Dan tak peduli berapa lamapun waktu ini mengalir
Ditiap pejaman mata. Ditiap dirinya lelah dan mencoba lari
Satu bayangan akan terus mengejarnya.
Tak peduli sejauhmana Sasuke berusaha untuk lari
Tapi akan selalu ada jeritan yang paling ia benci
Jeritan penuh kesakitan yang membelah malam, dan menembuas seluruh alam bawah sadarnya
Dan akan terus terulang
.
.
.
Disclaimer Naruto belongs to Masashi Kishimoto
NATE ALERTS!
Abal, BL [Boys Love], menye-menye bikin mual, failed genres, violence, bad behaviour, all the amateur warnings applied. Please note it! This is modified-canon of SASUNARU! Lil bit smut. Mungkin ini bonus untuk interaksi mereka yang kurang kalau menurut Nate. Ratenya naik yaa
Ahh teruntuk kalian yg masih menunggu dan langsung membuka chapter ini ketika ada notif update, please click prev chapter. Karena Nate update 2 chaptsr sekaligus
So this is the epilogue of STILL HERE. ENJOY BABY!
.
.
.
Naruto terbangun oleh lengan yang mendekapnya makin erat pada tubuhnya dan sebuah kaki yang menelusup diantara pergelangan kakinya. Naruto masih bingung untuk beberapa waktu, hingga ia sadar bahwa seluruh ruangan masih gelap, bahkan waktu baru menunjukkan sepertiga malam terakhir. Kelopak matanya masih menyembunyikan sebagian iris sapphire itu, perlahan terbuka untuk mendapati bahwasanya ia masih ditempat yang kadang terasa asing dengan design tradisionalnya.
Ya, tak lama setelah Naruto sadar, ia kembali untuk memulai hidupnya seperti semula. Dan terbebas dari rumah sakit dan segala bau menguar yang membuatnya pusing. Tapi bukan kamar berantakan di loteng yang menjadi tempatnya kali ini. Tapi bangunan tradisonal khas Jepang dengan goresan lambang tua yang retak disana-sini tapi masih menunjukan keagungannya. Lambang sang Uchiha. Dan disinilah ia berada, rumah milik Uchiha yang bahkan sudah bertahun-tahun tak pernah ada yang tinggal ataupun sekedar mendekat.
Geraman rendah terdengar memenuhi telinganya, saat tubuh dibelakanya tersebut menggeliat, dengan lengan yang merayap memdekap makin erat di tubuh Naruto. Menyadari apa yang sedang terjadi. Naruto akhirnya berbalik menghadap pada pemuda raven disebelahnya. Mengusap keringat yang membasahi pilipis sang Uchiha.
"Sasuke.." Bisik Naruto, dan mengguncang pelan.
Kelopak mata itu terbuka, menampakkan onyx yang tak fokus untuk beberapa detik, hingga akhirnya menyadari sosok pemuda dihadapannya. Ia membawa pemuda pirang tersebut kedalam dekapannya, menengkan dirinya sendiri dengan membenamkan dirinya diantar ceruk leher sang Uzumaki. Menyasap seluruh wangi yang selalu membuatnya tenang. Naruto memeluk balik, mengusap perlahan punggung Sasuke. Mengguman ringgan untuk menengkan.
"Mimpi buruk lagi?" Tanya Naruto
Sasuke menarik napas panjang, menghirup sebanyak-banyaknya wangi tubuh itu. "Tidak." Jawabnya pelan.
Naruto menghela napas perlahan. Sasuke tak pernah mau bicara mengenai mimpi buruknya. Dan ini terjadi cukup sering, hingga ia tahu kapan kalanya Sasuke bermimpi buruk, sekalipun ia tak mau membicarakannya. Tapi Naruto akan disana, dan Sasuke akan terus memeluk tubuh itu seolah ia adalah satu-satunya penenang.
"Aku tak bermaksud membangunkanmu." Ujarnya.
Naruto menyamankan diri dipelukan Sasuke. "Tak apa, Sasuke. Mau membicarakannya?"
Sasuke sedikit memberi jarak hingga ia bisa menatap Naruto. "Bukan apa-apa."
Sasuke bisa melihat jika Naruto terdiam seolah berusaha untuk tak bertanya lebih. Bukan tak ingin berbagi, ia hanya tak mau mengingat. Mengingat ketika seseorang di sebelahnya ini jatuh, bahkan semua jeritan kesakitan Naruto seolah masih berdering di telinganya. Terasa buram tapi nyata adanya. Sekalipun Sasuke berusaha melumpuhkan indranya, mencoba melupakan, ia tak pernah berhasil.
Dan satu-satunya yang membuat Sasuke sadar adalah dengan Naruto ada di sebelahnya.
Sasuke menangkup pipi sang Uzumaki, membelainya. Merasakan hangat itu, dan ketika ia sadar bibirnya telah melumat bibir merah dihadapannya. Merasakan lembut bibir itu diantara kecupannya. Mereka berciuman untuk waktu yang cukup lama, hingga akhirnya Naruto melepaskan diri dengan terengah. Pipi itu memerah hingga telinganya, dengan bibir merah basah setelah ciuman mereka. Sasuke menyeringai menyukai apa yang ia lihat. "Mau melakukan sesuatu?"
"Memang sudah semestinya kau melakukan sesuatu. Karena kau membuatku tak mengantuk lagi!"
Sasuke tertawa kecil, bersandar pada pundak Naruto dan mengecupnya pelahan. "Sesuatu seperti apa? Hmm?" kecupan itu berubah menjadi jilatan hingga lumatan, membuat Naruto menggeliat dan memberi ruang pada Sasuke tanpa sadar untuk melumat lebih. Lupa akan semua yang telah terjadi. Yang Naruto bisa ingat hanya lidah basah Sasuke yang terus merayap, dengan sensasi panas disekujur tubuhnya.
Naruto berusaha menahan desahannya meskipun harus lolos ketika jemari dingin Sasuke menelusup masuk menyentuh perutnya dan hisapan Sasuke diperpotongan lehernya makin kuat.
"S-Sasuke"
"Hn.." Sasuke memutar tubuh itu hingga terbaring, dengan ia berada diatasnya. Mengecup bibir Naruto.
Sasuke menggerakkan pinggulnya perlahan. Napasnya berhembus diantara tulang selangka pemuda di bawahnya. Membuka atasan Naruto, sekaligus miliknya. Selimut yang sebelumnya membungkus keduanya telah jatuh ke lantai, memperlihatkan secara jelas bagaimana keduanya saling bersentuhan. Naruto mengeram rendah merasakan ketika miliknya, menggesek milik Sasuke.
Sasuke bisa melihat ketika Naruto mengangkat pinggulnya meminta lebih. Naruto mengerang ketika Sasuke memainkan putingnya dengan diantara kedua jarinya. Bibir pemuda raven itu tak berhenti menelusuri keseluruhan yang ada dihadapannya. Meninggalkan jejak merah basah pada kulit tan itu. Sasuke menyukai bagaimana deru napas tersenggal Naruto dibawah kukungannya, mengerang menginginkan lebih jauh lagi.
Kedua kaki Naruto ia lebarkan, mengapir diantara pinggul Sasuke. Membawa miliknya Semakin dekat. Dan ketika keduanya saling bergesekan Naruto mendesah, merasakan bagaimana milih Sasuke terasa panas sekalipun masih terhalang oleh kain diantara keduanya.
"Sasuke.. Aku mengingginkannyaaa." matanya terpejam, tatkala Sasuke kembali menyentuh miliknya, dan meremas.
"Enghhh...Hahh"
Naruto menarik tanggan Sasuke, membawa jemari-jemari tersebut ke bibirnya. Mengecupnya perlahan hingga akhirnya melumat habis satu persatu. Sementara tangannya sendiri membuka bawahan miliknya sendiri. Melepasnya cepat, dan beralih pada milik Sasuke. Melepas semua penghalang. Onyx Sasuke tak pernah lepas memandangi apa yang ada dihadapannya. Merasa cukup Sasuke manarik jemarinya dari bibir Naruto, menggantikkannya dengan bibirnya sendiri, menyesapi apa yang paling ia sukai. Dan perlahan jemari Sasuke membuka jalan masuk pada lubang milik Naruto. Membuat Naruto mengerang diantara ciuman mereka.
"La..lakukan sekarang, Sasuk-" belum sempat menyelesaikan kalimatnya Naruto mengerang panjang, ketika suatu yang keras dan panas menerobos masuk dalam satu hentakan. Menyentuk telak kelenjar prostatnya hingga Naruto mengelinjang, pandangannya seolah buram untuk sesaat.
Sasuke berhenti sejenak membiarkan Naruto beradaptasi dengan miliknya. Napasnya terengah. "Naruto.." ia merasakan bagaimana miliknya berkedut didalam kehangatan Naruto.
Naruto mulai bergerak ketika ia mulai terbiasa, meminta lebih. Peluh melingkupi keduanya dengan deru napas saling bersahutan. Memajumundurkan pinggulnya sendiri menambah irama.
"Sa..Sasuke, Sasuke. Engghh.."
Dan Naruto tak bisa berhenti memanggil nama Sasuke ketika pemuda itu mulai memaju mundurkan miliknya. Keras panas dan berdenyut,
"Lebih ahh cepat." Naruto merasakan jenari Sasuke bermain dengan batang miliknya, meremasnya. Dan Naruto bisa mendengar jelas deru napas Sasuke, bagaimana bibir itu melumat daun telingannya. "Enghh.. Ahh. Sasuke.." Naruto terus mendesah merasakan milik Sasuke menumbuknya keras.
"Aku mencintaimu, Naruto" Bisik suara itu, diikuti gerakan Sasuke yang makin keras.
Dan hanya dengan satu kalimat tersebut, membuat seluruh tubuhnya panas."Engg.. Aahh. AHHHHH!"
Hingga akhirnya Naruto sampai, memuncratkan cairan kental membasahi kedua dada mereka. Sasuke masih belum berhenti. Ia menarik satu kaki Naruto dan menaruh pada pundaknya. Bergerak makin dalam dan keras. Hingga akhirnya ia mengeram rendah ikut menyusul, memuncratkan cairan kental di dalam Naruto. Dan Naruto bisa merasakan cairan hanggat yang membuatnya terasa penuh. Bahkan hingga menerobos keluar dari belahan miliknya.
Keduanya terengah. Sasuke menarik keluar miliknya, tapi tak bergerak jauh dari sang Uzumaki. Mengecup dahi Naruto, membisikkan kembali satu kalimat yang sama. "Aku mencintaimu"
Naruto tak mampu berpaling, bahkan berkedippun tidak. Memandangi bagaimana sang Uchiha dihadapannya, dengan napas yang masih terengah.
Ia memperhatikan bagaimana Sasuke merengkuh tubuhnya. Sasuke mengeratkan pelukkannya, menghirup wangi rambut Naruto, mencoba menenangkan dirinya. Naruto masih belum bersuara.
"Jangan pergi kemanapun. Dan jangan pernah tinggalkan aku."
Tak berapa lama setelah Sasuke mengatakannya, Ia mendengar suara tawa Naruto. Ia mengeratkan pelukkannya, membuat gelak tawa itu terhalang, dan makin tak terdengar. Tak membiarkan Naruto tertawa.
"Nee.. Aku masih disini, Sasuke" Bisiknya dalam pelukan tersebut.
Lalu, Naruto membuat jarak untuk sekedar menatap sang Uchiha. "Aku juga mencintaimu, Teme" Ujarnya sambil tersenyum lebar.
Dan lagi setelah itu bibirnya diraup kasar oleh Sasuke, bahkam nyaris bertumbukkan tapi Naruto tak mempermasalahkan. Hanya tertawa kecil diantara lumatan Sasuke. Sasuke kembali, Sasuke disini memeluknya. Dan Naruto tak akan pergi kemanapun, selama Sasuke masih tetap tinggal. Semuanya terasa benar begini apa adanya.
.
.
.
Mereka berbaring dengan lengan Sasuke memeluk Naruto, mendekapnya. Sasuke tak merasakan kantuk sama sekali, ia megusap punggung yang lebih kecil darinya tersebut, membuat pola pada punggu tersebut, untuk sekedar memberi tanda kepemilikan.
Sementara Naruto disana sudah sayup dan mulai terbawa kantuk. Ia mendekatkan tubuhnya pada Sasuke, menyamankan diri pada pelukan pemuda tersebut.
"Bangunkan aku jam lima pagi.." Gumam Naruto pelan "Aku harus siap-siap untuk pelantikan Hokage."
"Hn." Balas Sasuke.
Mendengar jawaban Sasuke, Naruto akhirnya tertidur di dekapan tersebut. Dan yang tak pernah Naruto tahu adalah sekarang sudah pukul lima pagi. Dan Sasuke sama sekali tak berniat untuk membangunkan sang Jinchuriki bahkan hingga waktu pelantikan tersebut tiba.
Dan Konoha harus menunggu entah sampai kapan batas waktu mereka, untuk bisa mendapatkan Hokage mereka tersebut. Karena Konoha harus mengalah pada Uchiha, dengan semua segel yang bahkan mengelilingi kediaman mereka, mengurung sang Jinchuriki dari dunia luar. Bahkan sekelebat suara diluar batas segel pun tak akan bisa masuk.
"Dobe." Ujarnya, menyesapi wangi sang kesanyangan.
Naruto akan tetap disini bersama Sasuke. Dan Sasuke akan tetap disini karena Naruto adalah tempatnya untuk berpulang.
.
.
.
THE TRUELY END! FINALY!
.
.
Astagaaa! Haha akhirnya selesai. Terimakasih untuk semua yang sudah fav, follow dan semua reviewan kalian yang bikin terbang! I love you all :)) maaf ya updatenya lama. Bahkan mungkin kalian pembaca chapter1 sudah pada lupa atau hilang. Nate berharap kelian pembaca yang dulu masih inget cerita ini, karena aku namatin Still here ini untuk kalian :"( . Nate bener2 minta maaf, ini chapter terakhir dengan smut yang tak sebegitu panas kupersembahakan untuk kalian. GO SASUNARU❤❤❤❤