Our Dilemma Kiss
Park Jimin
Min Yoongi
Terinspirasi atau remake dari manga 17sai kiss to Dilemma.
Yoongi menguap lebar lebar "hoaaahm. Apakah ini sudah pagi?"
"Tentu saja pagi! Kau akan terlambat! Cepatlah turun!" Suara ibunya menggelegar dari lantai satu rumahnya.
Yoongi memaksa kedua mata sipit cantiknya terbuka. "Ya ya." Dengusnya.
Setengah jam kemudian, dia sudah berseragam rapi dengan tas di punggungnya. "Eomma, apa jimin kemari?" Yoongi duduk di kursi makan dan mengambil rotinya.
"Tidak. Seperti biasanya kan kau akan menjemputnya. " Ibu Yoongi menyiapkan susu untuk putra kesayangannya itu.
"Yah ku kira dia akan kemari. Kemarin dia bilang..."
"Annyeong..."
Sebuah suara menginterupsi pembicaraan mereka. Yoongi menoleh dan menemukan seorang pemuda yang lebih tinggi beberapa cm darinya dengan kacamata tebal dan jaket bertudungnya itu sedang menunduk di depan pintu dapur mereka.
"Umm... a-apakah aku... boleh sarapan disini?" Tanyanya.
Yoongi tertawa. Ia berdiri dan menarik pemuda itu masuk. "Jiminie, berhentilah meminta izin begitu. Tentu aku mengizinkan!"
Jimin tertawa gugup. "Ku kira... aku mengganggu..."
Ibu Yoongi tertawa. "Tidak jimin. Makanlah. Kemarin ibumu memberi selai kacang ini. Rasanya enak."
Jimin tersenyum dan duduk di sebelah Yoongi.
"Aku akan mencobanya..." ucap jimin pelan.
,,,,
Setelah menyelesaikan acara sarapan mereka, jimin dan Yoongi berangkat ke sekolah mereka. Jimin dan Yoongi memang tetangga dan mereka bersekolah di tempat yang sama. Jimin bahkan sengaja memohon pada kepala sekolah agar ia dapat sekelas dengan Yoongi meski ia 2 tahun lebih tua. Setelah menjalani serangkaian tes akademik, jimin berhasil lolos dengan nilai memuaskan.
"Yoongi hyung... pelan pelan saja..." jimin mengeluh saat Yoongi mempercepat kayuhan pada sepeda nya.
Yoongi terkekeh. "Ah kau crying baby sekali jimin. Jangan khawatir! Aku jago dalam hal ini!" Yoongi malah semakin cepat bersepeda.
Jimin meremas pinggang sempit Yoongi dengan lembut. "Kubilang pelan pelan... aku tidak ingin kau terluka"
Yoongi mendengus. "Arraseo. Kau menyebalkan. Aku tidak akan menjatuhkanmu. "
,,,
"Yo! Min Yoongi!" Hoseok menepuk bahu Yoongi.
"Ada apa?" Yoongi menanggapinya dengan cuek. Dia melempar tasnya ke mejanya dan mengeluarkan ponselnya.
"Kau berangkat dengan si cupu? "
Yoongi mendelik pada hoseok. "Jimin tidak cupu. Memang apa urusannya denganmu?"
Hoseok tertawa dan duduk di sebelah Yoongi. "Man lihatlah. Di sekolah ini, kira kira tiga perempat isinya menaruh hati padamu. Kenapa kau malah menempel dengan si culun itu? Lihat saja kacamata tebalnya. Jaket brrtudung yang ia kenakan kemana mana. Kuno!" Hoseok mencela jimin.
Tanpa pikir panjang, Yoongi memukul kepala Hoseok dengan tas beratnya. "Sudah ku bilang ia sahabatku. Dan ya dia memang culun cupu crying baby. Dan aku akan menjaganya!"
Mereka masih asyik berdebat hingga melupakan seseorang yang melepas tudungnya, menatap mereka dari sudut kelas dengan mata setajam elang yang selama ini ia sembunyikan.
,,,
"Jimin! Ayo ke kantin! Kelas sudah kosong." Taehyung menepuk pundak jimin yang sedang menatap Yoongi di kursi di depannya.
"Duluan saja kau tae. Kau tau kebiasaanku." Jimin menggeleng dan menaik kan tudung jaketnya.
"Bung. Kau gila. Kau merengek padaku ingin ikut tes loncat kelas ini bersamaku, kau sudah bersamanya bertahun tahun, dan kau menyembunyikannya?"
Jimin tertawa pelan. "Ini namanya cinta dan egoisme kalau kau mau tau. Pergilah." Jimin mengibaskan tangannya mengusir taehyung.
"Terserah padamu. Aku lapar." Taehyung mendengus dan keluar. Meninggalkan jimin dengan Yoongi yang tertidur.
"Hyung..." jimin menepuk lembut kepala Yoongi. "Kau sangat mengagumkan..." tanpa sadar ia mengelus rambut coklat Yoongi. Lalu merunduk dan mengecup bibir Yoongi sekilas. "Bangunlah.. aku membawa bekal.."
Yoongi perlahan membuka matanya. Menatap jimin dengan pandangan bingung. "Apa?"
Jimin melihat Yoongi yang sepertinya masih belum sadar sepenuhnya dan menunduk memandangi meja dengan wajah bersalah. Air mata mulai menggenangi sudut matanya. "Apa.. apa aku mengganggumu? Aku membawa bekal... apa Yoongi hyung akan marah" jimin mengulurkan kotak bekal di tangannya.
Yoongi mengerjapkan matanya dan melihat jimin sudah akan mulai menangis. Ia lalu memeluk jimin dengan erat. "Hei jangan sedih. Aku tidak mungkin marah padamu. Oke? Jangan sedih" Yoongi mengusap punggung lebar jimin.
Jimin mengangguk pelan. "Baiklah... tapi hyung harus makan."
Yoongi tertawa. "Haahahaha baiklah aku makan. Kau memang crying baby sekali jimin."
Jimin hanya tersenyum dan membuka kotak makan nya. Menyodorkan sandwich isi daging kesukaan Yoongi.
"Woah! Kau membawa masakan favorite ku! Sampaikan rasa cintaku pada ibu mu. Ah tidak. Akan ku sampaikan sendiri nanti!" Yoongi berbinar dan segera melahap sandwich kesukaannya itu.
Jimin tersenyum puas. Ia melirik jendela tempat Taehyung sedari tadi mengintip mereka dan mendengus karena jimin sudah memberi kode keras agar tak masuk ke kelas itu.
TBC
New story~ yoonmin again nih wkwkwk. Terinspirasi dari manga 17sai kiss to dilemma~ ini ngga bakal sama persis kaya manganya. Tapi bakal ada bbrapa scene yg mirip/persis sama crta asli nya. Inti ceritanya juga yah kira kira sama lah. Meski ngga 100%.
Last but not least, review please ^^
Last but not least, review please ^^
