Naruto Phoenix : The Legend of Blue Fire
I Don't Own Naruto and High School DxD. Genre : Fantasy, Supernatural, Romance[Maybe], Action, Ecchi, Shounen. Pairing : [Coming Soon]. Rated : T-M. Warning : Ooc, Au! Kuoh. Super power, Mainstream dan sederet kesalahan lainnya, GodLike!Naru.
Author : Blue Shafier And Green Emerald.
Fanfic ini sedikit terinspirasi dari Fanfic yang berjudul Alternated dari author freeX9r. Jadi saya mohon maaf sebelumnya untuk author FreeX9r karena saya belum sempat PM Anda.
Don't Like? Don't read.
Let's Read...
Disebuah kamar, atau lebih tepatnya di kediaman keluarga Phoenix. Terlihat Istri Minato Phoenix, pemimpin keluarga Phoenix. Tengah bercermin didepan kaca yang besar, perutnya sudah sedikit membuncit karena tengah hamil tua.
Roina Phoenix, itulah namanya. Memiliki rambut pirang emas dan mata Hazel, rambut pirangnya tergerai menambah kesan pesona tersendiri bagi orang yang melihatnya.
Dia meraba wajahnya sendiri dengan tangan kanan kanannya sedangkan tangan Kirinya meraba perutnya, "Ibu tidak sabar ingin melihat wajah kalian", katanya. Kalian? Yap, Dia tengah hamil dengan dua janin yang bersemayam di perutnya.
Tiba-tiba sebuah tangan terulur dan memeluk perutnya dari belakang, "Sayang, pagi-pagi kau sudah bercermin", kata orang itu. Dia adalah Minato Phoenix, suaminya. Dia memiliki rambut jabrik Runcing yang senada dengan rambutnya, hanya saja yang membedakannya adalah Mata Minato yang biru laut namun tajam.
Roina menghela nafasnya.
"Apa kau tidak senang? Mungkin aku masih ngidam ingin bercermin", kata Roina. Minato menaikkan alisnya sebelah, Kandungannya sudah berumur 9 bulan 5 Hari, tinggal 5 hari lagi dia akan melahirkan. Mana mungkin masih ngidam.
"Kau serius?", tanya Minato.
"Tentu saja tidak, dasar baka Minato! Akhir-akhir ini kau selalu mengacuhkanku atau jangan-jangan kau memiliki wanita simpanan?", tanya Roina. Suhu dikamar itu meningkat.
"Ti-tidak mungkin, haha. Mana mungkin aku mengkhianati Istriku sendiri", ujar Minato sambil mengibaskan tangannya didepan wajah berkali-kali. Roina menurunkan suhu tubuhnya sehingga suhu kamar itu ikut turun.
Minato kemudian melirik jam Wekker yang terpampang di Meja rias milik Istrinya. Ternyata sudah pukul 6 pagi. Dia kemudian memandang Istrinya, "Ayo turun, kita sarapan setelah itu mandi. Mengerti?", kata Minato. Roina mengangguk, mereka kemudian turun.
.
.
.
Mereka berdua menuruni tangga itu, Di meja makan sudah ada Jiraiya Phoenix dan Tsunade Phoenix, Orang tua Minato. "Selamat Pagi, Minato, Roina", sapa Jiraiya, Dia adalah Ayah Minato, memiliki rambut putih tergerai namun runcung dan jangan lupakan garis merah melintang dari bawah matanya sampai ke pipi.
"Selamat pagi Ayah", balas Minato.
"Apa cucuku baik-baik saja, Roina-chan?", tanya Tsunade sesaat Roina dan Minato duduk di kursi yang telah disediakan, Tsunade Phoenix, Ibu Minato, Memiliki rambut pirang diikat dua dengan tanda prisma di dahinya. Minato mengangguk, "Papa, Kapan Adikku lahir? Aku sudah tidak sabar ingn bertemu dengannya", sapa seseorang anak kecil berumur 6 Tahun berambut pirang, Dia adalah Raiser Phoenix, Anak pertama Roina dan Minato.
Roina mengusap pelan kepala Anaknya, "Mungkin tinggal beberapa Hari lagi sayang", kata Roina.
Minato tersenyum, "Jadi bagaimana latihan Apimu dengan Kakek?", Tanya Minato. Wajah Imut Reiser langsung luntur seketika, dia kemudian bersedekap tangan didepan dada.
"Kakek tidak serius saat mengajariku Elemen api, Papa. Dia lebih suka mengintip Sizune-Nee saat melihatnya menyiram bunga di teras yang hanya memakai celemek", kata Raiser. Jiraiya gelagapan seketika, "Hei Raiser, apa yang kau katakan, jangan menuduh Kakekmu itu seperti itu", katanya.
KREETEK
Bunyi suara jari tangan yang tengah di tekan menggema di Ruang makan Keluarga Phoenix, Jiraiya melirik kearah Istrinya dengan gerakan patah-patah. GLEK.
Dengan susah payah dia menelan ludahnya sendiri, "Apa itu semua benar Raiser-chan?", tanya Tsunade dengan wajah yang sudah menggelap tapi hanya matanya yang bersinar terang.
Raiser memangut-mangut, "Iya Nek, mana mungkin aku berbohong", kata Raiser.
"Hahaha, Saatnya sarapan pagi", kata Tsunade dengan nada horor. Dia kemudian menarik kerah baju Jiraiya dan membawanya kekamar. Sesaat kemudian terdengar teriakan dari Jiraiya yang sedang kesakitan dan juga terdengar suara pukulan.
Keluarga Phoenix yang bahagia.
...Blue Shafier...
Lima hari kemudian
"AHHHKKK", teriakan Roina menggema di kamarnya, Dia kini tengah bersusah payah mengeluarkan sesuatu dari dalam perutnya. "Sekali lagi Nyonya Roina, dorong lebih kuat", kata Sarutobi Biwako, Istri seorang dokter yang terkenal di Kuoh.
"A-aku tidak kuat lagi Biwako-San, Rasanya sakit sekali. Rasanya dia tidak mau keluar", kata Roina. Biwako menatap asisten yang ada disampingnya, "Tolong panggilkan Minato-Sama", katanya.
Asistennya mengangguk, Dia kemudian keluar kamar. Diluar kamar itu terlihat Minato yang tengah duduk sambil mengigit jarinya sendiri. "Etto... Minato-sama, Anda dipanggil oleh Roina-Sama", katanya. Minato mengangguk.
"MINATOO, KESINI KAU. AKU AKAN MEMBUATMU MEMBAYAR SEMUA YANG TELAH KAU LAKUKAN PADAKU!", Teriakan Roina terdengar sampai keluar.
Sekarang giliran Minato yang menelan ludahnya, Dia kemudian memasuki Kamar itu dan terlihat Istrinya dengan susah payah mengeluarkan Isi perutnya. Minato dengan sigap langsung duduk disamping Istrinya dan memegang tangan Istrinya.
"Ayo semangat Sayang, Kau pasti bisa!", ujar Minato.
Roina memandang tajam Minato, "Aku akan berurusan denganmu Nanti", katanya.
"Ayo dorong lagi, Roina-Sama", Kata Biwako. Roina menghirup udara sebanyak-banyaknya, Dia kemudian kembali mendorong agar Bayi yang ada dikandungannya keluar sambil meremas tangan Minato.
'Ya tuhan, sampai kapan Regenerasiku akan bertahan', kata Minato sembari menahan rasa sakit pada tangannya karena Roina meremasnya dengan kuat dan jangan lupakan Api berwarna Merah tengah menyelimuti tangan Minato. Bersyukurlah karena Minato mempunyai Regenerasi Dari keluarga Phoenix.
Beberapa saat kemudian terdengar suara tangisan Bayi laki-laki yang bermata Blue Shafier sama seperti Minato dan juga berambut Runcing.
Roina kembali menghirup udara sebanyak-banyaknya, "Lagi satu, setelah itu Anda akan selesai dengan tugas Anda, Roina-Sama", Kata Biwako. Roina kemudian mengangguk, Dia kembali menghirup udara sebanyak mungkin dan kembali mendorong.
Sesaat kemudian teriakan bayi perempuan yang sedang menangis kembali menggema. Roina kini bernafas lega, tugasnya untuk melahirkan seorang Anak sudah selesai. Biwako kemudian membersihkan darah yang melekat pada bayi itu dan memakaikannya selimut.
"Syukurlah, Ibu bisa melihat kalian berdua", kata Roina.
"Jadi Minato, Siapa nama anak kita?", tanya Roina. Minato menebar senyum lebar. "Kalau yang laki-laki aku beri Nama Naruto Phoenix",
Roina menaikkan alisnya sebelah, "Kau serius menamakan anak kita dengan nama Topping Ramen?", katanya. Minato mengangguk, Nama itu merupakan salah satu karakter yang ada di dalam buku karangan Ayahnya, Jiraiya.
"Aku yakin kalau Nanti dia akan menjaga nama baik keluarga kita meskipun namanya agak aneh Roina, Dan untuk dia aku memberi namanya Ravel Phoenix. Dia akan mendampingin Kakaknya agar menuju jalan yang benar", kata Minato.
Roina mengangguk, "Naruto-Chan, Ravel-Chan. Ibu senang melihat kalian berdua", kata Roina.
6 Tahun kemudian
"Kesini kau Naruto-Chan, Ravel-Chan, aku akan menghukummu", Teriak Raiser. Mereka berada di halaman belakang kediaman keluarga Phoenix. Raiser yang tengah sibuk mengejar Naruto dan Ravel. Alasannya karena Naruto dan Ravel mengganggu Tidur siang Raiser dengan memasukkan Rumput di telinga dan hidung Raiser.
"Salahmu sendiri yang tidak menyadari kalau aku memasukkan Rumput dihidungmu Onii-Sama", Kata Ravel yang berlari beririnan dengan Naruto. Sebenarnya menangkap mereka hal yang mudah menurut Raiser, Hanya saja dia mengalah.
Naruto berhenti berlari setelah memungut sebuah daun kering yang transparan di belakang Rumahnya. Dia kemudian memandang daun itu, "Lihat Onii-Sama, daun yang ini indah sekali", Katanya.
WUSSH
Daun itu kemudian terbakar oleh api namun anehnya api itu berwarna biru, Raiser yang melihat itu terkejut. "Naruto-Chan, Lihat. Kau mengeluarkan Api berwarna biru", kata Raiser.
Naruto memandang tangannya, "Sugoi Naruto, Kau memiliki Api berwarna biru", kata Ravel. Naruto hanya menggaruk kepalanya, "Hehe. Aku tidak tahu kalau aku ternyata punya api berwarna biru", ujar Naruto.
"Raiser-Sama, Naruto-Sama, Ravel-Sama. Keluarga Gremory sudah datang", Kata salah satu pelayan keluarga Phoenix. Mereka bertiga mengangguk, Mereka pun pegi keruang makan.
...OoooO...
Terlihat di ruangan keluarga Phoenix keluarga Gremory tengah duduk berseberangan dengan keluarga Phoenix. Diujung meja makan itu terdapat Minato. "Jadi bagaimana dengan perjodohan yang akan kita lakukan Minato", tanya Seseorang berambut merah darah.
Minato mengangguk, "Aku tergantung dengan Raiser saja, Sirzechs", jawab Minato.
Gadis berambut merah darah seperti orang yang ada disampingnya tadi menggebrak meja makan itu, "Aku tidak setuju dengan Itu Onii-Sama", katanya dengan nada marah.
"Kenapa kau tidak setuju dengan Onii-ku?", tanya Naruto.
" aku tidak suka dengannya, itu saja", jawab Rias. Kemarahan Naruto langsung menumpuk di benaknya, tapi dia berusaha melawan rasa amarahnya. Belum ada yang pernah mengatai Onii-nya seperti itu. "Ya sudah kalau begitu, Ayah, Kita batalkan saja pertunangan ini, tidak ada gunanya", jawab Naruto dengan nada santai.
BLETAK
Naruto mengusap ubun-ubunnya yang sakit akibat jitakan Ravel, "Bersikaplah lebih sopan Naruto", kata Ravel. Naruto mendengus kemudian dia mengumpat kecil.
"Jadi apa yang akan kita Lakukan Sirzechs?", tanya Minato.
Sirzechs tersenyum singkat, "Nanti juga mereka akan terbiasa Minato", katanya.
.
.
.
.
.
BRAAK
Naruto menggebrak meja belajarnya dengan suara yang cukup keras, "Apa kau bilang?", tanya Naruto. Pelayannya, Ayame, "Raiser-Sama kalah dalam Rating Game dengan salah satu pemilik Scread Gear yang bernama Hyodou Issei, Naruto-Sama", katanya.
"Jadi dia ingin bermain-main denganku", kata Naruto dengan nada Datar. Naruto kemudian memandang Ayame yang ada tak jauh dari tempatnya berdiri, "Besok kita akan bersekolah di Kuoh Gakuen. Aku ingin kau menjadi pendampingku, Kau mengerti Ayame-Chan", Kata Naruto. Ayame mengangguk, Naruto kemudian menarik tangan Ayame hingga bibir mereka berbenturan sebentar lalu Naruto melepaskannya.
"Ajak Juga Ravel", kata Naruto.
Ayame mengangguk dengan wajah memerah, dia kemudian pergi kebelakang. "Ternyata kau ingin bermain denganku Hyodou", Kata Naruto.
To Be Continue...
Next Chapter :
"Jadi ini Hyodou Issei"
.
"Salam kenal, Uciha Sasuke",
.
"Libido yang terlalu menyedihkan".
.
Naruto Phoenix : 16 Tahun
Ravel Phoenix : 16 Tahun
Ayame : 16 Tahun
Raiser Phoenix : 22 Tahun.
A/n : mungkin itu saja yang bisa saya kasih di Chapter Satu. Untuk penjelasan api Biru naruto bakal ada di Chapter 2. Untuk pair kita urus belakangan saja. Maaf sebelumnya kepada Author FreeX9r.
Mind To Review?