Chapter 7
"Kenapa kau membawaku kesini? Bukannya kau mau membawaku ketempat Kiklpos?" Tanya Naruto pada dewi bumi Gaia. Sang dewi yang sekarang menjelma menjadi manusia hanya diam saja, tidak berniat menjawab pertanyaan Naruto. Setelah berjalan berjam-jam lamanya, Sekarang mereka telah sampai didepan Danau. yang letaknya jauh ditengah hutan.
"Masuklah kedalam air! Setelah ini selesai baru aku akan membawamu kesana." Perintah Gaia, menyuruh Naruto untuk masuk kedalam danau. Air danau tersebut sangat jernih, bahkan ikan-ikan kecil yang berenang didasar bisa terlihat.
"Cih" mendecih pelan Naruto pun mulai mendekati danau, ia kemudian melompat diatas danau. Gaia melotot kearah Naruto karena pemuda bersurai pirang itu tidak menuruti perkataannya untuk masuk kedalam danau. "Apa kau tuli kubilang masuk, mandilah bocah!" Teriak Gaia dari kejauhan.
"Tidak mau airnya dingin." Ucap Naruto mulai duduk bersila diatas air. Gaia menyeringai, ia kemudian bergumam pelan. Sangat pelan sehingga hanya mampu didengar oleh dirinya sendiri.
"Carilah Partner/Familiar mu. Pilihlah yang menurutmu paling kuat dan cocok denganmu-" Ucap Gaia terhenti. "Apa maksudmu sejenis Kuchiyose? Lalu dimana aku harus mencari ditempat seperti ini." Tanya Naruto menyela, pemuda itu kebingungan mencari hewan ghaib ditempat yang bahkan tidak ada aura spiritualnya.
"Kuso! Diamlah duren. Dengarkan penjelasanku dulu, jangan memotong ucapan orang yang hendak menjelaskan." Protes Gaia sambil menunjuk-nunjuk kearah Naruto. Urat-urat kepalanya sampai menonjol keluar, karena kesal.
"Cie-cie yang lagi Pms." Jeduak! Sebuah batu berukuran sedang yang entah muncul dari mana. Sukses mengenai kepala Naruto. Membuat pemuda bersurai pirang itu jatuh tersungkur ke belakang.
"Oi apa maksudnya ini dasar tsundere!" Jeduak! Sekali lagi sebuah batu berukuran sedang yang entah muncul dari mana, kembali mengenai kepala Naruto. Darah segar mengalir dari kepala Naruto, membuat pemuda itu meringis kesakitan 'sialan! Lebih baik diam dan mendengarkan sajalah.' Pikirnya.
"Silahkan teruskan nyonya." Ucap Naruto. Ekspresi wajah ketakutan terpampang jelas diwajahnya. Bagaimana tidak takut, Gaia sekarang tengah memandang tajam dirinya. Disertai senyuman yang teramat manis, manis sekali sampai-sampai lutut Naruto lemas tak bertenaga. Mulutnya pun sampai tidak mampu bersuara.
"Selamat mencari patner. Kusarankan kau mencari yang terkuat seperti Great Red. Tapi, dengan kekuatanmu yang sekarang nampaknya kau tidak akan mampu."
"Lalu aku harus mencari yang seperti apa? Dan kenapa aku harus mencari Kuchiyose baru! Bukannya para katak masih ada?" Naruto kembali menyela ucapan Gaia, namun kali ini sang dewi tidak marah.
"Sudah kubilang carilah yang terkuat! Dan untuk para katak mereka semua sudah tewas karena perang besar di Underworld."
Naruto terkejut mendengar penjelasan Gaia, tapi apa mau dikata semua sudah terjad. Dia tidak bisa mengulang waktu yang telah berlalu. "Kuso!" Geram Naruto. Mencengkram rambutnya sendiri, ia benar-benar tidak bisa mengendalikan dirinya. Emosinya tidak bisa ditahan, tanpa terasa Chakra hitam pekat keluar dari tubuhnya membentuk sebuah sosok kesatria yang menyerupai robot.
"Pekka?" Batin Gaia melihat Chakra Naruto yang terus keluar, membentuk kesatria berbaju baja tebal. Kepalanya perlahan tertutup Helm hitam juga. "Sepertinya sekarang saat yang tepat untuk mengirimnya ke dunia pararel." Perlahan tubuh Naruto masuk kedalam air danau. Sebelum benar-benar masuk sepenuhnya Gaia berpesan kepadanya. "Carilah Partner yang bersayap! Itu akan sangat membantumu wahai kesatria malam." Ucapnya. Kemudian, Naruto benar-benar menghilang tertelan air.
.
.
.
.
Disclaimer : Naruto dan High School DxD bukan milik saya.
Pair : Naruto x Harem
Rate : M
Warning : Au, Godlike! Naru, Smart! Naru, OC, OOC, Harem.
Summary : Terbangun setelah tertidur lebih dari 100 tahun, membuat Naruto menentukan takdirnya memilih hidup atau memilih...
Chapter 7 : Identitas baru Kesatria Malam dan Kuchiyose baru Part 1.
.
.
.
BYUUR!
"Huwaaaaa!" Teriak Naruto, Karena tiba-tiba ia muncul dari langit. Dengan kecepatan yang melebihi sebuah mobil Sport, ia terjun.
"Kampret! Akan kubalas kau nanti." Ucap Naruto panik. Ia memandang sekitarnya banyak sekali ikan yang bisa terbang. Menurutnya, itu semua tidaklah masuk akal. 'Mungkin aku sedang bermimpi.' Pikirnya ia mencoba memejamkan matanya. Tapi baru beberapa detik ia membukanya kembali. 'Sialan ternyata bukan mimpi. Apa yang harus kulakukan.' Pikirnya lagi. Kemudian, ia melihat seekor ikan terbang yang melayang dibawahnya. Tanpa pikir panjang ia menginjak ikan itu sekuat tenaga ditambah menggunakan Chakra. Berharap setelah ia keatas. Dirinya dapat kembali ke danau tadi.
Tangannya ia telangkupkan pose mirip seorang biksu. Karena pengaruh gaya Grafitasi bumi, ia kembali terjun bebas. "Hah..." mendesah pelan mencoba pasrah.
"Andai Kyuubi masih ditubuhku pasti aku akan bertanya caranya mengatasi masalah ini." Ucapnya. Mengingat Partner lamanya. Setelah perang dunia keempat Kyuubi dan delapan biju lainnya kembali bersama tuan mereka Rikudou sennin. Dan hanya menyisakan sebagian Chakra ditubuhnya. Bisa dibilang, setelah semua biju pergi separuh chakra mereka ada pada Naruto. Tapi banyak yang menganggap kalau Jubi bersemayam ditubuh Naruto.
"Coba berfikir Naruto! Ingat kamu itu Genius." Gumamnya pada dirinya sendiri. Mencoba berfikir untuk mencari cara namun selalu gagal. Otaknya benar-benar tidak mendukung untuk berfikir, dia merasa begitu bodoh.
Dan dalam keadaan pasrahnya, ia melihat ikan terbang yang barusan ia injak tadi. Datang bersama beberapa ekor temannya dalam keadaan marah. "Sepertinya si kampret itu mencoba balas dendam!" Gumam Naruto. Kemudian, terlintas dibenaknya sebuah ide briliant. Sembari menunggu, ia berpose siap menyerang.
Beberapa detik kemudian, kawanan ikan terbang itu sudah sampai didepan Naruto. Mereka mencoba memakan pemuda bersurai kuning itu, namun selalu gagal karena refleks Naruto sebagai shinobi sudah terlatih. Hap! Tangan kanannya berhasil mencengkram shirip salah satu ikan yang menyerang. Kemudian, dengan kekuatan penuh ia memutarkan tubuh ikan itu sehingga mengenai kawanannya. Menyebabkan tubuh mereka terpental kesegala arah, setelah dirasa sudah aman Naruto pun melepas cengkramannya. Ia kemudian duduk diatas kepala ikan terbang raksasa itu.
Dalam keadaan pusing, ikan itu terbang seperti layang-layang yang hendak jatuh karena tidak tertiup angin. Tubuhnya terombang ambing kesana kemari, membuat Naruto berinisiatif mengendalikannya. Kemudian, ia menggerakan ikan itu menggunakan sebuah tali yang terbuat dari Chakra. Sampailah ia ke permukaan bumi. Setelah itu, ia melepas kembali ikan itu. Memandang kesana-kemari bingung mau kearah mana ia pergi membuatnya merasa lapar.
"Sial, seharusnya aku memanggang ikan tadi." Gumam Naruto menyesal. Perutnya sekarang benar-benar meminta diisi.
Kemudia ia baru ingat suatu hal, "DIMANA AKU?" Ucapnya, memandangi sekitarnya. Diatas banyak sekali pulau-pulau mengapung diudara. Ditambah jenis hewan-hewan Ghaib berbentuk aneh yang membuatnya merasa merinding.
"Pertama aku harus mencari informasi tentang tempat ini." Kemudia ia mulai menciptakan Klon. "Kagebunshin no jutsu." Ucapnya. Setelah itu, terciptalah dua klon dirinya. Ia pun menyuruh dua bunshin itu untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang tempat ini.
"Pergilah jika kalian sudah mengerti." Perintahnya. Menyuruh kedua klonnya untuk segera pergi. Naruto sendiri selepas kepergian dua klonnya memilih berjalan ke sungai, untuk mencari ikan. Berbekal sebuah Kunai dan Shuriken, ia mencoba keberuntungan disebuah sungai yang lumayan deras alirannya. Dia diam mengamati, menunggu mangsanya muncul. Air sungai itu amatlah jernih. Sehingga, ia dengan mudah bisa melihat kedalamnya.
Kesal karena menunggu lama, tapi tidak kunjung melihat seekor ikan. Dia pun berinisiatif untuk berpindah tempat. Awalnya, dia berjalan menyusuri sungai hingga bertemu sebuah jurang dalam. Kemudian, ia berbalik arah. Akhirnya, ia sampai disebuah danau yang cukup luas. Airnya pun jernih. Ditambah ikan disitu sangat besar.
Tanpa Naruto sadari. Sendari tadi, ternyata ia diawasi oleh sepasang mata berwarna merah darah. Nafsu membunuh yang terpancar, dari mata itu. Sangatlah tinggi, membuat orang biasa bisa langsung pingsan merasakannya. Berkat insting Ninjanya Naruto pun segera menyadari, ia langsung memasang pose siaga kalau tiba-tiba musuhnya menyerang. Mata byakugan dan Rinne Sharingannya pun ikut aktif.
"Dia bukan mahluk sembarangan, mungkin dia setingkat Jounin elit!" Gumamnya pelan, sangat pelan. Sampai-sampai hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri.
Mencoba fokus kembali mencari ikan, ia mulai melompat keatas air danau. Baru beberapa langkah berjalan, dirinya melihat seekor ikan mirip lele tapi mempunyai kaki dan ekor seperti buaya. 'Makan malam yang lezat!' Pikirnya. Tanpa banyak bicara, ia langsung menciptakan dua bunshin untuk membantunya.
Pertama ia mencoba menyerang dengan ribuan kunai dan shuriken bayangan. Tetapi, karena kulit yang begitu tebal membuat serangan tersebut tidak mempan. 'Sialan! Kulitnya sangat tebal.' Pikirnya geram. Mencoba memikirkan cara lain untuk mengalahkan monster itu.
Dua bunshinnya tadi melompat. Sembari, membawa bola chakra berbentuk bulat ditangan. "RASAKAN INI! RASENGAN." Teriak kedua bunshin itu bersamaan.
BLAAARRR!
Terjadi ledakan yang sangat besar setelah dua Rasengan bertubrukan dengan kulit sang monster. Air danau sampai dibuat bergelombang. Dan juga, mengagetkan hewan-hewan ghaib lain. Yang berada disekitarnya. Air danau yang tadinya jernih, sekarang berubah menjadi keruh. Perlahan namun pasti, air danau tersebut mulai jernih kembali. Sesaat sebelum air danau benar-benar jernih. Muncul sebuah bola air berukuran besar mengarah kearah Naruto. Membuat, pemuda bersurai pirang itu melompat kebelakang. Menyadari ada bahaya lagi dia pun melompat kembali kebelakang. Ternyata dugaannya benar, dari dasar danau muncul ekor ikan tadi mencoba menyabet Naruto.
"Hosh,,, Hosh setelah bertarung melawan Hekatonkheire kemarin. Ternyata, tenagaku belum pulih sepenuhnya."
"Grooooaarrrrr!" Sesosok mahluk berbentuk aneh tadi tiba-tiba menerjang Naruto dari dasar danau.
Dengan sigap, Naruto melompat menghindar dan mendarat dengan posisi berdiri diatas batu besar yang terletak tidak jauh dari danau. Pandangan Naruto menajam kepada mahluk barusan.
"Hampir saja, sial lengah sedikit bisa-bisa aku terkena serangannya." Instingnya berkata bahaya, menyuruhnya kembali melompat menjauh. Blarrr! Batu tempatnya berpijak tadi hancur terkena serangan bola api yang entah muncul dari mana. 'Sekarang apalagi?' Pikirnya. Kesal, tentu saja. Ia tidak bisa bertarung serius karena dia harus menghemat tenaga untuk bertarung melawan hewan ghaib level S atau SSS.
Semak-semak yang berada didepannya mulai bergerak-gerak. Setelah itu, terlihatlah Seekor monyet yang kepalanya terselimuti api. 'Monyet api? Auranya begitu pekat! Mungkin dia setara Kage. Tapi sialnya, mahluk itu tidak bisa kugunakan sebagai Partner. Karena monyet itu tidak memiliki sayap!.' Aura hitam perlahan menyelimuti dirinya. Sedikit demi sedikit, aura hitam yang menguar berubah menjadi sebuah baju zirah. Kepala Naruto pun ikut tertutup sebuah helm hitam. 'Inikah yang disebut Pekka oleh Gaia tadi? Terlihat keren!' Pikir Naruto narsis, Setelah melihat penampilannya. Penasaran dengan pedang yang berada dipinggangnya. Ia pun mencoba menarik gagang pedang itu, Sring! Bunyi pedang ketika ditarik dari sarungnya.
Wuuussssshhh!
Tekanan yang sangat dahsyat berhembus. Menerbangkan semua yang berada disekitarnya, termasuk pohon dan kera/monyet tadi. Bahkan air danau pun ikut terangkat dan kering menyisakan beberapa ikan besar yang sudah terpotong-potong. "Su-Sugoi! Baru ditarik gagangnya tekanannya sekuat itu! Ditambah tekanan tadi bisa memotong apa saja yang berada disekitarnya." Ucap Naruto kagum. Setelah itu ia kembali dalam mode Normal. Ia pun mulai berjalan memunguti potongan-potongan tubuh ikan lele bertubuh buaya tadi.
"Makan besar!" Teriaknya. Ia pun mulai membuat api dari sisa-sisa tubuh monyet api tadi. Sembari menunggu ikannya matang, dia pun mulai melepas satu persatu pakaian yang melekat ditubuhnya kecuali celana boxernya. Dia pun mulai menjemur pakaian itu ditempat yang menurutnya cukup panas. Setelah itu, ia mulai berbalik lagi. Ketempat ia memanggang ikan tadi. Asap mengepul dari ikan yang ia bakar, dia pun mulai mencicipi ikan tersebut. "Rasanya sungguh enak!" Ucapnya terkejut, setelah merasakan daging ikan tadi. Tubuhnya menghangat karena efek spiritual yang ia dapat dari memakan ikan ghaib itu.
"Tidak ada yang namanya kebetulan didunia ini! Semua sudah tertulis dalam takdir." Ucap suara yang mengagetkan Naruto. Menolehkan kepalanya kekiri dan kanan untuk mencari sumber suara tersebut. Aneh, ia tidak melihat mahluk apapun disekitarnya.
"Aku diatas pirang!" Ucap suara itu lagi.
Naruto yang mendengar itu mulai menengokkan kepalanya keatas. Disana ia melihat seorang pria tua berjenggot panjang. Kepalanya plontos alias botak, didahinya terdapat mata ketiga. Yang paling aneh adalah dipunggunya ada tempurung kura-kura.
"Ka-Kau terbang?" Ucap Naruto terbata.
"Tidak. Aku sedang menaiki awan kinton!" Ucap pria tua yang belum diketahui namanya itu.
"Sebenarnya siapa dirimu pria genit?" Tanya Naruto. Sembari menutupi area yang menurutnya berharga?
"Oi dasar maho! gini-gini aku masih normal woi!" Teriak pria tua tadi. Yang mengerti maksud ucapan Naruto, yang mengatainya sebagai pria genit.
"Baru kali ini aku melihat manusia biasa memakan daging hewan ghaib, padahal kalau orang biasa yang memakannya pasti akan langsung meledak!" Mendengar ucapan pria tua itu, membuat Naruto berhenti mengunyah. Ia merasa ngeri mendengarnya, tapi setelah itu ia tetap melanjutkan makannya.
"Mungkin karena aku tampan. Jadi efek samping daging ini tidak mempan terhadapku, Lalu kenapa tiba-tiba kamu muncul diatas?"
"Sebenarnya aku merasakan aura pedangku yang hilang dulu. Ternyata sekarang pedang itu ada padamu."
"Pedang? Maksudmu pedang hitam yang memiliki tenaga super tadi?" Tanya Naruto. Dan hanya dibalas anggukan kepala pria tua tadi.
"Pedang itu hilang setelah perang besar antara Yokai dan dewa. Aku membantu Great buddha untuk menangkap Sun wukong, menggunakan pedang itu."
.
.
.
Tbc.
Chap ini cuma penegasan kalau saya masih melanjutkan fic ini. Dan untuk draig atau siapalah itu, dia cuma orang yang ga bertanggung jawab. :v
Masih adakah yang ingat fic gaje ini? Kalau ada syukurlah soalnya saya sendiri sudah agak lupa :v alurnya maksudnya.
Maaf kalo chap ini begitu membingungkan, soalnya saya berusaha menentukan ending cerita dan konflik dll mulai dari chap ini.
Pasti ada yang tanya siapa pemilik pedang yang digunakan Naruto dalam wujud Pekka? Jawabannya pasti pada sudah tau bagi yang menonton Dragon ball. Cuma saya merubah sedikit fisiknya sehingga mirip sama sang raja di komik The god of High School.
Oke segini saja dulu silahkan tinggalkan review dan unek-unek kalian.
A Zoldyck out...