OH MY BABY ( Final Chapter Part 2 )

Cast : Kai, Sehun, Taeoh, Reon

Rated : M

Tolong hargai karya orang lain meski seburuk apapun itu, karena dengan menghargai karya orang lain maka orang lain pun juga akan menghargai karyamu lebih besar lagi.

Syakila8894

.

.

.

.

.

Sehun memasuki kamar tidurnya dengan ekspresi lelah, setelah membereskan mainan yang berserakan di seluruh ruangan dan juga remah sisa sisa makanan yang berhamburan di mana mana, hasil karya dari putranya, akhirnya ia bisa bersantai juga. Meski tidak bisa di bilang santai sepenuhnya juga, karena setelah mandi dan mengganti pakaiannya dengan sepasang kaos merah dan bokser hitam, Sehun kembali berkutat di meja belajarnya, mengerjakan tugas kuliahnya yang menumpuk.

Ya, setelah memutuskan menikah dengan Jongin, Sehun memutuskan untuk berhenti di dunia hiburan dan fokus mengurus rumah tangganya dan juga kuliah. Seharusnya ia sudah selesai kuliah tahun lalu, namun karena tak lama setelah menikah, ia hamil, akhirnya dirinya memutuskan untuk cuti dan kembali kuliah setelah baby cukup besar untuk ditinggal.

Menghiraukan suara bel yang berdentang, Sehun tetap fokus pada tugasnya yang sedikit lagi selesai.

Cklek

"Papa pulang..." bersamaan dengan pintu yang terbuka, sosok tampan dalam balutan kaos biru dan celana jeans hitam masuk ke dalam kamar, bertepatan juga dengan Sehun yang selesai dengan tugasnya.

Sehun melirik sekilas sebelum beranjak dari kursinya dan menuju ke ranjang.

Jongin yang merasa di acuhkan, segera menarik tangan Sehun dan membawanya untuk jatuh bersama sama ke atas ranjang.

"Hunnie marah..."

"Pikir saja sendiri." Sehun bergerak untuk memunggungi Jongin, namun hal itu malah dijadikan kesempatan oleh Jongin untuk memeluk tubuh 'istri'nya.

"Aku merindukanmu dan juga baby..." Jongin mengecup lengan Sehun yang tak tertutupi kaos.

"Kalau rindu kenapa seharian tidak menelepon ?" tanya Sehun galak.

"Maaf, tadi diperjalanan aku ketiduran sayang," sesal Jongin.

"Hyung selalu sibuk dengan jadwal konser dan juga yang lain, bertemu juga hanya bisa sebentar, tak bisakah lebih sering menelpon?"

"Maaf.." Jongin mengeratkan pelukannya saat merasa Sehun bergerak ingin melepaskan pelukannya. "Lain kali tidak akan kulakukan lagi." Jongin menghujani leher mulus Sehun dengan kecupan kecupan lembut, membuat namja manis itu kegelian.

"Yak, hentikan itu Nini hyung..." Sehun menggeliat, berusaha melepaskan diri, namun usahanya sia sia karena Jongin kini juga menggunakan kakinya untuk menjepit tubuh Sehun. "Kau belum bercukur hari ini ?"

"Mana sempat memikirkan itu, saat pikiranku hanya ingin cepat cepat tiba dengan selamat di rumah." gumam Jongin sebelum menggigit leher Sehun dan menghisapnya, memberikan tanda cinta di leher mulus itu.

Sehun berbalik, kembali menghadap ke arah Jongin. Ish, Nini hyung jelek."

"Tapi biar jelek begini aku tetap suamimu. Berikan aku sebuah ciuman, aku tak ingin saat pulang di hadiahi wajah cemberutmu, aku ingin ciuman darimu, sayang."

Sehun menatap wajah Jongin yang terlihat lelah, kantung mata juga kini menghiasi wajahnya. Ia tersenyum manis, sebelum menempelkan bibirnya di bibir tebal milik Jongin. Jongin tak menyia nyiakan kesempatan itu, ia segera melumat lembut bibir Sehun, menghisap bibir atas dan bawahnya bergantian.

Sehun membuka mulutnya dan tangannya secara alamiah bergerak melingkari leher Jongin. Keduanya berbagi lumatan untuk beberapa saat sebelum Jongin melepaskan ciumannya setelah menghisap keras bibir bawah Sehun.

"Aku ingin lebih dari ini..." erangnya. "Tapi tubuhku lengket sekali, aku harus mandi."

"Nini ingin apa ?" tanya Sehun polos.

Jongin menyeringai, tangannya dengan nakal bergerak meremas bokong kenyal Sehun, kemudian menepuknya lumayan keras. "Aku ingin ini, tapi sayangnya, aku terlalu lelah saat ini."

Sehun tersenyum, "Hunnie akan menyiapkan air hangat."

"Terima kasih sayang, aku akan menengok anak anak sebentar." Jongin melepaskan pelukannya, begitupun dengan Sehun.

"Apa kau sudah makan malam ?"

Jongin mengangguk. "Ya, tadi manajer hyung memaksaku untuk ikut malam dengan mereka."

Sehun mengangguk tanda mengerti, lalu berlalu ke kamar mandi.

Jongin mengangkat sebelah alisnya, tumben sekali Sehunnya tidak bersikap manja kepadanya, apa karena ia terlihat begitu kelelahan ? Ya, apapun itu, Jongin merasa sedikit kehilangan kemanjaan 'istri'nya.

0)(0

"Papa... Theo kangen papa..."

Sebuah pekikan nyaring membangunkan Jongin yang masih asyik bergelung di bawah selimut. Namja tampan itu menyamankan posisinya, sebelum seseorang naik ke atas tubuhnya dan melompat lompat di sana.

"Taeoh sayang, papa masih ngantuk..." gumam Jongin pelan.

"Theo kangen papa... Papa ayo banguuuuunnnn... Anterin Theo sekolah..."

Jongin membuka matanya dan langsung disambut senyuman ceria dari Taeoh. Mau tak mau Jongin juga tersenyum melihatnya.

"Papa... Ayo anterin Theo..."

"Cium papa dulu, baru papa bangun." ucap Jongin.

Taeoh dengan senang hati menundukkan wajahnya dan mengecup bibir Jongin. "Mmuaacchhh... Sekarang papa bangun." tangan mungil itu menggenggam kedua tangan ayahnya, membantunya bangun.

Jongin duduk dengan posisi Taeoh yang duduk di pangkuannya. "Anak papa wangi sekali, siapa yang memandikan ?"

"Mama..." jawab Taeoh polos. "Mama juga yang membantu Theo memakai baju."

"Oh ya, lalu di mana mama ?"

"Itu..."

Saat itulah Sehun masuk ke dalam kamar sembari menatap Jongin dengan tatapan menyesal. "Maaf, karena Taeoh tidur hyung jadi terganggu. Taeoh sungguh tidak sabar lagi ingin bertemu denganmu."

Jongin tersenyum menenangkan, "Tidak apa apa sayang." perhatian Jongin kemudian teralih pada bayi di gendongan Sehun, ia tersenyum lebar saat bayi tampan itu menatapnya dengan mulut yang masih mengisap jempol kanannya. "Reona... Papa kangen..."

Jongin mengangkat tubuh Taeoh untuk duduk di paha kanannya dan menggendong Reon di tangan kirinya. Bayi itu terlihat senang saat Sehun menyerahkannya ke tangan Jongin. "Ppa... Ppa... Ppa..." celotehnya sambil mengulurkan jarinya yang penuh air liur ke pipi Jongin.

"Iya sayang ini papa..." Jongin menciumi wajah Reon dengan gemas hingga membuat bayi itu menggerakkan kaki dan tangannya dengan liar.

"Ppa... Ppa..." Reon terus tertawa saat Jongin tak berhenti menciuminya.

"Taeoh mau juga ?" Jongin yang menyadari tatapan Taeoh, langsung menciumi pipi chubby milik putra sulungnya itu.

"Shireoooo... Papaaa... Geliiii..." Taeoh berontak dan langsung melompat menjauh. Ia kemudian menyembunyikan wajahnya di perut Sehun yang duduk tak jauh dari Jongin. "Mama... Tolongin Theo..."

Sehun tertawa dan menatap suaminya dengan geli. "Sepertinya hyung harus bercukur pagi ini."

Jongin meraba area sekitar dagu dan bibir bagian atasnya. "Ku pikir kau menyukainya."

Sehun cemberut. "Tidak kalau itu bikin kulit anakku lecet."

Jongin menaikkan sebelah alisnya. "Anak atau dirimu sendiri sayang?"

"Jonginie hyuuunggg..."

Jongin terkekeh pelan sebelum sekali lagi mencium pipi Reon dan kemudian menyerahkannya kembali ke gendongan Sehun.

"Ppa... Ppa..." Reon protes dan ia kembali mengulurkan tangan minta di gendong.

"Tidak sekarang sayang, papa mau mandi dulu." ucap Jongin.

"Nini hyung bisa mandi lebih cepat ?"

"Kurasa aku juga harus bercukur sayang... Ada apa ?"

Sehun menunjuk ke arah jam dinding. "Taeoh harus berangkat sekolah."

"Baiklah, kurasa aku hanya akan cuci muka dulu, mandinya nanti saja. Taeoh siap siap ya, sebentar lagi kita berangkat."

Bocah berusia 4 tahun itu hanya mengangguk sebelum menarik tangan Sehun. "Ayo mama, Theo mau ambil tas Theo..."

"Iya sayang..."

Sehun meletakkan Reon kembali di atas box bayi sebelum membantu Taeoh memasang sepatunya. "Anak mama sudah tampan." Sehun tersenyum seraya memasangkan topi pororo di kepala anaknya.

"Taeoh sudah siap ?"

"Sudah papa..."

Sehun menoleh pada suaminya, wajah Jongin masih terlihat masih mengantuk, rambutnya berantakan, dan suaminya itu hanya mengenakan kaos abu abu dan juga celana olahraga berwarna hitam dan sendal jepit. Terlihat tidak seperti artis idola sama sekali namun di mata Sehun, Jongin terlihat sangat seksi apalagi dengan kumis dan jenggotnya yang baru tumbuh itu.

"Aku tahu kalau aku seksi sayang, tapi bisa kau serahkan tas milik Taeoh sebelum kami terlambat ke sekolah ?"

Sehun gelagapan sejenak sebelum ia menyerahkan tas itu pada Jongin. Jongin mengambilnya dan segera menggendong Taeoh dengan tangan yang lain.

"Ayo Taeoh, pamit dulu pada mama..."

"Mama... Theo pergi sekolah dulu."

"Iya sayang, Theo jangan nakal ya." Sehun mencium pipi Taeoh dan kemudian beralih mengecup sekilas bibir Jongin. "Papa jangan ngebut." bisiknya pelan.

Jongin mengedipkan sebelah alisnya dan kemudian melangkah keluar rumah bersama Taeoh, meninggalkan Sehun yang tetap berdiri ditempatnya sampai bayangan keduanya menghilang di balik pintu.

0)(0

Rencana Sehun untuk menghabiskan waktunya berempat dengan suami dan anaknya hari ini, seharian, langsung gagal ketika ibu mertuanya mampir ke rumahnya dan kemudian membawa Reon pergi dengan alasan kangen dengan cucunya itu. Tak lama kemudian ibu kandungnya juga menelepon bahwa Sehun tak perlu menjemput Taeoh karena ibunya yang akan menjemput dan membawanya makan siang. Kenapa bisa berbarengan ? Apa ini rencana Jongin untuk menghabiskan waktu bersamanya ? Tapi sepertinya tidak, karena Jerry terlihat sangat terkejut saat melihat Jongin tadi, ibu mertuanya itu bahkan sempat memarahi Jongin karena tidak memberitahukan kedatangannya setelah tur konser keliling dunia. Dan ibunya ? Miranda bahkan hampir setiap hari menculik Taeoh untuk pergi makan siang bersama. Jadi bisa disimpulkan kalau ini hanyalah kebetulan semata.

Suara langkah kaki yang mendekat, mengalihkan perhatian Sehun. Ia menoleh dan wajahnya langsung merengut tak suka.

"Kenapa Nini hyung berpakaian seperti itu? Hunnie tidak suka."

Sebenarnya tak ada yang salah dengan penampilan Jongin, ia hanya mengenakan kemeja biru lengan panjang yang di padu padankan dengan celana jeans hitam, ia juga sudah mandi dan bercukur. Lalu di mana letak kesalahannya ?

"Apa yang salah sayang ?"

Tetap dengan wajah cemberut, Sehun bangkit dari posisinya duduk di sofa dan mendekati Jongin. "Nini hyung terlihat rapi sekali, Hunnie tidak suka. Nini hyung pasti mau pergi lagi kan ?" Menghiraukan Jongin yang sudah membuka mulutnya ingin bicara, Sehun kembali meneruskan ucapannya. "Setiap Nini hyung mau pergi keluar dan bertemu fans, hyung selalu berpakaian rapi, tidak saat bersama Hunnie..."

"Sayang, dengar..."

"Pokoknya hyung tidak boleh pergi hari ini."

"Sayang..."

"Shireo, Hunnie tidak mau dengar alasan apapun." Sehun menarik kerah kemeja Jongin, membuat suaminya itu semakin mendekat, lalu melepaskan beberapa kancing kemejanya, kemudian mengacak acak rambut Jongin yang sebelumnya tersisir rapi. "Begini lebih baik."

Jongin menyeringai, "Hunnie sengaja menggoda Nini ya?"

Sehun cepat cepat menggeleng. "Tidak, Hunnie tidak menggoda hyung kok." Sehun mundur beberapa langkah karena Jongin yang terus memepet tubuhnya. Hingga ia tak bisa lagi melangkah mundur saat kakinya menyentuh ujung sofa.

"Oh ya, lalu apa maksudnya dengan membuka kemejaku, hmm ?"

"Ish, itu kan hanya agar Nini hyung tidak pergi," Sehun menghentakkan kakinya dengan kesal.

"Lalu kalau aku tetap ingin pergi ?"

"Hunnie akan membuka celana Nini," jawab Sehun spontan.

Keduanya bertatapan sejenak sebelum sama sama tertawa begit menyadari ucapan Sehun tadi. Jongin mendorong tubuh Sehun, hingga yang lebih ramping jatuh terbaring di sofa dan kemudian Jongin menindih tubuhnya, walau tidak sepenuhnya karena Jongin menumpukan berat tubuhnya pada lututnya.

"Aku sangat merindukanmu."

"Hunnie juga..."

Jongin menundukkan tubuhnya, ingin mencium Sehun, namun jemari lentik Sehun menahan dadanya. "Kita masih di ruang tengah, bagaimana kalau ada yang datang ?"

"Tak akan ada yang datang," gumam Jongin, ia mensejajarkan mulutnya dengan Sehun sebelum kembali berkata, "Lagi pula aku sudah mengunci pintunya."

Kemudian Sehun memejamkan matanya saat Jongin menyibak kaos yang di pakainya sebatas dada, lalu menciumnya dengan lumatan lembut. Tangan Sehun otomatis melingkar di leher Jongin saat suaminya itu memperdalam ciumannya.

"Nghhhh..." Sehun mendongakkan kepalanya sembari mendesah saat Jongin menurunkan ciumannya dan beralih menciumi lehernya, sementara tangannya bekerja meremas dada berisi milik Sehun.

"Aahhhh... Nggghhhh..." Sehun kembali mendesah saat Jongin menggigit dan menghisap keras kulit lehernya, meninggalkan jejak jejak di sana.

Tangan Jongin berusaha melepas kaos yang di pakai Sehun, Sehun membantunya dengan mengangkat kedua tangannya ke atas. Jongin melempar kaos itu ke lantai sebelum kembali mencium bibir Sehun dengan lembut, menggigit bibir bawahnya dan kemudian lidahnya menyusup masuk dan bermain dengan lidah Sehun.

"Mmmmpppphhh...Nini..." desah Sehun di sela sela ciuman mereka, tangannya meremas kaos di bagian punggung Jongin dengan kuat.

Jongin melepaskan ciumannya di bibir Sehun dan kembali menyerang leher Sehun dengan ciuman memabukkan dan tak lupa menambah jumlah kissmark yang sudah memenuhi area leher Sehun.

"Nngggghhh..." Sehun melengkungkan tubuhnya saat bibir Jongin menyapa puncak dada kanannya sementara tangan kirinya bermain dengan nipple dada kiri Sehun.

Jongin dengan rakus melahap, menggigit dan menghisap nipple Sehun bergantian kanan dan kiri, sesekali ia juga menggigit area dadanya dan meninggalkan banyak kissmark di sana.

"Aahhhh..." Sehun kembali mendesah saat tangan Jongin meremas bokong kenyal miliknya, membuat Jongin tersenyum di sela hisapannya di nipple Sehun yang menegang.

"Nini..." rintih Sehun pelan, karena Jongin menggigit nipplenya cukup keras.

Jongin menegakkan tubuhnya untuk membuka sisa kancing kemeja yang di pakainya lalu melepaskan celananya juga, hingga kini ia telanjang di hadapan Sehun.

Wajah Sehun memerah saat melihat kejantanan Jongin yang begitu tegang di hadapannya. "Sabar sebentar sayang," gumam Jongin yang mengerti arti tatapan Sehun, ia kemudian mengulurkan tangannya untuk melepas celana selutut yang di pakai Sehun dan membuangnya ke sembarang tempat.

Jongin menatap penuh nafsu pada Sehun yang terbaring pasrah di hadapannya, naked. "Are you ready, baby?"

Sehun mengangguk.

Jongin kembali menciumi bibir Sehun dengan ganas, ciumannya turun ke leher, kedua dada Sehun, perut, hingga berakhir di kejantanan Sehun. Jongin mengulum kejantanan Sehun dan kemudian memaju mundurkan kepalanya dengan gerakan sedang.

"Ahhhhh... Niniiii..." desah Sehun sambil meremas rambut Jongin.

"Ayo memohon, sayang..." Jongin menjilat ujung kejantanan Sehun dengan gerakan sensual.

"Oouuuhhh... Niniiii... Masukhaaaannn... Nggghhh..."

Jongin memasukkan jari telunjuknya ke dalam hole Sehun, kemudian di susul jari tengahnya. Sehun merintih pelan, saat jari jari Jongin bermain di dalamnya.

Jongin berhenti memainkan jarinya saar ia merasa sudah cukup dan ia beranjak menaiki tubuh Sehun.

Sehun menatap tak sabar pads Jongin yang sudah siap dengan posisinya.

"Ready, honey..."

Secara perlahan kejantanan Jongin masuk ke dalam hole Sehun, sebelum menghentaknya dengan kuat dan mengakibatkan miliknya tenggelam sepenuhnya di dalam kehangatan Sehun.

"Ahh... Sayang... Kau sangat sempit..." Jongin mendongakkan kepalanya. Sehun menggigit bibir bawahnya dan memeluk erat tubuh Jongin. Ini terasa sakit, holenya tak pernah terbiasa dengan kejantanan besar milik Jongin. Terasa sangat penuh, sangat sesak.

Jongin perlahan menggerakkan tubuhnya ke depan dan belakang.

"Ngghhh..." lenguhan pelan keluar dari bibir Sehun yang membengkak.

Jongin melumat bibir Sehun, dan ia menggerakkan tubuhnya dengan lebih cepat diikiti desahan Sehun yang terdengar begitu sexy di telinganya.

"Mmhhh... Nggghhh.. Aahhh..." Sehun terus mendesah saat Jongin melepaskan ciumannya dan ganti menghisap kuat dadanya.

Jongin makin mempercepat gerakannya saat tangan Sehun mencengkeram kedua pundaknya. Decitan sofa terdengar berpadu dengan suara desahan Sehun.

"Nini... Hunnie mau..."

Jongin menghentikan gerakannya dan mengecup bibir Sehun sekilas. "Keluarkan bersama sama sayang."

Sehun hanya bisa mengangguk pasrah. Jongin mengeluarkan kejantanannya dari dalam hole miliknya, membuat desahan kecewa terlontar dari mulut Sehun.

Jongin bangkit dari posisinya dan ia duduk di sofa, tak lupa tangannya menarik tubuh Sehun untuk berjongkok dihadapannya. Sehun yang mengerti langsung menggenggam kejantanan Jongin dengan tangannya. Jongin mendesah pelan saat tangan halus itu memijat kejantanannya naik turun dari gerakan yang pelan hingga berubah menjadi cepat, setelah puas memijat, Sehun langsung memasukkan milik Jongin ke dalam mulutnya dan langsung tersedak karena ukurannya yang wow itu.

"Mmmmhhh... mmmhhhh..."

"Terus sayang..."

"Mmhhhh..." Sehun mempercepat gerakannya kepalanya dengan lebih semangat sampai Jongin mengelus kepalanya dengan gerakan lembut dan memintanya untuk berhenti.

Sehun mengeluarkan milik Jongin dari multunya dan membiarkan suaminya membimbingnya untuk berbaring di atas tubuh kekar itu. Jongin mencium lembut bibir Sehun sembari tangannya bergerak aktif meremas bongkahan padat milik Sehun.

Sehun mengangkat sedikit bokongnya dan membiarkan Jongin kembali memasukkan kejantanannya ke dalam hole miliknya. Dengan perlahan kejantanan besar itu kembali memasuki hole sempit Sehun diiringi ringisan perih dari namja cantik itu. Sehun berusaha menggerakkan pinggulnya ke atas dan ke bawah untuk mengurangi rasa sakitnya.

"Ngghhh... oouuhhh..."

"Ahhhh... aaahhhhh..."

Jongin menggigit dada Sehun dengan gemas setiap kali namja cantik itu menaik turunkan tubuhnya diiringi desahan seksinya.

Merasa klimaksnya sudah semakin mendekat, Jongin kembali memutar posisi sehingga Sehun kembali berada di bawah. Ia mempercepat sodokannya yang membuat tubuh Sehun terguncang guncang.

"Ahh... Niniii..." rintih Sehun.

Bersamaan dengan rintihan Sehun keduanya mencapai klimaks bersamaan dengan milik Sehun yang muncrat membasahi perutnya dan perut Jongin, juga holenya yang terasa penuh karena Jongin klimaks di dalamnya.

Jongin kemudian berguling ke samping dan melepaskan tautan tubuh mereka. keduanya berusaha mengatur kembali napas mereka yang tersengal, sebelum kemudian Jongin mendudukkan tubuhnya di sofa dan menarik Sehun untuk duduk dipangkuannya.

"Terima kasih sayang." Gumamnya.

Sehun hanya tersenyum dan mengusap kening Jongin yang basah dengan keringat. Keduanya saling pandang sejenak, sebelum Jongin mendekatkan lagi wajahnya dengan Sehun dan mulai menciumnya, Sehun memiringkan kepalanya dan mulai membalas ciuman Jongin denagn lembut, tangannya melingkari leher Jongin, sementara kakinya memeluk erat pinggang suaminya itu.

Keduanya melepaskan tautan bibir mereka sejenak, Jongin memiringkan wajahnya dan kembali melumat bibir Sehun, berperang lidah sebentar sebelum lagi lagi Jongin melepaskan ciumannya dan berpindah menciumi leher jenjang Sehun yang penuh kissmark. Sehun mendongakkan kepalanya, memberikan keleluasaan bagi Jongin untuk menandai lehernya dengan lebih banyak kissmark lagi, desahan lirih kembali mengalun dibibirnya yang membengkak.

Puas dengan area leher, Jongin beralih ke dada berisi Sehun, mengemut nipple kirinya dan memainkan nipple yang kanan dengan jari jarinya, setelah puas mulut Jongin beralih mengemut nipple kanannya sementara tangan kirinya meremas dada kiri Sehun lumayan kasar.

"Ngghhh..." Sehun mendesah pelan. Tubuhnya menggeliat salah satu jari Jongin kembali menyusup masuk ke dalam holenya yang basah.

"Sayang..." Jongin menggigit nipple Sehun dengan gemas sebelum menghisapnya dengan kuat.

"Mmhhh..."

"Ada yang ingin ku katakan padamu."

"Apaahhh..." Sehun setengah mendesah saat Jongin menambah satu jari lagi ke dalam holenya.

"Soal aku yang berpakaian rapi hari ini." Jongin menggigit nipple yang satunya dan kemudia mengemutnya. "Aku sengaja berpakaian seperti itu untuk mengajakmu jalan jalan."

"Ehhh... aaaahhhh... apaahhhh..."

"Iya, tapi ternyata kau lebih suka menghabiskan waktu berdua denganku di rumah." Jongin mengangkat bokong Sehun dan memasukkan lagi penisnya yang menegang ke dalam hole sempit milik Sehun.

Sehun mendesis pelan, matanya menyipit pelan saat menatap galak pada suaminya.

"Kenapa kau baru mengatakannya sekarang... ahhh..."

"Karena kau tidak membiarkan aku bicara sayang. Sudahlah, itu tidak penting lain kali kita bisa melakukannya. Sekarang..." Jemari Jongin mencengkeram erat pinggul Sehun dan menaik turunkan tubuh istrinya dengan hentakan kuat. "Yang lebih penting dari itu adalah membuat adik untuk Reon..."

"Ehh..." Sehun mengerjapkan matanya, kesadarannya menipis karena kenikmatan yang terus diberikan Jongin pada tubuhnya. "Ahhh... bagaimana dengan kuliahku..."

"Kau bisa cuti lagi tahun depan sayang... ayo buat adik yang banyak untuk Taeoh dan Reon."

"Nini..."

"Ahhh..."

.

.

.

.

.

.

.

END

Final chapter yang terakhir dari ff ini. Masih absurd dan gaje ? kalau masih kecewa tolong buat sendiri ending versi masing masing. #peace

Ini sebagai bonus yah, karena mood aku sedang bagus setelah tadi malam Marq Marquez juara motogp Aragon, abaikan killa yang tiba tiba fangirling #plakk

Salam damai KaiHun Shipper

#Syakila8894