Genre: Friendship/semi-Romance

Rating: M

Warning: Waspada typo(s), aku di ponsel.

Note: Kenapa di Romantic Universe tidak ada ChanBaek?

Tapi...

XiuChen berlayar! Ya ampun! Ini bukan lagi kapal selam apalagi kapal karam! Mereka berlayar! Aku suka adegan telepon itu. Dan kalau dilihat di MV baik baik, dua tangan yang saling menjabat itu tangan mereka, aku hapal lengannya! Jadi setelah teleponan dan Chen bingung kenapa Xiumin tiba tiba hilang karena teleponnya tersiram air itu, mereka bertemu di romanchiku universe~

Dan lagi! ChanHun berlayar juga! Aku sedikit banyak(banyak) terinspirasi adegan main drum dengan piring itu. Ah, ChanHun... Sepertinya aku menemukan OTP.

+CYSH+

Chanyeol memukul setir dengan keras, lalu dia menarik dasinya sampai lepas dan membuka kancing kancing teratas kemejanya.

Sabar, Tampan. Marah sama sekali bukan gayamu.

Chanyeol memejamkan matanya dengan keras, mencoba menyugesti dirinya sendiri untuk jadi idiot murah senyum yang biasa.

Ini bukan berarti dia marah karena putus dengan Baekhyun. Ok, dia marah, tapi bukan karena Baekhyun meninggalkannya. Dia marah karena dia tidak sadar apa yang Baekhyun mainkan di belakangnya.

Walaupun Chanyeol sendiri tidak mau memikirkannya, tapi dia masih saja mempermasalahkannya. Ini masalah harga diri, tapi Chanyeol merasa akan lebih terhormat kalau dia meninggalkan urusan tidak penting itu.

Dia menghela napas. Dia menghabiskan waktu empat tahun bersama Baekhyun.

Chanyeol kemudian mengusap mukanya dengan keras. Dia ingin minum sesuatu yang bukan rasa stroberi.

Chanyeol menyetir pulang dalam diam awalnya, tapi karena terlalu sepi dia menyalakan radio, tapi ketika mendengar lagu yang seperti menyindirnya dia mematikan lagi radionya. Ingatkan Chanyeol untuk menculik leader boyband empat huruf yang menyanyikan lagu itu.

Park Chanyeol tidak terikat pada Byun Baekhyun! Empat tahun mereka tidak berarti apa apa!

Tapi lagu itu membuatnya malah tidak ingin pulang. Kemudian dia berbelok ke tempat langganannya.

Baru saja Chanyeol akan duduk di tempat yang mulai dipenuhi manusia yang menarik bersama suara bising itu, seseorang memanggilnya.

"Hoi."

Chanyeol cuma melirik pada pemuda yang menidurkan kepalanya di meja, di dekatnya ada gelas yang isinya masih banyak. Pemuda itu tersenyum dengan bodoh dan malas.

"Oh, Sehun."

Chanyeol mengambil gelas Sehun dan meminumnya. Sesuai perkiraan itu Absolut Mandrin, Sehun suka sesuatu yang manis-asam seperti jeruk.

Sebenarnya akan itu suka apa saja yang tidak mengacaukan perutnya. Haha.

"Kenapa kau disini?" tanya Sehun, seperti hal aneh saja melihat Chanyeol datang ke bar.

"Kenapa tanya, Sehun?" Chanyeol sendiri merasa tidak ada yang salah dengannya disini.

"Tahu tidak, hari ini buruk sekali." kata Sehun lagi, mengganti topik semudah menenggak Absolut Mandrin favoritnya.

"Kau juga, kupikir aku saja." balas Chanyeol, dia jadi lebih tertarik bicara dengan Sehun dibanding memesan minum.

"Kau kenapa? Putus juga?" tanya Sehun.

Chanyeol memukul kepala Sehun, kenapa jawabannya harus tepat? "Kau putus dengan Tao?"

"Memangnya aku pacaran dengan siapa lagi? Lee Donghae?"

"Bukannya Lee Donghae menyukaimu?"

Sehun mulai berpikir, disini dia terlihat bodohnya, "Mungkin. Sekali kali coba produk dalam negeri tidak masalah, kan?"

Chanyeol setuju, "Daripada kau dicampakkan orang luar lagi."

Sehun tertawa, "Kau mengingatkanku pada Lu Han. Aku jadi ingin..."

Kemudian Sehun memukul Chanyeol.

"Apa apaan kau!?" Chanyeol marah dan mereka terlibat baku hantam. Segera saja mereka diusir dari sana.

"Apa apaan kau!?" tanya Chanyeol lagi, dia mencengkram kerah baju Sehun sampai anak itu tercekik.

Separah itukah Absolut Mandrin sampai membuat Sehun kehilangan otaknya dan Chanyeol dengan bodohnya meladeninya?

"Aku ingin menghajar orang, serius. Kalau tadi kau tidak datang aku pasti sudah menghajar orang asing." kata Sehun. Anak itu walaupun tercekik masih bisa bicara banyak.

Kemudian Chanyeol melepasnya. Sehun berterimakasih, karena Chanyeol melepasnya dan karena Chanyeol sudah dengan sukarela menjadi sasaran tinju Sehun.

Dia menggulung lengan kemejanya, "Ayo sini, kuhajar kau!" serunya, dia juga sebenarnya ingin menghajar orang.

Dan mereka terlibat baku hantam lagi di parkiran mobil, untung tidak ada yang melihat jadi tidak ada yang mengganggu momen pelepasan emosi ini.

Chanyeol dan Sehun sama sama puas, senang, dan lelah saat akhirnya Sehun terkapar di lantai.

Sehun mengusap mukanya dan menyisir rambutnya yang berantakan, "Aku serius mau coba pacaran dengan Lee Donghae."

Chanyeol kesal mendengarnya, dia berjongkok di samping Sehun dan menyikut perutnya.

Sehun mengaduh.

Chanyeol cuma meliriknya.

"Kau masih saja bodoh, Sehun." kata Chanyeol.

"Terserah, pokoknya aku tidak mau yang sejenis mantan-mantanku lagi." balas Sehun, sepertinya dia sudah muak.

Chanyeol juga muak melihat Sehun dengan orang orang itu.

"Cepat bangun, aku belum minum sama sekali." kata Chanyeol.

Sehun bangun sambil tertawa, "Jangan bohong, kau yang minum Absolut Mandrinku."

"Satu gelas sama dengan nol, Sehun. Ayo ikut."

Dan Chanyeol membawa mobilnya ke jalan raya.

"Aku ingin 25, kau tahu kan maksudku." kata Sehun.

Chanyeol tahu harus kemana untuk Yamazaki 25.

Sehun langsung membuat daftar pesanan dalam otaknya waktu mereka datang. Yang pertama keluar adalah 25.

Chanyeol ingat dia yang menyetir jadi dia membiarkan Sehun meminum Yamazaki 25-nya.

Sehun terkikik, "Ayolah." katanya dengan pipi yang mulai merah.

Jadi Chanyeol memutuskan minum saat Absolut Mandrin datang. Chanyeol berpikir dia minum untuk menghangatkan badannya di malam musim dingin yang jelas dingin.

Sehun ini benar benar suka Absolut Mandrin, ya?

Sehun diam dan tertawa saat Chanyeol meneguk seteguk Malt Scotch.

"Kau tahu apa yang aku pikirkan, hm, Chanyeol?"

"Aku tidak tahu." kata Chanyeol.

Muka Sehun merah, Chanyeol tahu dia mabuk. Setelah ini dia pasti akan meracau.

Sehun meneguk Malt Scotchnya lagi, menghabiskannya, kemudian menyentuh Vodka. Malt Scotch paling enak kalau ada Vodka yang bagus setelahnya.

"Aku memikirkan Lee Donghae, tapi akhirnya aku sadar." kata Sehun. Dia menatap Sehun dalam dalam.

"Aku merasakannya, dan itu membuatku yakin."

"Yakin ap-"

"Sst... Sst..." Sehun menutup mulut Chanyeol. Dia tertawa, tawa itu akan terlihat manis kalau saja Sehun tidak mabuk.

"Aku yakin semua orang punya cinta yang tidak ingin dilupakan."

Waw, orang mabuk seperti Sehun masih bisa membuat Chanyeol tertohok rupanya.

Chanyeol meneguk sedikit Vodkanya, "Kau mabuk, pulang sana."

Sehun tertawa lagi, dia menghabiskan Vodka Chanyeol, "Ayo antar aku. Aku tidak bisa apa apa tanpamu, Hyung sayang." dan belum apa apa Sehun sudah limbung.

Di mobil pun, sampai depan gedung apartemen Sehun pun, anak itu masih membicarakan teori menyayat hatinya itu.

"Kau juga pasti punya, kan?"

Chanyeol akan lebih senang kalau Sehun tidur saja sebenarnya.

"Aku tentu saja punya. Aku sana turun."

Tapi Sehun malah bertanya, "Kau punya? Ayo beritahu aku."

Ck, anak ini mau menyerang Chanyeol, ya?

"Sehun, kau masih sadar, kan?" tanya Chanyeol.

Sehun mengangguk.

"Apa kau akan ingat malam ini sampai besok?"

Sehun mengangguk lagi.

Dan Chanyeol mwnciumnya di bibir.

Sehun terasa seperti Vodka dan Malt Scotch, tentu saja karena itu yang terakhir dia minum, dengan campuran Absolut Mandrin favoritnya. Chanyeol hanya merasakan sedikit sekali rasa Yamazaki 25.

Sehun tertawa. Dan Chanyeol memutuskan untuk membawanya ke apartemennya saja.

Paginya Sehun muntah, tentu saja. Anak itu minum sebagian besar jatah Chanyeol juga. Itu berarti dua kali yang biasa dia minum. Jelas dia terkapar di kamar mandi Chanyeol.

Chanyeol heran kenapa semalam Sehun tidak muntah. Tapi Chanyeol lebih banyak bersyukur daripada heran.

"Kau mau sampai kapan disitu?" tanya Chanyeol, dia menyodorkan sikat gigi pada Sehun.

"Aku rasanya mau mati." keluh Sehun.

"Ayolah, Sehun. Jangan dulu mati." kata Chanyeol, dia berusaha membuat Sehun duduk, setidaknya dia bisa sikat gigi dia kloset kalau tidak kuat.

Tapi Sehun berdiri, membersihkan kekacauan menjijikan yang dia buat dan menyikat giginya sampai mulutnya terasa seperti pasta gigi.

Chanyeol meletakan aspirin di wastafel bersama segelas air kalau kalau Sehun butuh.

Sehun meminumnya dan menjatuhkan diri ke badan Chanyeol, "Kau memang hyung sayangku." katanya. Chanyeol tidak mengerti apa itu hyung sayangku dan bagaimana menjadi salah satunya. Tapi kenyataannya dia memang salah satunya.

"Aku punya puding, mau?" tawar Chanyeol.

"Mau!"

Sehun memang mudah dipancing dengan makanan, "Ini enak, tapi lebih enak lagi kalau ada susu kedelai." komentarnya.

Dan Chanyeol menyodorkan gelas oranye kecil yang isinya susu kedelai, "Dasar maniak susu."

"Itu bukan dosa, kan?" dan Sehun meminum susunya.

Chanyeol pikir ini akan jadi hari yang sama seperti tiap kali Sehun gila gilaan dengan alkohol.

"Aku ingat kau menciumku, lho."

Chanyeol menelan ludahnya. Salahkan Malt dan Vodka, jangan salahkan dia!

"Jadi aku ini cinta yang tidak ingin kau lupakan, ya? Sejak kapan?"

Kalimat itu agak menjijikan, tapi selama Sehun bisa menggunakan untuk menyudutkan Chanyeol, dia akan menggunakannya.

"Sekitar kelas sebelas, mungkin."

"Wah, lama juga, ya." kata Sehun, dari caranya tersenyum Chanyeol tahu Sehun berusaha mengolok-oloknya, "Ayo pacaran kalau begitu."

"Aku tidak mau pacaran dengan bocah manja sepertimu."

"Oh, ya? Kau belum tahu seberapa jantannya aku sebagai seorang pacar, Park Chanyeol."

Chanyeol ingin tertawa, "Apa yang jantan, Sehunnie?"

"Mau bukti?"

"Memangnya kau bisa membuktikannya?"

"Ke ranjang. Sekarang"

•••

Aku dikenalkan pada Yamazaki 25 oleh Daddy Josh. Sejak saat itu aku jadi tidak bisa tidak ingat ingat dia. Dia membuatku ingin menulis Wonppa(Won + Appa) tapi aku tahu tidak ada yang bisa seepik Daddy Josh dan Sungchul.

Akhirnya aku malah membawa inspirasi dari Yamazaki 25 saja dan menambahkannya pada ChanHun. Dan jadilah ini dalam... Dua jam?