Pada hari yang cerah, di sebuah desa bernama Konoha. Terdapatlah seorang ninja muda yang bernama Namikaze Naruto. Seorang ninja berumur 16 tahun dan merupakan anak dari Hokage keempat yang memimpin desa tersebut. Hokage keempat yang bernama Namikaze Minato.

Sekarang mereka sedang berada di kantor Hokage. Ayah dan anak yang sama-sama berambut pirang serta bermata biru seindah samudera. Kulit Naruto berwarna coklat. Lalu ada tiga garis yang tercetak di dua pipinya. Sedangkan sang Ayah tidak memiliki tiga garis di dua pipinya. Itulah yang dapat membedakan mereka.

Tampak Minato duduk di kursi panasnya, tepatnya di belakang meja kerjanya. Sambil menatap intens sang anak. Naruto yang berdiri di depannya.

"Ada apa? Kenapa Touchan memanggilku?" tanya Naruto yang keheranan. Hanya dia sendiri yang menghadap sang Ayah. Tidak ada yang lain.

Minato melipat tangannya di atas meja. Meja yang dipenuhi oleh berkas-berkas penting yang menjulang tinggi.

"Ada permintaan misi khusus buatmu, Naruto," jawab Minato langsung.

"Eh, permintaan misi khusus?" Naruto ternganga sedikit.

Minato mengangguk.

"Ya, misi khusus dari permintaan seorang klien yang berasal dari kota Tenguu. Klien yang bernama Itsuka Shidou," Minato menunjukkan foto seorang laki-laki berambut biru. Naruto mengambil foto itu dari tangan Ayahnya. Lalu ia memperhatikan foto itu dengan seksama.

Sesaat wajah Naruto berubah serius saat memperhatikan foto itu.

"Jadi, anak yang berada di dalam foto ini, dia yang bernama Itsuka Shidou?"

"Ya."

"Terus misi seperti apa yang dimintanya?"

"Kamu harus membantunya untuk menyelidiki keberadaan spirits yang telah menyerang kota Tenguu."

"Spirits? Apa itu?"

"Spirits itu sejenis roh atau arwah."

"A-apa? A-Arwah ~~?!"

Mendadak wajah Naruto menjadi pucat pasi ketika mendengar kata "arwah". Tubuhnya cukup gemetaran.

Minato sweatdrop sebentar di tempat.

"Kenapa reaksimu begitu, Naruto?"

"Touchan lupa ya? Kalau aku itu takut yang namanya hantu," Naruto memasang wajah yang menakutkan."Berarti misi ini berkaitan dengan mistis. Aku tidak mau menerima misi seperti ini. AKU MENOLAK!"

Yondaime Hokage menjadi sewot mendengarnya.

"Tapi, Naruto. Touchan sudah menyetujui permintaan klien tersebut. Jadi, kamu harus menerima keputusan Touchan ini. Mau tidak mau kamu harus menjalaninya," ucap Minato dengan tegas."Besok pagi kamu harus segera berangkat ke kota Tenguu. Sai yang akan mengantarkanmu. Jangan protes dan jangan menolak misi ini. Keputusan Touchan tidak bisa diganggu gugat lagi. Kamu mengerti, Naruto?"

"Tapi, Touchan ...," Naruto bersikeras tetap menolak.

"Tidak ada tapi-tapian. Cepat pulang ke rumah dan langsung siapkan semua perlengkapanmu untuk dibawa ke kota Tenguu nanti. Lalu satu lagi kamu harus masuk sekolah yang sama dengan Itsuka Shidou itu."

Naruto kaget mendengarnya.

"APA? AKU HARUS MASUK SEKOLAH LAGI? YANG BENAR SAJA, TOUCHAN!" seru Naruto membelalakkan kedua matanya.

Sang Ayah hanya mengangguk sambil tersenyum kecil.

"Ya, Touchan sudah mendaftarkanmu masuk sekolah di sana. Jadi, bersiap-siaplah untuk menjalani misi dan sekaligus belajar dengan baik di sekolah barumu. Jangan lupa bertemanlah dengan orang yang bernama Itsuka Shidou itu. Bantu dia untuk memusnahkan semua spirits yang menguasai kota Tenguu. Touchan yakin kamu pasti bisa menjalani misimu dengan baik karena kamu adalah seorang ninja yang hebat."

Sang anak pun bungkam mendengarnya. Ia tidak mampu lagi membantah permintaan sang Ayah. Mau tidak mau, dia harus menjalani misi ini dengan hati yang terpaksa.

Dengan lesu, Naruto mengangguk pelan. Wajah kusut seperti orang yang kehilangan harapan.

"Baiklah, Touchan. Aku akan menuruti semua perintah Touchan. Aku akan menjalaninya dengan baik."

"Bagus, itu baru namanya anak Touchan yang penurut."

Sang Ayah senang mendengarnya. Sedangkan Naruto menghelakan napas pasrahnya. Padahal di dalam hatinya sendiri, dia menolak misi seperti itu. Tapi, apa daya dia harus menerimanya karena sang Ayah yang menyuruhnya.

Setelah itu, Naruto keluar dari ruang kerja sang Ayah. Dengan langkah yang gontai, dia menyusuri lorong kantor tersebut. Ia memutuskan untuk pulang ke rumah dan mempersiapkan segala keperluan untuk pergi ke kota Tenguu. Kota di mana dia harus menemui seseorang yang bernama Itsuka Shidou untuk menyelidiki keberadaan spirits. Sesuatu misteri yang akan mengantarkan Naruto pada cinta sejatinya.

.

.

.

Disclaimer:

Naruto © Masashi Kishimoto

Date A Live © Koshi Tachibana

.

.

.

Pairing:

Naruto x Tohka

Atau

Naruto x Harem

Genre: romance/adventure/hurt/comfort/friendship

Rating: T

Setting: canon (perpaduan dunia shinobi dan dunia Date a Live)

Note: dunia shinobi dan dunia Date a Live saling terhubung. Ada desa dan ada kotanya juga. Jadi, cerita ini memakai setting modern. Tidak ada ceritanya, Naruto terlempar di dimensi lain. Semuanya murni dalam satu dunia. Lalu Naruto dan Shidou bakalan jadi sahabat yang menyelamatkan dunia dengan cara mengencani para spirits tersebut. Hal ini saya ambil inspirasinya dari anime Date A Live tersebut.

Selamat membaca ya! ^^

Oke, sambung langsung di bawah ini!

Kamis, 29 Oktober 2015

.

.

.

Fic request untuk Slamet B Raharjo 9

.

.

.

SHINOBI AND DATE MISSION

By Hikari Syarahmia

.

.

.

Chapter 1: Bertemu klien

.

.

.

Kota Tenguu, kota indah dengan pemandangan gedung-gedung pencakar langit. Kota yang tenang dan selalu bersih dari sampah. Para penduduknya terlihat mondar-mandir mengisi jalan-jalan yang ada di berbagai sudut kota. Kendaraan-kendaraan yang lewat di jalan raya, terus menderu dan mengeluarkan suara yang bising. Sehingga suasana kota menjadi ribut dan ramai. Sungguh berisik sekali.

Sekilas dilihat pemandangan kota terlihat biasa-biasa saja. Keadaan kota tampak aman tanpa ada gangguan apapun. Ya, sebelumnya tepatnya seminggu yang lalu, di langit kota Tenguu terjadilah semacam ledakan yang mengakibatkan gempa di langit. Sehingga para penduduk kota Tenguu ketakutan saat melihat ledakan gempa langit itu. Entah apa yang terjadi. Namun, yang pasti dampaknya terasa hingga di bumi dan mengakibatkan beberapa wilayah di kota Tenguu mengalami kepanikan besar.

Berselang itu, sebuah sinar seperti pilar jatuh dari langit dan menimpa beberapa wilayah kota Tenguu. Lalu terjadilah ledakan dahsyat seperti nuklir. Menewaskan banyak makhluk hidup yang tidak berdosa. Beberapa wilayah hangus tanpa meninggalkan jejak sedikitpun.

Karena itu, para penduduk sangat ketakutan selama seminggu ini. Hingga pemerintah kota Tenguu berusaha untuk menenangkan para penduduk dan mengatakan ledakan itu hanyalah meteor yang jatuh dari langit. Para penduduk kota mempercayai berita itu. Mereka menerimanya walaupun hati masing-masing masih merasa was-was. Mereka takut ledakan itu akan terjadi lagi. Tapi, pemerintah kota memastikan hal tersebut tidak akan pernah terjadi.

Benar, dalam waktu seminggu ini, keadaan kota kembali kondusif. Semuanya berjalan dengan normal seperti biasa. Terutama ada seseorang yang tengah menyelidiki keberadaan asal ledakan yang menyerang kota, seminggu yang lalu.

Orang itu adalah seorang laki-laki berambut biru dan memiliki wajah yang manis. Bersekolah di Tenguu High School. Umur sekitar 16 tahun. Duduk di kelas 10-1. Namanya Itsuka Shidou.

Dialah orang yang meminta bantuan kepada desa Konoha untuk melenyapkan para spirits yang menguasai kota Tenguu. Lalu Hokage keempat menugaskan Naruto sendirian ke kota Tenguu. Dengan menggunakan burung elang hasil jutsu lukisan dari Sai, Naruto diantar oleh Sai sampai di perbatasan kota Tenguu. Tepatnya, di dekat perbukitan terjal dipenuhi pepohonan hijau, di mana kota Tenguu itu berada. Naruto dan Sai mendarat di sana.

Sambil memanggul tas ransel di punggungnya, Naruto berpakaian serba kasual tanpa pelindung kepala tanda ninjanya. Naruto menatap ke arah kota Tenguu dengan perasaan yang tidak menentu. Di sampingnya, Sai berdiri dan menatap ke arah yang sama.

Sai adalah sosok laki-laki berambut hitam. Matanya juga hitam. Kulit putih pucat seperti mayat. Berpakaian serba hitam. Tanpa memakai pelindung kepala tanda ninjanya.

Hal ini mereka berdua lakukan atas perintah sang Hokage keempat. Mereka tidak boleh mengenakan pelindung kepala tanda ninja mereka saat berangkat ke kota Tenguu. Agar tidak ada yang tahu bahwa mereka adalah ninja.

Mereka berdua memandang pemandangan kota Tenguu dari atas bukit. Keadaan kota kelihatan aman-aman saja.

"Jadi, ini kota yang bernama Tenguu itu, Sai?" tanya Naruto tanpa melihat ke arah Sai.

Sai memasang wajah datarnya.

"Ya, Naruto. Sesuai petunjuk arah yang telah diberitahukan oleh tuan Hokage. Itulah kota Tenguu," jawab Sai sambil melirik ke arah Naruto."Lalu hanya sampai di sini saja, aku bisa mengantarmu. Aku harus segera kembali ke Konoha sekarang juga."

Naruto menoleh ke arah Sai. Dia tertawa lebar.

"Terima kasih karena kamu sudah mau mengantarkan aku."

"Sama-sama. Jaga dirimu baik-baik di sini. Sampai jumpa lagi, Naruto!" Sai tersenyum.

Naruto mengangguk. Kemudian Sai naik ke atas punggung burung elang lukisan hidupnya.

WHUUUSH!

Burung elang itu langsung melesat terbang menuju langit. Naruto menatap kepergian Sai sampai hilang dari pandangannya.

Hening. Tempat itu hening seketika. Naruto menurunkan pandangannya dan memegang erat dua tali tasnya. Pandangannya dilayangkan kembali ke arah kota Tenguu itu. Kedua mata Naruto menyipit tajam.

'Itsuka Shidou ... Klien yang akan kubantu untuk melenyapkan para spirits. Hm, aku penasaran bagaimana orangnya,' batin Naruto yang segera berlari ke arah tepi bukit terjal itu dan langsung terjun bebas ke bawah sana.

"BAIKLAH! AKU AKAN BERSEMANGAT MEMULAI KEHIDUPAN BARUKU DI SINI! DATEBAYOOO!" seru Naruto keras dengan semangatnya yang sangat membara seperti api.

.

.

.

Siang hari yang cukup terik. Matahari bersinar sangat terang. Langit yang berwarna biru cerah tanpa awan. Menemani Naruto yang kini berjalan di sebuah jalan sepi dan hening. Di dua sisi jalan kecil itu diapit perumahan sederhana. Tidak ada tampak seorang pun yang lewat. Hanya terlihat Naruto seorang.

Naruto berjalan dan berjalan sambil memperhatikan sebuah alamat yang tercantum di secarik kertas. Alamat di mana klien itu tinggal. Klien yang bernama Itsuka Shidou itu.

"Hm, dari alamat yang tertulis. Memang ini tempatnya. Tapi, yang mana ya rumah nomor empat belas itu?" gumam Naruto menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Ia celingak-celinguk untuk mencari rumah yang dimaksud.

Hingga tatapan matanya menangkap sebuah nomor yang tertera pada pagar besi setinggi 2 meter yaitu nomor 14. Sebuah rumah besar yang cukup megah dengan arsitektur yang indah.

"Nomor empat belas? Benar, ini dia!" Naruto menunjuk ke arah nomor 14 yang tercetak di pintu pagar rumah tersebut."Tapi, apa benar Itsuka Shidou itu tinggal di sini?"

Naruto memperhatikan keadaan sekitar rumah itu. Cukup sepi. Tidak ada orang yang lewat. Angin pun tidak bertiup.

'Hm, aku belum tahu kalau aku belum bisa membuktikan jika rumah ini benar adalah rumahnya Itsuka Shidou itu. Baiklah, mungkin sebaiknya aku ketuk saja pintu pagar rumah ini dengan keras,' batin Naruto langsung berjalan pelan ke arah pintu gerbang itu. Lalu tangan kanannya sudah bergerak untuk mengetuk pintu pagar besi itu.

TOK! TOK! TOK!

Naruto mengetuk pintu pagar rumah itu sebanyak tiga kali. Lalu menunggu sebentar sampai ada seseorang yang membuka pintu pagar tersebut.

Tak lama kemudian, pintu pagar pun terbuka. Naruto menyadarinya.

KRIEEET!

Muncul di balik pintu pagar itu, seorang gadis berambut panjang merah diikat dua. Ia memasang wajah yang ramah.

"Ya, ada apa? Mau mencari siapa?" tanya gadis itu.

Naruto tersenyum kecil.

"A-Ano, aku mau mencari orang yang bernama Itsuka Shidou. Apa benar dia tinggal di sini?"

Gadis itu mengangguk cepat.

"Benar, Itsuka Shidou tinggal di sini. Aku adalah adiknya. Namaku Itsuka Kotori," jawab gadis yang bernama Kotori itu."Memangnya kamu siapanya Kakakku?"

Naruto mengulurkan tangannya. Dia tertawa lebar.

"Aku adalah temannya Itsuka Shidou. Kenalkan namaku Namikaze Naruto. Salam kenal ya!"

Wajah Kotori merona merah karena terpesona melihat senyum Naruto yang memikat jiwa.

"Sa-Salam kenal juga," Kotori menyambut uluran tangan Naruto dengan gugup.

Mereka pun bersalaman. Hingga muncullah seorang laki-laki yang datang dari dalam rumah. Laki-laki itu berjalan menghampiri Naruto dan Kotori yang baru saja selesai bersalaman.

"Kotori?" kata laki-laki itu mengerutkan keningnya saat mendapati Kotori bersama Naruto.

Kotori menoleh ke arah laki-laki berambut biru itu. Lantas Kotori tersenyum senang dan berjalan ke arah laki-laki itu.

"Nii-chan!" Kotori bersuara agak manja dan merangkul tangan laki-laki itu langsung. Laki-laki itu sweatdrop sebentar karena ulah adiknya yang selalu suka menempel di dekatnya seperti kucing begitu.

Naruto terpaku sebentar di tempatnya berdiri sekarang. Hingga laki-laki berambut biru itu menyadari kehadiran Naruto. Ia pun memperhatikan Naruto dengan seksama.

"Hm, Kotori. Dia siapa?" tanya laki-laki itu.

Kotori juga melihat ke arah Naruto.

"Ng, dia Namikaze Naruto. Dia teman Nii-chan, kan?" jawab Kotori dengan nada yang manis.

Laki-laki itu terdiam. Ia memperhatikan Naruto dengan seksama lagi. Keningnya pun mengerut.

"Namikaze Naruto?"

Naruto tersenyum. Dia berwajah serius.

"Apa kamu yang bernama Itsuka Shidou itu?"

"Ya, aku Itsuka Shidou," laki-laki yang bernama Shidou itu semakin heran."Darimana kamu tahu namaku? Memangnya kamu siapa?"

Naruto masih saja tersenyum. Dengan tenang, dia menjawabnya.

"Tentu saja aku mengenalmu. Sebab kamu meminta bantuan ke desa Konoha untuk melenyapkan semua spirits yang menyerang kota ini. Kini bantuan dari desa Konoha sudah datang," Naruto mengacungkan jempolnya ke arah dirinya sendiri."Kenalkan namaku Namikaze Naruto. Aku adalah anak dari Hokage keempat yang akan membantumu, Itsuka Shidou."

Shidou terperanjat. Begitu juga dengan Kotori. Kedua mata mereka membulat sempurna. Mulut mereka ternganga sedikit. Mereka tidak menyangka permintaan mereka akhirnya ditanggapi oleh desa Konoha melalui surat yang dikirim lewat jasa ninja pos. Usaha mereka tidak sia-sia.

"Kamu adalah ninja, Namikaze-san?" wajah Kotori tampak berbinar-binar. Ia tidak merangkul lengan Shidou lagi.

"Ya, itu benar!" Naruto mengangguk cepat.

Shidou menatap ke arah Naruto dengan lama. Seketika senyuman simpul terukir di wajahnya. Ia senang bisa bertemu dengan teman baru yang akan membantunya dalam melawan para spirits.

"Baiklah, Namikaze-san! Ayo, masuk ke dalam! Akan aku jelaskan semuanya padamu tentang permintaan misi ini," pinta Shidou dengan ramah.

"Iya, Namikaze-san. Silakan masuk!" ujar Kotori yang ikut-ikutan.

Sang Namikaze mengangguk cepat.

"Ya, terima kasih."

Lalu Shidou dan Kotori yang berjalan duluan masuk ke dalam rumah. Disusul oleh Naruto dari belakang. Di mana terlihat halaman depan rumah yang sangat luas. Banyak tanaman hias yang tumbuh menghiasi pemandangan halaman depan rumah. Rerumputan hijau juga tumbuh subur. Pokoknya indah sekali. Sungguh sedap untuk dipandang.

Naruto benar-benar menikmati kehidupan barunya di sini. Meskipun dengan terpaksa, dia menjalaninya hanya karena permintaan sang Ayah. Tapi, tidak apa-apa. Lagi pula dia tidak ingin menyakiti perasaan sang Ayah. Hanya Ayahnya yang dipunyainya di dunia ini. Ibunya, Namikaze Kushina sudah meninggal dunia saat melahirkan dirinya. Peristiwa yang besar dan merenggut nyawa sang Ibu. Hal itulah yang membuat dirinya akan berusaha untuk menjalani misi ini dengan baik. Dia tidak akan mengecewakan Ayahnya itu.

Kini Naruto sudah masuk ke rumah Itsuka bersaudara itu. Dia pun mulai berkonsentrasi untuk mendengarkan permintaan misi dari klien-nya tersebut.

.

.

.

BERSAMBUNG

.

.

.

A/N:

Cerita baru update nih!

Cerita pertama saya di fandom Xover Naruto and Date A Live. Dengan konsep dua canon yang menyatu, namun dengan jalan cerita yang agak berbeda dari cerita aslinya. Intinya saya mengambil setting dan inspirasi dari dua canon tersebut. Jadi, mohon maaf jika cerita ini terkesan aneh. Gitu deh pendapat saya.

Apa Shidou dan Kotori kelihatan OOC di sini? Hm, saya kurang tahu juga.

Oke, sampai di sini dulu cerita untuk chapter 1. Akan saya lanjutkan jika ada yang mereview cerita ini dengan senang hati tanpa terpaksa sedikitpun.

Sampai jumpa di chapter 2 ya.

HIKARI SYARAHMIA MAU HILANG DULU!

POOOOF!

JANGAN LUPA REVIEW DI BAWAH INI!

Jumat, 30 Oktober 2015. Pada pukul 05.51 A.M