_A Naruto Fiction_
Disclaimer by Mr. Masashi Kishimoto
This fict belong to me Dan (Daniel. Sandra aka Daniela Alexsandra)
"Kimi to Boku"
Main Pair : Uchiha Itachi x Uzumaki Kyuubi (female)
Rating : T +
Genre : Romance
Warning: As always human and female Kyuubi, GS of course. Penganut aliran mainstream, so ide cerita tentu saja mainstream maksimal. Typo bikin sakit mata plus EYD yang nggak tau kapan sempurnanya. OOC tentu saja. But hope you like.
.
.
Summary : Dijodohkan? What the- jaman udah canggih gini masih aja jodohin anak. Itachi masih muda kali. Bagaimana pendapat Itachi soal calon istrinya yang mau aja menerima perjodohan itu? Dan bagaimana jika pendapat Itachi itu ternyata benar? Apa yag akan dilakukan oleh Itachi?
Well check this out.
.
.
.
Kimi to Baku by Daniela Alexsandra (^_^)v
.
.
.
Seorang pemuda berjalan dengan begitu gagahnya di lorong perusahaan terbesar di Jepang. Wajahnya yang tampan dengan garis rahang yang kokoh, sungguh menjadi pemandangan yang menakjubkan bagi seluruh karyawati di perusahaannya. Iya benar perusahaannya. Tak hanya dikaruniai wajah yang rupawan, ia juga adalah pewaris perusahaan keluarganya. Bukan hanya itu, pemuda 28 tahun ini juga memiliki otak yang cerdas, err.. mungkin jenius lebih tepatnya. Jadi tidak akan ada yang bisa menolak pesona yang dimiliki pemuda tersebut. Tampan, cek. Jenius, cek. Kaya, cek. Hah,,, sepertinya Tuhan sangat sayang padamu Uchiha Itachi.
Senyuman penuh kebanggaan bertengger manis di wajahnya selama ia berjalan menuju ruangannya.
"Tuan muda Itachi." langkah Itachi terhenti kala mendapati asisten pribadi ayahnya.
"Hn. Ada apa?"
"Tuan Fugaku menyuruh anda untuk segera menemui beliau di ruangannya."
"Hn." Itachi kemudian memutar langkahnya menuju ruangan ayahnya.
.
.
.
Tok,,, tok,,,
.
"Ayah memanggilku?" tanya Itachi saat memasuki ruangan Fugaku
"Hn, duduklah." Fugaku beranjak dari meja kerjanya mendekati Itachi yang duduk di sofa yang berada di ruangannya.
"Kau sudah bertemu dengannya?" Fugaku memandang putra sulungnya dengan tatapan khas milik keluarga Uchiha. Sedangkan Itachi yang di tatap seperti itu oleh ayahnya hanya bisa mendesah lelah.
"Kenapa kau tidak menemuinya?"
"Ayolah Yah, sekarang bukan jamannya lagi perjodohan." Itachi merasa sangat kesal mengingat rencana perjodohannya dengan putri sulung sahabat dari ayahnya itu.
'What the,,, Apa-apaan? Masa jaman sudah canggih seperti ini masih jaman aja main jodoh-jodohin anak. Dikiranya aku sudah nggak sanggup apa nyari pasangan hidup sendiri. Hello~ aku ini masih muda kali,,,,!' iner Itachi
"Apa salahnya? Aku dan ibumu dulu juga dijodohkan dan lihat, kami hidup bahagia hingga sekarang." Itachi memutar matanya bosan.
"Huhh,,, tapi ayah dan ibu sudah bersahabat sejak kecil."
"Kalian juga berteman sejak kecil."
"Tapi kami sudah tidak bertemu lebih dari 20 tahun, Yah. Aku bahkan sudah tidak ingat seperti apa dia."
"Maka dari itu ayah memintamu bertemu dengan dia. Apa susahnya?"
"Ck, jika ayah hanya ingin membicarakan hal ini lebih baik aku pergi saja." Itachi beranjak dari duduknya dan melenggang pergi.
"Itachi." panggil Fugaku berharap Itachi akan berhenti.
"Itachi. Uchiha Itachi, ayah belum selesai bicara padamu." namun Itachi tetap tidak memperdulikan panggilan Fugaku.
.
Brak.
.
Pintu ruangan Fugaku ditutup agak keras oleh Itachi saat meninggalkan ruangan Fugaku.
"Hah,, dasar anak itu."
.
.
.
-\(^0^)/-IFK-\(^0^)/-
.
.
.
"Yo, ada apa kau menyuruhku kemari?" tanya pemuda berambut merah dengan tampang baby face pada pemuda bersurai raven yang tengah duduk di sofa bar di ruang VVIP dengan diapit banyak gadis-gadis sexy perpakaian minim yang bergelanyut manja di lengannya.
"Hn."
"Tak biasanya kau mengajak ke tempat seperti ini duluan."
"Hn."
"Ayolah, sebenarnya ada apa? Kau bahkan memesan mereka." pria bersurai merah yang diketahui sebagai sahabat karib sang sulung Uchiha, Akasuna Sasori menatap heran pada Itachi.
"..."
"Ck, segawat itukah?"
"Hn."
"Fuuuhh" siul Sasori, "Apa kau sudah tau siapa calonmu itu?"
"Hn."
"Hah,,, ladies! Bisa kalian tinggalkan kami berdua?" dengan tidak rela gadis-gadis yang sedari tadi bergelayut di lengan Itachi perlahan meninggalkan ruangan tersebut menyisakan Sasori dan Itachi. "So?"
"Hah,,, aku belum tau siapa calonku. Ayah hanya bilang ia teman masa kecilku dulu."
"Bukankah itu berita baik." death glare legendaris turunan klan Uchiha seketika diperoleh Sasori, "Bu,,bukan begitu maksudku. Ayolah, jangan terlalu serius begitu. Menikah tidak seburuk yang ada di pikiranmu."
Hanya dengusan kasar yang diberikan Itachi sebagai respon pernyataan Sasori.
"Lihat aku dan Dei-chan, kami memutuskan menikah dan baik-baik saja."
"Itu berbeda muka bayi."
"Apanya yang beda?"
"Ck, kau sama saja dengan ayahku."
"Mungkin." jawab Sasori cuek
"Ck, aku masih terlalu muda untuk menikah dan aku masih bisa mencari pasangan hidupku sendiri."
"Huh, usiamu tak jauh beda denganku keriput. Dua puluh delapan tahun itu usia yang sudah matang untuk menikah. Apalagi kau anak sulung tentu saja orang tuamu yang sudah bertambah tua itu mendesakmu segera menikah."
"Tapi setidaknya mereka tidak perlu mendesakku dengan perjodohan bodoh itu."
"Ck, katakan itu pada orang yang lebih gemar berkencan dengan leptop dan kertas-kertas dari pada seorang gadis." ingin sekali rasanya Sasori memukul kepala temannya yang satu ini.
"Hei, aku tidak seperti itu." sangkal Itachi
"Ya,,,ya,,, katakan itu pada orang buta."
"Ck, menyesal aku menyuruhmu kesini."
"Hah,,, Itachi, sebenarnya apa yang kau takutkan? Aku yakin kalau paman Fugaku dan bibi Mikoto tidak akan menjerumuskan putranya sendiri dengan menikahkan putranya dengan wanita yang salah. Coba jalani dulu, kenali calon istrimu dengan baik."
"Aku tau itu, aku tau." lirih Itachi
"Lalu?"
"Masalahnya pernikahanku hanya tinggal sebulan lagi. Itu terlalu cepat. Bagaimana aku bisa mengenali sifatnya hanya dalam waktu kurang dari satu bulan?"
"Ppfffttt" kembali Itachi melayangkan death glarenya pada Sasori.
"So,,sory. Jadi, Apa itu yang membuatmu takut?"
"Aku . tidak. takut." geram Itachi
"Ya,,,ya,,, kau tidak takut. Hanya khawatir berlebihan."
"Berhenti bercanda muka bayi."
"Siapa yang bercanda keriput?"
"Berikan aku solusi! Aku perlu solusi. Aku bingung, kupikir gadis jaman sekarang pasti akan menolak jika harus dijodohkan tapi apa? Dia malah menyetujui perjodohan ini dengan mudahnya." Sasori hanya mendengarkan apa yang di luapkan oleh Itachi.
"Kau tau apa yang kupikirkan tentang gadis itu?"
"Pertama, dia pasti hanyalah gadis biasa seperti perempuan kebanyakan yang hanya mengidamkan kekayaan dan kemewahan. Apa ada gadis yang bisa menolak pesonaku? Aku kaya dan juga tampan."
"Huh, kau tertalu percaya diri tuan muda Itachi yang terhormat"
"Hei, aku bicara fakta."
"Hn, lalu."
"Ck, kedua. Dia pasti kuper, penampilannya juga pasti sangat nerd. Aku yakin dia juga tidak punya pacar selama ini"
"Huh, seperti kau juga pernah punya pacar saja."
"Setidaknya aku pernah berkencan dengan seorang gadis."
"Hn dan gadis itu sekarang sudah sah menjadi istriku keriput." Sasori menatap kesal ke arah Itachi. "Ck, begini saja. Coba kau buat kesepakatan dengan paman Fugaku."
"Kesepakatan?"
"Iya, kesepakatan."
.
.
.
-\(^0^)/-IFK-\(^0^)/-
.
.
.
Tanpa membuang waktu lagi Itachi langsung memacu mobilnya menuju kediaman Uchiha. Perkataan Sasori tadi masih terngiang di pikirannya. Hampir tengah malam Itachi tiba di kediaman utama Uchiha. Tepat saat ia memarkirkan mobilnya, dentang jam sebanyak dua belas kali terdengar menandakan tengah malam.
"Ck, sial." Keluh Itachi, "Hah, terpaksa besok pagi." Itachi kemudian beranjak menuju kamarnya di lantai dua yang bersebelahan dengan kamar sang adik tercinta Uchiha Sasuke.
Setelah tiba di lantai dua Itachi sedikit heran mendapati lampu kamar yang ada tepat di depan kamarnya menyala.
Apa paman Obito datang?
"Hoamm,," sambil menguap Itachi melanjutka lagkahnya menuju kamarnya, ia butuh tidur sekarang.
.
.
.
-\(^0^)/-IFK-\(^0^)/-
.
.
.
Pagi menjelang, dari arah dapur kediam Uchiha tercium aroma masakan yang mampu membangunkan seluruh penghuni rumah tersebut. Beberapa maid nampak hilir mudik membantu sang nyonya Uchiha menyiapkan sarapan untuk anak dan suami tercinta.
"Tolong bawa ini ke meja makan" ujar Mikoto pada salah satu maid sambil menyerahkan semangkuk besar sup tomat.
"Baik nyonya."
"Selamat pagi, bibi!"
"Selamat pagi, sayang! Bagaimana tidurmu semalam?" Mikoto memandang gadis di depannya dengan senyuman.
"Tidurku nyenyak. Maaf gara-gara itu aku jadi tidak bisa membantu bibi menyiapkan sarapan."
"Aish,, tidak apa-apa. Bibi tau kau pasti masih lelah setelah perjalanan yang cukup lama kemarin."
"Jadi, apa masih ada yang perlu dibantu?" Mikoto sedikit tertawa, "Tinggal sedikit lagi, kau tunggu saja di ruang makan. Temani pamanmu, sepertinya dia sedang membaca koran paginya"
"Aku bantu bibi saja, paman kan sedang asik dengan korannya, yang ada malah aku yang dicuekin"
"Hahaha,,, itu tidak mungkin sayang"
"Ayolah bi, masa tidak ada yang bisa ku bantu?"
"Baiklah, sebenarnya masakannya sudah siap semua. Tinggal membuat jus untuk Sasuke dan-"
"Okey, serahkan padaku. Aku jago membuat jus."
"Benarkah!"
"Hm, benar. Ah, bagaimana kalau bibi saja yang sekarang menemani paman di ruang makan? Paman kan tidak mungkin cuekin bibi" Mikoto kembali tertawa mendengar ucapan gadis yang sekarang tengah berkutat dengan buah-buahan di kulkas.
.
.
.
Saat sampai di ruang makan ternyata kedua putranya juga sudah duduk dengan tenang di kursinya masing-masing. "Selamat pagi." sapa Mikoto
"Pagi bu/Pagi"
"Mana dia? Masih belum bangun ya?" tanya Fugaku saat Mikoto duduk di sampingnya berhadapan dengan Itachi dan Sasuke.
"Dia sudah bangun, sekarang dia sedang ada di dapur membuat jus."
"Benarkah?"
"Hm" jawab Mikoto sembil tersenyum ke arah Fugaku yang barusaja melipat korannya.
"Apa paman Obito di sini?" tanya Itachi pada kedua orang tuamya, "Tadi malam kulihat lampu kamar tamu menyala."
"Bukan paman Obito yang datang baka aniiki." Itachi menyernyitkan alisnya mendengar penuturan Sasuke.
"Lalu?"
"Yang datang itu-"
"Maaf, apa aku terlalu lama?" sela sebuah suara yang cukup asing bagi Itachi. Alis Itachi kembali mengernyit kala mendapati sosok asing yang tengah membawa sebuah teko berisi minuman yang Itachi pikir adalah jus.
"Ah, tidak. Kau membuat jus apa? Aromanya sedap, sepertinya enak" -Mikoto
'Siapa gadis ini' batin Itachi.
"Aku hanya membuat jus tomat, karena ku pikir kalian semua menyukai tomat"
"Dari mana kau tau?" Sasuke
"Hanya menebak saja, karena isi kulkasnya kebanyakan tomat"
"Hahaha,, kau benar Kyuu, kedua putra bibi memang suka sekali dengan tomat, apalagi Sasuke." Ujar Mikoto, "Duduklah disini" Mikoto menepuk kursi di sampingnya yang berhadapan dengan Sasuke.
Sementara Itachi yang merasa hanya dirinya yang tidak tau apa-apa mencoba bertanya pada Sasuke tentang gadis asing itu.
"Siapa dia?" bisik Itachi. Mendengar pertanyaan Itachi sedikit membuat Sasuke bingung. Hingga satu kesimpulan muncul di otak jeniusnya. Dengan seringai andalannya Sasuke membuka suara.
"Kau tidak tau siapa dia?" bisik Sasuke yang hanya dibalas gelengan oleh Itachi. Melihat itu seringaian Sasuke semakin melebar
"Dia adalah calon kakak iparku" jawab Sasuke mendramatisir.
"Oh,," Itachi membulatkan mulutnya sambil manggut manggut, "Calon kakak ipar"
"Hn"
.
1 detik
.
2 detik
.
3 det-
"APA?"
"Ada apa denganmu Itachi? Kenapa kau berteriak seperti itu?" Mikoto. Sasuke hanya tertawa puas melihat tingkah Itachi.
"Ti,,tidak. A,,aku tidak apa-apa?" ujar Itachi. Tatapan Itachi lalu mengarah ke arah gadis di sebelah ibunya yang ternyata juga sedang menatapnya.
.
Glup.
.
'Sial, ternyata Tuhan tidak sayang padaku. Batin Itachi miris. Damn! Tebakanku benar. Oh my,, lihat kacamata tebal itu. Tatanan rambutnya yang di kepang belum lagi kawat gigi itu. Juga pakaiannya yang-. Tuhan,,, apa kau sangat benci dengan hambamu ini?' jerit iner Itachi
"Apa ada yang salah denganku?" Tanya gadis yang sudah diketahui sebagai calon istri Itachi, Uzumaki Kyuubi.
"Ti,,tidak" Oh,, jika boleh ingin sekali Itachi berteriak 'SEMUANYA'
"Itachi, kau sudah tau siapa dia kan?" ujar Fugaku "Dia adalah calon Istrimu, Uzumaki Kyuubi"
"Hai, aku Kyuubi, Uzumaki Kyuubi. Senang bertemu denganmu" sapa Kyuubi sambil mengulurkan tangannya.
"Hn, se,,senang bertemu denganmu" dengan terpaksa Itachi menyambut uluran tangan Kyuubi saat merasakan aura menyeramkan dari ayahnya.
'Astaga, apa mereka sudah buta. Tega sekali mereka menjodohkanku dengan gadis sepertinya. Akan jadi seperti apa anak dan cucuku nanti' Itachi bergidik ngeri membayangkannya.
"A,,ayah, aku ingin berbicara sebentar sebelum aku berangkat nanti." Itachi tidak ingin membuang waktu lagi. Ia akan membuat kesepakatan dengan ayahnya seperti rencananya kemarin bersama Sasori. Meskipun ia harus mencari ide lain untuk kesepakatannya setelah melihat bagaimana sosok calon istrinya.
"Bicara apa? Bicara di sini saja dan mulai hari ini kau tidak usah ke kantor, kau temani Kyuubi mengurusi pernikahan kalian, sementara tugasmu di kantor akan diambil alih oleh Sasuke."
'Sial.' Umpat iner Itachi. "Hn, aku tetap akan menunggu ayah di ruang kerja ayah." Itachi menyudahi sarapannya. "Terimakasih makanannya" Itachi beranjak meninggalkan ruang makan.
.
.
.
-\(^0^)/-IFK-\(^0^)/-
.
.
.
"Apa yang ingin kau bicarakan?"
"Perjodohan ini-" Fugaku sedikit mengernyitkan alisnya mendengar penuturan Itachi.
"Hn."
Itachi menghela nafas panjang sebelum kembali berujar, "bisakah ayah membatalkan perjodohan ini."
"Kalau kau hanya merengek untuk membatalkan perjodohan ini, lebih baik kau keluar. Ayah sudah bosan berdebat akan hal ini"
"Tapi ayah, lihat dia. Apakah pantas orang seperti dia menjadi istriku. Huh, yang benar saja!"
"Kau tau apa memang tentang Kyuubi? Hingga kau bias berpikir seperti itu"
"Ck, lihat dia, Yah!. Penampilannya saja membuat mataku sakit. Aku tidak bisa membayangkan hidup bersamanya. Mau jadi seperti apa anak dan cucuku nanti jika memiliki ibu sepertinya."
"JAGA BICARAMU ITACHI! Ayah tidak pernah mengajarimu menilai orang lain hanya dari penampilan luarnya saja."
"Maaf yah."
"Huh,, ayah tidak mau tau, suka tidak suka perjodohan ini kan tetap dilakukan dan sesuai rencana, kalian akan menikah bulan depan."
"Baiklah, aku menerima perjodohan ini, tapi setidaknya undur pernikahannya. Biarkan aku dan dia saling mengenal pribadi masing-masing."
"Hah,, kita sudah sering kali mendebatkan hal ini dan keputusan Ayah sudah bulat. Kalian akan tetap menikah bulan depan. Gunakan waktu kurang dari sebulan ini untuk mengenal Kyuubi dengan baik. Jika kau bersungguh-sungguh, ayah yakin kau tidak akan menyesal menikah dengan Kyuubi."
"Tapi-"
"Tidak ada tapi."
"Ayah~"
"Hn" Fugaku berusaha untuk tidak tertawa mendengar nada merajuk putra sulungnya.
"Ck, kenapa ayah getol sekali menjodohkanku dengannya? Tidak adakah gadis lain? Kenapa harus dia?" sungguh Itachi tak habis pikir dengan jalan pikiran ayahnya.
"Karena hanya dia pendamping yang cocok untukmu" Itachi memutar bola maanya bosan 'yang benar saja.'
"Dengar, tidak ada orang ua di dunia ini yang akan menjerumuskan anaknnya. Semua ini ayah lakukan untuk kebaikanmu." Itachi terdiam mendengar penuuran Fugaku, ia tau itu, sangat tau. Tapi egonya masih bersikeras menolak.
"Coba jalani dulu. Ayah sangat tau apa yang terbaik untuk putra-putranya"
"Tidak ada cinta di antara kami, Yah. Ini tidak akan berhasil."
"Cinta akan datang seiring berjalannya waktu"
"Aku hanya ingin menikah sekali seumur hidup, Yah. Aku ingin menghabiskan hidupku bersama orang yang ku cintai"
"Maka dari itu kenali calon istrimu lebih dalam. Ayah yakin kau akan menyukainya."
"Ck, baiklah kita buat kesepakaan"
"Hn, katakan!"
"Baik, aku akan menikah dengan si 'Nerd' itu. Tapi ayah dan ibu tidak boleh mencampuri urusan rumah tangga kami. Lalu jika kedepannya hubungan kami tidak ada perkembangan atau jika di kemudian hari aku atau dia bertemu dengan orang yang kami cintai, ayah dan ibu tidak boleh melarang kami untuk berpisah" seketika wajah Fugaku mengeras mendengar penuturan putranya.
"Apa yang kau bicarakan itu? Kau kira pernikahan itu adalah sebuah lelucon yang bisa kau mainkan sesukamu?"
"Ayah sendiri yang memaksaku bersikap seperti ini. Kami tidak saling mencintai dan ia sama sekali bukan tipeku, yah."
"Baik jika itu maumu. Tapi kau juga harus benar-benar menjalanka peranmu sebagai suami sebagaimana mestinya dan kalian baru boleh berpisah jika aku sudah mendapatkan cucu dari kalian."
"APA?" Itachi cukup terkejut mendengar perkataan Fugaku. "Tapi yah-"
"Tidak ada tapi Itachi. Kenapa kau senang sekali mendebat keputusan ayah? Terima tawaran ini atau tidak sama sekali."
'What the- apa-apaan ini! Seharusnya aku yang memojokkan ayah. Kenapa jadi terbalik begini. Ck, sial'
"Hn, aku menerimanya."
"Bagus. Aku sudah menyiapkan apartemen untuk kalian tempati untuk satu bulan kedepan."
"APA?"
"Hn. Kalian akan tinggal disana berdua untuk saling mengenal lebih cepat pribadi masing-masing"
"Tapi-"
"Aku tidak menerima penolakan anak muda."
Itachi menghela nafas panjang. "Baiklah, tapi setidaknya biarkan aku bekerja diperusahaan sampai hari pernikahanku."
"Tidak."
"Ayolah yah, aku bias mati bosan jika tidak melakukan apa pun seharian"
"Kau tidak akan mati bosan karena ada Kyuubi bersamamu. Lagi pula kau harus menyiapkan pernikahanmu."
"Itu perkara gampang yah, sehari saja sudah selesai."
"Baiklah, kalau begitu kalian akan menikah besok. Hari ini kita semua akan mengurus bersama pernikahan kalian. Hem, benar. Lebih cepat lebih baik." Itachi melongo dengan tidak elitnya, "TIDAK! Baiklah aku akan cuti mulai sekarang." Senyum kemenangan pun terukir di wajah Fugaku. 'kau masih terlalu amatir untuk bisa menang melawanku, Nak'
.
.
.
-\(^0^)/-IFK-\(^0^)/-
.
.
.
TBC
.
.
.
.
.
.
.
.
Hueeeee,,, gomennasai,,,, Dan malah publish fict baru padahal utang fictnya masih banyak #bow
Abisnya mau gimana lagi, Dan tiba-tiba ketemu sama si 'ilham'.
Terus jeng-jeng-jeng hualaaa,,, jadilah fict ini
So what do you think guys
keep it or delete
.
.
Oh ya, tanggal 31 Januari kemaren tepat 1 tahun Dan publish fict perdana Dan 'The Story Of ItaKyuu' #prok-prok-prok
Rencananya Dan mau bikin Squelnya buat pertengahan bulan yang spesial ini :3
Semoga bisa tercapai dan terlaksana tepat waktu. Amien (-/|\-)
Terus Dan juga mau ucapin banyak terimakasih buat reader semua baik itu yang silent reader juga. Terus buat yang udah memberikan Dan support selama ini yang mem fav, fol cerita Dan dan juga para reviuwer yang berkenan meninggalkan jejaknya di tiap fict buatan Dan. Arigatou minna # bow
Jaa ne (^_^)/
