Why Child ?

~KimJi17CARAT~

Cast : All member SEVENTEEN and ex SEVENTEEN

Main Pair : SoonHoon

WARNING! Fanfic YAOI, Don't like? Don't read!

Fanfic ini murni dari otak saya, jika ada kesamaan pasti hanyalah kebetulan. Tapi para karakter milik Tuhan dan orang tuanya masing-masing (tapi Oci milik saya haha *dilempargitar)

'Jihoon membenci anak kecil, mereka itu merepotkan, gampang nangis, susah diatur, tak mau menurut dan hobi sekali membuat orang kesal, Jihoon benci itu. Tapi, gimana kalau ternyata orang yang disukainya punya banyak adik?'

.

.

.

'Aku benar-benar tak percaya bagaimana bisa Soonyoung tak merasa kesal ataupun risih pada teriakan-teriakan yang membuat telingaku sakit seperti barusan itu?', pikir Jihoon dengan melihat keempat orang yang melongok didepan pintu itu, dan hanya kepalanya saja yang terlihat, horror tentu saja itu menakutkan.

.

.

.

HAPPY READING!

Jihoon sangat kesal sekarang, sangat sangat bahkan sangat terlalu kesal. Dia sama sekali tak melakukan kejahatan, seperti membunuh, mencuri, menolong(?), me-apapun itu, pokoknya Jihoon bukanlah penjahat. Yang dia lakukan hanyalah datang kerumah Soonyoung untuk mengerjakan tugas kelompok (sedikit modus tentunya), tapi kenapa dia diperlakukan seolah-olah dia adalah pelaku tindak kriminal?

Saat ini salahsat- tidak salahempat(?) adik Soonyoung menatapnya dengan sangat tajam, kenapa Jihoon harus berada dalam keadaan yang seperti ini dua kali, pada hari yang sama, di tempat yang sama dan jumlah orang yang menatapnya juga sama(?).

"E-ehm, b-bisakah kalian berhenti menatapku seperti itu? Itu membuatku sangat risih", ucap Jihoon, dia hanya berkata jujur.

Keempat orang itu saling menegok untuk menatap satu sama lain, kemudian mengangguk bersamaan. Mereka mundur satu langkah, berdiri tegak, kemudian membungkukan badan secara bersamaan juga.

"ANNYEONGHASEYO!", teriak mereka bersamaan, mereka kompak kan?

"Annyeonghaseyo, Jihoon hyung! Namaku Kim Mingyu, hyung bisa memanggilku Mingyu, dan aku yang tertampan di rumah ini", seseorang yang katanya bernama Mingyu itu dengan mengatakan bahwa dirinya tertampan (kalau tertinggi sih Jihoon setuju), membuat ketiga saudaranya yang belum mengenalkan diri malah membawa Mingyu keluar.

BRAK DUGH BUAK NGUING TETTERETTETEW (ga bisa bikin suara orang dipukul)

Setelah itu, mereka kembali berjajar dihadapan Jihoon seperti tadi awal, di tambah dengan mulut Mingyu ditutup yang juga tanganya terikat.

"Maaf untuk yang kegiatan(?) barusan hyung! Kenalkan namaku Lee Seokmin, ngomong-ngomong marga kita sama loh hyung, apa jangan-jangan kita…"

JDER DUAG PLAK GDBRUK MIAW JRENG

Keadaan Seokmin sekarang tak jauh beda dengan Mingyu sama-sama memprihatinkan, dan jujur saja sedari tadi Jihoon hanya bengong melihat orang-orangan(?) itu. Jihoon yakin adik-adik Soonyoung itu jauh lebih parah dari pada Chan keanehanya, tapi mengapa Soonyoung sepertinya tak pernah merasakan apa yang Jihoon rasakan, seperti sekarang?

"Kami minta maaf atas kejadian barusan juga hyung, mereka baru saja diputuskan pacarnya jadinya begitu, dan namaku Minghao" seseorang berambut(?) warna warni layaknya gula-gula itu menjawab dengan ngasalnya.

Jihoon mengerungkan dahinya. 'Minghao? Bukankah itu sedikit aneh? Apa itu bukan nama korea? Atau aku justru salah dengar?', pikirnya.

"Minghao? Apa itu benar namamu?", tanya Jihoon dengan raut wajah kebingungan yang begitu jelas.

"Ya hyung, namanya Minghao. Aku yakin hyung merasa aneh karena itu bukan nama korea. Kata Choi ahjussi, Jung eomma memberikan kami nama itu karena saat itu dia sedang menyukai film luar negri. Dan juga namaku Mingming", jelasnya panjang lebar, dan jujur Jihoon lelah mendengarnya.

Jihoon hanya mengangguk-angguk mendengar nama mereka, meskipun dia tak berniat untuk tahu semoga saja dia bisa mengingatnya, kan kalo dia bener jadi istri nya soony… tunggu Jihoon kan laki-laki(?).

.

.

.

Jihoon p.o.v

Setelah kepergian keempat adik-adik Soonyoung itu, Soonyoung datang membawakan sekotak coklat ditangannya dan menyimpannya didepanku. Kenapa dia membawa makanan lagi? Bukankah yang tadi masih ada, belum habis? Aku menatap kearah piring kue tadi, yang masih menyisakan setengah kue. Dan sebuah toples berisi kripik yang baru dimakan sepertujuhbelasnya(?), dan sekarang dia membawa sekotak coklat? Apa dia sedang sangat kelaparan?

"Maaf aku meninggalkanmu terlalu lama. Tadi eomma menyuruhku membantunya untuk membereskan belanjaanya yang cukup banyak, dan dia mengatakan untuk memberikan coklat ini padamu".

Aku menatap coklat itu, yah hanya menatapnya, jujur saja aku tak begitu suka makan yang manis (karna orangnya jauh lebih manis *dilempargitar), tapi aku tak mungkin bisa menolak pemberian Soonyoung, itu terlalu berharga dan aku tak ingin dia kecewa.

Drrt Drrt Drrt

Kurasakan ponselku bergetar, setelah meminta ijin pada Soonyoung aku membuka pesan yang ternyata dari Chan.

-Chan-

Hyung, kata eomma kau sedang pergi kerumah teman kan? Eomma mengatakan agar kau segera pulang, karena tak baik adik kecil pulang malam (jangan pukul aku, itu kata eomma "v). Dan, bisakah hyung membelikanku sedikit cemilan di perjalanan pulang? Tolong ya hyung~

Aku tak berniat memerasmu loh hyung (sungguh), hanya saja jika kau tak melakukannya mungkin aku akan memberitahu eomma akan ensiden kemarin, dimana aku menemukan foto-foto idolamu hyung, atau memang benar itu pacar hyung? Aku tak tahu. Kukatakan aku tak berniat memerasmu loh hyung, sungguh! Kan Chanie anak baik, jadi aku tak mungkin memeras hyung kesayanganya, iyakan Jihoonie hyung *wink.

Aku menunggumu hyung~ -Channie adik tersayangnya Jihoonie hyung :)

Aku butuh kantong kresek sekarang, sungguh aku ingin muntah melihat pesan itu. Apa itu bukan memeras? Anak baik? Dan adik tersayang? Sungguh sekarang bulu kudukku merinding(?).

Aku melihat kearah Soonyoung yang sedang kembali sibuk dengan tugas kami, dan aku melirik kearah kotak coklat yang terdiam dihadapannya dan kembali lagi melihatnya, haruskah…haruskah aku menerimanya? (menerima coklat maksudnya) Dan memberikannya pada Chan? Kalau tak salah dia menyukai makanan manis.

Aku kembali mendekatinya dan berkata "S-soonyoung…"

Jihoon p.o.v end

Soonyoung melihat kepada orang yang barusan memanggilnya, dan tersenyum sangat tampan, jujur saja saat ini Jihoon merasa ingin terbang.

"Ada apa? Apa kau akan segera pulang?", tanyanya masih dengan tersenyum, tebakkan yang sangat tepat Kwon.

"Y-ya, eo-eomma menyuruhku untuk segera pulang. Bisakah kita melanjutkannya besok saja?", Jihoon berkata dengan ragu-ragu, dia tak ingin pulang sebenarnya, apalagi meninggalkan Soonyoungnya uhuk. Tapi yah, karena pesan dari adik tercintanya (dipertanyakan?) itu, dia harus melakukannya.

"Tentu saja, apa perlu aku antar kau pulang?", tawaran Soonyoung membuat wajahnya memerah.

"T-tak us…"

"Tak apa, tunggu sebentar. Aku akan meminta ijin dulu".

Soonyoung meninggalkan Jihoon (lagi), dan tanpa Sooonyoung sadari keadaan Jihoon saat ini sangatlah mengenaskan(?). lihatlah, dia terdiam seperti patung dengan wajah nya yang memerah sempurna sampai pada kedua telinganya (seperti batu merah), dan jangan lupakan detakan jantungnya yang semakin lama semakin cepat. Kemudian Jihoon mengigit bibir bawahnya menahan teriakan bahagia yang ingin dikeluarkan. Apa kau sebegitu bahagianya Lee Jihoon?

.

.

.

Jihoon terdiam di depan pintu gerbang, dimana dia tadi siang masuk. Dia sedang menunggu Soonyoungnya(?) bawa motor. Tapi, dia ga bisa pulang dengan mudahnya, karena ternyata keempat anak kecil yang berisik tadi itu sedang bermain bola ditambah dua orang tak dikenal (lebih besar dari keempat anak kecil). Mereka berenam mendekati Jihoon.

"Apa Jihoon hyung akan pulang?", tanya anak cerewet itu, siapa lagi kalau bukan Seungkwan. Hanya saja sekarang Jihoon tak kesal, karena anak itu sudah memanggilnya 'hyung'.

Sebelum Jihoon akan menjawab, salah seorang adik Soonyoung yang belum Jihoon kenali bertanya dengan sangat tidak sopannya,

"Siapa hyung pendek ini?", pemuda berwajah datar (menurut Jihoon sedatar meja belajar Chan) itu menatapnya tanpa mengeluarkan ekspresi.

'PENDEK? ANAK BERWAJAH DATAR INI BILANG AKU PENDEK? ARRGHHH, AKU SANGATLAH INGIN MEMUKULNYA DAN BERTERIAK PADANYA TAPI SAYANGNYA DIA SALAH SATU ADIK SOONYOUNG! ISSH, TIDAK BISAKAH MEREKA MEMBIARKANKU SENDIRIAN?', wajah Jihoon mulai memerah karena menahan kesal, meskipun dia tahu dia pendek bisakah orang lain tak begitu memperjelasnya?

"Dia itu Jihoon hyung, teman sekelasnya Soonyoung hyung. Katanya mereka mau mengerjakan tugas kelompok", Seungkwan berbisik pada orang itu, meskipun sebenarnya masih dapat Jihoon dengar.

"Oh hyung ini temanya Soonyoung hyung. Wonwoo imnida", orang itu –Wonwoo- membungkuk untuk memperkenalkan dirinya, meskipun masih dengan datarnya (Jihoon merasa anak ini tak tahu apa itu sopan santun).

"Annyeong Jihoon hyung, Jun imnida", seseorang yang belum dikenalnya juga ikutan memperkenalkan diri.

Jihoon mengangguk-anggukan kepalanya (dia tak ingin berbicara, karena masih kesal pada perkataan Wonwoo). Dan kemudian mereka kembali bermain setelah mengganggu Jihoon sebentar. Tiba-tiba terdengar suara bel sepeda.

KRING KRING! KRING KRING!

Jihoon dapat melihat 3 buah sepeda dengan salah satunya dinaiki(?) 2 orang mendekat kearahnya, lebih tepatnya tempat dimana dia berdiri. Mereka berhenti didepan Jihoon, dan menatapnya dengan tatapan yang –errr- Jihoon bosan ditatap seperti itu, ini kejadian yang ketiga kalinya, dengan banyaknya orang yang sama, sungguh kebetulan.

"Annyeonghaseyo Seungcheol imnida, apa hyung temannya Soonyoung hyung?", tanya orang yang bernama Seungcheol itu (dia yang mengemudikan(?) sepeda untuk 2 orang)

"Ne, Jihoon imnida", Jihoon menjawabnya singkat dengan mengangguk-anggukan kepala.

"Kek kek kek, Jihoon hyung sungguh lucu. Junghan imnida", seseorang berambut yang agak panjang memperkenalkan diri dengan terkikik geli.

Jihoon tak tahu apakah dirinya harus kesal atau senang karena dibilang lucu. Padahalkan Jihoon tidak melucu dari tadi, apanya yang lucu?

"Aku setuju dengan Junghan, hyung tak terlihat seumuran dengan Soonyoung hyung. Oh iya, Doyoon imnida", orang itu membungkukan badan sebari memperkenalkan diri.

"Dan sepertinya aku yang terakhir, Jisoo imnida. Senang berkenalan dengan hyung", Jisoo tersenyum yang Jihoon akui sangat tampan, meskipun tak setampan Soonyoung yang mampu mengalihkan dunia Jihoon.

Di tengah-tengah perkenalanya itu Soonyoung datang dengan motornya tak lupa sebuah helm tambahan yang tadi dipakai Jihoon saat pulang sekolah.

'Pertamakalinya Soonyoung datang ketika adiknya memperkenalkan diri mereka padaku, padahal ketiga kejadian awal sangatlah mengerikan', pikir Jihoon ketika melihat kedatangan Soonyoung.

"Huh? Kenapa kalian baru pulang? Bukankah ini hampir malam?", tanya Soonyoung pada adik-adik tertuanya itu.

"Tadi kami ke toko buku dulu sebentar untuk membeli buku hyung, sonsaengnim bilang buku ini bisa kami gunakan untuk latihan dirumah", jawab Seungcheol, dan ketiga lainnya mengangguk tanda setuju.

"baguslah, ternyata kalian tak kenapa-napa. Hyung sedikit khawatir ketika eomma bilang kalian belum pulang, meskipun kau sudah memberitahu hyung akan pulang telat, hyung tetap saja khawatir", ucap Soonyoung.

"Eiiy, tenang saja hyung. Kami ini sudah besar, lagi pula kami ini laki-laki pasti bisa jaga diri", Junghan dengan menunjukan wajah malaikatnya, agar hyung kesayangannya tak khawatir.

"Junghan benar, kita sudah besar. Jika hyung selalu khawatiran seperti itu, artinya hyung masih menganggap kami anak kecil", sambung Jisoo.

"Jadi sekarang yang sudah besar bukan hyung saja, tapi kami juga. Maka, kami bisa mengurus adik-adik juga ketika hyung pergi", Doyoon ikut menambahkan.

Mendengar ucapan adik-adik tertuanya itu, Soonyoung tersenyum bangga. Sepertinya dia memang terlalu khawatiran. Sedangkan Jihoon hanya terdiam, dia tak tahu anak-anak sebesar mereka (karena mereka bukan anak kecil) bisa mengatakan hal-hal yang tak pernah Jihoon pikirkan, sepertinya Jihoon mulai sedikit sadar bahwa anak kecil tak buruk-buruk amat.

.

.

.

Langit mulai gelap, matahari pun tenggelam, tanda bahwa malam telah tiba.

Jihoon terdiam di kasurnya dengan memeluk gulingnya erat-erat, dia merasa hari ini cukup menyenangkan apalagi dibagian 'dibonceng Soonyoung' akhh Jihoon terlalu senang. Apalagi jika mengingat kejadian beberapa waktu lalu, ketika Soonyoung mengantarnya hingga rumah.

Flashback

Jihoon turun dari motornya Soonyoung dengan hati yang berbunga-bunga, dia senang karena Soonyoung menjalankan motornya dengan ngebut, sehingga dia memiliki alasan untuk memeluk Soonyoung dengan erat.

"Terima kasih, sudah ingin mengantarkanku hingga sampai rumah", Jihoon tersenyum dengan sangat manis (berharap Soonyoung terpikat oleh senyumanya).

"Sama-sama. Dan mmm…kapan kita kerja kelompok lagi?", tanya Soonyoung.

"Terserah padamu, aku punya banyak waktu luang", meskipun Jihoon sedang sangat sibuk, sepertinya dia akan lebih memilih untuk mengerjakan tugas kelompok denganmu Soonyoung.

"Apa akhir pekan nanti kau sibuk?", sebenarnya pertanyaan Soonyoung itu pertanyaan yang biasa, hanya saja entah kenapa terasa seperti akan mengajak kencan?

"Tidak".

"Baiklah, karena aku sudah tahu rumahmu berarti pekan nanti aku akan menjemputmu. Sampai bertemu nanti", setelah mengatakanya Soonyoung segera pergi dengan motornya.

Off

'Akhir pekan…akhir pekan…', kata-kata itu terus berputar dipikiran Jihoon, sepertinya dia tak sabar ingin segera akhir pekan.

TOK TOK TOK

Suara ketukan pintu itu menganggu acara melamunnya, dengan kesalnya dia berteriak "BUKA SAJA!'.

Pintu itu pun terbuka, menampakan seorang anak kecil yang pernah muncul waktu chapter awal(?), dia adiknya Jihoon tentu saja Chan. Chan mendekati Jihoon yang sedang duduk diatas kasur, dengan menatap Chan bingung.

Tiba-tiba Chan memberikan sekotak coklat yang Jihoon berikan padanya tadi.

"Kenapa kau mengembalikannya? Bukanya kau suka makanan manis?", tanya Jihoon, dengan wajah bingungnya.

"Aku suka, tapi eomma bilang tak baik menggunakan kelemahan seseorang untuk menindasnya, kan Chan jadi kesindir. Ya sudah karena aku ini adalah anak baik dan penurut, aku balikin coklatnya ke hyung", jawab Chan dengan wajah pasrahnya.

Jihoon menatap coklat itu yang baru dengan satu potong. Kemudian dia menatap Chan, dan kembali menatap coklat itu.

"Tak apa, kau bisa memilikinya", ucap Jihoon dengan memberikan kembali coklat itu. Membuat Chan menatapnya kaget.

"Sungguh hyung?", Jihoon mengangguk meng-iya kan.

"Wuah, apa Jihoon hyung tak sedang sakit?", pertanyaan Chan membuat Jihoon menatapnya kesal.

"YAKK! Apa maksudmu?".

"Hehe, tak ada. Terimakasih hyung, hyung yang terbaik!", tiba-tiba Chan memeluknya dan berlalu keluar dari kamarnya.

Jihoon membeku, dia tak tahu apa yang sedang dirasakannya. Hanya saja, ketika Chan memeluknya dia merasa senang, hangat, atau apapun itu, hanya saja dia menyukainya, apa jangan-jangan dia menyukai Chan? Tentu saja tidak! Ini bukan ff incest(?). Tiba-tiba Jihoon teringat salah satu kalimat yang Soonyoung ucapkan ketika mereka mengobrol di tengah-tengah mengerjakan tugas.

"Setiap aku melihat anak-anak kecil itu bahagia, senang, atau pun tertawa karenaku. Selalu ada perasaan yang…tak bisa ku jelaskan, tapi aku suka itu. Itulah mengapa aku sangat menyukai mereka, karena jika mereka bahagia aku juga bahagia".

'Apakah ini yang dimaksud perasaan yang tak bisa dijelaskan?'

TBC

Pertama-tama Ji mau nanya ff panjang itu seberapa words nya ya? soalnya banyak yang review katanya terlalu pendek, yah semoga aja ini cukup panjang...

Balasan review...

yayaerma1: Jihoonya kayanya susah tuh buat dibikin sadar. Boo smirk? *ikutan meleleh. Mungkin kedepan ada SoonHoon momentnya, soalnya chapter ini masih perkenalan adenya Soonyoung dulu.

BSion: Entar ajarin uji biar pinter ngebohong(?). kan kalo ga bawel bukan Seungkwan namanya. Di chapter ini keluar semua kan 14 adenya? Atau ada yang kelewat?

Zahra492: Kalo Ji juga pasti pengenya meluk satu-satu kalo bisa sih dikarungin juga, haha.

firdazzy: Ini emang panti kok. Tapi kan Soonyoungnya ga tau itu nge-jleb jadi biarin aja dah.

Bbangssang: Untung Ji bukan Chan, jadi ga perlu dikasiani(?)

Uhee: Untung aja anak-anak itu adiknya Hoshi jadi Jihoon masih bisa bersabar agar ga meledak disana(?) Makasih buat ucapan ultahnya Ji terharu *hikseu, mari kita sadarkan Lee Jihoon bahwa anak kecil tak seperti yang dia bayangkan! /?

mongyu0604: Kan kalo ga berisik bukan Seungkwan dong namanya. Bantuin ga ya? Entar dipikir-pikir dulu(?) Kayanya sih pas banget di hati terdalamnya Jihoon, haha.

svtvisual: Ini panjang ga? Sebenarnya Ji ga tau ff yang panjang itu sepanjang apa?

AAAA: Makasih review-annya

rarinpark: Udah dilanjut!

Thanks buat semua review-an, dan semoga suka sama chapter ini.