Tittle : With

Author : Elwing Wu

Length : Chapter or? Tergantung~

Genre : Engg, entahlah baca aja .—.

Pair : Sabaku no Gaara x Yamanaka Ino

Rated : ._.


Suna

.

Negeri gersang nan tandus dengan panas matahari yang membakar kulit, tanpa pepohonan hijau, rumput, maupun bunga-bunga indah yang memanjakan mata. Disinilah Ino berada. Padahal baru saja ia melangkahkan kaki melewati gerbang masuk Suna, tapi kakinya terasa gatal ingin berbalik dan kembali kalau saja Shikamaru tidak menoleh dan menatapnya dengan tatapan 'Lakukan saja kalau kau berani', mungkin Ino sudah kembali ke Konoha dan bersujud di hadapan Tsunade untuk membatalkan misinya kali ini. Sebenarnya Ino tidak keberatan melakukan penelitian mengenai tanaman obat yang baru-baru ini diketahui belum punah, toh itu sudah menjadi kewajibannya agar tanaman tersebut nantinya dapat menjadi obat untuk menolong orang banyak, yang jadi masalah sebenarnya adalah—

"Mau sampai kapan kau melamun begitu, Yamanaka Ino?"

"Tapi, Shikamaru—"

"Tidak ada tapi-tapian, sudah kukatakan kau akan baik-baik saja. Yang perlu kau lakukan hanya melakukan penelitian dan melaporkannya ke Tsunade. Setelah itu kau bisa pulang"

"Shika—"

"Yaampun Ino, sudah kukatakan kulitmu akan baik-baik saja kalau kau memakai tabir surya, tubuhmu tidak akan dipenuhi debu karena kau hanya akan berada di dalam rumah kaca, kau tidak akan terkena dehidrasi karena mereka akan menyediakan air minum untukmu kalau kau meminta. Bisa kupastikan kau tidak akan kekurangan suatu apapun setelah kau pulang ke Konoha nantinya" 'Kecuali kulitmu yang mungkin akan kecoklatan', tambah Shikamaru dalam hati. Shikamaru sebenarnya sudah jengah menghadapi tingkah Ino yang kekanakan, tapi mau bagaimana lagi, sudah jadi tanggung jawabnya untuk mengantar Ino sampai tujuan tanpa ada acara kabur-kaburan –hanya rengekan sepanjang perjalanan—.

Inilah masalah sebenarnya, Ino tidak mau suatu hal yang tidak diinginkan terjadi pada tubuhnya, 'Walaupun mungkin kulitku hanya akan kecoklatan dan bibirku jadi kering, aku tidak mau!', sekecil apapun itu. Menurut Ino, hal sekecil apapun dapat membawa dampak yang besar, misalnya 'Bagaimana kalau bibir keringku tidak dapat disembuhkan?' 'Bagaimana kalau tidak ada yang suka padaku nantinya karena kulitku yang tidak putih cemerlang?' 'Bagaimana nanti kalau aku menjadi perawan tua?!', dan berbagai bagaimana lainnya.

Penampilan adalah hal terpenting menurut Ino, oleh sebab itu ia tidak ingin pergi ke Suna karena menurutnya dengan pergi ke Suna sama saja dengan membuka kotak Pandora yang akan menghancurkan kehidupannya. Bahkan saat perjalanan menuju Suna, Ino terus merengek dan bergelayut di kaki Shikamaru, tapi Shikamaru sudah menulikan telinga dan melanjutkan perjalanan tanpa merasa ada beban berat di kakinya. Nasi sudah menjadi bubur, sekarang ia dan Shikamaru sudah berada di depan ruangan Kazekage untuk melaporkan kedatangannya ke Suna.

.

.

TOK TOK TOK

.

"Masuk"

.

.

.

.

.

Dari sinilah awal yang tidak terduga dimulai.

.

.

.

.

.

TBC


OHAYOU~~~ Minna-san, author kembali lagi dengan ff yang baru –terpikirkan—. Gomen ne, buat readers yang menunggu ff lama author, author belum terpikirkan dengan kelanjutannya. Hehehe… habisnya author lelah belajar buat ujian (ujian loe lama banget, thor). Gimana-gimana? Mau lanjut? Mau-mau? Kasih respon dong, "Mau, thor" atau "Mau" atau ". " (–read : titik) aja sudah cukup buat author bahagia dan memberi semangat untuk author hina ini agar melanjutkan ff gaje ini. Jadi untuk readers sekalian, mohon dukungannya, ya. Arigatou~