Instant Princess

Pair and Cast:

Kim Namjoon (Rap Monster) x Kim Seokjin (Jin)

Kim Taehyung (V)

Jeon Jungkook (Jungkook)

Park Jimin (Jimin)

Min Yoongi (Suga)

Jung Hoseok (J-Hope) x Lee Jihoon (Woozi)

Rated: T

Length: Chaptered

Sumarry:

Seokjin yakin dia adalah orang yang 'cukup' baik, dia rajin bekerja, membantu orang tuanya, dan tidak keberatan memiliki adik cerewet dan suka gossip seperti Jungkook. Tapi kenapa Tuhan memberikannya cobaan yang amat sangat berat seperti menjadi istri dari Kim Namjoon, sang Putera Mahkota Korea Selatan? / NamJin, slight! Other couple, GS, AU.

Warning:

Fiction, AU, GS! for Seokjin, Jungkook, Yoongi, and Jihoon. Inspired by Princess Hours.

.

.

.

Enjoy!

.

.

.

Prolog

"Eonnie! Kau sudah dengar beritanya belum?"

"Apa lagi?" ujar Seokjin malas, karena dia sudah sangat bosan mendengarkan gossip terbaru yang seolah tidak pernah absen keluar dari mulut adiknya, Jungkook.

"Pangeran kita sudah kembali dari perjalanannya, dia sudah kembali masuk ke kampus hari ini!" jelas Jungkook dengan nada amat sangat ceria.

"Pangeran kita? Kita tidak punya Pangeran, Kookie."

"Eonnie! Pangeran yang aku maksud itu Putera Mahkota Korea Selatan!"

Seokjin mengangkat kepalanya dan menatap adiknya, "Lalu apa hubungannya dia yang sudah kembali dengan kita? Apa dia memberikan cokelat gratis sebagai hadiah?"

"Eonnie! Kenapa kau selalu saja memikirkan makanan?! Aku sedang membicarakan Putera Mahkota!"

"Ya, ya. Aku tahu kita punya Putera Mahkota. Dan itu sudah cukup untukku, bagiku, aku tidak perlu tahu apakah dia baru saja kembali dari kota mana, negeri mana, atau bahkan planet mana."

Jungkook berdecak, "Eonnie, kau dingin sekali."

Seokjin berdecak, "Aku tidak peduli. Toh si Putera Mahkota itu tidak mengenalku."

Jungkook mendesis pelan, "Setidaknya bersikap baiklah pada orang yang nantinya akan menjadi Raja."

"Aku bersikap baik kok. Aku tidak pernah ditangkap polisi, aku warga yang baik, kan?"

Jungkook memutar bola matanya, "Astaga, aku menyerah. Lebih baik aku kembali ke kelasku."

"Ya, ya. Pergi sana."

Seokjin menghela nafas pelan saat adiknya sudah keluar dari pintu kelasnya. "Anak itu, kenapa dia berpikir aku akan peduli pada gossip semacam itu?" Seokjin melirik keluar jendela dan dia melihat sosok seseorang yang sedang dikerubungi oleh para mahasiswi, "Aku tidak peduli pada si Putera Mahkota itu. Untuk apa aku peduli? Toh aku bukan fansnya."

.

.

.

.

.

Namjoon melemparkan senyuman kecilnya pada kerumunan mahasiswi yang menjerit histeris melihat kedatangannya kembali ke kampus setelah absen selama tiga hari untuk urusan kenegaraan.

Setelah berhasil terlepas dari kerumunan fansnya, Namjoon menghembuskan nafas lega dan menoleh ke arah asisten pribadinya. "Apa jadwalku sekarang?"

"Anda mempunyai jadwal kelas hingga pukul tiga sore. Dan setelahnya anda diminta datang ke Istana Ibu Suri untuk makan malam bersama."

"Kenapa nenek ingin bertemu denganku?"

"Yang Mulia Ibu Suri ingin membahas masalah Puteri Mahkota, Yang Mulia."

Namjoon berdecak, "Aku kan sudah bilang kalau aku akan mencari calon istriku sendiri. Bukankah Ayah dan Ibu sudah setuju?"

Asistennya mengangguk pelan, "Saya mengerti, Yang Mulia. Tapi, mungkin Yang Mulia Ibu Suri tidak sabar untuk segera menikahkan anda."

"Oke, lalu apa lagi?"

"Nona Min terus menghubungi anda sejak kemarin. Apa anda ingin menjawab teleponnya?"

"Yoongi? Tidak, biarkan saja. Jimin akan mengurus gadis galak itu."

Asistennya mengangguk paham, "Lalu, kemarin anda mendapatkan email dari sepupu anda, beliau mengatakan kalau dia akan kembali ke Korea."

"Taehyung akan pulang?"

"Benar, Yang Mulia. Pangeran Taehyung akan kembali ke Seoul."

Namjoon menyeringai, "Aku akan memberitahu Hoseok soal ini. Akhirnya kami berkumpul lagi."

.

.

.

.

.

.

.

Seokjin mengunyah permen karetnya dengan suara keras. Sesekali dia akan meniupnya dan membentuknya seperti balon kemudian memecahkannya dengan suara keras. Beberapa mahasiswi menatapnya jijik tapi Seokjin tidak peduli.

Seokjin menyelipkan rambutnya ke belakang telinga dan membenarkan posisi headsetnya. Dia bersenandung pelan dan memejamkan matanya.

Bruk

Karena tidak memperhatikan kondisi sekeliling, Seokjin bertabrakkan dengan seseorang di persimpangan koridor. Seokjin membuka matanya dan mengumpat pelan, efek tabrakkan itu membuat permen karet yang sedang dibentuk menjadi balon di mulutnya pecah dan terjatuh dari mulutnya.

Seokjin membuka matanya dan dia berhadapan dengan sosok seorang pria dengan tubuh tinggi dan berambut pirang. Seokjin ingat dia sering melihat pria ini di TV, dia Putera Mahkota negaranya.

"Oh, maaf." Seokjin mengambil langkah mundur sambil menunduk, dan saat menunduk itulah dia baru menyadari kalau permen karetnya terjatuh dan menempel sempurna di helaian rambut panjangnya yang berwarna cokelat dan halus.

"Oh, shit!" pekik Seokjin dan mencoba menarik permen karet itu dari rambutnya.

Tapi permen karet itu menempel dengan sangat erat dan membuat Seokjin semakin panik.

"Fuckfuckfuck! Rambutku! Ibu akan membunuhku kalau aku memotong pendek rambutku lagi! Sialan!"

Namjoon mengerutkan dahinya saat mendengar gadis di hadapannya mengumpat dengan lancarnya, baru kali ini dia bertemu gadis yang mengumpat di hadapannya yang notabene adalah Putera Mahkota.

"Eer, nona.." panggil Namjoon pelan.

"Apa?" bentak Seokjin galak. "Kalau saja kau tidak menabrakku, permen karet sialan ini pasti tidak akan menempel di rambutku! Sialan! Bagaimana ini?!"

Asisten Namjoon sudah bergerak untuk memperingati Seokjin, tapi Namjoon menahannya. Namjoon menatap Seokjin dengan tatapan tertarik.

"Aarrggghh! Sial! Sial! Bagaimana caraku melepaskan permen karet sialan ini!"

"Eonnie!"

Seokjin dan Namjoon menoleh ke asal suara dan Namjoon melihat sosok gadis lainnya, dengan rambut hitam kelam, berlari menghampiri mereka.

Jungkook menarik Seokjin pelan, "Eonnie, apa yang terjadi?" bisiknya.

"Permen karet sial ini tidak mau lepas dari rambutku! Fuckfuckfuck! Ibu akan membunuhku!"

Jungkook membulatkan matanya saat mendengar kata-kata kasar itu keluar dari mulut Seokjin dengan lancarnya. Jungkook melirik Putera Mahkota mereka yang justru tersenyum kecil.

"Aku akan membantumu melepaskan itu, sekarang sebaiknya kita pergi." Jungkook menarik lengan Seokjin, kemudian dia membungkuk dalam, "Maafkan kakakku, Yang Mulia. Kami permisi."

Jungkook menarik Seokjin berlari menjauhi tempat itu. Sementara Seokjin hanya menurut saat ditarik adiknya karena dia sangat mengkhawatirkan rambut panjangnya yang terkena permen karet.

"Yang Mulia, saya benar-benar minta maaf atas kejadian tadi. Saya akan memberi mereka berdua peringatan nanti." ujar asisten Namjoon padanya.

Namjoon menggeleng, "Jangan, jangan lakukan apapun pada mereka."

"Tapi Yang Mulia.."

"Dan katakan pada nenek kalau aku sudah menemukan calon istriku."

"Maaf?"

Namjoon menyeringai, "Cari informasi soal gadis berambut cokelat tadi. Aku mau semua datanya sebelum makan malamku dengan nenek."

"Maaf, saya.. kurang paham dengan maksud anda."

"Aku akan melamar gadis berambut cokelat tadi. Dia akan menjadi istriku, menjadi Puteri Mahkota Korea Selatan."

"Eh?"

To Be Continued

.

.

.

.

Cerita baru yang terinspirasi dari drama korea favoritku, Princess Hours!

Semoga kalian suka yaa~

Karena jujur saja aku sangat suka karakter Seokjin yang terkesan agak galak seperti di sini. Hehehe

Dan jangan khawatir, ceritanya akan berbeda dengan Princess Hours. Aku hanya terinspirasi, jadi ini bukan remake.

Tolong berikan review kalian agar aku tahu bagaimana tanggapan kalian~

.

.

.

Thanks