After The Incident

.

.

Gendre: Romance, drama , tentuin sendiri aja.

.

.

Rate: T (maybe)

.

Disclaimer: kyumin shipper akan selalu ada dan jangan sampai ada kyu shipper yang lain, karna saya percaya tatapan kyuhyun hanya milik sungmin seorang bahkan kalung no7 yang selalu kyuhyun pakai menjadi keyakinan saya #plak.

.

.

Summary: karna kesalahannya karna malam itu insiden itu berkatnyalah aku seperti ini, menjadi seorang penjahat yang membuang bayiku sendiri di dalam tong sampah, mengabaikan kebenaran pikirannya bahwa dia telah hamil.

.

.

Warning: GS,TYPO(s), DON'T LIKE DON'T READ! NO BASH!NO PLAGIAT!

.

.

Happy reading (*_*)/

.

.

Televisi menyala, menampilkan entah acara pagi payah yang biasa ada pada siaran pagi. Gambarnya sedikit rusak dan suaranya dimatikan. Tapi memang sungmin tidak benar – benar menonton. Lebih tepatnya hanya menatap kosong kelayar kaca, sosok yang dilihat seperti acara pantonim yang bergerak tanpa suara.

Ia berbaring di sofa, berbungkus selimut tebal menutupi hampir seluruh tubuh berbaringnya, pandangan kosong, nafasnya berat seperti kelelahan setelah berolah raga pada siang hari jadwalnya sekolah. Matanya sayu menutup dan terbuka secara perlahan.

Suasana sepi hanya rintik hujan semalaman yang sedikit tersisa, sangat tenang dan pas, sungmin hanya membutuhkan suasana sunyi dan tenang seperti ini. Kesepian ini pas dan sempurna.

Kelopak matanya turun perlahan. Lalu terpejam.

Suara kunci berputar di luar.

Matanya terbuka seketika. Ia mengejap, , kaki, dan perutnya bergetar gugup akibat suara tiba-tiba itu. Ia bergetar, kedinginan dan mual. Mungkin sebentar lagi sungmin akan muntah.

"sialan".

Sungmin melirik mengintip dari bulu mata lentiknya, suara yang sangat ia ketahui yang sudah beberapa bulan ini tidak banyak bertemu. Sungmin mengeratkan selimutnya lemah sebatas leher.

Suara tendangan pintu mengema, wanita itu heechul , ibu kandung sungmin baru saja pulang dari pekerjaan dia di club malam "aku tidak akan melayaninya kembali, dia benar-benar tidak tau diuntung,".

Dengan suara gerutuan di barengi dengan suara air yang mengalir ke dalam gelas dan suara tegukan haus itu masih di dengakan sungmin , jentikan korek api terdengar dengan di susul bau tembakau yang mulai menjalar seluruh ruang kecil yang di sebut dengan apartemen kumuh.

"oh! Keterlaluan aku sudah muak,"

Tapi kemudian… sungmin bernafas lagi, mengeratkan kembali selimut tebalnya dan mengacuhkan ibunya yang masih bergerutu sendiri. Lalu pikiran sungmin berkata kenapa dia tidak pergi untuk berbaring di kamarnya yang kecil dan nyaman. Bahwa seharusnya setelah mendengar suara kunci terbuka seharusnya sungmin segera bangun dan berlari cepat kearah kamarnya yang tidak jauh dari tempat ruang tamu tempat dia berbaring. Tapi sepertinya dia tidak bisa membuat tubuhnya bergerak.

"sungmin?," sungmin menyelimuti tubuhnya lebih erat.

"kau tidak pergi sekolah?," suara yang masih terlihat bingung dan mulutnya yang sedikit sudah mulai berbau tembakau yang dia pegang dari celah jemarinya.

Sungmin tidak menjawab. Ia mengalihkan pandangan kearah benda layar kotak yang sedang memutar acara berita pagi. Menampilkan sosok pria berpakaian rapih.

"sungmin.. hei,". Heechul menarik kain yang menutupi jendela yang paling dekat dengan pintu. Cahaya abu-abu langit gelap masuk tidak memberi penerangan yang berarti.

Pluk.. plukk..

Suara sepatu di lepasnya kasar, terdengar suara langkah kaki mendekat membungkuk, surai rambut pirang terjatuh dan menutupi hampir seluruh wajah sungmin, ibunya menciumnya.

"oh ayolah min, jangan seperti itu mengacuhkanku bahkan kita baru bertemu berhari – hari karna urusan sekolahmu yang super harusnya menyambutku bahkan kau tidak mau bilang 'halo?' ,". Ucapnya diam sesat " kau sakit sayang?,".

Tarikan nafas panjang dan lemah , sungmin benar-benar hanya ingin berbaring dan memejamkan mata sebenatar dia terlalu lelah.

Heechul menaruh tangannya di dahi sungmin yang dingin "jadi kau sakit atau apa? Tidak biasanya kau membolos sekolah, tapi aku senang kau berada disini,"

Sungmin mengarahkan pandangannya masih menatap heechul lekat. Sungmin memaksa diri untuk tersenyum .senyum samar dan mengeratkan selimutnya semangkin memeluknya erat dan mengalihkan pandangan kembali ke layar tv yang entah dia tidak mengerti.

"aku akan membuat ramen, kau mau min?," heechul memandang sungmin kesal "dasar tidak sopan, apa susahnya menjawab, aku seperti hidup dengan mayat,". Sungmin mengedip lemah tidak peduli apa yang di bicarakan ibunya itu sudah biasa untuknya.

Heechul pergi kearah dapur, dia benar-benar akan membuat ramen untuk sarapan pagi-pagi buta, sungmin mendengar suara sobekan pelastik dan gerutukan heechul untuknya dan juga soal pekerjaan dia yang membuatnya kesal, sungmin tahu mungkin ibunya kesal karna bayaran kecil untuk mala mini tidak sebanding dengan kelelahan yang didapat, hari selalu selalu pelanggan yang sama yang menyebalkan , tidak sabaran dan kecil bayarannya.

Entah sudah berapa menit, heechul kembali dengan panci sedang di kedua tangannya yang mengebul lezat, ramennya sudah jadi dan di letakan tak jauh dari dirinya yang masih berbaring, heechul mendudukan di sofa kecil yang tidak jauh darinya dan layar tv, "kau tau saat aku turun dari bis, banyak polisi dan juga warga sekitar berkumpul di dekat apartemen kita, aku penasaran dan oh.. ada seorang bayi yang di buang di tong sampah luar, kasihan,". Heechul menendang sofa sungmin dua kali dan membuat tubuh sungmin tergunjang pelan "hei kau dengar tidak, kalau kau benar – benar sakit nanti akan aku antar kau kedokter. Sekarang bangun dan makanlah,".

Heechul melempar sumpit yang masih terbungkus kearah sungmin, sumpit itu terjatuh ke lantai dan membuat heechul kesal, dengan acuh heechul mendekatkan panci ramen dan menyambar paksa remot tv yang dekat dengan sungmin, sungmin tidak peduli dan tetapi diam, mengeratkan selimut dan tertidur akan lebih baik untuknya saat ini.

'semalam sesosak bayi mungil berjenis kelamin perempuan di temukan di tongsampah sekitar daerah mokpo , polisi segera menelusuri tempat kejadian'

"oh beritanya sudah muncul,"

'bayi itu dibuang dengan plastik yang dikat tidak terlalu kencang, di satukan dengan sampah – sampah makanna seperti snack, minuman soda dan masih banyak lagi'

"di kira bayi itu sampah apa di satukan begitu, mungkin aku wanita buruk di matamu lee sungmin tapi aku tidak pernah tega membuangmu ketempat sampah, kau tersentuh?,". Sungmin masih mengacuhkan Heechul , membuka matanya sedikit mendengarkan dan menutupnya lelah.

Kesabaran heechul sudah di puncak, suaranya sekarang meninggi dan tak terima di acuhkan "sungmin kau marah pada eomma? Aku tau kita sudah jarang bertemu karna kesibukan pekerjaan yang aku ambil pada malam hari tapi kau harusnya berpikir itu untuk menghidupi sialan kita dan juga semua biayamu untuk sekolah,kalau kau benar – benar sakit kau masih mempunyai mulut untuk menjawab bukan mengacuhkan aku seperti itu, kau sama saja seperti yunho, ".

Sungmin membuka matanya lelah, memandang ibunya yang masih saja berteriak-teiak kesal, sungmin tau sebenarnya heechul memang sangat tidak suka diabaikan, bukan maksud sungmin sepeti itu "maaf," bisiknya "eomma bertengkar kembali?," tanyanya, sungmin tau saat mendengar nama yunho pasti ada sesuatu di antara mereka, bertengkar dan bertengkar. Itu untuk sekian kali dan untuk sekian pria yang menjalin hubugan dengan heechul akan berakhir dengan bertengkar lalu berpisah, sebenarnya dari sekian pria yang di bawa heechul ke rumahnya untuk tidur dan bersenang-senang di kamarnya sungmin sangat menyukai mantn kekasih heechul yang bernama hangeng , entahlah dia begitu baik terhadap ibunya dan juga sungmin, mengobrol basi basi dan kadang-kadang curhat tentang betapa gadasnya heechul saat di ranjang.

"aku putus, dia beselingkuh dengan pekerja bar yang baru, kulitnya bahkan pucat apa yang dia lihat dari nya,". Tangannya mengepal, sesekali menyambar tembakau yang masih menyala setengah mengabaikan ramen yang dengan semangat dia santap.

Perut sungmin bergejolak, perut bagian bawahnya serasa tertusuk – tusuk, matanya mulai terpejam menahan sakit, meraup udara yang tecampur asap tembakau "aku benar-benar lelah,". Ucap sungmin pelahan mengambaikan tatapan heechul sebal, sungmin kembali menutup matanya yang masih sadar.

"ya.. kau tidur saja tapi awas kau tidak terbangun saat menyuruhmu pergi kerumah sakit,". Heechul pergi meninggalkan sungmin yang masih berbaring di sofa dengan selimut tebal dan semakin di tarik sungmin , mengeratkan menutupi tubuh sungmin yang lemah.

Ting tong.. ting tong..

Bunyi bel memenuhi semua ruang apartemen yang hanya di huni sungmin dan juga ibunya heechul, sungmin hanya terdiam mendengarkan bunyi bel yang berkali-kali berulang, sungmin bergerak pelan dan merapatkan kembali selimutnya. Heechul membuka kasar pintu kamarnya , melihat sungmin sebal "kenapa kau tidak bangun sungmin, kau tuli tidak mendengar bunyi bel,". Heechul sudah berganti pakaian kerjanya dengan pakaiannyang lebih santai dan juga hemm.. sexy. Di bukanya pintu depan dengan kasar "ya ya sebentar, aku tidak tu.. hallo,". Suara heechul yang tadinya berteriak kesal sekarang berubah manis dan juga menggoda, " ada apa polisi tanpan ini kemari,".

Sungmin membuka matanya waspada, meyakinkan dirinya bahwa semuanya baik-baik saja tidak ada yang harus di khawatirkan, sungmin kembali tepejam dan meremas selimutnya kencang, keringatnya sudah mulai munggucur.

"maaf apa kami menganggu?,".

Sungmin dapat mendengar suara pintu yang di tutup dan di buka bergantian, ibunya mencoba menggoda polisi itu, "tidak, tentu saja tidak apa kalian membutuhkan sesuatu?,". heechul mengerakan jari kakinya mengusap-usap sepatu yang di gunakan polisi itu menggoda.

Polisi itu tersenyum "maaf kami padari kepolisian, perkenalkan aku polisi dektektif donghae dan ini polisi park, kami sedang mengcari informasi sekitar kejadian, kau tau ada penemuann bayi di tempat sampah yang tar jauh dari sini?,".

"tentu saja , saat itu aku baru pulang dan melihat – lihat sebentar,"

"ah.. seperti itu, apa kami boleh masuk ada yang ingin kami tanyakann,".

Heechul tersenyum genit "masuk?tentu saja tapi..,".

Sungmin tidak dapat mendengar percakapan ibunya dan polisi itu sejenak, hanya suara cekikikan centil dan ketawa berat polisi itu, sungmin tau pasti bahwa ibunya membisikann sesuatu kepada polisi yang mengenalkan benama donghae, sungmin tau persis apa yang membuat ibunya tertawa centik seperti itu, undangan untuk mengobol di kamarnyal.

Suara ketukan sepatu besar berat khas kepolisian terdengar mulai masuk dan suara pintu tertutup, langkah kaki dua orang pelian dan satu kaki wanita yang tidak beralaskan apapun di kakinya terdengar jelas di pendengaran sungmin.

"kau tinggal sendiri?,".

"tidak, aku tinggal bersama putriku,". Heechul memandang sofa yang hampir hanya terliat selimut saja, "sungmin bangun kita kedatangan tamu,". Bentak heechul.

"apa dia baik-baik saja?,".

"hemm.. yahh dia sedikit sakit tapi kau tidak usah mempedulikan dia bagaimana dengan acara mengobrolnya?," heechul mulai mendekat dan berbisik.

"tentu, tapi maaf apa aku bisa bebicara sebentar dengan anakmu ehmm..,", donghae sedikit berfikir dan mengigat siapa namanya.

"sungmin, lee sungmin," ucap nya malas "sungmin ayo bangun, polisi ingin bertanya sesuatu, kau harus sopan dengan mereka jangan memalukan eomma seperti itu,". Heechul menghampiri sungmin dan menunduk mengoyangkan tubuh sungmin agar cepat membuka matanya dan mungkin. Tetapi sungmin malah menarik selimutnya meemasnya dan semakin kencang.

"sungmin ayo kalau kau seperti ini , eomma akan memukulmu,".

Donghae yang melihat heechul semakin tidak sabar , menenangkan heechul dan menyuruh mundur perlahan "sudah , mungkin dia sedang tidak enak badan, biar aku saja,".

"hallo lee sungmin, aku polisi dektektif donghae ada yang ingin aku tanyakan sesuatu apa kau bisa mendengarku,". Donghae memperhatikan deru nafas sungmin yang seperti menahan sakit , wajahnya yang pucat dan donghae tau sungmin masih sadar dan mendengarkan apa yang dia ucapkan dengan ibunya.

Sungmin membuka matanya pelan pelan, menatap polisi yang ada di depan matanya yang juga sedang memperhatikannya, jantung sungmin berdebar gelisah, memperhatikan dektektif donghae polisi yang datang bersama bermarga park dan ibunya yang memangdang kesal terhadapnya.

"maaf, aku sedang tidak enak badan, bisakah kau bertanya nanti,". Ucap sungmin pelan tetapi terdengar seperti bisikan lemah.

"lee sungmin!,". heechul benar-benar sudah habis kesabarannya dan menarik selimut yang menutup rapat tubuh sungmin , tapi..

"arghhhhh… min kau berdarah? Apa yang sebenarnya terjadi?,". heechul teriak histeris apa yang di lihatnya. Sungmin mengeluarkan banyak darah dari bawah tubuh bahkan darah itu pun menempel di selimut yang dadi di singkap heechul.

Heechul mengelengkan kepalanya cepat tidak percaya, apa yang sebenarnya terjadi , ada apa dengan sungmin sebenarnya. Donghae dengan sigap menghampiri sungmin yang hampir kehilangan kesadaran karna kehilangan banyak dasar, sudah ajaib sungmin dapat bertahan dengan darah yang keluar dari tubuhnya, perkiraan donghae tepat bahwa ada sesuatu dengan sungmin tetapi dia ingin membuat khawatir dengan kondisi sungmin yang seperti ini. Di tepuknya pipi sungmin pelan.

"lee sungmin kau mendengarku?,".

Sungmin berusaha bangkit dari tidurnya dan ingin meraih selimut yang di jatuhkan ibunya ke atas lantai "pergi .. ini bukan apa yangkalian pikirkan aku hanya sedang datang bulan pertama dan ini sangat sangat banyak,". Sungmin masih lemas mencoba bangun dan melirik heechul yang masih menatapnya tidak percaya.

"tidak sungmin dengarkan aku, kau baru saja melahirkan kau harus cepat dia bawa kerumah sakit,". Ucap donghae yang masih mencegah sungmin untuk mengambil selimutnya.

"lepaskan, sunggguh aku hanya sedang datang bulan dan ini hari pertama,".

Heechul dengan panic dan bingung akan situasi ini bergerak mengusir kedua polisi yang ada di rumahnya "keluar kalian cepat, dia tidak mungkin , aku tau anakku dia bahkan tidak mempunyai kekasih, jadi cepat kalian keluar,".

Heechul mendorong donghae yang masih terduduk bertumpu sebelah kakinya terasa di tarik paksa "apa kau tidak lihat, dia habis melahirkan, pilisi park cepat panggil ambulans," bentak donghae.

"tidak kalian salah paham, aku tidak berbohong, eomma,". Sungmin memangdang heechul yang memangdangannya susah di artikan ,tangannya menggaruk-garuk kepalanya bingung.

Saat sungmin mencoba kembali mengerakan tubuhnya untuk mengambil selimut, tubuh sungmin seketika terjatuh, matanya semakin lama tepejam dan semua gelap.

.

.

.

TBC?

.

.

Apa ini tiba-tiba pengen ngetik seperti ini haha entahlah bagus apa enggak gak tau mau di lanjut apa di hapus.