Kau tau rasanya dicampakan dengan orang yang paling kau cintai? Sakit sekali. Rasanya seperti bercampur aduk. Sedih, marah, bingung, kecewa kepada diriku sendiri. Mengapa aku selalu mengulang kesalahan itu lagi. Aku tidak mau merasakan kehilangan untuk yang kedua kalinya. Cukup yang dulu, tidak yang sekarang. Aku sangat mencintaimu. Kau tau, bahkan seluruh manusia di muka bumi ini pun tau jika aku sangat mencintaimu.
Tapi— ah aku muak dengan air mata sialan ini.
Terkadang aku egois tidak ingin dipandang lemah jika aku meneteskan air mata ini didepanmu. Tapi justru itu kelemahan terbesarku.
Aku paling tidak bisa jika kau acuhkan seperti ini. Ingin memelukmu dan mengucapkan kata maaf, tapi kau sudah berjalan jauh di depanku.
Tittle : ChanBaek Love Story
Chapter 3 - Misunderstand
Pairing : ChanBaek, and Others Member EXO
Genre : Drama, Comedy, Romance
Rated : Little Smut :v
WARNING! Bold = Flashback!
TYPO EVERYWHERE, REVIEW AFTER READ, DON'T BE SIDERS^^
Jumat pagi ini disambut dengan cuaca yang sedikit berawan, tidak panas dan tidak pula sejuk. Dan hari ini adalah peringatan hari bumi untuk seluruh dunia. Otomatis semua sekolah pun pasti diadakan acara untuk merayakannya. Seperti juga sekolah Baekhyun, saat ini ia sudah siap dengan membawa peralatan bazar untuk kegiatan sekolah hari ini.
Omong-omong tentang itu, kegiatan sekolah yang diadakan hari ini mencakup dengan reboisasi, bersih-bersih kelas, bazar, dan di tutup dengan pentas seni antar kelas.
Kembali lagi di baekhyun, ia saat ini sedang menuruni bus dan berjalan santai menuju sekolah yang sudah ada di depan mata. Senyum semakin merekah di bibir kecilnya ketika ia tidak sengaja menangkap sesosok yang sangat di hafalnya sedang berjalan beberapa meter didepannya dari arah parkiran. Baekhyun sedikit berlari dan berhenti saat sesosok itu menyadari kehadiran baekhyun.
"Morning channie~" sesosok itu yang tidak lain dan tidak bukan adalah chanyeol, langsung tersenyum tampan dan menjulurkan tangannya
"Morning princess" baekhyun tertawa singkat dan menerima uluran tangan besar chanyeol. Tangan mereka pun bertautan hangat seiring mereka kembali berjalan menuju kelas.
Cup
"Morning kiss baby~" baekhyun hanya menundukan kepalanya malu setalah chanyeol memberinya ciuman selamat pagi di pelipis nya
.
.
.
"Baek, tolong ambilkan pisau di bawahmu"
Saat ini, murid-murid yang kebagian bazar, sedang menyiapkan segala sesuatu yang di jual untuk pukul 9 nanti. Terlihat baekhyun sedang duduk santai sambil melihat teman-temannya yang berlalu lalang didepannya. Bisa dikatakan stand yang dipilih kelasnya cukup strategis. Cukup dekat dengan panggung yang berarti, disaat bel pertama di bunyikan, yang murid lain liat pertama adalah stand mereka.
"Ini" Baekhyun mengambil pisau yang berada di bawah meja dan memberikannya kepada jongdae, teman sekelasnya. Lalu ia kembali duduk melanjutkan kegiatannya.
"Kalian disini rupanya" baekhyun kembali mengalihkan matanya, dan mendongak, oh ternyata ketua kelas mereka, Jung daehyun.
"Ada apa dae-ah?" Tanya jongdae sambil memotong makanan yang akan di jual.
"Tolong bantu aku menyusun ini, sungguh aku tidak tau mana urutan ceritanya" ucap daehyun dan menyodorkan setumpuk kertas bergambar di meja. Baekhyun teringat, jika Daehyun akan tampil menjadi narator sebuah cerita bergambar.
"Memang ini cerita apa?" Tanya baekhyun dan melihat gambar yang menurutnya cukup familiar. "Drama singkat, aku dan jongin sebentar lagi akan tampil, sebenarnya ini sudah di urutkan minseok tapi berkat si hitam itu aku harus mengurutkan ini lagi semua dari awal" jelas daehyun menggerutu dan ikut duduk disebelah baekhyun.
"Mengacalah, kau juga tak jauh lebih hitam dari jongin" Berkat ucapan Baekhyun, semua pun menjadi tertawa. Dan orang yang ditertawakan terlihat sedang merengut.
"Lalu mengapa kau memilih jongin untuk dijadikan partner?" Tanya jongdae sambil menyusun gambar daehyun
"Aku tidak tau jika ia sangat tidak berguna seperti itu" cibirnya malas
Kim Jongin, ya siapa yang tidak mengenalnya. Murid badung yang sayangnya sangat tampan, -ya itu yang sering didengar baekhyun dari murid-murid lainnya-.
"Baek geser, aku ingin duduk" baekhyun menggeser duduknya setelah melihat minseok datang sambil membawa cup americano di tangannya.
"Kalian sudah siap?" Tanya minseok kepada daehyun, daehyun menggeleng pelan dan menghembuskan nafasnya kasar "aku malas hyung, sungguh. Aku ingin pulang saja" ucap daehyun malas
"mati saja kau sana" balas minseok sengit dan meneguk americano nya pelan
.
.
Setelah membersihkan kelas bersama, para murid pun di arahkan menuju lapangan outdoor yang sudah tersedia ratusan tempat duduk dan didepan mereka terlihat ada kepala sekolah yang sedikit memberi pidato di atas panggung. Beruntung cuaca hari ini sangat mendukung, karena terik matahari yang tertutup oleh awan sehingga membuat udara sedikit sejuk. Terlihat 4 segerombolan yang duduk paling pojok belakang sedang membicarakan suatu hal yang menyenangkan sampai-sampai kepala sekolah yang sedang berbicara pun di anggap radio rusak. Dan sesekali tawa lepas pun tidak bisa mereka hindari, dan sepertinya memang benar-benar sudah gila, karena tidak ada salah satu dari mereka yang -sedikit- waras.
"Kau lihat itu park, Jung daehyun sedang bersama kekasih tercintamu di stand" Chanyeol yang awalnya masih tertawa lebar langsung menoleh kebelakang dan obsidian phoniex nya menangkap teman sekelasnya Jongdae, Daehyun, dan Minseok yang tertawa bersama. Ah lebih tepatnya kearah baekhyun dan daehyun. Senyum yang awalnya sangat lebar, berubah menjadi rengutan malas. Rasa panas mulai menjalar di tubuhnya terlebih pada organ tubuh dalamnya, hati.
Uh, andai ada es batu disini. Mungkin akan ia tempelkan es batu ke hatinya yang panas ini.
Wajar saja. Siapa yang tidak panas jika kekasih mungilmu sedang tertawa bersama pria lain, terlebih pria itu juga mencintai kekasihmu? Bahkan ini masih terlalu pagi untuk memulai pertengkaran.
"Wow take it slow dude, Acuhkan saja bibir tebal itu, jika sudah keterlaluan, hajar saja bersama" ucap sehun sambil menepuk bahu chanyeol, bermaksud agar tidak terpancing emosi.
Tetapi chanyeol tetaplah chanyeol, ia tidak akan pernah bisa menurunkan kadar emosionalnya jika menyangkut tentang kekasih mungilnya
.
.
Aku membenci ini. Tapi aku bisa apa? Aku tidak mau terlihat seegois itu. Hanya karena aku terbakar api tak kasat mata di hati ini, bukan berarti aku harus egois bukan untuk menjauhkan kebahagiaan kekasihku? Sial! Mengapa daehyun tidak ada lelahnya untuk mendekatinya? mengapa dia duduk di stand sana? Bahkan disini pun masih banyak puluhan kursi kosong.
Dan tunggu. Daehyun itu kan bukan kelompok bazar. Sebenarnya, bukan itu alasan ku marah seperti ini. Tapi si daehyun sialan itu selalu saja jika ada kesempatan, maka ia mendekati Baekhyunku. Dan tak sengaja, kemarin ini aku mengechek ponsel baekhyun dan mendapatinya secara diam-diam bertukar pesan dengan si brengsek itu. Ah sebenarnya tak apa jika ia tak macam-macam, tapi bacalah sendiri.
Emoticon hug, love dan lainlain pun daehyun kirim untuk baekkie. Dan mengapa baekhyun terlihat biasa saja dan tak risih jika pria lain mengiriminya pesan seperti itu. Hubungan mereka bukan seperti layaknya sahabat.
Oh shit. Aku paling benci perasaan ini. Mengapa ia itu terlihat seperti menggoda baekkie? Tertawa bersama dengan menata makanan. Dan liat itu, mengapa dia -sialan- itu menatap nya begitu intens? Rasanya ingin ku lempar kursi ini kekepalanya agar dia mati sekalian. Ha. Sudah cukup aku melihat drama sialan ini.
Brak
Chanyeol menendang kursi yang ada didepannya dan berjalan cepat meninggalkan 3 sahabatnya, dan murid lain yang ada disekelilingnya dengan pandangan terkejut.
"Ha~ selalu saja begini, cepat kejar chanyeol" ucap kris dan diikuti jongin dan sehun di belakangnya.
Bazaar sudah selesai beberapa menit yang lalu, dan saat ini adalah waktunya untuk membersihkan semuanya dan bersiap untuk acara penutupan. Cukup beruntung, karena semua makanan dan minuman yang dijual sudah habis tak tersisa. Terlihat baekhyun yang sedang merapikan rambut berantakannya pasca pembullyan mendadak yang di alaminya, alasan klise yang di jawab jongdae santai
"aku menyukai tatanan rambut baru mu baek"
Ha . Dazar. Kezel deh.
Selesai menata, ia berdiri dan membantu yang lain agar cepat selesai
"Byun baekhyun"
Baekhyun menoleh dan mendapati minseok yang berjalan santai kearahnya
"Kekasih raksasamu ada dirooftop, seperti sedang membanting sesuatu, cepat lihat sana" Baekhyun mengeritkan dahinya bingung lalu berjalan pelan kearah rooftop.
'Ada apa dengan channie? bukankah tadi ia tidak apa-apa'
Tap.. Tap.. Tap
Suara langkah kaki baekhyun menemani kesunyian yang sedikit membuat nya deg deg an ini. Beribu macam pikiran yang iya iya pun tak luput untuk menyergap otak nya sekaligus.
'Apa yang dilakukan chanyeol sekarang? Apa yang di bantingnya? Dan mengapa suara itu terdengar sampai bawah? Dan terlebih mengapa sepi sekali disini'
Baekhyun sudah sampai, dan ia pun disambut dengan rooftop yang juga mencakup lapangan parkour yang sepi, dan omong-omong dimana chanyeol nya?
Ia menyapukan seluruh pandangannya untuk mencari dan— itu jongin, di sudut pojok lapangan.
Ah pantas tidak terlihat, ternyata tetutup tembok parkour. Baekhyun tersenyum kecil dan berjalan pelan menuju pojok lapangan. Menyadari kehadiran baekhyun, jongin sehun dan kris pun hanya berbicara melalui mata mereka dan kembali menatap chanyeol yang sepertinya lebih menikmati lantai parkour daripada wajah baekhyun yang sudah berdiri tepat didepannya.
Hening
Benar-benar sangat hening. Tidak ada satupun diantara mereka yang ingin memecah keheningan yang sangat canggung ini. Pikiran baekhyun berkecamuk, ia pun memutuskan untuk menghentikan suasana yang sangat canggung ini "Chan—"
Sret
Chanyeol menarik tangan baekhyun mendekat, dan memeluknya erat seolah-olah takut jika dilepas, baekhyun akan pergi dari kehidupannya.
Baekhyun diam
Chanyeol diam.
Jongin, kris, dan sehun melanjutkan menonton drama dadakan yang terpampang nyata didepannya.
Baekhyun tersenyum menerima pelukan hangat ini, melingkarkan tangan kurus nya di sekitar pinggang chanyeol, dan menenggelamkan kepalanya lebih dalam untuk menghirup aroma maskulin yang sudah menjadi candunya ini. Sebenarnya, baekhyun cukup malu untuk melakukan skinship didepan orang lain, biarpun itu sahabat chanyeol sekalipun. Jadi, dengan berat hati ia melepas pelukannya
"Pergilah"
Deg
Baekhyun mengerutkan dahinya kaget dan menatap chanyeol tidak percaya.
'Kau benar-benar mengusirku chan? Teganya kau'. Batin baekhyun nelangsa
"Baiklah" Baekhyun memberikan senyum -miris-nya kepada chanyeol
'Mungkin Chanyeol butuh waktu sendiri'
Batin Baekhyun , lalu berjalan lesu menuju tangga
"Apa kalian ada masalah?" Menghentikan jalannya dan menatap teman sekelasnya sekaligus ketua kedisiplinan, Taeyong yang sudah berada di ujung tangga.
"Ah tidak ada apa-apa Taeyong-ssi" baekhyun tersenyum kecil dan kembali melanjutkan jalannya pelan "Apa chanyeol dan lain ada disana? Aku disuruh Kim songsaenim untuk memanggil mereka" baekhyun mengangguk menjawab pertanyaannya lalu melanjutkan turun kebawah
.
.
"Well— sepertinya itu sedikit keterlaluan bung"
Jongin memecah keheningan dan melihat chanyeol yang saat ini menatap kosong lapangan outdoor dari atas. "Sebenarnya, apa masalahmu hyung?" Tanya jongin penasaran.
Oh wajar saja.
Sebenarnya, sedaritadi mereka juga sangat penasaran, mengapa temannya yang paling idiot ini tiba-tiba marah hanya karena cemburu dengan ketua kelas? Biasanya, tidak pernah mereka melihat chanyeol yang emosi hanya karena masalah yang sudah sering dialaminya seperti ini. Selain itu juga, siapa yang tidak mengetahui jika Daehyun dan baekhyun adalah sahabat.
"Sudahlah jongin, jangan dibahas" kris berdiri dari duduknya dan menepuk celananya yang terkena debu "Ayo kita turun, sepertinya kita sudah dijemput" serempak mereka juga berdiri tidak terkecuali chanyeol, karena melihat taeyong datang
.
.
.
Sore hari yang mendung minggu ini. Semilir angin mengusak halus rambut baekhyun yang sedang duduk di lantai balkon kamarnya, ia baru saja terbangun dari tidur siang. Baekhyun menghirup udara segar yang sudah mulai menguar bau tanah, pertanda hujan akan mengguyur seoul hari ini. Tersenyum tipis dan berdiri dari duduknya menuju tempat ke dua persinggahannya setelah kamar. Dapur.
Sret
Baekhyun membuka kulkas lalu mengambil susu strawberry dan meneguknya sampai separuh. Baekhyun menghentikan acara mari-minum-susu nya. Dan mengambil memo yang menempel didepan kulkas
'Baekkie~ Mian eomma tidak sempat berpamitan langsung padamu. Kau jagalah adikmu, hyung tidak bisa pulang hari ini. Mian eomma ada pekerjaan di busan sampai besok, jaga dirimu baik-baik Eomma '
Baekhyun memutar matanya malas dan kembali meneguk susunya sampai habis.
.
.
Cafe.
Adalah tujuan pertamanya disaat ia sedang sendirian dirumah dan tidak ada makanan.
Baekhyun sering meluangkan waktunya disini daripada ditempat lain, karena tempat yang sangat strategis dan tenang. Setelah memesan menu favoritnya, ia membuka ponselnya. Tidak ada satupun notif yang dari chanyeol. Baekhyun benar-benar merindukan kekasih tiang nya itu. Bagaimana ia tersenyum, tertawa, memberinya ciuman di seluruh wajahnya, dan membisikan kata penuh cinta di telinganya.
Menghembuskan nafasnya kasar, lalu meraih headset dan menyumpal telinga dengan music yang setidaknya dapat membuat suasana hatinya sedikit kembali. Hot chocolate yang dipesan pun datang. Setelah berterimakasih dengan waiters yang mengantar, ia menyeruput chocolate nya pelan. Entah mengapa ia sangat menyukai apapun yang rasa coklat selain strawberry, karena coklat dapat mebuatnya nyaman sekaligus dapat mengingatkannya pada chanyeol.
ah chanyeol lagi.
Ngomong-omong sudah 3 hari sejak kejadian itu, chanyeol mengabaikan baekhyun seperti ini. Dan sungguh, ini benar-benar membunuh baekhyun secara perlahan. Tidak terhitung sudah berapa tetes air mata yang keluar dari mata sipitnya, dan tidak salah jika matanya sudah sipit, menjadi lebih sipit lagi karena membengkak. Dan jika dilihat lebih teliti, disekitar pipi dan dahinya timbul jerawat kecil, dan itu pertanda jika ia sangat mengalami stres.
"Nunna" Baekhyun tersadar dari pikirannya, lalu mendongakan kepala setelah merasa ada yang menepuk bahunya. Taehyung, sang pelaku yang menjabat sebagai adik kandungnya, mengambil duduk didepan baekhyun
"Ada apa denganmu nunna?" Tanya taehyung dan menatap intens kakak kesayangannya "Nunna tak apa-apa tae" Baekhyun mengalihkan wajahnya, dan menatap jalan yang mulai diguyur hujan. "Apa kau sakit? Kau mengantuk hyung?" Taehyung mendekat dan menyentuh dahi baekhyun, hangat.
"Sedikit, tenang saja Nunna sehat kok" baekhyun tersenyum ceria agar sang adik tidak kembali menanyainya "Aku yg tidur 2 jam saja masih sehat" taehyung menyeruput bubble tea yang dipesannya tadi dan ikut menatap jalanan yang sepi
"Aku jg masih sehat taetae—"
'—Tapi hatiku yg tidak sehat' imbuh baekhyun dalam hati
.
.
.
Sore hari yang cerah, jalanan tidak terlalu padat dan juga tidak lenggang. hanya terdengar deruan nafas dan alunan music dari radio yang mendominasi di dalam bmw hitam milik chanyeol. Terlihat ia sedang menyetir dengan kecepatan sedang, dan disebelahnya ada baekhyun yang masih setia menatap jalanan yang dilewati.
"Jika ku lihat-lihat.. Kau cocok dengan daehyun baek"
Chanyeol memecah keheningan dengan pandangan tetap lurus kearah jalanan, fokus menyetir.
"Apa maksudmu yeol. Aku tidak suka dengan daehyun sedikitpun. Aku milikmu!" Baekhyun menatap chanyeol tidak percaya, dan sedikit membentak chanyeol yang tetap fokus kedepan. Membelokan setir kearah kanan, dan berhenti tepat di depan rumah minimalis. "Sudah sampai. Turunlah" chanyeol tetap menghadap lurus kedepan sambil menungu baekhyun agar cepat turun.
"Jangan mengalihkan pembicaraan yeol. Aku sudah sangat mengenalmu 3 tahun ini. Ada apa denganmu?" Ucap baekhyun dengan nada tegas nya dan menatap chanyeol intens "Jika kau memang benar mengenalku harusnya kau sudah tau apa yang terjadi dengan ku" Baekhyun menghembuskan nafasnya kasar, bahkan chanyeol sampai sekarangpun enggan untuk menatapnya.
"Aku cemburu— ah bukan. Lebih tepatnya aku sakit hati melihatmu bermesraan dibelakangku dengan daehyun sahabatmu itu"
Baekhyun mengeritkan dahinya bingung memang apa salahnya dengan daehyun? Bukankah chanyeol sudah mengetahui dari dulu jika mereka hanya sebatas sahabat, tidak lebih. "Kau sudah keterlaluan dengan si sialan daehyun itu" ucap chanyeol dan menatap baekhyun tajam.
"Mianhae" Baekhyun menundukan kepalanya, sungguh ia sangat menyesal
"Aku pulang dulu, cepatlah pulang eommamu akan mencari jika tidak lekas pulang" setelah baekhyun menutup pintu mobil, chanyeol menancapkan gas dan pergi secepatnya dari hadapan baekhyun tanpa mengucapkan satu kata
.
.
Baekhyun sudah sampai di rumah. Tidak terlalu larut, untuk membersihkan pikiran yang semakin aneh, ia pun berencana untuk mandi. Baekhyun membeku pada posisinya, seperti ia disihir agar tetap pada posisinya dengan ekspresi yang -sangat- terkejut.
Bagaimana tidak, baru saja membuka pintu kamar, ia dikejutkan dengan chanyeol yang berdiri di dekat kasur. Menyadari sang empu sudah datang, ia tersenyum dan mendekat kearah baekhyun.
"Hai baek"
Mengerjap satu kali.
Dua kali.
Tig—
Grep
"Mianhae"
Baekhyun tersentak kaget ketika tiba-tiba chanyeol memeluknya erat dan menenggelamkannya kepala bersurai hitamnya di ceruk lehernya.
Sungguh, rasanya chanyeol benar-benar merindukan aroma yang menguar dari badan milik kekasih mungilnya ini.
"Hiks" Bahu baekhyun mulai bergetar,
tunggu—
ini bukan isakan milik baekhyun, tapi chanyeol.
Berusaha melepas pelukan yang diterima, tapi lingkaran lengan kekar milik chanyeol yang bertengger manis di punggungnya sangat erat. Menyerah, baekhyun menyamankan posisinya dan membalas pelukan chanyeol tidak kalah erat
"Aku benar-benar minta maaf baek, semakin aku menjauhimu, semakin aku mengkhawatirkanmu. Aku tau aku tidak sempurna, tapi tolong jangan menyalahkan dirimu sendiri. Aku sangat membutuhkanmu disisiku baek, I need you. You make me complete. I love you so much, I didn't know what love meant until I met you. My life has no meaning without you baby"
Chanyeol menatap mata baekhyun intens dan mengusap pipi chubby yang sudah terbanjiri air mata. "Hiks chanyeol bodoh"
"Iya aku tahu jika aku adalah manusia yang paling bodoh sedunia ini sampai-sampai aku mencampakan orang yang sangat mencintaiku ini, aku sungguh—"
Cup
Chanyeol membelakkan matanya saat baekhyun menempelkan bibirnya secara mendadak pada bibir tebal miliknya. Tanpa menunggu lebih lama, baekhyun langsung menggerakkan bibirnya secara brutal di atas permukaan bibir yang sudah jadi candunya itu. Kedua lengannya ia kalungkan pada leher chanyeol dengan erat dan menekan tengkuknya untuk memperdalam ciumannya.
Chanyeol paham. Kekasih mungil yang sangat ia cintai ini tengah meluapkan seluruh perasaanya melalui ciuman mendadak ini padanya. Maka dari itu, chanyeol memeluk pinggang baekhyun dengan erat, membalas pagutan baekhyun dengan menggerakkan bibirnya dengan lebih intens dan penuh perasaan. Mengatakan secara tersirat bahwa ia juga merasakan apa yang saat ini tengah baekhyun rasakan. Rasa rindu, marah, kecewa, sedih, bahagia dan benci yang berusaha baekhyun ungkapkan melalui ciumannya yang kian memanas.
Chanyeol melingkarkan kedua kaki baekhyun pada pinggangnya dan membawanya ke atas ranjang yang berada di tengah kamar setelah ia menendang pintu agar tertutup. Sambil terus melanjutkan ciuman panas mereka. Chanyeol pun menindih tubuh kecil baekhyun dengan kedua sikunya yang ia jadikan tumpuan agar tak menghimpit tubuh baekhyun. Chanyeol terus menerus memperdalam cumbuan bibir mereka. Lidah bertemu lidah dan saling bertukar saliva, terdengar sesekali baekhyun mengeluarkan desahan-desahan pelan dari bibirnya yang masih dilumat oleh sang kekasih.
Tangan mungilnya meremas-remas surai hitam kekasihnya untuk melampiaskan rasa nikmat saat bibirnya dilumat oleh sang kekasih tapannya yang sudah menjadi kekasihnya selama 3 tahun.
"eungh"
erangan pelan keluar kembali dari bibir mungilnya, bagaimana tidak? Chanyeol yang sedang melumat habis bibirnya itu sangat lihai memainkan lidahnya didalam mulut sang kekasih, dan membuatnya begitu sangat kecanduan, ingin lagi dan lagi seakan tidak ingin untuk memisahkan kedua pasang bibir mereka. Chanyeol melepas tautan ciuman liar mereka, dan saling menatap satu sama lain, betapa cantiknya kekasihnya yang baru saja ia cumbu, oh lihatlah mata yang berwarna coklat berhiaskan eyeliner tipis dan bibir cherrynya yang sudah bengkak dan semerah darah itu. Sungguh menggoda.
Bruk
Chanyeol membalik posisinya. Menjadi ia yang berada di bawah.
"Baekkie~"
Orang yang di panggilpun tidak merespon panggilan sang kekasih yang sekarang sedang sibuk memberikan tanda di leher jenjangnya
"Eungh" Suara desah baekhyun tidak bisa dicegah lagi. Sepertinya mereka akan melanjutkan sampai tahap selanjutnya, tetapi sepertinya—
Ceklek
"Nuuna aku akan pe— oh"
Brak
Baekhyun melepas paksa ciuman chanyeol dan menatap pintu yang baru saja di tutup -banting- adiknya, taehyung.
"Maaf baekkie nunna, lanjutkan saja kegiatan kalian, aku akan menginap di rumah jungkook. Selamat bersenang-senang~"
Senyuman chanyeol yang awalnya sirna, langsung berubah semakin lebar saat calon adik iparnya yang mengatakan akan pergi dari rumah ini. Baekhyun berniat untuk mendorong chanyeol tapi tangan kekar itu menahannya
"Aku lapar yeollie~~" Baekhyun mempoutkan bibir cherrynya dan menatap chanyeol yang semakin tersenyum idiot.
Oh Baekhyun, apakah kau tidak tau. Jangan pernah kau menunjukan sisi aegyeo mu disaat ada serigala sedang lapar.
"Aku juga lapar baby~"
"Tapi aku— enghh"
Dan sepertinya makanan mereka malam ini akan menguras tenaga dan suara. Ya biarlah mereka yang merasakan.
Baiklah, Mari kita pergi dari sini.
TBC
A/N : Annyeong! Long time no see. hiks. Maafkan lala udah hiatus sebulan lebih hiks. Salahkan kesibukan lala sampe ngelupain cerita ini(?). Well btw di cerita selanjutnya, insyaallah akan menjelaskan tentang Hubungan Daehyun dan Baekhyun. lalala~~~ Dan jangan lupa untuk kritik, saran, hinaan, cacian dan makian. klik kotak review~ Don't Be siders juseyongg^^