, menggeleng pelan.
" Tidak apa-apa, lagipula acaranya masih belum di mulai." kata Kimimaro tampa menghilangkan senyumnya, membuat Naruto meluruskan tubuhnya, membalas senyum pria tersebut.
" Kak Naru tampan sekali." kata salah satu anak panti mereka, membuat Naruto, Shion, Kimimaro dan Sara menatap ke asal suara.
" Kak Shion juga cantik. Kak Naru dan Kak Shion seperti pangeran dan putri." kata anak perempuan salah satu dari mereka, membuat Shion merona mendengarnya, sedangkan Naruto hanya terkekeh, menjongkokkan dirinya, menepuk puncak kepala adik-adiknya itu.
" Kalian ini ada-ada saja. Doain Kak Naru ya, supaya sukses menjadi Magician Knight Konoha." katanya menatap satu-satu adiknya yang mengangguk semangat.
" Kak Naru pasti di terima menjadi Knight Magician, karena Kak Naru adalah seorang jenius!" seru bocah laki-laki lantang, membuat beberapa peserta juga bangsawan yang mendengar menatap ke arah mereka. Naruto tersenyum kecil mendengar perkataan adiknya itu, lalu menepuk kepala mereka untuk terakhir kalinya, kemudian bangkit, menatap ke arah Kimimaro, Sara juga Shion.
" Kak Kimimaro, Kak Sara, Shion, doakan aku semoga bisa di terima di Magician Knight Konoha." kata Naruto membuat ketiga orang tersebut tersenyum.
" Tentu saja Naruto. Kakak akan selalu mendoakan kesuksesanmu." kata Sara tulus begitupula Kimimaro yang mengangguk menyetujuinya.
" Kalau kamu lulus, traktir kami ya, Naruto." kata Shion sambil menyenggol lengan kekar pemuda tersebut, membuat Naruto terkekeh mendengarnya.
" Jika aku sudah melakukan misi pertama, akan aku traktir." katanya yang berjalan menuju ke para peserta lain, memperlihatkan punggungnya yang kokoh, juga lambang bintang segi enam besar berwarna putih di punggung jas pakaian tersebut.
" Jadi, itu model pakaian yang Naruto minta kepadamu, Shion?" tanya Sara yang di jawab anggukan oleh Shion.
" Iya Kak Sara. Dia begitu tampan mengenakannya, bukan?" tanya Shion tampa melepas pandangannya dari pemuda Namikaze tersebut sambil tersenyum lembut membuat Sara dan Kimimaro tersenyum kecil mendengarnya. Memang bukan rahasia umum lagi, jika gadis dari tokoh pakaian tersebut jatuh hati pada pemuda Namikaze tersebut. Shion selalu saja mengikuti pemuda tesebut kemanapun jika sedang tidak latihan, dan selalu curhat kepada Sara maupun Kimimaro, tentang perasaannya yang luluh terhadap pemuda Namikaze itu. Cinta monyet antara keduanya memang sungguh menggemaskan, terutama sosok Naruto yang tidak menyadari jika Shion menggunakan berbagai cara untuk menarik perhatiannya.
Bersama Naruto, pemuda tampan itu mengambil sarung tangan hitamnya, yang kemudian dirinya mengenakan sarung tangan yang jarinya buntung di ujung. Menarik nafas sejenak, yang kemudian dirinya hembuskan keluar, melangkah pasti, bergabung dengan peserta lainnya. Dirinya bisa melihat, dari peserta kalangan bangsawan, ada Uchiha Sasuke, yang merupakan jenius dari klan Uchiha, yang konon katanya memiliki kekuatan sihir yang hebat seperti kakaknya, Uchiha Itachi yang sekarang menjabat sebagai Kapten Penyihir di usianya 20 tahun. Kemudian ada gadis yang menggunakan pakaian sexy, dengan rambut panjang bentuk ponytail, yang Naruto yakini adalah Yamanaka Ino, dari klan Yamanaka, kemudian pemuda berambut nanas sambil menguap, Nara Shikamaru dari klan Nara, dan masih banyak lagi peserta-peserta dari bangsawan.
" Seorang jenius eh? Dari rakyat jelata?" kata suara seseorang, membuat Naruto melirik ke kanan, terlihat seorang pemuda seumuran dengannya, berambut jabrik coklat, memiliki pupil mata kecil berwarna hitam, bertato segitiga terbalik di kedua pipinya, menggunakan jaket kulit berkerah panjang berwarna hitam yang sengaja di buka, memperlihatkan baju transparan kotak-kotaknya yang yang mempertontonkan tubuhnya yang cukup atletis, yang di kombinasikan celana jeans kulit berwarna senada dengan jaketnya, juga sebuah grimoire bersampul putih dengan lambang kepala anjing di tengahnya. Naruto mengenal sosok pemuda tersebut, yaitu Inuzuka Kiba, dari bangsawan klan Inuzuka, yang konon menggunakan sihir summon beast anjing sebagai partnernya. Tidak tertarik, pemuda Namikaze tersebut menghadap ke depan, membuat Kiba mengeluarkan kedutan kesal karena di acuhkan oleh rakyat jelata seperti pemuda di depannya itu.
" Selamat datang Calon Ksatria-Ksatria Muda!" terdengar suara seruan Danzo, membuat Kiba yang baru saja ingin membentak Naruto, menghadap ke depan. Danzo tersenyum tipis, melihat begitu banyak calon-calon Magician Knight tahun ini, kemudian dirinya membuka suara.
" Para calon magician Knight muda Konoha juga para hadirin sekalian, hari ini, adalah hari bersejarah Kerajaan konoha menyelenggarakan hari perseleksian Magician Knight. Kita sambut, Kaisar Kerajaan Penyihir Konoha, Sarutobi Hiruzen!" serunya yang di sambut tepukan tangan meriah seluruh penonton, juga peserta. Naruto hanya menatap diam sosok Hiruzen yang melambaikan tangan kanannya, menggunakan pakaian kebesaraan seorang Kaisar berwarna merah yang di padukan warna putih. Dilihat dari tampangnya, Kaisar tersebut merupakan orang yang memiliki sifat lemah lembut seperti rumor.
" Selamat datang di ujian Magician Knight, para penyihir muda. Di sini, aku sebagai Kaisar, beserta Perdana mentri Danzo akan menguji kemampuan sihir kalian. Tidak peduli kalian dari bangsawan atau rakyat biasa, karena kami berdua tidak mempedulikan status sosial, yang kami butuh adalah pemuda-pemudi dengan kemampuan sihir yang menjanjikan untuk melindungi Kerajaan ini. Kami akan menguji berbagai macam kemampuan sihir kalian, mulai dari yang dasar, sampai sparring. Maka dari itu, persiapkan diri kalian semua." jelas Hiruzen, yang kemudian dirinya mengambil grimoire miliknya, mencari halaman yang di inginkannya.
" Magic Tree. Keluarlah." katanya yang tiba-tiba, muncul sebuah portal di atas mereka semua, tidak lama setelahnya, keluarlah akar pohon yang begitu besar. Akar-akar tersebut memanjang, yang kemudian mengarah kepada seluruh peserta, kemudian berubah menjadi sebuah sapu.
" Tes pertama kalian adalah terbang menggunakan sapu. Kalian pasti bisa menggunakannya, karena ini merupakan teknik dasar seorang penyihir. Jika kalian tidak bisa terbang, maka kalian tidak berharga. Mulai." perintah Hiruzen, yang kemudian seluruh peserta menggunakan sihir mereka secukupnya, kemudian mencoba melayang. Tidak semua mulus seperti yang di harapkan, ada yang hanya bisa terbang rendah, ada yang meleset cepat seperti roket, ada pula yang tubuh mereka terbalik.
" Dengan sendiri, kamu bisa memahami bagaimana cara kerjanya kekuatan dalam sihir kalian. Dan tahun ini, kita kehadiran beberapa orang yang menarik." kata Danzo membuat Naruto melihat ke arah Sasuke yang menggunakan jubah sihir berwarna biru tua dengan kombinasi lidah-lidah api, juga lambang klan Uchiha di punggung jubah tersebut. Pemuda Namikaze tersebut menatap diam sosok Sasuke yang berdiri di atas sapu terbangnya, juga beberapa peserta dari kaum bangsawan yang melakukan aksi yang sama seperti pemuda Uchiha tersebut.
.
.
.
.
.
.
.
Seluruh ujian, semua peserta bisa mengikutinya dengan baik, begitupula Naruto, yang mengikuti ujiannya dengan lancar. Sekarang, mereka akan melakukan tes sparring, dimana akan memperlihatkan kemampuan sihir mereka yang sesungguhnya kepada semua penonton. Peserta akan di pilih acak oleh Danzo, dimana dirinya akan menentukan, siapa yang melawan satu sama lain. Shion, Sara juga anak-anak panti berdoa, agar Naruto mendapatkan lawan yang tidak terlalu sulit, sedangkan Kimimaro melipat kedua tangannya di depan dada, menatap tenang ke arah sosok naruto yang berdiri berjejer dengan peserta lain, padahal sebenarnya dirinya juga cemas seperti yang lainnya. Danzo kemudian bangkit, membuat penonton juga peserta tegang.
" Untuk babak pertama, Yamanaka Ino melawan Haruno Sakura!" seru pria berumur tersebut, membuat Sakura dan Ino saling menatap satu sama lain, yang kemudian kedua gadis bangsawan itu berjalan menuju tengah arena.
" Aku tidak menyangkah Sakura, jika kita akan bertarung satu sama lain." kata gadis berpakaian sexy berambut pony tail a.k.a Ino, kepada gadis bermbut pendek musim semi, menggunakan jubah sihir yang dominasi berwarna pink muda tersebut.
" Aku juga Ino, tapi aku tidak akan kalah darimu." katanya yang kemudian mengeluarkan buku grimoire miliknya dengan sampul berwarna hijau muda, dengan lambang pohon Sakura, begitupula Ino, yang mengeluarkan grimoirenya berwarna sampul biru, dengan lambang kelopak bunga mawar juga di pinggir-pinggir sampul tersebut, terlihat akar berduri.
" Flower Magic : Poisonous Roses Field!" seru Ino yang tiba-tiba saja di sekitar mereka berdua, tumbuh bunga-bunga mawar merah yang kemudian bermekaran, mengeluarkan aroma yang begitu memabukkan.
' Poisonous Roses Field adalah salau satu sihir area bunga yang memakan banyak kemampuan sihir sang pengguna. Semakin luas area yang di buatnya, maka semakin banyak penggunaan kekuatan sihir yang di keluarkan. Efek samping sihir ini adalah, jika sihir penggunanya semakin melemah, maka mawar-mawar beracun yang di tumbuhinya akan layu.' pikir Naruto diam, melihat ilmu sihir yang Ino keluar tersebut, sedangkan peserta-peserta lain, juga beberapa bangsawan menatap takjub kemampuan yang di miliki oleh gadis Yamanaka tersebut.
' Tapi mengingat lawannya adalah seorang Haruno, maka..' batinnya lagi melihat Sakura yang mencari sihir yang cocok untuk dirinya.
" Body Poisonous Resistant!" seru gadis berambut musim semi tersebut, yang kemudian seluruh tubuhnya mengeluarkan cahaya hijau, kemudian tidak lama setelahnya, cahaya tersebut menghilang, di gantikan sosok Sakura yang di lindungi dengan garis pelindung berwarna hijau muda di seluruh tubuhnya.
' Body Poisonous Resistant, adalah sihir pelindung yang sangat kuat untuk melawan seluruh racun dalam sihir penyembuh. Sihir itu sangat efektif jika melawan musuh yang menggunakan kemampuan sihir racun, tapi efeknya juga sebanding dengan kemampuannya. Pengguna harus mengorbankan setengah kemampuan sihirnya menggunakan sihir itu untuk melindungi seluruh tubuhnya.' batin Naruto melihat kemampuan Sakura sambil melipat kedua tangannya.
Bersama dengan Ino, gadis Yamanaka tersebut berdecak melihat seluruh tubuh Sakura yang di lindungi oleh sebuah barrier berwarna hijau muda tersebut, kemudian dari telapak tangan kanannya, terlihat sebuah tangkai mawar dengan kelopak hitam di sana.
" Flower Magic : Rain Deadly Poisonous Roses!" serunya yang kemudian melempar mawar hitamnya itu, kemudian terlihat mawar hitam tersebut menjadi beribu-ribu tangkai yang siap menerjang ke arah musuhnya. Sakura yang melihat mawar-mawar itu hanya menatap rendah sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
" Kamu bodoh Ino. Apa kamu tidak tahu jika mawar-mawar beracunmu tidak akan berguna terhadapku?" tanya Sakura sombong, yang tentu saja, mawar-mawar hitam Ino hanya melewati Sakura, tidak menyentuh gadis musim semi sedikitpun. Setelah mawar-mawar hitam tersebut menghilang, baru saja Sakura ingin menggunakan sihir, tapi tubuhnya tidak bisa bergerak, membuat dirinya terbelalak, lalu menatap ke arah kakinya yang sudah di jerat dengan batang berduri, kemudian menjalar sampai ke tubuhnya, juga kedua tangannya di ikat dengan kuat, terlihat kelopak-kelopak mawar putih tumbuh di batang-batang tersebut.
" Tentu saja racunku tidak efektif melawanmu. Itu hanyalah sihir untuk mengecohmu, dan sekarang, kamu terjebak dalam salah satu sihir terkuatku, Bloody Thorn milikku." katanya menyengir, terlihat duri-duri tajam dari tangkai mawar putih itu melukai kulit mulus gadis tersebut, juga jubah sihirnya yang kacau.
' Bloody Thorn, adalah salah satu sihir tingkat atas yang akan menjerat lawannya dalam batang duri-duri mawar putih. Semakin banyak darah yang keluar terkena sihir tersebut, maka kelopak mawar putih tersebut akan berubah menjadi warna merah darah. Berbeda dengan kemampuan sihir mawar beracun, Bloody Thorn adalah teknik sihir fisik yang jika seluruh kelopak mawar-mawar putih tersebut semuanya merah darah, maka sang korban akan tewas. Kemampuan sihir tersebut bisa di ibaratkan seekor kupu-kupu yang terjerat dalam jaring laba-laba tidak terlihat.' batin Naruto yang melihat Sakura yang terdesa terkena kemampuan sihir tersebut. Jeratan akar-akar berduri itu semakin kuat, membuat kulit gadis musim semi tersebut semakin terluka parah, juga mawar putih yang tadinya putih sempurna, sekarang beberapa kelopaknya sudah memperlihatkan berwarna merah darah.
" Menyerah Sakura? Kamu bukan apa-apa jika menghadapi mawar-mawarku." katanya membuat Sakura menatap tajam ke arah gadis Yamanaka tersebut, walaupun wajahnya memperlihatkan kesakitan yang tidak bisa tersembunyikan. Mencoba melepaskan diri, tapi yang ada batang-batang berduri tersebut semakin kuat menjeratnya, juga luka-luka yang di alaminya sekalin parah. Menundukkan kepalanya, memang benar sihir penyembuh miliknya tidak ada gunanya untuk melawan kemampuan yang di miliki gadis Yamanaka tersebut, juga tidak ada sihir penyerang yang mampu mematahkan batang-batang berduri tersebut.
" Aku….. menyerah…" katanya lemah, membuat Ino menyengir, yang kemudian seluruh batang-batang berduri tersebut menghilang, meninggalkan sosok Sakura yang kacau balau. Hiruzen dan Danzo yang melihat kemampuan gadis Yamanaka tersebut tersenyum kecil, karena mereka berdua sudah mengira, jika gadis Yamanaka tersebut akan memenangkan pertandingan ini, sedangkan Inoichi, ketua klan Yamanaka tersenyum bangga, belihat putrinya yang bisa menggunakan sihir tingkat A di umur yang masih terbilang muda, juga memenangkan pertandingan dengan mudah. Danzo kemudian membaca peserta selanjutnya.
" Uchiha Sasuke melawan Namikaze Naruto!" serunya membuat Sara, Kimimaro juga Shion membulatkan kedua matanya, kemudian menatap ke arah Naruto yang melemaskan otot-otot lengannya.
" Ba-bagaim-mana i-ini? la-lawannya Na-naruto adalah bangsawan Uchiha.." kata Shion cemas, melihat Naruto yang berjalan dengan tenang di tengah arena, diikuti Sasuke dalam jarak 10 meter. Kimimaro hanya diam mendengar perkataan gadis tersebut, sedangkan Sara juga gugup, berdoa agar pemuda Namikaze tersebut bisa menang melawan bangsawan Uchiha tersebut, walaupun hasilnya sangat kecil. Fugaku, pemimpin klan Uchiha yang melihat putra bungsunya akan bertanding tersenyum tipis, karena dirinya yakin, jika Sasuke akan memenangkan pertandingan ini, walaupun lawannya seorang bangsawan, apalagi rakyat biasa, ini akan membuat menjadi lebih cepat. Sasuke yang melihat Naruto melemaskan otot-ototnya itu, menatap mencemoh, karena dirinya yang sebagai anak dari bangsawan klan terkuat, melawan seorang dari rakyat biasa.
" Sebaiknya kau menyerah, serangga. Kau tidak akan ada kesempatan menang melawanku." katanya hina, sedangkan Naruto yang mendengarnya menatap datar.
" Kita lihat saja apa yang akan terjadi nanti, anak manja. Aku tidak peduli anda berasal dari bangsawan terkuat di Konoha, ataupun putra Kaisar. Yang pasti, aku akan menjadi Magician Knight Konoha terkuat kelak." balasnya datar, membuat Sasuke tersenyum sinis mendengarnya.
" Tidak tahu malu!? Menatap rendah Bangsawan dari Klan Uchiha!? Memang kau akan menang, serangga!?" seru peserta lain, yang pasti dari kalangan bangsawan, mendengar perkataan Naruto.
" Dia hanya bermimpi untuk menjadi Magician Knight untuk mengubah nasib jeleknya. Dasar serangga tidak tahu diri!?" seru yang lain, diikuti cemohan-cemohan lain, dimana Naruto yang mendengarnya diam, tidak peduli. Sasuke yang mendengar perkataan peserta-peserta lain tersenyum sinis.
" Aku memberi kehormatan kepadamu, mulailah menyerangku, serangga." katanya songok, membuat Naruto menatap datar ke arahnya, kemudian menghembuskan nafas pelan.
" Aku harap anda tidak menyesal, anak manja." katanya yang kemudian, meluruskan lengan kanannya seperti pedang, terlihat cahaya ungu gelap menyelimuti kulit lengannya itu.
" Ragnarok." katanya yang langsung mengibaskan tangannya dari bawah ke atas, membentuk garis kibasan horizonta ungu gelap, yang sangat cepat menuju ke arah Sasuke yang membulatkan kedua matanya. Melompat menghindari kibasan tersebut, Sasuke kemudian menatap tajam ke arah Naruto, tampa sadar, pipi kanannya tergores, mengeluarkan darah, membuat dirinya, juga seluruh penonton terkejut.
" Beraninya… kau… melukaiku.." geram Sasuke, yang langsung saja dirinya mengeluarkan sihirnya.
" Fire Magic : Fire Dragon Breath!" serunya yang menarik nafas banyak, yang kemudian di hembuskannya kuat, mengeluarkan api yang begitu besar ke arah Naruto. Pemuda Namikaze tersebut tidak diam, halaman grimoirenya langsung mencarikan halaman yang pantas untuk pemuda pemegangnya itu, yang setelahnya berhenti, membuat Naruto melirik ke arah halaman yang diberikan oleh arsenalnya, tersenyum tipis.
" Datanglah Forneus! Kamu adalah monster laut yang berkuasa atas semua air! Bangsawan Marquis yang memimpin 29 iblis, muncullah di hadapanku!" serunya yang tiba-tiba saja dari dalam arena tersebut, keluar sosok mahkluk hiu raksasa melompat ke belakang pemuda Namikaze itu berwarna biru kehitaman, dengan panjang lebih dari lima belas meter, dengan roh-roh yang ada di sekitarnya itu, juga gelombang air yang ada di permukaan memiliki enam mata berwarna merah darah, membuat semua orang yang melihat mahkluk tersebut membulatkan kedua matanya. Makhluk tersebut lalu berenang di samping pemuda yang memanggil dirinya, yang kemudian, Naruto berseru.
" Forneus! Water Blast!" serunya membuat mulut Forneus terbuka, yang langsung menyemburkan air begitu banyak, memadamkan serangan sihir api Sasuke. Arena pertarungan langsung saja di penuhi oleh uap, juga hujan lokal akibat hantaman serangan Forneus dan sihir api pemuda Uchiha itu, membuat semua orang yang melihat kemampuan mereka membulatkan kedua matanya. Kimimaro, Sara, Shion juga anak-anak panti yang melihat kemampuan pemuda Namikaze itu terkejut, tidak menyangkah, jika hasil latihan pemuda itu selama 9 tahun bisa berkembang seperti ini, dan lagi, mahkluk monster laut hiu raksasa yang ada di samping pemuda tersebut sangat mengerikan, dilihat dari aura membunuh juga roh-roh biru yang ada di sekelilingnya itu.
" Perlu di ingat, aku juga adalah seorang summoner, jadi aku bisa mengsummon makhluk-makhluk yang ada di grimoire milikku ini." kata Naruto, membuat Sasuke menggertakan giginya.
' Anak manja Uchiha itu memiliki sihir elemen petir. Forneus tidak akan bisa menang melawannya.' pikir Naruto yang kemudian halaman grimoire milikknya mencari halaman, kemudian berhenti, membuat Naruto menatap ke arah buku grimoire miliknya, tersenyum.
" Datanglah Eligos! Kamu adalah ksatria neraka berkuda gagah berani! Bangsawan Duke yang memimpin enam puluh iblis, muncullah di hadapanku!" serunya yang tiba-tiba saja, buku grimoire miliknya mengeluarkan cahaya ungu kegelapan, yang langsung saja meleset ke udara, membuat semua orang terkejut. Dari langit, terlihat sebuah portal hitam yang cukup besar, tapi kemudian terlihat seperti kobaan api biru yang dengan cepat turun ke daratan. Kobaran api biru tersebut, perlahan-lahan menjadi sosok kuda hitam bermata merah darah, dengan bagian bawah perut, rambut pundak juga ekornya yang di ganti dengan kobaran api biru, dengan seorang ksatria yang menungganginya, menggunakan armor hitam metalik, dengan kombinasi garis-garis merah, jubah hitamnya yang berkibar dengan gagahnya, dua lancer hitam yang masing-masing di kedua tangannya, juga helm armor berbentuk seperti kepala elang, yang hanya memperlihatkan mata merah tajam ksatria tersebut. Mendarat tepat di samping kiri Naruto, terlihat kuda tersebut menaiki tubuhnya setengah ke udara, yang setelahnya mendarat menyamping, terlihat Eligos yang menatap tajam ke arah Sasuke yang syok. Naruto menatap ke arah sosok ksatria perkasa tersebut, membuat Eligos menyampingkan wajahnya, menatap ke arah Naruto, begitupula kuda iblis tersebut, kemudian pemuda tersebut menatap ke arah Forneus, terlihat mata kanannya yang menatap ke arah pemuda Namikaze itu. Tersenyum tipis, Naruto kemudian menatap ke arah Sasuke yang masih syok dengan tajam.
" Aku akan memperlihatkanmu, kemampuan seorang penyihir dari rakyat biasa yang kalian, kaum bangsawan anggap serangga dan tidak berguna." katanya yang langsung saja dirinya mengibaskan tangannya kembali ke udara, yang kemudian tercipta kembali garis ungu kegelapan horizontal, dengan cepat ke arah Sasuke. Melompat menghindar, dirinya mencari sihir kembali di buku grimoire miliknya, tapi terkejut melihat Forneus yang berada di sisi kananya, tidak jauh dari bungsu Uchiha tersebut, membuka mulutnya, yang langsung saja menembakkan semburan air ke arah Sasuke.
" Tsk! Lightning Magic : Lightning Strike!" serunya yang langsung saja mengarahkan telapak tangan kanannya ke arah semburan air tersebut, menembakkan petir ke arahnya. Naruto yang melihat kejadian itu tidak tinggal diam.
" Ragnarok!" serunya yang mengibaskan kambali tangannya itu ke arah semburan air Forneus, yang langsung saja membelah meriam air itu menjadi dua, membuat serangan petir Sasuke tidak bisa menjalar kembali ke arah makhluk laut tersebut. Baru saja ingin mengeluarkan sihir, sebuah lancer besar menghantam dadanya keras, membuat Sasuke terpental sangat kuat ke belakang, menghantam tembok pembatas Colosseum sampai retak. Semua yang menyaksikan kejadian tersebut membulat juga tidak percaya, karena bangsawan dari keturunan Uchiha bisa dengan mudah di buat babak belur oleh seorang dari rakyat biasa. Forneus dan Eligos kembali ke sisi Naruto, menunggu apa yang akan di lakukan Sasuke kembali, begitupula Naruto yang waspada.
" Uhuk..uhuk…." batuk Sasuke, mencoba membuka kedua matanya, menatap ke arah Naruto yang dalam posisi waspada, dengan kedua mahkluk summon miliknya. Tubuhnya terlepas dari retakkan dinding Colosseum, yang kemudian dirinya terhempas keras ke tanah. Mencoba bangkit dengan tangan kanannya sebagai penahan, dirinya menatap ke arah Naruto yang menatap siaga ke arahnya, dengan dua mahkluk summon yang siap emnyerangnya. Menundukkan kepalanya, menyembunyikan senyum lemah dari lawannya.
' Jadi, seekor serangga mengalahkan dengan mudah kaum bangsawan eh?' batinnya yang kemudian dirinya terjatuh kembali, tidak sadarkan diri. Fugaku yang meihat putra bungsunya tidak sadarkan diri begitu tidak percaya, karena kemampuan yang di miliki putranya itu hampir setara dengan putra sulungnya Itachi.
" Cepat panggilkan team medis. Periksa putraku sekarang." desisnya ke pengawal belakangnya, yang di jawab anggukan oleh kedua pengawal tersebut, kemudian berlari keluar dari panggung tersebut. Hiruzen dan Danzo melihat pertarungan sebelumnya berdecak kagum dengan sihir yang di miliki pemuda Namikaze tersebut.
' Menggunakan lengannya seolah-olah sebagai pedang dengan gabungan sihir miliknya termaksud pemuda tersebut memiliki kekuatan sihir tidak sebarangan.' pikir Hiruzen setelah menyaksikan jalan pertarungan Naruto dan Sasuke.
' Dan bisa mengsummon dua makhluk dalam sekaligus, itu adalah point utama yang di miliki pemuda tersebut, karena mengingat penyihir yang bisa melakukan summon lebih dari satu adalah penyihir kelas atas, yang rata-rata umur mereka sudah 20 tahun, tapi pemuda tersebut masih berumur 16 tahun bisa melakukannya. Aku yakin jika dirinya memiliki kekuatan sihir juga pengendalian ilmu dalam yang hebat.' batin Danzo sambil mengelus dagunya, kemudian dirinya melirik ke arah Hiruzen, yang tanpa di sangka, Kaisar tersebut melirik ke arahnya. Seperti bisa membaca pikiran masing-masing, kedua orang penting Kerajaan itu mengangguk kecil, lalu menatap ke arena, terlihat Naruto yang di peluk oleh Shion yang menangis, juga Sara yang tersendu-sendu, beserta bocah-bocah yang memeluk kakinya, dan Kimimaro yang tersenyum ke arah pemuda tersebut.
' Akhirnya, setelah sekian lama, kami menemukan orang yang bisa mengubah sistem kerajaan ini kelak.' batin kedua petinggi tersebut menatap ke arah Naruto yang tersenyum bahagia dengan kemenangannya itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC