Yunho menghela napasnya. Ia menatap kumpulan kawannya yang sibuk memberikannya saran akan kisah cintanya. Mungkin berkali-kali sudah Ia memantapkan hatinya dan menepis semua prasangka dan perasaan buruknya akan Jaejoong dan pria itu. Namun Ia tetap tidak bisa mengindahkannya. Pikirannya terus menerus tertuju pada Jaejoong, dan juga pria itu. Mungkinkah Jaejoong punya yang lain darinya?

"Fokus, Yunho!" seru salah satu sahabat karibnya ketika konsentrasinya buyar karena semua pikiran dan prasangka buruknya.

"Ah, ne." Ucapnya pelan dan kemudian mulai memukul bola biliar tersebut. Meskipun sesekali Ia masih saja membayangkan sosok itu.

Sosok pria yang bersama kekasihnya. Ia harus mencari tahu siapa sebenarnya pria itu. Tanpa sadar, genggamannya pada stik bola biliar itupun menguat.

IF IT WAS ME

JungYunho x KimJaejoong

ft. ShimChangmin (GS)

YAOI !

Sepenuhnya cerita adalah milik saya.

Jika ada kesamaan dalam cerita itu merupakan ketidak sengajaan

"Apa kau ada acara setelah pulang?" Yoochun terlihat berjalan mendekati bangku dimana Jaejoong duduk. Lawan bicaranya itu tampak sedang sibuk membereskan peralatan-peralatan tulisnya dan buku-buku yang tadi Ia keluarkan, memasukkannya ke dalam tas. Kemudian Ia menoleh ke arah Yoochun. Sesaat mereka terdiam dengan jarak wajah mereka yang terbilang cukup dekat.

"A-aku rasa tidak ada." Balas Jaejoong dengan sedikit menjauhkan wajahnya. Ia kemudian berdiri dan mulai berjalan meninggalkan kelas. "Memangnya ada apa?" tanya Jaejoong balik. Yoochun sedikit tersenyum dan melingkarkan tangannya pada pundak Jaejoong. "Ayo kita ke taman."

Jaejoong sedikit tersentak akibat perlakuan Yoochun yang berani—baginya. "Maaf, tapi aku tidak bisa."

Yoochun mengernyitkan keningnya. "Kenapa? Kau bilang kau tak ada acara?" itu suara Yoochun—yang lagi-lagi bertanya pada Jaejoong.

"Tidak ada acara tidak berarti kalau aku tidak ada kegiatan di rumah." Jaejoong tersenyum pada Yoochun. "Tugas yang kemarin belum ku kerjakan. Mungkin bisa nanti, karena tugas nya masih lama. Tapi aku ingin mengerjakannya sekarang." Jaejoong berbalik, menatap ke arah Yoochun.

Ia tersenyum lebar dan melambaikan tangannya. "Aku duluan, ya? Sampai jumpa!" Pria cantik itu kemudian meninggalkan Yoochun dengan debaran di hati pria tampan tersebut. Mungkin memang Jaejoong menolak ajakannya dengan halus, tapi sikap Jaejoong tadi cukup membuat hatinya berdebar untuk sekian kalinya. Dan setelah memandangi Jaejoong yang semakin lama semakin berjalan menjauhi kampus, Yoochun juga membalikkan tubuhnya, berjalan ke arah mobilnya yang terdapat di parkiran kampus.

Jaejoong menatapi jalanan yang Ia lewati juga pemandangan yang cukup indah untuk dipandanginya. Rumahnya terbilang cukup jauh dari kampus, jadi Ia mengambil keputusan untuk hanya berjalan hingga halte. Setidaknya begitu sebelum bau menyengat mendominasi penciumannya.


Changmin menghela napasnya menatapi setumpuk berkas yang berada di mejanya. "Waktumu tak banyak, nona Jung. Segera selesaikan berkas ini dan kau boleh pulang ke Korea." Suara tegas itu sedikit menggema di ruangan Changmin yang dapat dibilang cukup luas. Gadis itu memijit pelipisnya. Kemudian pemilik suara tegas tadi melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan gadis ini.

Dengan perlahan Changmin membuka satu perssatu berkas yang diberikan pak tua tadi, lalu mengerjakannya dengan semua kejeniusan yang dimilikinya. Sebenarnya Ia tak tahan, otaknya disuruh bekerja tanpa henti selama 24 jam dan itu berulang lagi esok harinya. Bisa dibayangkan bagaimana hitam kantung matanya saat pulang ke Korea nanti.

Baru buka berkas itu saja sudah membuat otak Changmin pusing tujuh keliling. Ini bukan ahlinya, Ia mengambil kuliah jurusan akutansi dan menjadi direktur seperti ini bukanlah jurusannya—yang jelas-jelas kalau menjadi direktur itu membuatnya setidaknya menguasai ilmu perbisnis-an yang sama sekali tak diketahuinya.

Sebenarnya Ia sedikit membenci kakaknya yang mengambil jurusan musik. Juga ayahnya yang menyuruhnya dengan alasan setidaknya kau menguasai cara berhitung yang lebih dari kakakmu. Ia menghela napasnya dan segera menyelesaikan berkas-berkas itu.


Jaejoong menoleh dan mendapati sekawanan pria-pria berbadan besar yang tampaknya sedang mabuk. Bau alkohol yang mencuat dari mulut mereka membuat Jaejoong mual. Dengan seluruh kekuatannya Ia mencoba berlari. Namun terlambat, salah satu tangan dari mereka telah mencekatnya, menggenggam lengannya dengan kuat.

"Hey gadis cantik, tidak baik bagimu berkeliaran seperti ini. Hari sudah mau malam, kau tahu?" Jaejoong rasanya ingin membogem mentah wajah orang satu ini. Dia juga tahu bahwa jam sudah menunjukkan setengah enam, langit juga sudah menggelap. Kalau belum, mungkin Jaejoong sudah menyempatkan dirinya mampir ke kedai tteokppokki langganannya yang tak jauh dari sini.

Cengkraman orang itu pada lengan Jaejoong semakin kuat, membuat Jaejoong semakin susah melepaskannya. Sebelum ada lengan orang yang lebih besar menepis cengkraman orang tersebut dan menyingkirkan Jaejoong dibelakangnya. Pria bertubuh tegap dan lebih tinggi dari Jaejoong itu mulai berkelahi dan menghabisi kawanan mabuk tadi.

Jaejoong sedikit tersentak saat bersembunyi di belakang pria itu. Terutama saat pria itu membalikkan tubuhnya. "Kenapa baru pulang?" Suaranya terdengar datar. Namun kekhawatiran dapat Jaejoong tangkap dari suara pria itu.

Yunho—pria itu—tersenyum menatap Jaejoong. Ia memakaikan jaket kulitnya pada Jaejoong dan itu pun sedikit kebesaran pada tubuh Jaejoong. Tak menghiraukan Jaejoong yang tampaknya masih kaget, Ia mulai mengajak Jaejoong untuk masuk ke dalam mobilnya. Selain itu, tampaknya mereka berdua masih memiliki banyak masalah yang belum mereka tuntaskan.

"Jaejoong-ah, mari kita saling jujur, eoh?"

"Apa kau.. mau putus?"

to be continued

maaf lebih pendek dan update lama yaa T-T

iamyourboojae - iya semoga jaejoong nya gt ya:3 kyu ya? hm ntar dipikirin ya:3 btw happy yunjae day juga huhu lupa ngucapin-w- makasi udh review yaa

- iya hehe makasih udah review yaa3