Hello, everyone!^^

Author ini masih newbie, jadi cara penulisan kalimat atau jalan ceritanya masih boring banget. Nah karena ff ini juga ff pertama author di ffn, author udah nebak pasti bakal boring banget hehe. Disini author minta bantuan buat para readers untuk ngasih komentar kalian, kritikan juga gapapa, author welcome banget^^

Ff ini murni imajinasi author yaa. Tolong kasih reviewnya, jangan jadi ghost reader hehe. Komentar dari kalian bakal ngasih semangat buat author hihi.

Anyway, thank you very much udah mau baca ff author yaa, dan tetep stay tune hehe❤️ ❤️

.

.

WARNING

HATE YAOI? CLOSE THIS FANFIC

.

.

"Apa kau bilang? Chanyeol meniduri seorang pekerja seks? Ayolah, jangan bercanda. Dari wajahnya saja dia terlihat seperti anak mami," salah seorang dari kerumunan gadis itu berbicara. Berita masih hangat untuk diperbincangkan, terutama di kalangan gadis-gadis penggemar Chanyeol seperti mereka.

Siapa yang tidak tau Park Chanyeol? Seorang idol tampan yang multi-talented. Sungguh aneh jika ada perempuan yang tidak jatuh hati padanya. Chanyeol yang terkenal sungguh baik, ramah, dan sopan itu benar-benar membuat banyak orang terkejut dengan apa yang ada di berita saat ini.

"Tapi disini sudah jelas ada foto Chanyeol. Bagaimana mungkin kau bisa membantahnya?" gadis yang lain merespon temannya.

"Oh ayolah, ini bukan tahun 1990-an. Sudah banyak aplikasi pengedit foto,"

Perdebatan tentang benar atau tidaknya berita itu masih terus berlanjut. Di tempat yang lain, seorang pria bertubuh jangkung tampak frustasi.

"Duduklah, Chanyeol. Dengan mondar-mandir begitu, masalah ini tidak akan selesai. Tenanglah dan pikirkan solusinya dengan baik," seorang pria tampan yang tampak lebih pendek dari Chanyeol itu terus mengatakan hal yang sama sejak tadi.

"Joonmyun hyung, bagaimana bisa kau menyuruhku untuk duduk tenang? Darimana berita macam ini bisa tersebar? Aku bahkan kemarin malam hanya di rumah bermalas-malasan. Lihat wajahku, hyung. Apa mungkin wajah malaikat tanpa dosa ini mungkin meniduri seorang pekerja seks?"

"Apa kau yakin kau tidak punya dosa? Oke, baiklah. Kau boleh mondar-mandir seperti itu, tapi pikirkan juga solusinya. Aku memang managermu, tapi bukan berarti aku yang harus memikirkan semua masalahmu, Yoda,"

"Aku juga memikirkan solusi sejak tadi, hyung. Tapi kita tidak mungkin menyelesaikan masalah kali ini dengan mudah. Apalagi netizen jaman sekarang itu sungguh ganas," Karena lelah, Chanyeol akhirnya memutuskan untuk duduk di sebelah Joonmyun.

"Tunggu, wajah perempuan di foto itu, aku merasa tidak asing," Joonmyun mengerutkan keningnya. Berusaha mengingat pemilik wajah cantik yang dituduh sebagai pekerja seks itu.

"Tentu saja kau pernah melihatnya, hyung. Krystal, make-up artist yang dulu sempat menjadi make-up artistku. Saat itu photoshootnya sungguh mendadak, entah kenapa dia yang dihubungi untuk mendandani wajahku," Chanyeol dengan santai mengingatkan Joonmyun. Saat itu Chanyeol mendapat panggilan mendadak untuk melakukan pemotretan. Make-up artistnya berhalangan, jadi kru pemotretan menyarankan agar digantikan oleh Krystal.

"Ah, kau benar! Krystal Jung. Apa kau sempat meminta nomor teleponnya? Coba hubungi dia,"

Diskusi keduanya pada hari itu berakhir ketika Chanyeol menghubungi Krystal dan mengajaknya bertemu di cafeteria milik agensi Chanyeol. Joonmyun tidak bisa ikut bertemu Krystal karena ada tugas dari CEO agensi, yang entah apa itu.

.

.

.

.

"Hai, senang bertemu denganmu lagi," Gadis berparas cantik itu menjabat tangan Chanyeol sambil tersenyum ramah.

"Senang bertemu denganmu juga, Krystal-ssi," Chanyeol tersenyum canggung. Semua terasa canggung karena berita yang melibatkan mereka berdua itu. Meskipun nama Krystal tidak disebutkan dalam berita itu, tapi tetap saja berita itu menggunakan wajahnya seenaknya.

"Jangan terlalu formal. Panggil saja aku Krystal. Biar aku tebak, kau menghubungiku pasti ingin membicarakan tentang berita itu kan?"

"Hm, ya.. begitulah. Apa kau tau sesuatu tentang berita itu?" Chanyeol tampak berhati-hati berbicara dengan Krystal. Siapa tau dialah dalang dari semua ini.

"Apa maksudmu 'tau sesuatu'? Kau ingin mengatakan kalau aku yang membuat berita ini? Come on, ini bukan saatnya bercanda. Aku hampir kehilangan pekerjaanku karena berita terkutuk itu. Agensiku mengira aku benar-benar seorang pekerja seks. Untungnya aku bisa meyakinkan mereka bahwa itu hanya editan. Dan sekarang kau ingin mengatakan kalau aku pelakunya?" Krystal terlihat sangat kesal. Dan mungkin dia sensitif karena berita ini juga mengganggu ketenangannya.

"Bukan, bukan begitu maksudku. Aku hanya bertanya, siapa tau kau kenal seseorang yang bisa dibilang terlibat dalam berita ini. Atau mungkin kau sudah punya solusi?"

"Aku tidak mengenal siapapun yang terlibat dalam pembuatan berita itu. Yang jelas saat ini aku dalam proses untuk membuktikan bahwa berita itu salah besar. Agensiku menyuruhku untuk berpura-pura menjadi lesbian. Karena itulah satu-satunya cara paling ampuh," Krystal mengatakan dengan santai, tapi matanya menyiratkan keseriusan. Sambil meminum kopi yang dipesankan oleh Chanyeol, dia menunggu lawan bicaranya itu menjawab.

"Menjadi le..lesbian? Dan apa kau bersedia melakukannya?" Chanyeol tampak geli dan jijik dengan kata-kata yang berhubungan dengan hubungan sesame jenis.

"Tentu saja. Aku bahkan sudah mempunyai orang yang bersedia membantuku. Aku sarankan sebaiknya kau menggunakan cara yang sama. Kita harus merencanakan agar berita kita tidak terbit bersamaan, jadi tidak ada yang curiga. Jika netizen sudah percaya kita menyukai sesama jenis, maka berita itu akan pudar dengan sendirinya," Krystal masih berbicara dengan santai tanpa mempedulikan gurat rasa jijik di wajah Chanyeol.

"Maksudmu aku? Seorang idol papan atas akan berpura-pura menjadi gay? Yang benar saja. Aku tidak akan pernah mau melakukannya!" Chanyeol mulai kesal tanpa alasan. Padahal Krystal hanya memberi saran. Krystal pun tersenyum, seakan menyadari sesuatu.

"Biasanya, orang-orang yang menyukai sesama jenis akan kesal jika dihubung-hubungkan dengan hal itu," Krystal berkata sambal memberikan smirknya yang membuat Chanyeol semakin kesal.

"Apa maksudmu?!"

"Aku harus pergi sekarang. Coba kau pikirkan baik-baik. Karena memang itulah jalan satu-satunya. Good luck, Park Chanyeol," Krystal berlalu meninggalkan Chanyeol yang mematung. Chanyeol beranjak dan mengejar Krystal, lalu menarik tangannya.

"Bantu aku mencari orang untuk berpura-pura gay bersamaku,"

.

.

.

.

"Chanyeol, bangunlah. Apa kau ada janji dengan seseorang pagi ini? Dia sudah menunggu di ruang tamu," Joonmyun membangunkan Chanyeol yang masih tertidur pulas. Tiga hari setelah pertemuannya dengan Krystal. Chanyeol terus memikirkan hal itu sampai tidak bisa tertidur pulas. Kemarin malam akhirnya dia merasakan lagi nikmatnya tidur dengan lelap.

"Ah! Kau benar! Aku ada janji. Tolong suruh dia menunggu sebentar, hyung," Chanyeol yang terkejut langsung bangun dan menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan menyikat gigi.

Setelah selesai, Chanyeol melihat Krystal dan temannya yang sudah menunggu di ruang tamu.

"Bisa-bisanya kau melupakan janji kita tentang urusan penting ini," Krystal berkata dengan muka sedikit kesal.

"Iya, maaf. Ah, apa kau yang bernama Amber?" Wajah Chanyeol berubah menjadi ramah sambal menjabat tangan gadis bernama Amber itu. 'Seperti lesbian sungguhan' pikir Chanyeol. Potongan rambut seperti laki-laki dan style pakaiannya yang sama sekali tidak feminin itu yang membuat Chanyeol berpikir demikian.

"Kita langsung to the point saja. Aku punya seorang teman, dan aku sudah membicarakan soal ini padanya. Dia ingin bertemu denganmu dulu, baru dia akan mengatakan apakah dia bersedia membantumu atau tidak. Dia yang akan mengatakan itu langsung padamu," Amber menjelaskan pada Chanyeol.

"Ah, terimakasih banyak, Amber-ssi. Kau sangat membantuku,"

"No problem. Dia mengajakmu bertemu di café depan apartemen ini. Dia akan mengenakan baju berwarna biru laut. Warna rambutnya blonde kecoklatan. Semoga kau bisa menemukannya. Yang jelas dia lebih pendek dari dirimu," Amber memberi sedikit ciri-ciri orang yang akan membantu Chanyeol agar nanti Chanyeol mudah mencarinya.

"Aku sudah terlalu lama diam disini. Kalau boleh tau, apa yang kalian bicarakan? Siapa membantu siapa, dan membantu apa?" Joonmyun yang merasa dirinya sempat dilupakan pun akhirnya angkat bicara. Chanyeol lalu menjelaskan dengan rinci tentang rencananya dengan Krystal.

"Ah benar! Hari itu saat kau bertemu dengan Krystal, sajangnim memanggilku untuk mengatakan sesuatu dan aku lupa mengatakannya padamu. Sajangnim juga mengatakan hal yang sama dengan rencanamu dengan Krystal," Joonmyun lupa memberi tau Chanyeol tentang tugas yang harus dilakukannya dari CEO mereka.

"Bingo! Aku sudah menebaknya dari awal," Krystal tersenyum bangga karena dirinya berhasil menebak dengan tepat bahwa hal ini akan terjadi.

Namun, cerita baru dimulai ketika Chanyeol bertemu lelaki itu.

"Oh, apakah itu orangnya? Sebaiknya aku langsung kesana saja," Chanyeol berjalan menghampiri lelaki bertubuh lebih kecil darinya yang sedang duduk membelakanginya di ujung café itu. Chanyeol memegang pundak lelaki itu dan tersenyum.

"Apa benar kau Byun Baekhyun?"

"K..kau? Park Chanyeol?! Idol sialan itu?!"

.

.

To Be Continued

.

.