Fates

Disclaimer:

Naruto [Masashi Kishimoto]

High School DxD [Ichie Ishibumi]

God of War Series [Sony Computer Entertaiment]

Rated: M (untuk jaga-jaga jika ada sesuatu yang tidak mengenakan)

Author: Asakawa Sora

Pairing: ?

WARNING: OOC, SEMI-DARK!NARU, GODLIKE!NARU, OVERPOWER!NARU, TYPO(s), Miss Typo(s), Mainstream (Maybe), dan DLDR.

Summary:

Naruto baru mengetahui bahwa dirinya adalah titisan dari Dewa Perang Yunani yaitu Kratos sang Hantu dari Spartan, dia dilatih oleh Dewa itu didalam dimensi buatan Kratos. Sebelum Kratos pergi, dia memberi hadiah kepada cucunya berupa salah satu kemampuannya dan dua senjata andalannya.

"Mati" – berbicara langsung.

'Mati' – berbicara didalam hati.

'Mati' – telepati seseorang.

[Mati] – kemampuan.

.

.

.

.

Chapter 1: New Power.

Asakawa Naruto.

Seorang pemuda bersurai biru cerah, matanya yang berwarna hitam, dan kulitnya yang tidak biasa dengan manusia yang lainnya yaitu berwarna putih seperti orang mati sedang berjalan di koridor sebuah sekolah yang lumayan luas dan sangat mewah yang hanya kalangan atas saja yang bisa masuk kesana.

Pemuda itu adalah satu dari beberapa orang yang beruntung bisa masuk kedalam sekolah unggulan disini, tujuannya hanya satu dia ingin menuntut ilmu disana dan segera menyelesaikan sekolahnya lalu bekerja agar tidak menyusahkan orang lain.

Tapi, setiap niat yang baik pasti akan ada sesuatu yang buruk mengikutinya. Disekolah ini bagaikan sebuah penjara yang mengurung dirinya, tak ada teman, tak ada sesuatu apapun yang bisa dia ajak bicara disini. Hanya sebuah taman belakang sekolah yang menemaninya jika dia sedang beristirahat pada jam istirahat sambil membawa bekalnya.

Tempat kesukaannya sendiri yaitu sebuah pohon sakura yang tumbuh sangat besar dengan bunga yang berjatuhan disekitarnya, membuat suasana hatinya sedikit lebih tenang dan melupakan semua yang dialaminya disekolah ini. sekarang Naruto sedang berjalan menuju ruangan Klub Ilmu Gaib yang dia ikuti.

Sebenarnya dia tidak mengikuti ekstra kulikuler apapun disekolah ini, semua ketua ekskul disini tak ada yang mau menerimanya menjadi seorang anggota. Meskipun ada klub yang mau menerimanya itu karena suatu alasan, dia telah menjadi iblis.

Awalnya dia sangat kaget karena hal itu tapi setelah makhluk yang dia lawan kemarin itu adalah makhluk supranatural, dia pun akhirnya percaya. Tapi, setelah mengetahui bahwa dia tidak mempunyai kekuatan apapun sebagai seorang iblis, sang raja beserta para budaknya selalu menghinanya.

Tapi, Naruto bukanlah seorang pengecut yang lari dari cobaan. Dia tetap menghadiri pertemuan di Klub Penelitian Ilmu Gaib itu, walaupun dia harus selalu sakit hati dengan semua perlakuan dari kelompoknya itu.

Naruto pun akhirnya sampai disebuah pintu yang merupakan jalan masuk menuju ruangan Penelitian Ilmu Gaib, saat dia ingin mengetuk pintu itu dia mendengar sesuatu dari dalam. Hal itu membuat niatnya mengetuk pintu itu gagal.

"Buchou, kau harus melakukan sesuatu pada si 'aneh' itu?" ucap salah satu laki-laki yang ada disana yang entah siapa.

"Benar apa yang dikatakan oleh Ise-kun, Buchou harus melakukan sesuatu padanya?" dukung salah satu perempuan yang ada didalam ruangan itu.

Naruto hanya bertanya-tanya dalam hati 'Apa yang akan mereka lakukan padaku sebenarnya? Ini sedikit mencurigakan' batin Naruto sambil memfokuskan pendengarannya dibalik pintu Penelitian Ilmu Gaib itu.

"Kalian memang benar, tapi apa yang harus aku lakukan pada si aneh nan lemah itu?" tanya sang pemimpin yang sepertinya setuju dengan apa yang dikatakan para budaknya.

"Bagaimana kalau Buchou mengeluarkannya dari keluarga Gremory dan meng-unset Evil Piece yang ada didalam tubuhnya?"

Deg!

Jantung yang berfungsi untuk memompa darah keseluruh tubuh itu berhenti berdetak sejenak saat mendengar usulan dari laki-laki yang sepertinya berbeda dari sebelumnya, dia mencengkram dadanya dengan kencang rasanya sangat sakit bahkan lebih sakit daripada saat dirinya terkena Demonic Power saat memburu stray devil.

"B-buchou?" lirihnya sambil menyebut nama panggilan untuk rajanya itu.

Dia menjauhkan telinganya dari daun pintu sambil menggelengkan kepalanya tanda tak percaya dengan kelompok yang sudah dia anggap seperti keluarga kedua baginya, dia masih mematung ditempat dengan pandangan kosong.

Apa sebegitu kejamkah mereka sampai mereka tega ingin mengeluarkan dirinya dari keluarga Gremory? Seharusnya dia sudah tahu dari awal iblis memang hanya menginginkan kekuatan saja, matanya yang berwarna onyx itu sedikit berkaca-kaca.

Dia bukannya cengeng tapi dari sejak kecil dia tak pernah memiliki teman, bahkan satupun tak ada sampai suatu hari ada anak perempuan yang mau bermain bersamanya tapi anak perempuan itu harus pergi bersama ayahnya ketempat yang sangat jauh.

Saat itu dia tak rela melepaskan kepergian anak perempuan itu tapi mau bagaimana lagi, meskipun dia berusaha untuk menahannya takdir sudah menentukan persahabatannya dengan perempuan itu. Perempuan itu berpesan padanya agar tak melupakannya, begitupun sebaliknya.

Dia rindu akan masa-masa itu, masa ketika dia mempunyai sesuatu yang berharga untuk dia lindungi. Dia masih mengingat perempuan itu dan berharap suatu hari dia akan bertemu dengan perempuan yang mungkin sudah seumuran dengannya.

Setelah melamun beberapa menit, akhirnya dia kembali kealam nyatanya. Dia mundur secara perlahan untuk pergi dari tempat itu, tak ada gunanya dia ada disini. Tapi kalau dia tidak meminta ijin kepada rajanya bahwa dirinya pergi berarti dia sudah dicap sebagai stray devil.

Tak peduli dengan hal itu, walaupun dirinya harus diburu karena kabur dari tuannya dia tak masalah dengan itu. Setidaknya dia mati dengan tenang tanpa harus bersusah payah untuk bunuh diri, akhirnya dia berbalik sambil berlari menjauhi tempat itu.

Sepertinya dia harus keluar dari sekolah ini, setidaknya dia memerlukan tempat untuk menyendiri terlebih dahulu.

.

.

.

"[RAGE OG TITAN]" tubuh dari orang yang meneriakan kata itu langsung terbakar dengan api yang begitu besar, tapi anehnya dia tidak mati walaupun sudah terbakar oleh api seperti itu. kedua tangan orang itu menggenggam sebuah pedang yang berukuran sedang dengan ukiran kuno digagangnya.

Dia memutar pedang itu dengan cepat seperti sebuah pelindung yang akan membuatnya terlindungi dari serangan musuhnya, dengan langkah yang lambat dia bergerak dengan hati-hati sambil berusaha agar putaran pedangnya itu tidak mengendur.

"Sudah cukup, Naruto. Kau sudah menguasai semua yang aku ajarkan padamu" seseorang mengintrupsi kegiatan orang yang bernama Naruto itu setelah beberapa menit dia melakukan hal itu berulang-ulang.

Naruto menghentikan kegiatannya dan menonaktifkan api yang membakar tubuhnya, kulit yang tadinya seperti bara api yang sangat menyala berubah menjadi kulit putih seperti bulan. Mata onyxnya melihat kearah dimana orang yang menyuruhnya berhenti itu berada.

Seorang lelaki paruh baya berkepala botak dengan matanya yang berwarna coklat gelap, warna kulitnya sama persis seperti Naruto yang membedakan hanya garis merah yang menghiasinya dari dada sebelah kiri sampai kepala bagian kiri. Dia hanya bertelanjang dada dan menggunakan sebuah kain untuk menghalangi tubuh bagian bawahnya.

"Kau berkembang sangat pesat, Cucuku. Tidak sia-sia aku melatihmu selama setahun didimensi ini" ucapnya pada Naruto yang merupakan cucunya itu.

"Itu karena pelatihan yang Kakek berikan padaku, itu sangat berguna sekali untukku, Kratos-jiji" balas Naruto dengan senyumannya.

Flashback On.

Naruto sekarang berada disebuah danau yang sangat indah dipinggiran kota Kuoh, dia ingin menyendiri dan mengasingkan dirinya terlebih dahulu dari kehidupan luar. Kejadian beberapa menit yang lalu masih terputar diotak dan juga telinganya.

"ARRRGGGGHHHHHHHHHHHHHH!" Naruto berteriak sekencang-kencangnya untuk melampiaskan kekesalannya pada kehidupannya yang sangat tidak adil ini.

Selama hidupnya dia tak pernah merasakan apa itu bahagia, kalau kemungkinan ada mungkin tidak akan bertahan dengan lama. Takdir yang dia alami memang terasa sangat tidak adil, dari mulai dia kehilangan kedua orang tuannya sampai dibuang seperti ini.

Semua hal negatif sudah bermunculan diotaknya.

'Apa kau membutuhkan sebuah kekuatan, Cucuku?' Naruto mendengar seseorang berbicara dari arah belakangnya, saat dia menoleh tak ada siapapun disana.

"Siapa kau? Tunjukan dirimu" kata Naruto sambil menatap sekelilingnya yang tidak ada orang sama sekali.

'Kutanya sekali lagi, apa kau membutuhkan kekuatan, Cucuku?' tanya suara itu sekali lagi.

"Jika kau bertanya seperti itu, jawabannya Iya aku membutuhkan sebuah kekuatan" jawab Naruto dengan nada tegas.

'Bagus, jika kamu memerlukan kekuatan. Tutup matamu dan berkonsntrasilah, jika kau ingin menemuiku' kata suara itu.

Naruto berpikir sebentar lalu mengangguk entah pada siapa, dia mengambil tempat duduk yang nyaman untuk menutup matanya. Dia tahu pasti orang itu ada didalam mindscapenya, dengan posisi bersila dia memejamkan matanya dan berkonsentrasi.

.

Naruto membuka matanya dengan perlahan, pertama yang dia lihat adalah sebuah ruangan yang berwarna putih yang sangat bersih dan dihadapannya terdapat seorang laki-laki paruh baya dengan jenggot yang tidak begitu lebat, matanya yang berwarna coklat gelap, terdapat sebuah garis merah yang lumayan besar yang menghiasi dada bagian kirinya sampai kepalanya.

"Akhirnya aku bisa bertemu dengan titisan dari diriku sendiri" kata laki-laki itu sambil tersenyum tipis.

"Maaf, jii-san siapa? Dan mau apa memanggilku kesini?" tanya Naruto dengan sopan.

"Aku Kratos, Sang Dewa Perang yang pernah mengalahkan semua dewa mitologi Yunani" Naruto tercengang dengan jawaban yang diberikan oleh orang itu.

"I-itu tidak mungkin 'kan?" tanya Naruto dengan ekspresi wajah dan nada tak percaya.

"Percaya ataupun tidak itu adalah urusanmu, yang terpenting adalah aku harus melatih fisik dan kekuatan calon penerusku" kata Kratos dengan serius.

"P-penerusmu?" beo Naruto.

"Ya, kau adalah penerusku. Kau tahu kenapa kulit kita sama seperti warna bulan?" melihat Naruto menggeleng dia pun berkata kembali "Itu karena kau adalah penerusku mulai saat ini"

"Tapi, kenapa anda baru muncul sekarang?" tanya Naruto dengan nada sedikit marah.

"Aku memerlukan waktu yang tepat untuk menemui tanpa ada satupun yang curiga, sesuai janjiku tadi aku akan memberikanmu kekuatan" Kratos memegang pundak Naruto "Pejamkan matamu dan tahanlah, ini akan terasa sakit"

Naruto merasakan suhu badannya meningkat dengan drastis, dia merasakan rasa panas yang sangat luar biasa "AARGGH!" rintihnya saat merasakan rasa panas itu semakin menjadi-jadi.

"Tahan, sedikit lagi selesai" Naruto mengangguk mengerti dan kembali menahan rasa panas yang menyerang tubuhnya.

Kratos melepaskan tangannya dari pundak Naruto, nafas pemuda itu sedikit memburu karena rasa panas yang sangat luar biasa itu. "Apa yang kau lakukan tadi, Kratos-jiji?" tanya Naruto sambil terduduk di lantai mindscapenya.

"Aku memberikan kekuatan para Titan kepadamu yaitu 'Rage of Titan', kau bisa mengubah tubuhmu menjadi diselimuti oleh api dan kekuatanmu bertambah beberapa kali lipat dari biasanya" jelas Kratos.

"Kekuatan yang sangat hebat, Jiji. Apa aku bisa mencobanya sekarang?" tanya Naruto dengan nada senang dan bangga dengan kekuatannya.

"Belum, masih ada satu lagi yang ingin aku berikan padamu" Kratos menjulurkan tangannya kearah depan dan terciptalah partikel-partikel yang saling menyatu lalu membentuk dua buah pedang yang berukuran sedang dengan ukiran kuno digagangnya.

"Ini adalah 'Blades of Athena', aku memberikannya kepadamu sebagai pelengkap kemampuan dari 'Rage of Titan'" kata Kratos sambil memberikan kedua pedang itu pada Naruto.

Naruto mengambil pedang itu, dia kaget saat tangannya langsung dililit oleh rantai dari pedang itu. Kemudian sedikit meringis karena rantai itu sangat panas dan menekan kulitnya seperti ingin bersatu dengannya.

"Itu adalah salah satu upayanya untuk mengabdi pada tuannya, dia tidak akan lepas dengan apapun kecuali dicabut secara paksa" jelas Kratos.

"Terima kasih, Kratos-jiji. Aku akan menjaganya dengan baik" kata Naruto sambil memandang pedang yang ada dikedua tangannya.

"Sekarang kau keluar dari mindscape ini, aku akan melatihmu diluar sana selama satu tahun" kata Kratos pada Naruto.

"Ano, apa itu tidak terlalu lama Kratos-jiji?" tanya Naruto yang shock dan bingung secara bersamaan.

"Kita akan berlatih di dimensi yang aku buat, seminggu disini sama dengan satu tahun disana" jawab Kratos.

"Baiklah, Kratos-jiji" turut Naruto.

Flashback Off

.

Naruto masih mengingat saat dirinya bertemu pertama kali dengan Sang Dewa Perang itu, dia tersenyum tipis. Latihan yang dia jalani memang tidak sia-sia, tubuhnya sekarang sudah sangat atletis nan berotot jika ada perempuan yang melihatnya pasti mereka akan langsung jatuh cinta padanya.

"Sepertinya ini adalah hari ini adalah hari terakhir kita bertemu, Naruto" kata Kratos sambil memandang Naruto yang terlihat kebingungan.

"Apa maksud Jiji?" tanya Naruto yang heran, bingung dan ingin tahu.

"Ini adalah hari terakhirmu bisa melatihmu, dan besok kau harus melatih dirimua sendiri" jawab Kratos.

"Maksudnya Jiji akan pergi begitu?" tebak Naruto.

"Ya, Jiji harus pergi karena tugas Jiji sudah selesai didunia ini yaitu melatihmu" kata Kratos sambil mengangguk "Tapi sebelum itu aku ingin memberikan sebuah senjata padamu" Kratos menjulurkan tangannya kesamping.

Sebuah pedang berwarna biru dengan petir yang selalu merambat disisi pedang tersebut, warna gagang yang berwarna sama dengan pedang itu dengan ukiran yang sangat indah.

"Ini adalah 'Blade of Olympus', pedang ini adalah pedang milik Dewa Olimpus yaitu Zeus sendiri. Pedang ini sangatlah kuat bahkan sampai bisa membelah gunung sekalipun, rawatlah dengan baik. Aku percaya kau bisa merawatnya dan jangan pernah menunjukannya kepada orang lain kecuali dalam keadaan terdesak" jelas Kratos panjang lebar.

"Baik, Jiji. Aku akan mengingat pesanmu, tapi bolehkan aku memelukmu untuk terakhir kalinya" pinta Naruto dengan ekspresi yang sulit ditebak.

Kratos mengangguk menyetujui permintaan dari Naruto, dengan segera Naruto memeluk orang yang sudah dia sebut seperti kakeknya sendiri. "Apa kita bisa bertemu lagi, Kratos-jiji?" tanya Naruto ingin tahu.

"Hanya waktu dan takdir yang menentukan, Naruto" Kratos melepaskan pelukannya dan memandang Naruto "Aku bangga memiliki penerus yang pantang menyerah sepertimu" kata Kratos sambil tersenyum bangga.

"Aku pergi dulu, Naruto. Jaga dirimu baik-baik" kata Kratos dengan tubuhnya yang terurai seperti debu dan menghilang seketika.

Naruto mengangguk mengerti "Terima kasih, Jiji" lalu dia mengalihkan pandangannya melihat pemandangan lapangan yang begitu luas dengan rumput hijau bergoyang oleh angin di dimensi buatan Kratos. "Jiji, bagaimana aku keluar darisini?" tanya Naruto yang baru sadar akan sesuatu.

'Caranya sama dengan saat kau datang ke dimensi itu, Naruto" kata seseorang dari langit itu.

Naruto mengangguk mengerti lalu memejamkan mata dan dia menghilang dengan petir berwarna biru yang mmenyelimuti tubuhnya.

TBC (To Be Continued)

A/N: Salam kenal kepada semua anggota FFN disini, saya author baru disini.

Apakah ceritanya seru atau membosankan? Apa terlalu Mainstream? Tolong kasih penilaian kalian direview dibawah ini karena review anda sekalian sangat berarti bagi saya. Tolong jika mereview cantumkan saran kalian di review kalian tersebut. Karena saya ingin tahu apa kekurangan saya.

Yap, hanya segitu sajalah basa-basi dari saya...

Biodata MC.

Nama: Asakawa Naruto.

Umur: 17 tahun.

Warna:

Rambut: Putih Kebiruan
Mata: Hitam Onyx
Kulit: Putih seperti bulan atau orang mati.

Kemampuan: Rage of Titan (Tubuh sang pemilik kekuatan tersebut terbakar tetapi tidak menyebabkan kematian justru membuat sang pemakai bertambah kuat beberapa kali lipat)

Senjata: Blades of Athena (Dua pedang yang rantainya melilit dipergelangan tangan sang pemilik, senjata itu tidak akan lepas kecuali ditarik secara paksa dengan kekuatan setara Dewa) & Blade of Olympus (Pedang berwarna biru langit dengan petir yang selalu mengelilingi pedang tersebut, dapat membelah gunung dengan kekuatan penuh)

Asakawa Sora Ciao~