Naruto © Masashi Kishimoto
Stay Close , Don't Go! © OkiniiriNamikaze
.
.
.
.
.
.
Rumah sakit Konoha tengah mengalami kekacauan hebat. Salah satu Ninja dilarikan dalam keadaan kritis. Bahkan sang Hokage pun juga langsung turun tangan. Ninja tersebut tak lain tak bukan adalah Jinchuriki Kyuubi, Uzumaki Naruto.
"Kenapa keadaannya bisa sampai separah ini, HAH?!" Tsunade membentak seluruh anggota tim Yamato -Sakura, Sai dan Yamato-. Sang Hokage berdada besar itu meruntuki segala kebodohan ketiga orang tersebut. Naruto yang sudah dianggap adik olehnya sekarang tengah sekarat karena kecerobohan ketiga orabg tersebut.
Sakura yang juga anggota tim tersebut pun hanya bisa menangis. Ini memang salah mereka. Mereka yang tak peka dengan keadaan Naruto. Mereka kira jarum yang mengenai bocah itu tadi hanyalah jarum dengan dosis racun biasa yang Kyuubi bisa mengatasiny. Nyatanya, adalab satu dari tiga jenis racun dengan obat terlangkah bahkan hampir punah dari dunia Shinobi.
Sai sendiri juga hanya diam. Tak ada lagi senyum palsunya. Yang ada hanya raut wajah Stoic dengan pancaran mata khawatir.
Yamato juga tak jauh lebih baik. Captain pengganti Kakashi itu juga hanya bisa diam membisu. Muridnya tengah melawan maut akibat kecerobohan mereka.
Sakura hanya mampu berjalan sempoyongan. Tujuannya saat ini hanyalah apartemen sederhana milik Naruto. Dia merindukan pemuda itu dan tengah malam seperti ini jam besuk sudah habis.
Sesampainya di sana, gadis itu langsung terduduk di sisi ranjang sahabatnya itu. Apartment ini semenjak beberapa bulan kepulangan Naruto dan Jiraiya dari Training travel menjadimenjadi bersih dan di keliling wangi citrus khas Naruto.
"Maafkan aku, Naruto."
Tangis gadis jitu pecah. Ini memang salahnya. Dia yang Ninja medis segarnya mengenal jarum tersebut. Bukannya bersikap biasa. Dia menunduk dalam, dan pandangan matanya sampai pada selembar kertas yang nampak di remas di dekat bantal Naruto. Nampak asing dengan keadaan rapi di sekitarnya.
Gadis bersurai bubble gum itu mengusap airmatanya kasar. Dibukanya remasan kertas itu dan di bacanya.
.
Aku, Uchiha Sasuke akan terus berjanji untuk melindungi dan terus ada di samping Uzumaki Naruto. Dan tak akan meninggalkannya seorang diri.
Aku, Uchiha Sasuke jugalah akan menjadi pengawal Naruto selamanya.
Aku, Uchiha Sasuke jugalah yang akan nantinya menikahi Uzumaki Naruto dan Uchiha Itachi akan menjadi pendamping priaku kelak.
Di setujui dan di tanda tangani
Oleh,
Uchiha Sasuke.
FUTURE HUSBAND UZUMAKI NARUTO.
.
Sakura terbelalak membaca surat tersebut. Dia tau ini bukan tulisan Naruto dan memang tulisan Sasuke. Walau masih dalam keadaan acak acakan. Ini tulisan Sasuke saat baru masuk akademi.
'Bagaimana bisa? Dan Itachi? Apa maksudnya ini?' Pandangan Sakura setelahnya jatuh pada tumpukan kertas di meja belajar Naruto.
Sakura membacanya satu persatu.
...Maafkan nii-chan yang sudah menanamkan jutsu penghapus ingatan itu padamu, Naru-Chan. Dan maaf membuatmu menjadi yang pertama ingat mengenai semuanya. Mengenai malam itu.
Maaf membuatmu harus menderita terlebih dahulu. Tapi nii-chan tau, walau Sasuke lupa padamu. Tapi dia masih akan terus mencintaimu dan hatinya tak kan melupakanmu.
Otak boleh lupa. Namun hati tak kan hianat, little ototou.
Sincerely,
Uchiha Itachi.
.
Sakura paham semuanya. Kenapa beberapa pekan belakangan Naruto sering menatap ke arah kediaman Uchiha setiap kali melamun di atas patung batu Hokage. Ternyata ini. Tak terlalu mengejutkan kecuali bagian Itachi itu. Dan Sakura penasaran apa maksud dari mengingat malam itu. Apa yang terjadi?
Semua ini semakin membuatku bingung. Malam apa sebenarnya. Dengan rasa penasaran tinggi, Sakura segera berlari menuju rumah sakit dan segera ke ruangan Naruto.
Di sana Naruto masih terbaring dengan dengan berbagai peralatan rumah sakit di tubuhnya.
Sakura terdiam. Untuk apa dia kemari sementara Naruto masih belum siuman. Gadis itu akhirnya hanya memutuskan untuk duduk di sebelah bangsal sang sahabat.
Wajah Naruto nampak damai. Dan Sakura menyadari sesuatu. Jika diperhatikan, wajah sahabatnya ini mirip sekali dengan perempuan. Dalam konteks lain, cantik dan manis. Mungkin turunan sang Ibu.
"Cepatlah sadar, Naruto. Aku... merindukanmu. Begitu juga yang lain." Bisik Sakura sembari menggengam tangan Naruto. Gadis itu menitikkan airmatanya.
.
Pepohonan yang rindang dan hawa sejuk menyapanya saat pertama kali pemuda itu bangun. Rasanya sudah lama sekali dia tidur.
Pemuda itu menatap sekelilingnya dengan pandangan takjub. Pepohonan hijau nampak sangat menakjubkan. Namun, ingatannya mengenai surat yang beberapa minggu lalu diterimanya dari Itachi membuatnya terdiam.
Sasuke...
Bisiknya pelan. Naruto mengingat semua kejadian masa kecilnya. Masa dimana dia pernah bahagia dengan keluarga Uchiha.
.
Flashback
Naruto kecil tengah menikmati makan malamnya bersama keluarga Uchiha. Bocah kecil itu merasa beruntung karena Itachi nii-chan lah yang menjadi ANBU pengawalanya.
"Oji-san, Naru senang sekali bisa mengenal dan bersama keluarga Uchiha. Naru menyayangi kalian."
"Kami juga menyayangi Naru-Chan, sayang." Mikoto mengusak pelan messy Blonde hair Naruto yang lembut itu kemudian memeluk bocah itu.
.
End flashback
Naruto ingat itu makan malam kedua terakhirnya sebelum hari itu.
.
Flashback
Naruto sangat senang semenjak makan malam terakhirnya dengan keluarga Uchiha. Malam ini agak berbeda dengan malam sebelumnya. Malam ini Itachi nii-chan belum berkumpul dan Sasuke-kun juga belum pulang.
"Ba-san akan memanggil Itachi dulu, ne?"
Naru mengangguk mendengarnya. Mikoto kembali tak lama. Berkata sebentar lagi Itachi akan menyusul. Entah kenapa, bocah itu merasa ada yang aneh dengan semua kejadian malam ini. Tak biasanya.
.
Semuanya berlangsung cepat, Itachi menbantai seluruh Clan Uchiha dalam satu malam. Naruto ada di sana saat Nii-chan kesayangannya itu membunuh oba-san dan Oji-san. Naru mendengar semuanya. Hal itu entah mengapa membuatnya membenci Konoha. Itachi menghampirinya di pojok ruangan.
"Cepatlah keluar. Sasuke sebentar lagi pulang, Naru-Chan. Nii-san akan menjelaskan nanti. Di luar perbatasan Perumahan. Tunggu Nii-san di sana."
Naruto menganggukan kepalanya patuh.
.
Itachi sudah menjelaskan semuanya. Naru kecil mengangguk patuh pada sang kakak malaikat.
"Tapi, Tachi-nii akan menghilangkan sementara ingatanmu dan Sasuke mengenai semua hal yang kota lewati dan memodifikasinya. Dan sampai waktunya tiba. Jadilah kuat dan jangan membenci Konoha. Itachi Nii-chan menyayangi semuanya.
.
End Flashback.
.
.
.
Dan semenjak saat itu semuanya berubah. Tak ada keceriaan asli di wajah Naruto. Dan dia ingin mewujudkan keinginan Itachi. Demi Uchiha dan Konoha. Itachi nii-chan sudah banyak berkorban begitu pula orang tuanya.
.
Sakura membuka jendela dan betapa terkejutnya dia mendapati siapa yang ada di depannya.
"I-itachi!" Pekiknya kaget.
"Ini penawaran dari racunnya. Aku sudah menemukannya. Titipkan salamku pada Naru-Chan."
Dan dengan itu Itachi menghilang dengan Shunshin-nya.
.
Sakura dan teman teman juga guru guru Naruto lainnya berharap harap cemas akan hasil operasi Naruto.
Tsunade keluar dari ruang operasi dengan wajah lega. Pandangannya langsung jatuh pada Sakura dan dengan serius menatap gadis itu.
"Darimana kau berhasil mendapatkan penawarannya?"
Sakura bingung harus menjawab bagaimana. Tak mungkin dia menceritakan semuanya.
"Tsunade-Hime, Naruto sudah siuman."
Dan hal itu menyelamatkannya.
.
Naruto sudah di pindahkan ke ruang rawat biasa. Pemuda itu nampak lebih diam dari biasanya.
"Hei, Shika, menurutmu jahat tidak desa menyuruh kita membunuh orang orang tak bersalah?"
Semua orang yang ada di sana nampak kaget dengan pertanyaan tiba tiba itu. Apalagi Naruto menanyakannya di depan beberapa orang peting desa yang tengah menjenguk (ini aneh)
"Demi apa dulu?"
"Demi sesuatu yang belum pasti."
"Itu hanya langkah cepat Naruto."
"Tapi itu membuatmu kehilangan keluarga!"
Sakura mengerti arah pembicaraan Naruto ini. Sangat.
.
TBC...
.
.
.
.
.
.
.
..
...
Salam,
OkiniiriNamikaze
Inspire by : irama lagu Otsuka Ai - Daisuki da yo.