Byun Baekhyun menatap layar ponselnya datar.

Oh, orang bodoh macam apa yang menolak seorang namja tampan, pintar, kaya dan sudah berada di tahun terakhirnya di perguruan tinggi demi seorang namja yang menyukai sahabatnya sendiri-seperti dirinya ?

Byun Baekhyun, kau memang benar-benar bodoh. Berkali-kali ia mengatakan itu pada dirinya sendiri. Sudah bodoh, tidak tahu diri.

Pria bermata sipit itu hanya bisa membalas pesan dari seseorang yang beberapa saat lalu mengiriminya ucapan selamat pagi dengan stiker artis kesukaannya yang sedang tersenyum manis.

-Padahal dirinya sendiri sedang tidak bisa tersenyum saat ini.

.

.

.


Just A Neighbor

- Chapter 8 -

.

.

.

Kyungsoo baru saja keluar dari kamarnya setelah memakai seragam ketika pintu rumahnya diketuk tiga kali. Tanpa repot-repot menunggu Kyungsoo membukakan pintu, orang itu sudah nyelonong masuk ke ruang tamu.

"Kyung ? Babyyy ? Kyungsooooooo ?" panggil Chanyeol dengan suara baritonnya yang menggema ke seluruh penjuru ruangan. Apalagi rumah Kyungsoo saat itu sedang dalam keadaan sepi karena keluarganya yang lain tidak ada.

"Wae ?" tanya Kyungsoo sembari menuruni tangga dengan ransel yang tersampir di bahunya. "Berisik sekali."

Chanyeol memasang senyum sejuta watt khasnya.

"Aku merindukanmu." Namja itu memeluk Kyungsoo dari belakang, mendekapnya erat bagai boneka. "Mana morning kissku ?"

Wajah Kyungsoo memanas.

"Morning kiss apa ?" sentaknya. Ia tahu betul apa maksud Chanyeol dengan morning kiss, hanya saja ia masih merasa malu melakukannya.

Jangan salahkan ke-jombloan-nya selama tujuh belas tahun ini.

Ia memang sering melihat adegan-adegan morning kiss atau morning sex di film-film romance kesukaannya. Tapi tetap saja ia merasa tidak bisa melakukannya di dunia nyata.

Chanyeol memutar tubuh Kyungsoo di hadapannya. Tangannya menangkup kedua pipi tembam Kyungsoo dan sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah Kyungsoo. "Jangan pura-pura polos, Kyung," bisiknya sambil menyeringai. Tanpa membuang waktu lagi, ia meraup bibir tebal nan lembut milik Kyungsoo yang merah.

Menghisapnya lembut. Bagian atas lalu bawah bergantian.

Ciuman yang hangat itu didominasi oleh Chanyeol-tentunya. Kyungsoo hanya sesekali membalas perlakuan tetangga tersayangnya. Setelah beberapa saat, mereka saling melepaskan diri karena kehabisan oksigen.

"Chan."

Chanyeol mengelus dagu Kyungsoo, menunggu perkataannya selanjutnya.

"Tadi malam aku memimpikanmu."

Senyum Chanyeol semakin cerah, "ohh, benarkah ?"

"Dengar dulu !" Kyungsoo sedikit mengerutkan dahi.

"Dimimpiku kau pergi !"

"Lalu ?"

"Lalu .. lalu kau tidak menghubungiku lagi-apanya yang lucu, Chan ? Jangan tertawa ! Aku serius !"

.

.

.

Awan berarak di langit pagi hari ini dengan begitu indahnya, menghiasi langit biru di atas sana.

Kim Jongin menatap pemandangan langit sambil tersenyum. Di tangannya terbungkus sebuah sarapan untuk orang yang disukainya.

Orang itu adalah Do Kyungsoo.

Namja manis dengan mata bulat, alis tebal, pipi tembam dan bibir kissable.

Jongin menyukai Kyungsoo sejak awal tahun ajaran baru-tepatnya beberapa bulan lalu. Ia terkadang memberi perhatian kecil pada Kyungsoo, seperti menyapanya, atau bertanya mengenai pelajaran.

Namun ia tidak pernah berani bertindak lebih jauh. Kyungsoo orang yang amat tertutup soal cinta. Bahkan Kyungsoo selalu marah setiap ada yang membicarakan betapa serasinya ia dan Chanyeol.

Dan mungkin semua orang benar dalam hal ini. Kyungsoo sangat cocok dengan Chanyeol. Mereka selalu bersama. Tidak bisa dipisahkan. Kyungsoo selalu menemani Chanyeol latihan, begitupula Chanyeol yang selalu menghampiri meja Kyungsoo tiap istirahat dan mengganggunya.

Oh, semua orang juga tahu kalau Park Chanyeol menyukai Do Kyungsoo. Pemuda nan jangkung itu tidak pernah bilang, tapi dari gerak-geriknya di dekat Kyungsoo itu sudah cukup menggambarkan perasaannya.

Namun sepertinya Chanyeol belum menyatakan perasaannya pada Kyungsoo, karena persahabatan mereka tampak baik-baik saja-sampai kemarin.

Kemarin Jongin melihat dengan mata kepalanya sendiri Kyungsoo yang menghindari Chanyeol. Kyungsoo yang tampak sangat sedih saat mengetahui Chanyeol pulang bersama Baekhyun, juga airmatanya.

Jongin ingin sekali menyembuhkan luka di hati Kyungsoo. Ia sudah tahu-Kyungsoo menyukai Chanyeol. Akan tetapi sepertinya akhir-akhir ini Chanyeol sedang dekat dengan Baekhyun dan sedikit mengabaikan Kyungsoo.

Tanpa terasa kakinya sudah membawanya ke depan sebuah rumah.

Rumah bernomor 060 itu tampak sepi, seolah tidak ada kehidupan di dalamnya. Jongin mengulurkan tangan untuk membuka pagar besi bercat abu-abu rumah itu.

Kriiieeeettt.

Brakkk.

"Chan, jangan keras-keras buka pintunya !"

"Oopss, sorry-Jongin ?"

Chanyeol yang baru membuka pintu rumah Kyungsoo dari dalam, terkejut mendapati Jongin yang tengah berdiri di depannya.

"Ah. Hei Chanyeol," sapa Jongin ragu. Ia tidak menyangka kalau Chanyeol ada di rumah Kyungsoo. Sekarang rencananya untuk memberikan sarapan untuk Kyungsoo sepertinya gagal total.

"Oh ? Kai ?" Kyungsoo memanggilnya dengan nama panggilannya. Jongin hanya mengangguk kaku sembari menyembunyikan bungkusan di belakang punggungnya, "pagi, Kyungsoo."

"Pagiii-hei, kau menyempatkan diri datang kemari ?" tanya Kyungsoo menghampiri Jongin.

"Aku hanya kebetulan lewat," Jongin sedikit tertawa canggung ketika merasakan Chanyeol merangkul bahunya. "Hanya kebetulan lewat ? Benarkah ?" tanya Chanyeol dengan tatapan menyelidiknya.

Jongin semakin tak nyaman. "Itu .. mm .."

"Ahh-aku tahu," Chanyeol mengangguk-angguk. "Kau mau menemuiku kan ? Ada apa, hm ? Apa ini tentang pertandingan lagi ?"

Kyungsoo langsung cemberut mendengarnya. "Basket lagi. Basket lagi. Bisakah kau tidak membicarakan basket sehari saja ?" protesnya.

Mereka sudah berjalan menuju halte bus. Halte bus itu tidak terlalu jauh. Hanya dalam waktu sepuluh menit mereka akan sampai.

"Loh ? Memang kenapa kalau aku membicarakan basket ?" tanya Chanyeol. Namja bertubuh jangkung itu beralih berjalan di sebelah Kyungsoo. Tangannya meraih tangan mungil Kyungsoo yang terayun bebas di samping tubuhnya.

Kyungsoo tak menampik Chanyeol yang menggenggam tangannya. Bahkan ia balas menggenggam tangan Chanyeol erat. Jongin yang memerhatikannya hanya terdiam.

"Ini masih pagi, Channnn. Jeballl, jangan bicara tentang basket," ujar Kyungsoo dengan nada yang dimanja-manjakan ?

-Setidaknya itulah yang ada di benak Jongin.

"Aishh, ada apa denganmu sih ? Biasanya juga aku membicarakan basket dengan Jongin. Kami akan tanding bulan depan, chagi."

DEG

Chagi ?

Jongin serasa membeku.

"Yaa tapi kau tidak harus membicarakannya sekarang kan ?"

DEG

Apa ?! Kyungsoo tidak marah dengan panggilan sayang dari Chanyeol !

Jangan-jangan ...

"Kalian,"

suara Jongin seolah tercekat di tenggorokan. Baik Chanyeol maupun Kyungsoo menatapnya penasaran.

"apa kalian sudah .. jadian ?"

.

.

.

Seisi kelas gempar dengan perang dingin antara Luhan dan Sehun pagi ini.

Begitu memasuki kelas, Luhan marah-marah pada Sehun.

"... Lalu apa maksudmu berbohong tadi malam, huh ?! Kau bahkan bilang ibumu sakit, Oh Sehun ! Kau berbohong dengan membawa-bawa nama ibumu, pabbo !"

"Dengarkan aku dulu, Lu. Aku benar-benar tidak bisa mengatakannya padamu, ini pen-"

"That's enough, Hunnie. Enough ! Aku tidak mau dengar semua hal sialan yang keluar dari mulutmu," teriak Luhan tepat di depan Sehun.

Mereka sedang jadi tontonan seisi kelas karena bertengkar tepat di depan papan tulis. Bahkan Sungjae yang dikenal sebagai anak paling berisik di kelas kini tengah serius menonton pertengkaran heboh di depannya tanpa mengatakan sepatah kata pun.

Sehun menahan lengan Luhan, "Lu, dengar dulu-"

"Don't touch me !" Luhan langsung melepas tangan Sehun dari tangannya. "Aku tahu kau ke bar, aku tahu kau selingkuh. Semua sudah jelas."

"GOOD MORNING, EVERYBODYYYY !"

Suara nyaring yang sangat khas milik Kim Jongdae mengalihkan perhatian seisi kelas. Termasuk Sehun.

Luhan memanfaatkan kesempatan dengan pergi dari hadapan Sehun. Pergi keluar kelas, entah kemana.

Sehun mendecak sebal sambil melayangkan tatapan tajamnya ke seluruh kelas. "Apa lihat-lihat ?!" hardiknya sambil berjalan ke bangkunya di pojok.

Semua anak pun memilih diam dan pura-pura mengobrol.

Sementara Jongdae berjalan menuju bangkunya dengan wajah bingung.

"Apa yang terjadi ? Kenapa Sehun terlihat sangat kesal ?" tanyanya pada Baekhyun yang duduk di seberangnya.

Baekhyun menatapnya sinis. "Luhan dan Sehun bertengkar ! Dan kau mengganggu mereka."

"Mwo ? Mengganggu apa ?"

"Kau membuat Sehun semakin marah, Jongdae !" jelas Baekhyun.

"Ha ?"

Mata Jongdae mengedip berkali-kali. Bukannya lucu, Baekhyun yang melihatnya malah menjadi kesal karena pria bermuka badut itu seolah pura-pura tidak mengakui kesalahannya.

"Kenapa jadi aku ?" Jongdae semakin tidak mengerti. "Aku hanya menyapa kan tadi ?"

"Sudahlah, kau menyebalkan !" sahut Baekhyun lalu kembali mengetikkan sesuatu di layar ponselnya.

"Kau memang selalu salah, Jongdae !" Kang Minhyuk yang baru mendudukkan diri di bangkunya menyahut. Jongdae memutar kepalanya, menatap Minhyuk.

"Yak, memangnya aku salah mengucapkan good morning ? Memang good morning kan ? Selamat pagi ?"

"Kau memang bodoh."

"Aissh, aku kan hanya menirukan Siwon-ssaem." Jongdae mengacak rambutnya frustasi. Kenapa jadi ia yang disalahkan gara-gara Sehun marah ?

Beberapa saat kemudian bel masuk berbunyi, bertepatan dengan datangnya trio Chanyeol-Kyungsoo-Jongin.

Baekhyun melirik mereka yang berjalan menuju bangku masing-masing-sedikit menahan napas melihat Chanyeol dan Kyungsoo yang bergandengan tangan.

"Whoa, whoa ! Apa ini ? Kalian berpegangan tangan ?"

Ternyata bukan hanya Baekhyun yang menyadari hal itu, Jongdae juga.

Chanyeol nyengir lebar. "What's the matter, Jong? Kau cemburu, eoh ?"

Jongdae memutar bola matanya. "Biasanya kalian seperti Tom and Jerry."

"Mereka sudah jadian."

Perkataan Jongin membuat semua pasang mata menatapnya.

"Apa ? Aku berkata jujur. Ya kan, Yeol ?"

"Yeah, begitulah," Chanyeol tertawa pelan. Sementara Kyungsoo hanya berharap wajahnya tidak memerah sekarang ini.

.

.

.

Jam Istirahat

Kyungsoo menatap Baekhyun di depannya yang tidak bicara sepatah kata pun. Pria cantik itu hanya mengaduk-aduk sedotan chocolate milkshakenya.

Pikiran Kyungsoo berkecamuk. Baekhyun pasti marah setengah mati karena ia merebut Chanyeol. Baekhyun pasti menganggapnya menikung karena menyukai Chanyeol.

Luhan di sebelah Kyungsoo sama sekali tidak membantu. Namja bermata seindah rusa itu hanya melahap mi pangsitnya dalam diam. Masalahnya dengan Sehun cukup membuatnya lupa makan tadi pagi. Bagaimana tidak ? Namja yang sering memasang wajah datar itu berbohong pada Luhan tadi malam. Yah, Luhan meminta bantuan Sehun untuk mengantarkannya ke apotik tadi malam. Sehun bilang ia harus ke rumah sakit karena ibunya demam berdarah sehingga tidak bisa mengantar Luhan. Luhan pun berniat untuk menjenguk ibunya Sehun di rumah sakit, tapi saat ia tengah berjalan ke halte, ponselnya berdering dan menampilkan sebuah pesan line singkat,

Oohsehun

kau di bar mana ? jangan minum terlalu banyak sebelum aku datang, baby 😙

Dengan hati sepenuhnya dongkol, Luhan pun kembali berjalan ke rumahnya. Ia membanting ponselnya ke kasur dan membanting hadiah-hadiah pemberian Sehun ke lantai. Sehun terus meneleponnya semalaman setelah ia sadar ia salah mengirimkan pesan untuk selingkuhannya pada Luhan.

( Luhan sama sekali tidak berniat mengangkatnya )

Emosi Luhan makin memuncak saat Sehun menjemputnya untuk berangkat ke sekolah tadi pagi. Kekasihnya itu menunjukkan wajah tidak bersalahnya. Luhan masih menahan amarahnya dan naik ke motor Sehun. Barulah saat sampai di sekolah, Sehun meminta maaf soal pesan yang salah kirim tadi malam.

Tentu saja Luhan balas memaki-makinya.

"Kyungie."

"Y-ya ?"

Suara gugup Kyungsoo karena Baekhyun memanggilnya membuat Luhan mengerjap. Ia tahu tentang masalah yang menimpa Kyungsoo saat ini.

"Chanyeol ..,"

Baekhyun memberi jeda.

"Selamat karena kalian sudah saling menyadari perasaan masing-masing," ujarnya. Senyum tulusnya berkembang, meraih tangan Kyungsoo di hadapannya dan menggenggamnya. "Aku benar-benar senang akhirnya kau punya pacar juga, Kyung !"

Kyungsoo tak percaya dengan apa yang baru ia dengar. Namun ia berusaha mengendalikan dirinya yang terlampau bahagia mendengar penuturan Baekhyun, "terimakasih, Baek. Kau tidak marah ?" tanyanya ragu.

Baekhyun menggeleng cepat dengan senyum yang mencapai matanya. "Tidak. Aku benar-benar senang. Dari dulu Chanyeol menyukaimu, tentu aku senang."

"Oh, benarkah ?" Luhan ikut angkat suara. "Bagaimana dengan perasaanmu pada Chanyeol ?"

"Aku akan berusaha move on," jawab Baekhyun. Ia mengangkat bahu, "yahh aku tahu dia tidak akan pernah menyukaiku. Lagipula ada Suho-hyung. Dia sepertinya benar-benar tulus. Aku tidak tega menolaknya. Jadi tadi malam aku bilang padanya aku akan memikirkan tentang hubungan kami."

"Jadi tadi malam kau benar-benar bertemu dengannya ?" tanya Kyungsoo. Pupil matanya melebar. "Tadi malam Kris-hyung bilang melihatmu di Dunkin Donuts."

"Oh ? Jeongmal ?"

Kyungsoo mengangguk. "Kau masih ingat Kris-hyung kan, Baek ?"

"Yeah, dia sangat tampan."

"Dan juga tinggi," Luhan menanggapi. Luhan juga mengenal Kris karena dulu pernah bertemu dengannya di rumah Kyungsoo. "Aku sudah lama tidak melihatnya."

Baekhyun tertawa pelan, "jangan bilang kau tertarik padanya, Luhan."

"Memang kenapa ? Aku suka pria tinggi. Kris-hyung itu cool."

"Yak, kau sudah punya Sehun. Jangan serakah."

"Aku sedang malas dengan Sehun. Dia buatmu saja deh, Baek."

Tawa mereka bertiga langsung lepas mendengar penuturan Luhan. Kyungsoo tersenyum setelah tawanya reda. Ia menatap Baekhyun yang masih tertawa.

.

.

.

TBC


(Hello, guys.

Just A Neighbor's back, wkwk. I'm sorry for a very long time update.

Sempet niat ga akan lanjutin fanfic ini, soalnya udah stuck banget di chapter 7 kemarin. Tapi rasanya nanggung banget coba kalau di end di chapter kemarin. Gimana nasib Baekkie sama Jonginnn.

Ok, i promise i will continue this fic. It's holiday, there's a lot of free timeee.

Aku juga udah punya rencana (?) mau bikin fanfic bertema horror. Terinspirasi dari salah satu film hantu thailand sih, hehe. Yang pasti, castnya EXO tersayang.

Makasih banyak buat teman-teman yang bersedia nunggu fic ini. Kalian yang terbaik. Segala bentuk kritik dan komentar sungguh diterima dengan lapang dada. Jangan ragu buat nge-review, ok ? Ide atau apapun itu silahkan tulis aja hehe.

Love u.

Terus baca Just A Neighbor yaaa !

^^)