SARANGHAE, CHANGMIN

By Fione Maple

Genre : Romance(?)

Rate : T(?)

Cast : Shim Changmin & Cho Kyuhyun

Desclaimer : Shim Changmin & Cho Kyuhyun not mine, they belong to God almighty one and of course they have each other.

Warning : Miss Typo, CERITA PASARAN, Abal and GS!

Summary : Kehidupan yang bahkan belum mereka ketahui sebelumnya serta indahnya waktu kebersamaan mereka terikat oleh cinta yang membelenggu keduanya.. Possesif Changmin dan si Cantik Kyuhyun.

.

DONT LIKE, DONT READ PLEASE!

Terlihat wanita dan pemuda tampan nampak menuruni tangga pesawat pribadi mereka dengan mantap. Salah satu darinya yaitu sang wanita kentara sekali tidak bisa menyembunyikan binar bahagianya ketika kaki jenjangnya berbalut heels indah menapak langsung dengan tanah. Berbeda dengan laki-laki di sampingnya yang tersenyum penuh arti muncul di bibir tipisnya. Menarik nafas lalu membuangnya perlahan merasakan begitu sangat melegakan hari yang dia nantikan ini. Seperti tau kebahagiaan yang laki-laki tampan itu rasakan langitpun begitu cerah menyambutnya.

"Aku kembali," gumamnya tanpa sadar.

Wanita di sampingnya menoleh karena mendengar suara lirih sang pemuda tampan. Menatap penuh tanya pada mata bulatnya yang tersembunyi di balik kaca mata hitam yang ia kenakan. tapi tidak ada jawaban hanya senyum miring pada wajah kekanakan yang di tampilkan laki-laki yang telah menjadi kesayangannya tersebut namun lenyap seketika beberapa orang bertubuh besar dan tegap begitu rapi dengan setelan jas hitamnya berjalan tergesa ke arah mereka.

"Selamat datang Nyonya dan Tuan Muda," kata seorang yang berada di baris depan, ia membungkuk di ikuti yang lain di belakangnya. Mereka berhenti membungkuk kemudian membentuk lingkaran mengelilingi tuannya.

Wanita itu yang di sebut Nyonya memasang wajah ngeri ketika ia baru sadar betapa padatnya orang-orang di balik kaca menuju akses keluar mereka nanti. kedatangan mereka begitu menggemparkan semua lapisan masyarakat. Sang wanita menoleh lagi pada sang lelaki ketika tangan lembutnya di genggam erat olehnya. Wajahnya datar dan dingin begitu yang di tampilkannya, anak rambut yang tadi di mainkan oleh angin yang berhembus telah di tutup oleh topi vendora yang baru saja dia pakai.

"Astaga minnie, eomma tidak tau jika mereka begitu ingin melihatmu," ucap Sang Ibu dengan polosnya. Si anak yang mendengar itu tak menanggapi ia malah memandangi pemandangan itu biasa. Seperti kebiasaan yang tak begitu memperdulikan sekitar kecuali yang berhubungan dengannya merupakan warisan Sang Ayah yang memang mengalir padanya.

"Omona.. Itu lihat minnie, spanduknya tertulis 'Saranghae, Jung Changmin'," pekik Sang Nyonya ceria. Para bodyguard yang tadi menyambutnya tak kuasa menahan senyum melihat hiperaktiknya istri bosnya ini.

Jung Changmin menggeleng-gelengkan kepalanya kecil melihat kelakuan Ibunya ini. lelahnya perjalanan dari Inggris-Korea begitu sampai mereka di hadapkan dengan situasi seperti ini, akan memakan waktu lama jika mereka menerobos keluar. Apalagi di sampingnya ada Ibunya yang sebenarnya ia tahu begitu lelah. Ia ingat betul petuah Ayahnya –yang saat ini belum bisa pulang bersamanya karena kepentingan mendesak– untuk menjaga Ibunya. Maka dari itu ia telah mengirim pesan kepada pamannya atas anjuran dari ayahnya untuk menjemput mereka namun belum ada tanda-tanda kehadirannya sejak 15 menit dia dan Ibunya berdiri. Di keliliingi para bodyguard dalam lingkup kecil namun begitu banyak tersebar di luar bandara pribadinya ini untuk melindungi dan menjaga mereka.

Merasa jengah dengan kondisinya sekarang, Jung Changmin melirik kepada bodyguard pribadinya bermaksud menanyakan hingga suara beberapa mobil datang dari arah depan menghentikannya. Mobil terdepan berwarna putih mengkilat yang Changmin tau adalah milik pamannya membelah barisan bodyguard keluarganya menjadi dua. Saat pemiliknya keluar, laki-laki yang berbeda dua tahun dari ayahnya ini tersenyum lebar hingga kerutannya mencapai mata.

Jung Yoochun segera menghampiri mereka ah tidak, lebih tepatnya matanya menuju Ibunya yang mengulum senyuman."Kakak ipar.. selam-," matanya melebar ketika dia melihat tubuh jangkung di samping kakak iparnya itu. "Changmin? Kau-?"

Changmin menyeringai melihat ekspresi adik dari ayahnya ini. di lepasnya kaca mata hitam yang dia kenakan sebelum membungkuk hormat pada laki-laki yang dulu sering menggodanya ketika kecil. "Ini aku samchon, Jung Changmin!"

Yoochun tergelak mendengar suara Changmin yang terdengar arogan dengan cepat mengendalikan ekspresinya siap menggoda sang ponakan. "Jagoan kecil ini tumbuh begitu cepat, Apa kau tidak merindukan samchon tampanmu ini?" balas menyeringai. Yoochun membuka kedua tangannya lebar-lebar.

Changmin mendengus lalu memutar bola matanya malas. Ibunya hanya terkekeh pelan melihat keduanya. Yoochun yang puas terkekeh lebih keras. Kemudian Jaejoong dan Yoochun terlibat obrolan ringan mengabaikan remaja bertubuh jangkung di sampingnya.

"Bill.." seru Changmin tiba-tiba cukup mampu menghentikan obrolan ringan paman dan ibunya. "Bawa semua barang yang kami bawa dalam pesawat." Bill mengangguk mantap. "Bagus,Kalian boleh pergi dulu." Bill membungkuk hormat sebelum pergi di susul oleh setengah bodyguard yang lain. "Dan untuk kalian, kita bisa pulang sekarang." perintah Changmin selanjutnya.

"Ayo, eomma."

Masih dengan menggandeng sang ibunda, mereka menuju mobil pamannya. Sang paman yang tertinggal beberapa langkah di belakang hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat sikap ponakannya yang hampir sama dengan kakak kandungnya itu.

Mereka akhirnya meninggalkan bandara dengan memilih jalur yang lain, di pandu oleh dua mobil hitam di depan dan beberapa mobil yang mengikutinya di belakang. Menyisakan suara-suara kecewa semua orang yang begitu ingin melihat mereka dari dekat.

CHANGKYU

Selimut tebal berlapis dua menyelimuti sosok mungil yang masih bergelung nyaman di dalamnya. Tak ada tanda pergerakan sama sekali dalam gundukan selimut itu, hanya bunyi detik jam yang terus menerus berputar dalam nakas meja belajar milik sang empunya atau sesekali terdengar suara nafas halus menandakan ada kehidupan dalam kamar ini.

..

Namun sebaliknya, di lantai bawah tapatnya di dapur yang di gabung dengan meja makan persegi di lengkapi empat kursi sama tingginya terdapat dua orang yang kini sedang duduk berhadapan. Lelaki yang di ketahui sebagai kepala keluarga itu memandangi samping rumah yang hanya di terhalang oleh jendela kaca dengan intens namun penuh haru dalam matanya. Dia ingat, di tempat itulah dia pernah mengajari putri kecilnya mengendarai sepeda beroda empatnya pertama kali. Tapi itu sudah lama dari tahun ke tahun halaman yang dahulunya begitu luas semakin menyempit saja. Bagaimanapun itu hanya sugestinya, nyatanya tubuh mereka yang semakin besar dan sebagian halaman tersebut di jadikan taman bunga milik istrinya setelah putri tunggalnya mampu mengendarai sepedanya sendiri di jalan raya.

"Aku tau yang kau fikirkan tiap hari."

Sang kepala keluarga menengok sekilas sebelum memandangi halaman samping rumahnya kembali. "Sebentar lagi Kyuhyun berumur 21 tahun?" pertanyaan yang nyatanya pernyataan ini terlontar begitu saja dari bibirnya. Entah bagaimana ia terus memikirkan ini sejak satu bulan yang lalu, firasatnya mengatakan dia dan istrinya tidak akan lagi bersama anaknya.

"Dia bahkan belum memiliki kekasih, jangan terlalu di fikirkan," sahut Sosok perempuan di depannya kalem.

Seperti tau jalan fikiran sang suami yang kini mengerutkan dahinya gusar, ia akhirnya beranjak dari duduknya kemudian berjalan mengambil teko panas yang ia didihkan tadi, ia berbalik lagi menghampiri meja dan menuangkan ke dalam cangkir putih gading miliknya dan suami setelah itu ia letakan begitu saja tekonya di sekitar meja yang kosong.

"Firasatku selalu benar, bummie-ah."

Kata sang suami yang kini berbalik sepenuhnya menghadap ke arah istri cantiknya itu. Sang istri mengangguk mengiyakan sambil duduk. Satu tangan lentiknya mengambil sendok kecil lalu mengaduk teh kesukaan suaminya dengan ringan.

"Selagi dia bahagia, kita sebagai orangtuanya harus mendukung."

"Yeah.." suara sang kepala terdengar lirih, pandangannya menerawang lagi. "Aku hanya belum bisa melepaskannya," kekehnya kemudian.

Kibum mengulum senyum.

"Baiklah, sudah saatnya membangunkan putri tidur kita." Kibum memundurkan kursinya lalu beranjak dari duduknya, berjalan ke arah tangga menuju kamar sang anak. Dari bawah Siwon mengikuti pergerakan istrinya hingga tubuh itu tertelan dinding berwarna pastel berbelok menuju tangga kecil yang meliuk lagi.

...

Cho Kyuhun mendengarnya, duk.. duk.. duk.. seperti itu bunyinya. Bunyi telapak kaki yang beradu dengan lantai kayu tangga begitu ia hafal, ia tau ada yang menuju kamarnya saat ini. Tapi matanya enggan terbuka masih begitu terbuai dengan kenyamanan kasur empuknya.

"Eomma tau kamu mendengarnya, cepat bangun!" perintah Ibunya di luar pintu.

Tidak ada sahutan, tapi Kibum tau anaknya saat ini sedang menyingkap selimutnya ke arah kanan kemudian bangkit walaupun masih terpejam dengan menyembunyikan bola mata indahnya.

"Bagus, sekarang turun dari ranjang dan cepat mandi!" seru Kibum untuk kedua kali.

Si anak menurut, ia turun dari ranjang begitu saja. Walaupun matanya masih terpejam instingnya tidak pernah salah. Tapi bukan dia namanya jika belum mendengar kicauan Ibunya pagi hari ini, dengan nakal dia berjalan menuju kursi duduk di situ sambil menempelkan pipi chubbynya ke dinginnya meja belajar.

"Cho Kyuhyun!" pekik Kibum kembali. "Jangan tidurkan kepalamu lagi, eomma tau kamu sekarang berada di meja belajar."

Sang anak membuka matanya cepat di iringi wajah cemberut menggemaskan. "Eomma tidak tau semuanya." Diluar Kibum hanya terkekeh pelan. "Eomma hanya tau kebiasaanmu, sayang."

Kyuhyun mendengus. Kibum menyeringai sedang Siwon yang mendengar suara istrinya dari atas tertawa kecil.

"Iya aku tau, eomma hanya asal menebak." Kyuhyun merengut.

"Kalau begitu eomma berdoa akan ada orang yang begitu mengetahuimu, dimanapun, kapanpun dan bagaimanapun keadaanmu Kyuhyunie sayang." goda Sang Ibu di luar pintu, Kyuhyun yang mendengarnya mengangkat bahu acuh.

"Mana ada yang seperti itu," gumamnya sendiri lalu masuk kamar mandi dengan khas anak merajuk.

CHANGKYU

"Apa yang sekarang dia lakukan?"

"Nona Kyuhyun masih dalam rumahnya pagi ini, Tuan Muda." Changmin mengangguk di ujung telepon mendengar hal ini.

"Aku mau kalian terus menjaganya," perintahnya dengan dingin, suaranya begitu datar tanpa mau bantahan sama sekali. "Aku tidak mau menerima laporan tentang kalian yang lalai menjaganya."

Sang bodyguard meneguk ludah ngeri belum mampu menjawab ucapan bosnya itu, Ia bertahun-tahun bekerja di bawah Keluarga Jung tetap saja membuatnya takut akan kemarahan dari para tuannya itu.

"Baik Tuan Muda," kata Bodyguard mantap pada akhirnya.

..

T

B

C

Hai hai hai... Fio bawa cerita changkyu lagi, kwkwkw... padahal masih punya hutang Ff Changkyu yang lain. Tapi tenang, 'Tabu' dalam proses pengetikan sedangkan 'Status' sudah di publish sebelum SJC.

Ff ini buat selingan sebenarnya, nggak tau bisa di lanjut atau tidak.. hahaha.. :) #ditimpukrame-rame

Jaa mata ne..

2/5/2016