Sensei!

Original Character Belongs To Masashi Kishimoto

Original Story Belongs To Gererezer

Warn : TYPOS, OOC, AU, LEMON, etc.

.

.

.

.

.

.

"Mengapa aku harus piket ttebayo.." Eluh seorang laki-laki yang mempunyai 3 garis di masing masing pipinya seperti kumis kucing, mata Blue Shappire , serta rambut jabrik yang berwarna pirang. Dia adalah Namikaze Naruto.

"Maa, Itu sudah mejadi kesepakatan bukan ? lagipula, jika tidak begini kau akan kabur seperti biasa." Kini suara laki-laki sepantaran Naruto dengan rambut coklat. Dia adalah Inuzuka Kiba.

"Ehehe.. habisnya setiap hari dimana aku piket, Ichiraku Ramen selalu mengadakan diskon! Tentu saja aku takkan melewatkannya." Naruto tersenyum dengan khasnya.

"Kau ini lebih mencintai ramen dibanding apapun." Kiba melempar penghapus papan tulis yang dengan tepat mengenai kepala Naruto.

"Aw, Itte!" Kekeh Naruto yang pura pura kesakitan.

Ah, Aku lupa menjelaskan dimana mereka sekarang.

Hari yang semakin sore membuat Konoha Gakuen ini semakin sepi. Dikarenakan selesainya jam mengajar seperti biasanya. Hanya ada beberapa murid yang sedang piket, memenuhi tugas, dan juga kegiatan ekskul dan lain lainnya.

Konoha Gakuen adalah sekolah elit dikawasan Kota Konoha yang memiliki sistem kota yang sangat alami. Di kota Konoha ini masih banyak hutan, namun bukan berarti gedung-gedung pencakar langit itu belum ada. Konoha Gakuen ini tempat dimana Naruto dan teman temannya bersekolah.

"Kiba, kau sudah selesai?" Naruto yang sudah selesai dengan tugas piketnya sedang memakai jaket yang bertuliskan 'Ramen Suki!' di seluruh permukaan jaketnya.

"Kau duluan saja, Aku masih harus mengikuti kegiatan ekskul." Kiba melambaikan tangannya pada Naruto,

"Baiklah! Matta Ashita!" Ucap Naruto sambil meninggalkan ruangan kelasnya yang sudah rapih.

.

.

.

Naruto berjalan menyusuri koridor yang biasanya,kini terlihat sepi.

"Glup.." Naruto menelan ludahnya, Seketika Ia ingat dengan hal yang berbau mistis yang Ia dengar dari Ino, teman sekelasnya.

"Hei hei, apa kalian tahu? Ketika jam 4 sore, dikoridor lantai 2 yang biasa kita lewati. Kau akan melihat seorang wanita berambut pajang berdiri didekat jendela sambil membawa buku tebal. Dari yang kudengar, Wanita itu adalah korban kebakaran di sekolah ini 70 tahun silam."

Perkataan itu terus menari-nari di kepala Naruto. Well, Peran utama kita adalah seorang yang penakut akan hal yang berbau mistis.

Naruto tanpa sengaja melirik jam tangannya.

"Jam 4 kurang 5 menit!" Gumamnya sambil mempercepat langkahnya.

'Aku harus cepat!' batinnya.

Sampailah Naruto di koridor lantai 2. Koridor yang selalu sepi dengan cepat. Naruto harus melewati koridor ini untuk berjalan kearah tangga turun ke lantai 1.

Naruto menghela nafasnya lega.

"Ttaku, Ino hanya mengerjaiku saja rupanya!" gumamnya.

Dengan perasaan santainya, Naruto berjalan kearah koridor lantai 2 itu. Tiba tiba saja seorang wanita berambut panjang keluar dari ruang kelas sambil membawa buku yang tebal berjalan kearah jendela.

Naruto sempat membeku, jarak dirinya dengan jarak wanita itu 10 langkah jauhnya.

Air keringat dari pelipisnya mulai membasahi wajahnya.

'Eh.. Eh.. EEEHHHHHHHH?!' Batin Naruto berteriak.

'ADA!.. ADA!... ADA! KAMIISAMAAAAA!'

Dengan sekuat tenaga Naruto ingin menggerakan kakinya. Namun itu sangatlah sulit.

"Dan satu lagi, jangan sampai kau berada di dekatnya 5 langkah serta.. jika kau bertemu dengannya. Jangan sampai kau melihat Ia menolehkan wajahnya kearahmu."

Naruto melihat wanita itu sedikit menggerakan kepalanya. Wanita itu ingin menoleh.

Naruto yang menydari itu langsung saja Ia berlari sekuat mungkin kearah tangga turun, tentu saja melewati wanita itu.

"Naruto..." Panggil wanita itu dengan suara yang samar dan seram pada saat Naruto melewati wanita itu.

"HHHHYYYYYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!" Teriak Naruto ketika sudah sampai di tangga turun.

.

.

Dengan rasa takut yang masih ada, Naruto berlari sampai pintu utama, dan buru-buru membuka lokernya yang terkunci.

"K-kunci! Mana.. dimana.." Naruto merogoh saku celananya dan menemukan kunci lokernya. Dengan tangan yang bergetar hebat, kunci itu tak masuk kedalam lubang kuncinya.

"C-cepatlah!" Akhirnya masuklah kunci itu, Naruto langsung menganti sepatunya,

"Permi—" Seseorang menepuk bahu Naruto.

Dan dengan spontan Naruto menutup kembali pintu lokernya. "GYAAAA!" dengan cepat juga Naruto berlari menjauhi sekolah. Mengabaikan seseorang yang menepuk bahunya.

"Hn?" Orang yang menepuk bahu Naruto tadi bingung. Ada apa memangnya?

Sudah sekitar 10 menit Naruto berlari dari sekolah ke stasiun kereta.

Kini nafasnya tidak teratur, kerongkongannya kering, keringat terus keluar dari tubuhnya.

"Ha-ah.. hah.. hah.. Air.." Naruto berjalan gontai kearah vending Machine.

Setelah memilih minumannya, Naruto mengambil sebotol Orange Juice lalu meminumnya sampai habis lalu membuangnya.

Ia segera mengantri kearah mesin tiket otomatis lalu menunggu kereta.

Tak lama kereta yang Ia tunggu datang, Naruto langsung saja masuk kedalamnya dengan perasaan yang panik, lelah dan bermacam macam.

.

.

.

.

Sampailah Naruto dirumahnya.

"T-tadaima.." Ucap Naruto dengan wajah pucat pasi.

"Okaeri. Ada apa denganmu?" Tanya Namikaze Kyuubi selaku Kakak kandung Naruto.

"A-Aku melihat hantu sekolah.. H-Hieee!" Naruto memeluk tubuhnya sendiri, dan berjalan kearah sofa ruang tengah, dan diikuti Kyuubi.

"Hantu sekolah? Aku tak pernah mendengarnya." Sanggah Kyuubi yang sudah menjadi Alumni Konoha Gakuen.

"H-hantu wanita berambut panjang di koridor lantai 2 t-ttebayo.."

"Tch! Kau ini mengada-ngada saja! Sudah sana kekamarmu dan mandi! Badanmu bau keringat." Ucap Kyuubi seperti biasanya. Memerintah seenak jidatnya.

Namikaze Kyuubi yang memiliki tubuh yang sedikit lebih besar dari Naruto, rambut Orangenya yang menjadi ciri khasnya, serta mata Ruby merahnya yang indah. Pria yang sering disapa dengan sebutan Kyuubi ini adalah Kakak Naruto serta anak sulung dari keluarga Namikaze.

Kyuubi bekerja sebagai pelayan tetap Cafè di daerah perkantoran dan distrik fashion kota Konoha. Kyuubi sebagai Kakak dan juga pencari nafkah dikeluarga Namikaze yang hanya tersisa dirinya dan Naruto.

Cerita tentang kepergian Ayah dan Ibu dari 2 anak ini sangatlah menyedihkan. Kyuubi dan Naruto benar benar menyayangi mereka dan masih perlu akan kasih sayang dikala itu. Namun mau bagaimana lagi jika Tuhan sudah berkata 'pulang' ?

Waktu Kyuubi berumur 15 tahun dan Naruto berumur 9 tahun, sebuah kecelakaan menimpa Minato dan Kushina. Menimpa orang tua mereka. Kecelakaan yang disebabkan kelalaian seorang pengendara truk yang mengantuk, dan akhirnya menabrak mobil orang tua mereka.

Dan pada saat itu juga, Kushina sedang berbicara kepada Naruto dan juga Kyuubi. Berbicara dengan nada lemah lembut dan penuh kasih sayang.

Flashback

"Kyuubi-chan, tolong jaga adikmu ne?" Ucap Kushina sambil tersenyum.

"Tentu saja, Aku akan menjaga anak ceroboh itu." Ucap Kyuubi

"Kyuu-Nii! Aku tidak celoboh!" sanggah Naruto.

Pada saat itu Kyuubi men-Speaker -kan telponnya, begitu juga Kushina.

"Kaacan! Nalu mau lamen! Cepatlah pulang ttebayo!" Ucap Naruto dengan manja.

"Naru-chan, Jangan terus terusan makan ramen. Nanti ramennya akan menjadi cacing diperutmu." Kini Minato yang berbicara.

"Dengarkan? Kau tidak boleh makan ramen lagi." Kyuubi terkekeh.

"Kaa-chan akan pulang sebentar lagi. Kalian baik baik ya dengan Tsunade-baa-chan. Kami mencintaimu." Ucap Kushina.

"Aku juga mencintai Kaacan/san dan touccan/san" Ucap Kyuubi dan Naruto bersamaan.

Tak lama terdengar suara decitan rem mobil dan gesekan antar besi... serta suara hantaman yang amat sangat keras.

Panggilan belum terputus. Tsunade berada di sana bersama Kyuubi dan juga Naruto.

Setelah beberapa lama dalam keheningan Kyuubi, Naruto serta Tsunade mendengar sebuah suara

"A-aku.. mencintai kalian.. Naruto.. Kyuubi." Suara parau mengakhiri panggilan. Ya.. itu suara Kushina.

Tsunade diam. Begitupula dengan Kyuubi dan Naruto.

Air mata perlahan mulai turun dari mata Ruby Kyuubi. Ia tahu apa yang sedang terjadi.

"Ne, Baa-chan.. apakah itu suara...Uso.."

Tsunade sudah mengeluarkan air matanya terlebih dahulu. Ia hanya menggelengkan kepalanya dan mulai memeluk Kyuubi dan Naruto.

Kyuubi diam, Ia menangis dalam diam. Naruto bingung. Ia tidak tahu apa yang sedang terjadi.

"Kyuu-nii? cuala apa tadi?" tanya Naruto yang kebingungan.

Hening tak ada satupun yang menjawabnya. Entah kenapa Naruto merasakan dadanya nyeri dan sesak. Ia perlahan menangis.

"D-Dada Nalu cakit.." Naruto memegangi dadanya yang sakit secara tiba tiba itu.

Kau tahu bukan, jika sepasang adik kakak memiliki ikatan batin? Nah.. pada saat itu batin Kyuubi merasakan sesak dan nyeri. Begitupula dengan perasaan yang tersalurkan melaluii ikatan yang takkan pernah terlihat oleh mata.

"Tak apa Naruto.. tak apa.." Tsunade masih dengan wajah sedihnya dan air mata yang mengalir, Ia menyempatkan dirinya tersenyum kepada Naruto.

End Flashback

.

.

.

.

"Outoto? Apa yang kau lakukan disini?"

"Apakah aku sebagai adikmu dan juga sebagai pelangganmu tidak boleh datang ke Cafè-mu?"

"Tsk. Kau ini sopanlah sedikit kepadaku!, jadi apa yang membawamu kemari?"

"Aku akan menjadi guru seni di Konoha Gakuen."

.

.

.

.

.

.

.

Tbc.

Finally Sensei! Back.

Sorry for the wait.

Sorry ini jauh beda dari sebelumnya.

To be Honest. Ini adalah alur plot yang Ge mau dari pertama.

Dan, kenapa Ge bikin Sensei yang sebelum revisi itu nyambung ke supernatural?

Well, Ge kepikirannya itu. Jadi ya jadilah Sensei yang sebelumnya berantakan. Lagipula itu first fiction yang Ge buat.

Yap Amatiran.

Semoga aja, Revisi dari Sensei ini bisa memuaskan kalian.

Yah intinya mah kalo gaada kalian, cerita Ge gaada apapanya /apaan/

Thanks buat kalian semua para Readers dan Reviewers! Without you this fict means nothing!

Sorry juga karena gabisa bales Review satu satu. Ini kepepet karena wifi mau dimatiin :'v

Well, Thanks for Support and Review!

Blood Rose.