Menghadapi tekanan batin yang begitu perih sangatlah menyakitkan… kenyataan bahwa orang yang merupakan suruhan ayahmu sendiri membunuh keluargamu tanpa belas kasihan. Dia memang tidak berdaya dan mereka…. mereka seenaknya menindas keluarga kecil mereka.

Darah ini… teriakan ini, ingin dia meredam semuanya, meredam segala perasaan takut didalam hatinya. Bahkan jika perlu dia ingin menggigit lidahnya andai itu bisa meredam teriakkan ini.

Begitu menyakitkan bahkan jika kalian merasakannya kalian tidak akan pernah bisa menahannya… dan malam itu terjadi.. saat malam yang menghiasi langit… bulan purnama yang seakan mengatakan bahwa akan ada pembantaian tragis yang sangat memilukan.

Air mata tak hentinya mengalir dari kelopak mata pemuda itu… mata yang redup kehilangan cahayanya… luka yang sudah lama tergali semakin dalam layaknya sebuah jurang yang tidak memiliki dasar… sebuah jurang yang sangat jauh dari cahaya… sebuah kegelapan yang berkabung pada jalannya sebuah tragedy yang sangat menyayat hati….

Dia terdiam dengan perasaan seperti sebuah pisau yang merobek hatinya secara kasar… memegang dadanya hanya itulah yang dilakukan pemuda itu… jatuh terduduk dan menangis sejadinya….

"KENAPA KAU BISA MELAKUKAN INI SIALAN."

Berteriak untuk menumpahkan segala penyesalan yang dilakukannya… menyalahkan diri karena tidak berdaya dalam menjaga keluarganya. Namun pada akhirnya dia tidak bisa berbuat apa-pun, saat tiga orang itu berjalan mendekatinya dan memegang kedua tangannya, memegang dengan erat, dan membawanya pergi, pergi dan memasukannya kedalam sebuah tahanan. Penjara busuk yang jauh dari cahaya.

Setiap detik yang dia habiskan, setiap detik yang selalu membawanya pada sebuah tragedy gila, tragedy dimana dia selalu ditindas, menjadi mangsa yang sangat empuk. Waktu yang selalu berulang dan tidak akan pernah berubah.

Tapi perubahan akan selalu tampak setiap waktunya, jika kita mau berusahan dan tidak selalu diam. Karena didalam hatinya yang kecil, dia ingin membalas semuanya, membalas rasa sakit itu.

Dia harus kuat, dia harus menahan teriakan ini, memusnahkan segala apa yang ada didepannya, karena pada dasarnya dia berpikir bahwa, tidak ada kehidupan jika tidak ada rasa sakit. Dia akan membawa rasa sakit kepada mereka, menumpahkan segala penderitaannya kepada keluarga mereka, menumpahkan dan membiarkan bagaimana mereka merasakan sakitnya kehidupan yang dialaminya.

Title : Hakai no Onokikan

72 Iblis Neraka

Disclaimer : Segala karakter anime yang berada di fic saya bukan punya saya

Rated : M

Summary : Iblis, malaikat, dan malaikat jatuh adalah keberadaan yang sudah lama menghilang semenjak pengguna Chakra muncul. Tapi sekali lagi, dengan perantara seorang anak yang terlantar, keberadaan mereka mulai kembali terlihat. Akankah dunia masih bisa berjalan dengan semestinya.

"Seandainya kau berjuang… kau bisa mengalahkan mereka, reinkarnasi Solomon. Aku bingung bagaimana kau tahan dengan perlakukan seperti ini."

Dengan perasaan sedih, pria tampan yang terbang dilangit malam memandang sosok anak kecil yang tampak kedinginan di dalam sebuah penjara. Dia melayang mendekati tembok pemisah antara ruangan tempatk anak kecil itu dan dunia luar.

Tubuhnya yang menembus dinding itu membuatnya sangat mudah berada didalam ruangan itu. Pemuda itu berjalan dan mendepati tubuh kurus anak kecil itu dan membelai rambut pirangnya yang tampak kusam. Dia seolah merasakan kesedihan yang mendalam dari anak itu, anak ini mengingatkannya kepada orang yang sangat disayanginya dulu.

"Solomon… sebelum kematiannya dia mengabarkan kepada kita bahwa akan ada anak yang merupakan keturunannya dan generasi selanjutnya. Kita terlambat menyadarinya, harusnya kita tahu bahwa saat ini neraka dalam keadaan buruk karena hati anak ini yang tidak bisa tenang… Dantalion aku rasa kau sungguh kesal saat ini."

Sosok lain muncul dari sebuah lingkaran sihir yang muncul disamping pemuda itu, lingkaran sihir itu mengeluarkan dua rantai yang begerak dengan liarnya, dua rantai panjang itu mulai berputar menutupi apa yang dikeluarkan oleh lingkaran sihir itu. Secara perlahan, kedua rantai itu mulai berubah menjadi naga timur dengan panjang 5 meter dan seekor ular hitam legam bermata merah yang panjangnya sama dengan naga itu.

Kedua makhluk itu mengelilingi seorang gadis cantik bersurai hitam dan memiliki mata coklat gelap. Dia mengenakan sebuah turtleneck putih yang ditutupi oleh kamisol ungu tua, dia juga mengenakan rok ungu gelap, dan sepatuh putih dia juga mengenakan sebuah syal berwarna putih dengan ujungnya berwarna merah muda transparan.

"Astaroth kah?... apa yang lainnya sudah berkumpul?."

Dantalion adalah laki-laki tinggi dengan rambut hitam dengan poni ke arah kanan secara berantakan. Dia memiliki mata merah-violet dan tindikan pada masing-masing telinganya. Dia memakai jubah gelap, merah, putih, dan hitam dengan jubah compang-camping. Kontras sepatu putih sebatas lutut dan sabuk tebal dikenakan di pinggang.

Dantalion adalah seorang iblis yang dulunya merupakan manusia, dia melepaskan kemanusiaanya dan memanggil iblis demi membalas masa lalunya yang kelam. Iblis yang dipanggilnya tidak main-main, iblis yang dipanggilnya adalah raja iblis itu sendiri, raja iblis Lucifer.

"Apakah kita harus membawanya ke Neraka?."

Dengan wajah datar tanpa emosi, Astaroth bertanya dengan nada kebingungan. Dia mengarahkan naga dan ularnya untuk mendekati Naruto, kedua makhluk itu menggigit pemuda itu, tampak luka-luka ditubuh Naruto mulai menghilang.

"Aku rasa tidak… mengingat keberadaan Solomon tidak diterima dikalangan iblis. Dulu Solomon hampir di bunuh karena banyak yang tidak menerimanya di dalam Neraka, pilihan itu kurang baik dan bisa membuat anak ini dalam keadaan terancam."

Dantalion sedikit menjauh dari Naruto, tubuhnya mulai diselimuti oleh api. Api itu membakar tubuh Naruto tanpa sisa, tapi dia tidak membunuh Naruto karena api itu hanya memindahkan tubuh pemuda kecil itu ketempat yang diinginkannya, meninggalkan penjara yang memberikannya rasa sakit yang teramat sangat pedih.

Dengan langkah berat disertai aura yang sangat kuat, tempat penjara rahasia milik Negara api itu mulai terasa panas. Astaroth sedikit menjauhi pemuda itu. Dia tau apa yang akan terjadi selanjutnya, kebakaran atau mungkin kehancuran bangunan ini.

Kedua makhluk peliharaannya mulai memakan tubuhnya, setelah tubuhnya habis. Kedua makhluk itu mulai merayap kesekitar bangunan untuk mencari jalan keluar atau mungkin untuk mengumpulkan informasi. Kesadarnnya yang terbagi kepada kedua makhluk itu setelah dia dimakan membuatnya bisa mengingat apa yang diketahui oleh kedua makhluk itu.

"Manusia sialan… melihat luka-luka ditubuh reinkarnasi Solomon, aku tahu kalian sudah menyiksanya. Matilah kalian semua."

Dengan mata merah tanpa pupil yang menghiasi kedua mata Dantalion. Ledakan api dalam sekala besar mengguncang bangunan itu, setiap lorong bangunan itu di lalui oleh apinya, teriakan kesakitan menjadi sebuah alunan nada kesenangan bagi Dantalion.

Astaroth yang sudah berlindung dengan lingkaran sihirnya hanya bisa menghela nafas lelah didalam tubuh kedua makhluk peliharannya. Dia terus merayap sekaligus mempertahankan kekuatan sihirnya supaya naga dan ularnya tidak terbakar, mungkin dia harus membunuh Dantalion lain kali.

.

.

Hakai no Onokikan

.

.

Dunia ini adalah dunia yang tidak pernah bisa diterima oleh akal sehat. Reinkarnasi, apakah kau percaya itu, reinkarnasi dimana jiwa masa lalu akan terus mengikuti dirinya yang akan terlahir kemasa depan, bisa saja membawa ingatan, kekuatan, ataupun yang lainnya.

Tapi dunia ini adalah dunia yang tidak masuk akal, bahkan ada orang yang bisa memanggil seorang dewa. Seperti klan Uzumaki yang mampu untuk memanggil dewa kematian, atau pemimpin Konoha kedua yang mampu untuk memanggil orang yang sudah mati.

Tatanan dunia saat ini mungkin sudah rusak, semua kekuatan yang ada adalah sumber dari rusaknya tatanan dunia ini. Leluhur para pengguna Chakra mempercayai bahwa kekuatan yang berada di setiap manusia mampu untuk membawa kedamaian.

Tapi kekuatan hanyalah menciptakan perasaan benci dan peperangan.

Malam cerah dimana makhluk Nokturnal aktif berkeliaran, suara burung hantu membawa sebuah perasaan merinding. Disebuah hutan yang terkenal akan ceritanya, cerita dimana bahwa hutan ini membawa sejuta mimpi buruk bagi siapa yang memasukinya.

Sebuah kobaran api besar yang membakar daerah sekitar muncul dan membentuk sebuah tubuh anak kecil yang tertidur dengan nyaman, tidur yang nyenyak karena memang dia sangat lelah. Aktifitasnya di penjara dan dikurung layaknya hewan membuatnya tidak banyak ber istirahat, apa lagi dia adalah satu-satunya anak-anak disana.

Dia yang diperlakukan tidak adil, karena dia merupakan anak haram dari keluarga pemimpin mereka sehingga banyak yang tidak ingin menganggapnya. Kehidupan ini sangatlah menyakitkan.

Disekitar pemuda itu mulai terbentuk sangat banyak lingkaran sihir. Segala elemen yang ikut serta dalam memperindah lingkaran sihir itu menjadi sebuah hiasan yang sangat menarik. Dari lingkaran sihir itu keluar sosok seperti manusia tapi bukan manusia, mereka adalah iblis, iblis neraka yang merupakan iblis paling berpengaruh karena ketangguhan mereka.

Dengan pandangan sedih dan menyesal, mereka semua mengulurkan tangan mereka kearah pemuda itu. Menyalurkan sebuah energy gelap yang membungkus tubuh pemuda itu.

"Aku rasa Dantalion saat ini mengamuk dan beruntung bahwa Astaroth memberitahukan kepada kita bahwa anak ini sudah dikirim ketempat lain."

Salah satu dari mereka bergumam pelan, dia berhenti untuk menyalurkan energy sihirnya dan lebih berkonsentrasi untuk merasakan keberadaan sihir yang saat ini tampak meledak. Tersenyum sinis, iblis berperangkat raja itu menatap sosok gadis yang terbang menuju kearah mereka dengan naganya yang tampak sangat panjang.

Asatroth… memang naganya bisa bertambah panjang jika dia perintahkan, naga setan hasil peranakan Asmodeus dengan salah satu naga yang sangat ditakuti… naga berkepala lima yang mewakili elemen api, angin, tanah, air, dan cahaya. Sosok naga kehancuran yang banyak membuat alam dalam keadaan buruk, seperti gempa, badai, dan lain-lain.

Bukan hasil secara sah sih, Asmodeus yang melambangkan Nafsu birahi memperkosa naga betina itu saat dia berwujud seperti manusia dan sedang mandi untuk membersihkan dirinya. Anak yang tidak diterima oleh Tiamat maupun Asmoedus di ambilnya dan dijadikannya hewan peliharaannya. Dengan keadaan naga itu masih kecil, sangat mudah untuk mempengaruhi dan menciptakan sebuah kebohongan. Asmodeus tampak tidak terlalu peduli, dia hanya mengatakan bahwa ini adalah murni karena memang ini adalah pekerjaan iblis.

"Bagaimana keadaan reinkarnasi Solomon?."

Astaroth dengan wajah datar tapi tidak menutupi bahwa saat ini dia tidak dalam keadaan baik bertanya dengan nada meminta penjelasan. Dia tidak memperdulikan wajahnya yang basah karena keringat, keringat karena hawa panas dari api Dantalion.

Beruntung naga peliharaannya membuat angin disekitarnya berhembus kencang dan menerpa wajah cantiknya. Dia benar-benar kesal sekarang ingin, kesal karena seenaknya Dantalion melepaskan api yang sangat besar. Dia yakin bahwa pemuda itu mengeluarkan semua kekuatan sihirnya untuk membuat api itu.

"Dia tampak baik-baik saja… sekarang mungkin kita harus menunggu waktu yang tepat untuk menjelaskannya."

Gadis cantik dengan warna rambut merah, dia memiliki warna mata biru-hjau dan mengenakan sebuah gaun merah dengan sebuah mahkota besar dengan hiasan permata, dia mengendarai sebuah unta dan tubuhnya yang sangat indah membuat semua iblis pria disekitarnya meliriknya dengan nafsu sedari tadi. Unta itu sendiri tampak terbakar oleh api hitam-merah, matanya yang berwarna merah darah tampak sangat menakutkan, tubuhnya juga sangat besar, dua kali lebih besar dari manusia dewasa.

"Ugghh…"

Mereka semua tersenyum senang saat secara perlahan pemuda yang sedari tadi mereka tunggu mulai membuka matanya, mungkin karena dingin malam yang seakan menusuk kulit. Kelopak mata itu mulai terbuka dan memperlihatkan iris biru laut yang tampak meredup.

"Kau kedinginan?."

Gadis kecil itu berlari kecil, mengarahkan tangannya kedepan. Bola api kecil tercipta dan melayang mengelilingi Naruto. Sedangkan pemuda itu yang mendengar suara asing mulai membuka matanya, dia terkejut saat banyak orang yang memandanginya dengan senyum bahagia.

Tubuhnya bergetar memandang mereka, apa lagi saat dia melihat bola api kecil yang mengelilingi tubuhnya. Ingatannya kembali berputar saat adiknya, adik yang paling disayanginya dibakar hidup-hidup. Teriakan itu yang selalu terngiang ditelinganya.

Rasa trauma masih dirasakannya hingga saat ini.

"Si-siapa kalian?… aku mohon jauhkan api ini."

Dengan perasaan bersalah yang dalam. Gadis kecil itu menghilangkan apinya, dia melangkah mundur serta menutupi wajahnya dengan tangannya. Tubuhnya juga bergetar hebat, timbul rasa bersalah didalam hatinya. Sedikit air mata menetes di balik kelopaknya.

"Ma-maafkan aku Solomon… aku tidak tahu bahwa kau benci dengan api ku."

Dengan perasaan bingung disertai takut. Naruto memandang wanita itu dengan alis terangkat naik, sejenak dia melupakan rasa takutnya. Dia dapat melihat beragam ekspresi diwajah mereka. kembali dia mengalihkan perhatiannya saat sebuah cahaya muncul dilangit malam, tepat diatasnya.

Cahaya bulat itu mengeluarkan sosok pemuda yang dengan tiba-tiba memeluknya dengan erat disertai air mata yang mengalir deras.

"Ohh… Solomon maafkan aku yang terlalu lama datang, maafkan aku. Kau bisa menghukumku- ugh sakit."

Naas bagi iblis yang di kenal mampu untuk meniru wajah orang lain, iblis yang memiliki suara indah, iblis yang dikenal dengan peniup seruling karena dia banyak menciptakan perselisihan sekaligus orang yang mampu untuk membuat cinta tumbuh di hati manusia.

Baru datang tapi dia sudah mendapatkan sebuah pukulan keras dari sosok Asatroth yang tampak sekarang berubah menjadi wuju iblis sebenarnya. Dengan sepasayang sayap kelelawar besar yang dikelilingi aura kegelapan, tidak lupa wajahnya yang terbakar oleh api hitam dan pakaiannya yang berubah menjadi kain hitam panjang yang melilit tubuhnya dari dada sampai lutut, jangan lupakan kuku tangan dan kakinya yang mulai memanjang.

"Baka… menjauhlah darinya sialan."

Astaroth terus-terus saja memukul kepala Dantalion tanpa ampun, sedangkan pria iblis itu meringis kasar. Ingin dia membalas tapi dia sudah dikagetkan dengan teriakan keras dari Naruto.

"Men-menjauhlah dariku."

Dengan teriakan keras disertai ekspresi marah. Naruto mendorong tubuh Dantalion, entah kenapa, tubuh pemuda itu terlempar sangat jauh. Bahkan walaupun dengan tenaga kecil anak umur 12 tahun. Naruto sendiri bingung dengan itu. Dia tidak tahu bahwa dia bisa menerbangkan orang dewasa hanya karena dorongannya.

"Pengaruh segel Solomon… perintahmu adalah perintah mutlak kepada kami, kau tahu, apa-pun keinginanmu adalah keinginan yang harus kami lakukan. Maka dari itu, terimalah kami sekali lagi."

Dengan helaan nafas pelan. Belial dengan nama raja kegelapan abadi mewakili mereka semua, ke 70 iblis itu melakukan posisi jongkok layaknya ksatria menghadap raja, kecuali bagi Dantalion yang saat ini terbaring lemah karena menghantam batu dengan keras atau Gremory yang masih setia duduk anggun diatas unta kesayangannya.

Naruto sendiri bingung dengan situasi ini, tapi dia tidak bodoh dalam menghadapi situasi. Solomon?, bahkan dia tidak tahu siapa pemilik nama itu, tapi dia yakin bahwa dirinya mirip dengan sosok yang dimaksud dengan mereka.

Belial sendiri tampak memancarkan aura kebahagiaan. Dia sudah yakin bahwa pemuda itu adalah sosok yang diramalkan oleh Solomon, mengingat bagaimana perintah pemuda itu bekerja kepada Dantalion. Hal itu diperkuat saat dia melihat sebuah cincin yang menjadi hiasan kalung yang dikenakan oleh Naruto.

"Kau mungkin bingung… sebenarnya kami sudah menunggumu sudah sangat lama, kau adalah reinkarnasi dari Solomon yang sudah diramalkan olehnya dengan bantuan saudara iblisku. Oh ya kami semua iblis, kami tahu bahwa kau adalah reinkarnasi Solomon karena cincin yang kau jadikan hiasan kalung itu… aku rasa kau akan percaya setelah melihat perubahan Astaroth"

Naruto tersentak kaget saat mendengar ucapan Belial. Reinkarnasi, bahkan dia tidak menyangka ada kata itu. Terutama mereka mengaku bahwa mereka adalah iblis. menghadapi situasi yang sangat sulit ini, dia tidak bisa mempercayai begitu saja ucapan mereka. Tapi sesuatu dalam dirinya mencoba untuk mendorong hatinya untuk mempercayai pemuda itu.

Perhatiannya tertuju kepada Astaroth… wanita iblis itu tampak mengerikan, tapi entah kenapa dia tidak bisa takut. Seolah dia merasa terlindungi saat melihat wujud wanita itu.

Bersamaan dengan itu, cincin yang menghiasi kalungnya bersinar terang. Cincin ini adalah pemberian ibu nya, pemberia saat dia berumur 10 tahun, saat itu ibu nya mengatakan bahwa cincin ini adalah cincin yang akan memperlihatkan identitas aslinya, dan pada saat itu juga kematian kepada keluarganya.

Identias asli?

Ataukah memang dia adalah reinkarnasi dari sosok yang mereka maksud dan ibu nya sudah tahu bahwa dia adalah reinkarnasi seseorang. Dengan perasaan campur aduk, Naruto mencoba untuk tidak memperdulikan rasa takutnya. Dia berdiri dengan tenang tapi sedikit takut, mata birunya memandang semua iblis yang berjongkok didepannya.

"Be-benarkah kalian akan mengikuti perintahku?... jika iya, tetaplah bersamaku dan melindungiku."

Naruto bukanlah anak bodoh, dengan mereka, semua iblis disini mungkin dapat melindunginya dari mereka, atau mungkin dapat membantunya untuk membalas dendam. Sejenak dia berpikir, apakah ini permainan takdir dari ilahi. Dibunuh dan akhirnya mereka yang telah membunuh akan dibunuh.

Tidak….

Itu tidak penting, yang penting dia harus memikirkan cara untuk membalaskan dendamnya. Ini lah yang mereka tanam dan inilah yang akan mereka nikmati hasilnya, dia akan tetap membalaskan dendam, dia tidaklah seorang anak baik yang mudah memaafkan. Dia tidak naïf dan tidak buta dalam melihat bagaimana dunia ini berjalan.

"Kami akan selalu menuruti keinginanmu rajaku."

Gremory turun dari unta kesayangannya, dia berjalan mendekati Naruto dan memeluk tubuh kecilnya. Naruto walaupun takut, tapi dia merasakan perasaan tenang, apa lagi mata gadis itu memandanginya dengan tatapan lembut. Ingin dia menangis saat merasakan pelukan hangat ini.

Selama dua tahun hidup tanpa kasih sayang dan merasakan dinginnya malam atau saat dia merasakan takut karena disakiti. Hal itu membuatnya menjadi trauma, hatinya juga sempat membeku karena kejamnya dunia ini. Tapi, pelukan ini sangat hangat dan dia sangat suka dengan keadaannya ini.

Membalas pelukan wanita itu, Naruto membiarkan tubuhnya hanyut dalam dekapan hangat. Kerinduan muncul dihatinya, rindu pada ibunya, sosok yang selalu menemani malamnya, sosok yang selalu memeluknya saat sedih.

Ibu baginya adalah segalanya. Perlindungannya sangat nyaman, tidak ada yang dapat memberikan rasa kasih yang besar kecuali ibu. Andai dia bisa menghidupkan orang mati, mungkin dia akan menghidupkan kembali ibu nya.

Tapi itu tidak mungkin dilakukannya. Menghidupkan orang mati sama saja dengan pintu surga akan di tutup untuknya, tapi apakah dia masih pantas merasakan surga ilahi. Mengingat dia memiliki emosi negative yang sangat besar.

Tapi dia tidak ingin membuat ibunya menangis karena dia menghidupkannya kembali, biarlah ibu dan adiknya bahagia dialam sana. Dia harus tetap focus kepada jalan yang ingin diambilnya, biarlah badannya menanggung semua rasa sakit itu, membalas bagaimana rasa sakit yang dialami ibu dan adiknya saat dibunuh secara sadis, membalaskan dendamnya.

"Anggaplah aku ibu mu jika kau membutuhkan sosok yang melahirkan mu. Aku tahu bahwa aku berbeda dengannya, tapi aku ingin kau tidak jatuh lebih dalam. Cerita kehidupanmu hampir sama dengan Solomon, kami telah belajar dari masa lalu. Kami tidak akan membiarkanmu lebih tersakiti."

Dengan perlahan, kelopak mata itu mulai tertutup. Kenyamanan yang dirasakannya membuatnya bisa melepaskan segala rasa lelah, mencoba untuk melupakan masa lalunya yang kelam.

.

.

Hakai no Onokikan

.

.

1 tahun kemudian

Dengan pandangan datar, mata biru itu memandang hamparan langit Malam dalam diam. Malam ini bulan sangat terang, bintang-bintang yang bertaburan dilangit malam, tampak memancarkan sinarnya dengan lembut. Ini adalah kenangan masa kecilnya dulu, bersama adiknya dulu, dia sering memandangi bintang jika waktu malam mereka tidak ada kerjaan.

Kenangan kecil selalu menjadi hal yang menyenangkan. Sekarang dia mengerti kenapa menjadi dewasa tidak terlalu menyenangkan, menjadi dewasa membuat kita dituntut untuk bersikap bijaksana, terampil, dan melakukan semuanya dalam keadaan pertimbangan yang mutlak.

Tidak ada keadaan dimana dia bisa seenaknya. Kehidupan masa kanak-kanak adalah kehidupan dimana kita bisa bersenang-senang tanpa kenal waktu, tanpa tahu keadaan, tanpa ada yang menegur kita itu adalah hal yang buruk atau baik, walau kadang-kadang kita membuat kesalahan yang besar.

Tapi apakah dia bisa berpikir seperti itu?... mengingat dia hanyalah seorang anak berumur 13 tahun…

Bisa saja itu terjadi, dia sudah merasakan pahitnya kehidupan ini. Dia telah dewasa belum pada waktunya, dia juga sangat tahu bahwa dia tidak bisa menjadi sosok anak yang dimanjakan lagi.

Kehidupan ini kejam. Contohnya seperti bangunan terlantar yang ada didepannya, semenjak dia bertemu dengan iblis-iblis yang pernah dipanggil oleh sosok Solomon yang entah kenapa dia merupakan reinkarnasi pemuda itu, dia lebih memilih tinggal di tanah kelahiran ibu nya, Sena Uzumaki. Uzumaki lain yang hidup di Konoha selain istri Hokage.

Dia yang tiduran di padang rumput yang luas, merasa tenang saat semilir angin membuai wajah tampannya. Membawa rasa teduh, walau angin malam tidaklah terlalu sehat, tapi malam adalah watu yang pas untuk menghilangkan segalah permasalahan yang ada.

Nyanyian burung Nokturnal membawa sebuah alunan nada yang indah. Pemuda itu mengambil posisi duduk saat dia merasakan hawa kehadiran seseorang. Seperti biasa, Dantalion akan menemuinya jika dia hilang tanpa kabar.

Ternyata iblis yang pernah ditemuinya tidak main-main. Mereka tidak asal bicara akan menuruti atau melindunginya, mereka benar-benar melakukannya. Walau dia pergi kemana pun, mereka tetap mengawasinya.

Mereka mengatakan bahwa anggaplah kami prajurit sedangkan kau adalah rajanya. Dia merasa senang dengan kehidupannya saat ini, kasih sayang yang tidak dia sangka akan kembali dirasakannya ternyata bisa dirasakannya. Mereka semua adalah sosok yang sangat disayangi oleh Naruto.

"Sudah aku bilang… jangan keluar malam Naruto."

Dengan kedutan diwajahnya, Dantalion memandang pria itu dengan tajam. Walau dia kesal, dia tidak berani untuk melukai pria itu. Menghela nafas demi menghilangkan perasaan khawatir dan marah. Dantalion mengambil posisi duduk disamping Naruto.

"Ne… Dantalion, apakah keputusanku untuk membalas dendam adalah pilihan yang baik?."

Sejenak antara mereka berdua terjadi keheningan. Mereka sama-sama terdiam, Dantalion tampak memikirkan apa yang dimaksud oleh Naruto. lama berpikir, dia akhirnya tersenyum dan mulai mengacak surai pirang lurus sepunggung Naruto dengan lembut.

"Naruto… ikutlah apa yang kau mau, bagiku, aku akan selalu mengikutimu. A kau bilang maka A yang aku kerjakan, begitu juga jika B kau katakan maka B yang aku kerjakan… kau mengerti maksudku kan. Aku akan sedikit bercerita kepadamu, Solomon dulu pernah dipenjara oleh ayahnya. Tapi dia juga merasakan hal yang sama denganmu, dia hidup dalam kebimbangan. Pada akhirnya dia memutuskan untuk menyerang ayahnya, dia tidak menyesalinya. Dia bisa hidup tenang sampai dia meninggal dan mengabarkan kepadaku dan yang lainnya bahwa akan ada seseorang yang merupakan reinkarnasinya akan hidup."

Dantalion berdiri dan menarik tangan Naruto. mereka berjalan sambil sesekali membahas hal yang sepele dan berakhir dengan tertawa dengan keras, mereka tinggal didalam hutan dekat reruntuhan Uzushiogakure. Mereka selama ini bersembunyi dari dunia luar, suatu kekuatan dimana mereka bisa menciptakan pelindung yang membuat semua orang tidak melihat di mana mereka tinggal dan tidak pula dapat merasakan keberadaan pelindung itu.

Bukan hal yang susah bagi iblis tingkat tinggi seperti mereka.

"Tadaim-… wow tenanglah jangan memberikan ucapan selamat datang dengan cara seperti itu."

Dantalion memasang ekspresi jengkel saat sebuah sepatu hampir menabrak mukanya dan Naruto, dia memandang sosok perempuan yang berdiri dengan ekspresi marah didepannya dengan tajam. Tapi nyalinya langsung ciut saat dia melihat ekspresi takut para iblis jantan dibelakang wanita itu.

Dengan keringat dingin yang membasahi wajahnya, Dantalion berusahan untuk tidak lari saat ini juga. Hei, rajanya ada disini, bagaimana jika Naruto meragukannya saat dia sendiri tampak ketakutan menghadapi perempuan.

Tapi jujur, selama ini dia memiliki prinsip bahwa menghindari perempuan marah adalah pilihan yang terbaik. Laki-laki selalu kalah dengan perempuan, jika dia melawan maka akan dibilang pengecut dan berakhir dengan kekalahan, jika dia menghindari maka dia berakhir dengan dikatakan bahwa dia lemah karena tidak berani melawan perempuan.

Benar-benar menyebalkan bukan. Mungkin perempuan adalah keberadaan yang agaknya merepotkan…

"O-Orias… ada apa in-"

"Ada apa gundulmu… ini sudah tengah malam dan kau juga belum kembali membawa Naruto-sama… apakah kau mengajaknya ngobrol dulu hah?. Kau bisa membuatnya sakit tahu."

Dantalion merasa tertusuk hatinya saat mendengar fitnah Orias. -Apanya yang ngajak ngobrol, aku hanya memberikan saran kepada Naruto-. Dia membatin miris, mengalihkan perhatiannya kepada Naruto yang tampak sangat tenang menghadapi situasi ini. Dia seperti melihat Solomon yang selalu tenang dalam menghadapi bahaya, tapi akan gelisah jika menyangkut wanita ataupun pekerjaan.

"Orias tenanglah, akulah yang salah karena meminta Dantalion untuk memberikanku saran. Oh ya persiapkan diri kalian karena aku sudah memutuskan bahwa aku akan berjalan dijalan kegelapan."

Mereka semua terdiam saat mendapati nada dingin dari Naruto. menghela nafas pelan, mereka menerawang jauh. Nampaknya mereka akan mengalami kejadian yang sama dengan Solomon dulu, balas dendam. Tapi ini adalah perintah dari raja mereka. jadi mereka dengan cepat berkemas.

Jalan kegelapan adalah jalan yang terbaik, kebaikan akan berkerja jika kita berada di antara mereka yang suci. Tapi dunia pengguna Chakra adalah dunia yang tatanannya sudah rusak. Maka dari itu, tak ada yang namanya kebaikan di tanah terkutuk ini.

Mereka saling berperang. Seolah pemberian paling berharga dari Tuhan tidaklah penting, bukankah nyawa adalah berkah tuhan yang sangat penting. Tapi mereka merenggutnya secara paksa, saling membunuh dan di bunuh.

Pada akhirnya duka lah yang mereka rasakan, kutukan yang selalu berjalan. Layaknya sebuah roda yang tiada habis berputar. Dunia yang akan mengalami kejadian tetap, berjalan dan akhirnya sampai pada titik awal dia berjalan.

To Be Continued

A/N : maaf sebelumnya jika aku Lama tidak me-update cerita, malah aku menghapusnya. Tapi itu lebih baik karena aku kehilangan ide dipertengahan jalan, dari pada aku nantinya berhenti ditengah jalan dan membuat kalian kecewa. Aku membuat cerita ulang dari ceritaku sebelumnya. Walau aku tidak tahu apakah ini akan berlanjut sampai tamat tapi dengan keyakinan penuhku, cerita ini pasti akan tamat.

Tapi jujur, aku juga bingung dengan ceritaku dulu. Temanku mengatakan bahwa ini tidaklah masuk akal karena bagaimana bisa malaikat berbuat dosa seperti ini walau mereka sudah mati saat perang besar Ragnarok, walau para dewa sudah menghidupkan mereka kembali. Makanya aku membuat semua Spirit yang dikontrak Naruto adalah iblis, iblis itu berdasarkan 72 iblis yang pernah dikontrak oleh Solomon… aku mohon maaf sebesar-besarnya.

Apakah kalian memiliki saran untuk mengisi kekosongan pillar iblis Solomon yang lainnya. Mungkin aku bisa memasukkan karakter anime kesukaan kalian.

Ok sekali lagi aku meminta maaf sebesar-besarnya… dengan ini saya permisi dulu