That Smile
Soonyoung duduk dengan santai disalah satu bangku taman yang sudah lama tidak ia kunjungi. Matanya menatap sekitar, masih sama, masih sepi seperti dulu-dulu.
"Hyung... tunggu aku ."
Soonyoung menatap dua bocah dengan sepeda masing-masing. Bocah dengan tubuh gemuk dibagian belakang mengayuh sepedanya dengan kesusahan sementara didepannya dengan jarak lumayan jauh, bocah dengan tubuh kurus mengayuh sepedanya dengan raut bahagia.
Senyum Soonyoung semakin lebar saat bayangan kejadian beberapa tahun lalu kembali berputar dikepalanya. Ahh.. berapa lama sudah kejadian itu, tiga tahun? Atau empat? Sudah cukup lama tapi masih sangat jelas dan segar dipikiran Soonyoung.
PLAK
Soonyoung meng-aduh pelan saat kepala bagian belakangnya dipukul cukup keras.
"Berhenti menatap gadis sexy dasar kau mesum."
Soonyoung tertawa kecil saat si pelaku pemukulan duduk disampingnya.
"Siapa yang kau bilang mesum, hm?"
Sosok disampingnya itu mendengus, "Tidak sadar diri. Kalau sekali lagi aku melihatmu seperti tadi. Semua rencana kita batal."
Soonyoung meringis membayangkan hal buruk yang disebutkan tadi. Ia mengucapkan maaf sekalipun ia tidak salah - dia bisa saja mendapat pukulan lebih kalau bicara jujur soal lamunan yang sebenarnya menyangkut hubungannya dengan sosok yang saat ini melamun disampingnya.
"Bagaimana?" Soonyoung berujar setelah hening cukup lama.
"Apanya?"
"Segala urusan yang kau lakukan." Soonyoung mendengus. Apa sosok disampingnya ini menjadi pikun?
"Oh baik. Lancar. Tapi aku lelah."
Sosok itu bersandar dibahu Soonyoung dengan tingkah imut yang mungkin hanya bisa dilihat satu tahun sekali.
"Itu karena kau terlalu keras kepala dan berlagak ingin menyelesaikannya sendiri, tuan muda lee."
Sosok itu mengangkat kepalanya dan menatap kesal kearah Soonyoung.
"Karena aku tidak percaya kalau kau yang melakukannya, tuan kwon."
Mereka berdua mendengus bersamaan lalu saling menghindari tatapan masing-masing dengan wajah masam.
.
Soonyoung menghela nafas, ia tidak bisa terus diam sedangkan ada orang disampingnya.
"Maaf."
"Aku maafkan."
Soonyoung membiarkan senyum terlukis diwajahnya.
"Ibu mengundangmu makan malam dirumah nanti."
"Aku akan datang." Sosok itu menatap angka yang ditunjuk jarum jam ditangannya kemudian menggerang.
"Aku harus pergi. Kau juga harus pergi dari sini, jangan menatap gadis sexy saat aku tak ada."
Soonyoung terkekeh, tangannya tergerak untuk mengusak rambut cokelat lembut sosok didepannya.
"Aku tau. Sudah sana pergi."
Sosok itu mengangguk dan beranjak dari duduknya, sudah bersiap pergi sampai tangannya dicekal dengan tarikan pelan sampai tubuhnya jatuh kepelukan Soonyoung.
"Jangan lupa jam tujuh. Aku akan menjemputmu."
"Rumah kita bersebrangan, aku bisa jalan sendiri."
"Aku tidak terima penolakan. Aku akan tetap menjemputmu."
Soonyoung menangkup kedua pipi tembam yang menjadi favoritenya itu dan mengecup bibir pink yang mengerucut akibat tekanan dipipi.
"Bye.. hati-hati dijalan, Nyonya kwon."
Soonyoung melepas pelukannya dan berjalan lebih dulu.
"Kwon Soonyoung bodoh, aku masih Lee!"
Soonyoung melambai tanpa menoleh, "Sampai jumpa nanti Kwon Jihoon.."
끝
Ini adalah hasil usaha kerasku untuk memikirkan sequel -kalau ini bisa disebut sequel.
Untuk review Arm Pillow aku tidak bisa membalas kalian untuk sekarang, ada masalah dengan sistem ffn, aku akan balas nanti ^^
Would you like to write some words on review box?
