Disclaimer: Naruto belongs to Masashi Kishimoto. I do not take any profit from this story, :D it's just for fun guys.

Warning: Boys Love hardcore, Multi Chapter, Out of Character, Alternate Universe, Sequel. KakaNaru anak-anakku.

Note: Halo, dan selamat datang (kembali untuk pembaca lama) di dunia KakaNaru-ku, :') bagaimana kabar kalian semua? Ah senangnya bisa kembali. Terakhir datang kemari tahun lalu ya ... iya kelamaan. Meanwhile saya sibuk di Archive of Our Own, mempublikasikan fanfiksi fandom barat sampai udah 12 cerita di sana, hahaha. Kalau suka fandom barat cek aja di sana, pennamenya sama (promosi terselubung). Dan dari awal saya pergi sampai balik lagi, pair KakaNaru gak berkembang-kembang ya? Sedih. :'( gimana ini kalian? :'(

By the by, ini adalah sebuah kisah yang sebenarnya aku tulis lanjut dari tahun lalu, :o terus sampai setengahnya kubiarin karena waktu itu dibaca terus-menerus dan langsung gak sreg aja, dan idenya ngilang. Ini dibuat multichapter sebab, aku malas ngepublish sekalinya langsung banyak, hahaha (denial padahal baru jadi setengah doang). Ini instalment ke dua dari series Friends With Benefits dan ada tiga cerita (mungkin lebih) jadi ... nantikan aku akan meramaikan pair ini lagi, hohoho, sudah tjukup cintah untuk fandom barat—sementara waktu sih, hahaha.

Oke, nanti saya kebanyakan ngomong ya, (kalau kalian sadar, saya ganti ke aku di paragraf atas ... jangan tanya nape, emang kalau nulis suka gak sadar). Enjoy, :')


Naruto © Masashi Kishimoto

Siapa Pacarmu?

A Sequel of Friends With Benefits

Chapter 1 of -


"Jadi Naruto," kata Sakura menatap dirinya. Ada sesuatu yang dia inginkan. Dan jika dilihat lagi, 'sesuatu' itu merupakan hal yang diinginkan semua temannya.

Kafe kampusnya tidak terlalu ramai siang ini―hanya ada beberapa mahasiswa yang duduk bermain laptop atau makan siang. Di meja yang dihuni Naruto, delapan pasang mata memandangnya dengan penasaran. Bahkan Shikamaru juga memandangnya dengan penasaran―walau tertutup di balik tatapan malasnya. Satu-satunya yang tidak ikut menatapnya dengan pandangan yang sama adalah Gaara. Oh, Naruto tahu ini larinya ke mana.

"Hm ...?" jawabnya pura-pura menghiraukan mereka dengan mencoba menyelesaikan satu lagi kasus di Criminal Case. Ponselnya tiba-tiba ditarik dan Naruto memasang wajah cemberut ke pengambilnya; Ino. Untung dia temannya, kalau tidak ... Naruto mendesah keras kemudian menjawab, "Ada apa?"

"Jadi Naruto," kata Sakura lagi. Dia melihat ke teman-temannya yang lain sebelum menatap Naruto lagi. "Kami semua," Sakura menunjuk ke arah semua temannya.

"Aku tidak termasuk," potong Gaara sembari terus mendengarkan musik lewat satu sisi headphone Naruto. Ya, headphone Naruto yang merupakan hadiah dari Kakashi yang sering dipinjam Gaara. Itu loh headphone yang Gaara bilang termahal ke tiga di dunia. Dia nampak sibuk dengan laptopnya, tapi telinga yang satunya―yang bebas dari musik―turut mendengarkan percakapan teman-temannya.

"Itu karena kamu sudah tahu tapi tak ingin berbagi pada kita semua," kata Ino, nona gosip yang selalu update berita terkini mengenai keadaan kampus dan selebriti ternama. Dari cerita Ino, Naruto tahu bahwa dia dulu kaptain cheerleaders di SMA-nya. Dia adalah subyek yang selalu disebut kala orang penasaran siapa gadis populer di kampus ini. Sangat gaul. "Serius, aku adalah orang paling kekinian dan update di kampus ini, dan bahkan aku tidak tahu apa-apa soal ini. Ini membunuhku." Ino membuat wajah dramatis.

"Hm ... itu bukan rahasiaku jadi aku tidak bisa memberi tahu kalian semua," kata Gaara lagi, masih tidak melihat ke arah semuanya.

"Jadi Naruto," kata Sakura untuk yang ke sekian kalinya. "Kami semua hanya ingin tahu―"

"Siapa pacarmu?" potong Shikamaru cepat, menghiraukan tatapan mematikan yang dikirim Sakura. Sepertinya gadis merah muda itu kesal karena omongannya terus dipotong oleh orang lain. "Dua kali aku membantumu dan aku masih belum tahu siapa pacarmu. Kita semua ingin mengetahuinya―"

"Bahkan Rock Lee," kata Tenten, (calon) pengusaha sukses di antara mereka. Pemuda yang disinggungnya mengangguk setuju.

Naruto menatap semua temannya. Ringkasan mereka semua seperti ini: Ino adalah nona gosip; Sakura adalah ensiklopedia kesehatan mereka; Shikamaru adalah tukang servis; Tenten adalah nona bisnis (calon penjual sukses) dan nona yang mengetahui segala macam senjata (dia bilang dulu Ayahnya punya fetish senjata ...); Gaara, jurnalis sukses ... dalam lima tahun lagi; Sai, si manusia topeng yang penyakitan (semua karena kulitnya yang pucat dan tubuhnya yang kurus); Chouji, tuan makan yang tidak pernah kenyang (sahabat Shikamaru); Kiba, kembaran Menma (dalam sifat) walau tidak seburuk Menma; dan Rock Lee, si anak aneh yang ... Naruto tidak ingin mendeskripsikannya.

Naruto tahu bahwa semuanya akan mengarah ke sini. Satu-satunya yang tahu banyak tentang hubungan percintaan Naruto adalah Gaara, dan itu pun Naruto tidak pernah menceritakannya secara langsung. Gaara yang mengambil kesimpulan sendiri soal hubungan Naruto dengan Kakashi karena Naruto bukan tipe orang yang suka menceritakan hubungan pribadinya secara detail.

"Pada dasarnya," kata Sakura lagi. "Kita semua di sini tahu kamu sudah berhubungan dengan seseorang sejak satu setengah tahun yang lalu, jika melihat dari, uh ... tandanya dan uh ... dirimu."

Ino memutar bola matanya. "Yang mau Sakura katakan adalah, siapa pun bisa melihat tanda merah di lehermu dan tahu bahwa itu adalah hickey. Atau bagaimana kamu berjalan dengan sedikit miring dan tahu bahwa itu bukan karena penyakit―atau bisul. Kami sudah berusaha untuk tidak ikut campur selama satu tahun karena kamu kelihatannya tidak ingin bercerita pada kami. Tapi satu tahun setengah adalah batas kami dan kami semua benar-benar ingin tahu siapa pacarmu."

"Aku yakin orang itu pasti jelek. Siapa orang tampan yang mau denganmu, Naruto? Tapi sepertinya dia cukup kaya jika melihat dari perubahan drastismu," ya ... itu Kiba. Sudahkah Naruto bilang kalau Kiba itu kembaran Menma? Ingatkan Naruto untuk tidak mempertemukan dia dengan teman masa kecilnya itu. Walau begitu Naruto tidak pernah ambil hati dengan sikap Kiba karena memang perangainya sudah begitu.

Oh satu informasi lagi, mereka semua sudah paham bahwa Naruto adalah homoseksual―dilahirkan dan dibesarkan tanpa perlu bersembunyi layaknya ratusan ribu orang di luar sana. Dan mereka tak pernah ambil hati dengan orientasi Naruto yang berbeda dari mereka―mereka menerimanya ke dalam lingkaran pertemanan mereka, seperti Naruto menerima mereka sebagai rombongan temannya. Semua temannya ini orang baik. Jika ada yang tidak sempurna, Naruto tidak peduli dengan hal itu. Sejak dia memilih berteman dengan orang-orang ini dia juga sudah menerima baik dan buruk mereka.

Naruto hanya tersenyum kecil menanggapi pernyataan Kiba karena temannya ini belum melihat Kakashi secara langsung. Naruto akan memastikan untuk selalu membawa kamera agar bisa merekam momen di mana mereka semua bertemu dengan Kakashi secara langsung. Tapi itu nanti, sekarang―Naruto merebut kembali ponselnya dari tangan Ino.

"Kalau kalian benar ingin tahu soal pacarku," kata Naruto menunda sebentar untuk efek dramatis. Ah, bahagianya bisa memanggil Kakashi pacarnya sekarang. Naruto membuka ponselnya yang sudah dalam mode terkunci, ponsel merek apple yang membuat beberapa temannya iri dulu. Ada satu pesan dari Kakashi, dan Naruto membukanya. "Namanya adalah Kakashi." Dia tak menatap reaksi mereka, sibuk membuka pesan Kakashi.

Tidak ada yang berkata selama beberapa saat, dan Naruto menghiraukan mereka untuk membalas pesan dari Kakashi. Lalu tawa Ino terdengar keras. Naruto dengan bosan mengangkat pandangannya. Tentu saja Ino langsung tahu siapa yang dimaksud Naruto, tidak ada orang dengan nama Kakashi di kota besar ini kecuali Hatake Kakashi. Cukup aneh bukan?

Ino tidak berhenti tertawa tapi dia dapat memelankan laju tawanya, "Ti―tidak mungkin," katanya dengan kalimat yang tidak terdengar jelas. Semua temannya bingung melihat tingkah Ino ... kecuali Gaara―dan Sai. Huh?

"Apa marganya?" tanya Sai, dan ini adalah pertama kalinya dia buka suara sejak mereka berkumpul di kafe ini. Dia tampak serius, lebih serius dari semuanya. Ada apa dengan temannya ini?

"Hatake," jawab Naruto langsung, memutar ponselnya di tangan.

Ada suara tarikan napas terkejut dari Sakura dan Tenten. Sai juga nampak terkejut. Shikamaru tampak sangat tertarik dengan hal ini sekarang. Chouji berhenti makan. Ino hanya menggelengkan kepalanya. Bahkan Lee pun menatapnya dengan aneh.

Hanya Kiba yang kelihatannya bingung. "Siapa itu Hatake Kakashi!?"

Sembilan pasang mata langsung menatapnya―bahkan Gaara yang menggantung headphone di lehernya. Dan ternyata Kiba masih punya rasa malu sebab dia tampak tidak nyaman dengan sembilan pasang mata menatapnya. "Apa?" tanya Kiba saat dia sudah mencapai batas tak nyaman.

"Apa kamu hidup di bawah batu?" tanya Chouji dan Naruto menahan dirinya untuk tidak tertawa.

"Mungkin di bawah tempurung―seperti kata Guru Guy," kata Lee, mencuri makanan Chouji sembari temannya itu tidak melihat.

"Aku tidak percaya aku berteman denganmu," kata Ino sambil menggeleng lagi. "Bisa rusak reputasiku kalau begini ceritanya."

"Hatake Kakashi itu," Tenten berkata. "Salah satu orang paling berkuasa di kota ini. Oh bahkan dia itu salah satu pengusaha sukses di seluruh dunia. Aku heran kamu belum pernah mendengar namanya, kantor pusatnya ada di kota ini; Hatake Industries. Dia adalah salah satu pengusaha yang jadi panutanku." Tenten kembali menatap Naruto. "Aku tidak percaya kamu pacaran dengannya."

"Sama," dukung Ino. "Aku tidak bisa mempercayai hal ini. Kamu pasti berbohong."

"Dia tidak berbohong," kata Gaara dengan nada main-main. Pemuda berambut merah itu sudah kembali memasang satu sisi headphone di telinganya dan berkutat dengan laptop.

"Tidak ada yang minta pendapatmu," balas Ino menatap Gaara dengan tatapan tajam.

Gaara balik menatapnya dengan tatapan bosan, dan setelah beberapa saat dia mengangkat bahunya dan berkata, "Terserah lah."

Naruto tahu ada sesuatu yang terjadi antara dua orang ini, tapi dia masih tidak tahu hal apa itu.

"Aku tidak bisa mempercayaimu. Kami semua tidak bisa mempercayaimu. Kami ingin kamu membuktikannya," kata Ino, berbicara atas nama teman-temannya. Tidak ada yang membantahnya jadi Naruto pikir mereka semua juga tidak percaya.

Ah, bukan masalahnya. Naruto hanya mengangkat bahunya; sama seperti yang dilakukan Gaara. "Terserah kalian kalau tidak mau percaya. Bukan masalahku juga kok kalian tidak percaya. Toh aku tidak rugi 'kan?" Dan dia tak ingin menunjukkan pesannya dengan Kakashi. Terlalu kotor untuk standar teman-temannya.

"Ya, tidak rugi kecuali kamu pembohong," kata Kiba. "Eh, bisa minta ponsel kalian? Aku ingin lihat seperti apa wajah Hatake Kakashi ini," katanya lagi, dan Naruto melihat Ino memutar bola matanya sebelum memberikan ponsel miliknya ke Kiba. Beberapa saat kemudian Kiba berkata, "Yap. Aku juga tidak percaya. Orang ini terlalu tampan untuk dirimu."

Hanya tatapan datar dengan durasi cukup lama yang Naruto kirimkan pada Kiba. Oh, dia sangat tergoda untuk membuktikan bahwa Kakashi ini pacarnya pada mereka semua sekarang juga. Mudah saja toh dia punya ponselnya. Tapi di mana serunya hal itu?

"Terserah kalian saja. Bukan urusanku kok," kata Naruto lalu kembali bermain dengan ponselnya.


TBC


Important Note: Update malam mingguan atau minggu malaman (semoga saja authornya gak kejebak laporan praktikum seabrek ya, :'))

Hm, aku belum tahu ini bakal jadi berapa chapter, tapi pendek kok, paling tiga atau empat, :'). Dan ini gak akan diabaikan seperti cerita multi chapter saya yang satu uhukkamulagiuhuk. Sebenarnya untuk cerita itu udah saya tulis sebagian, tapi karena sekarang sudah uhukgaksreguhuk sama SasuNaru jadinya gak mood lagi untuk nulis lanjut Kamu Lagi. ... kejam ya (soalnya kemarin baru diphp author favorit yang ngegantungin kisah indah nan luar binasa di ao3, di chapter 13 yang mana lagi klimaks ceritanya ... kulelah).

Btw, makasih ya buat yang udah review di fanfiksi Friends With Benefits. Padahal udah setahun. Wkwkwk, dan makasih ya buat udah favorit, tadi baru dapat email kalau seseorang favorit lagi cerita ini, kucintah kalian. Hahaha. Maaf gak bisa balesin satu-satu karena memang lagi malas, wkwkwk, tapi kupastiin bakal baca satu-satu dan ketawa-ketiwi. Mungkin nanti ada yang dibalesin, mungkin ya. :')

Silahkan menunggu sampai akhir pekan, :') kumau nonton film Hit The Floor dulu, ada OTP canon homo di sana, #yha. Buh bye.