Bagi Naruto Uzumaki, libur dari tugas selama dua bulan ini adalah sebuah hadiah yang sangat besar baginya. Namun hujan di waktu sore yang kini melanda daerah kotanya bukanlah suatu hal yang ia inginkan, rencananya dia ingin jogging di taman dan kemudian kembali ke rumah, lalu cuaca buruk ini mengubah nasib hidupnya.

Dengan sebuah helaan nafas, dia kini duduk di sofa sambil menghadap ke layar TV berukuran tiga puluh dua inch yang tampak tak sedikitpun menggugah ketertarikannya, meskipun pada dasarnya yang sedang ditampilkan di layar kaca itu adalah sebuah acara komedi.

Sebagai agen profesional pemerintah yang memiliki pangkat di atas FBI dan CIA, Naruto adalah salah satu agen yang memiliki umur termuda. 28 tahun adalah umur yang mencengangkan jika disandingkan dengan pangkat Operasi Rahasia atau yang paling sering didengar sebagai, Black Ops.

Agen dengan pangkat Black Ops ini memiliki kemampuan yang mencakup segala jenis badan operasi, namun perbedaannya, mereka bergerak tanpa dilihat, tanpa didengar, tanpa dirasakan, dan tahu-tahu sebuah kepala buronan pasti akan tercoreng dari daftar yang dicari.

Sangat mengesankan. Dan karena begitu mengesankanlah pemerintah sampai lupa kalau mereka yang merupakan anggota kesatuan keamanan yang paling dirahasiakan identitasnya itu tetap mempunyai batas tenaga dan daya tahan. Oleh karena itu, berhubung pemerintah masih ingat kalau mereka tetaplah manusia, mereka akhirnya diberi jangka waktu libur selama dua bulan penuh.

Dan menurut Naruto, liburan selama dua bulan itu adalah hal yang terlalu berlebihan. Karena apa yang dialaminya selama dua hari terakhir dirinya menjalani liburan ini hanya bisa diungkapkan dengan satu kata, membosankan.

Namun, rasa perasaan itu tiba-tiba pupus saat indera pendengarannya menangkap suara ketukan yang berdebam dari arah pintu masuk rumahnya berada. Ketertarikan membuat Naruto segera beranjak dari sofa yang ia duduki, dan pria berumur dua puluh delapan tahun itu menuju sumber suara yang terus mengisi kesunyian rumahnya.

Dan saat dia membuka pintu tersebut, yang didapatinya adalah seorang gadis kecil berambut pirang yang basah kuyup dan sedang menangis.

"Kumohon, tolong..."

[My New Papa is Lolicon?]

Disclaime: Owned by Masashi Kishimoto

Warning: OOC, Typo, Loli Ino, Agent Naruto, Not Lemon but! Huehuehue...

Genre: Romance, Drama, family, Adventure, Humor, and Etc.

Summary: Naruto Uzumaki, seorang agen dengan pangkat operasi Black Ops yang sekarang sedang menikmati liburan panjangnya. Tapi kini dia harus menikmati liburan tersebut dengan seorang gadis kecil berumur 11 tahun yang polos bukan buatan. Apakah yang melatarbelakangi kehidupan mereka berdua?

Azriel Present

[...]

Chapter 1: Please, Take My Daughter.

Sebagai seorang yang sudah dilatih sedimikian rupa untuk bisa memiliki potensi bertempur serta intelejensi tinggi, Naruto merasakan ada hal yang tak beres jika melihat raut wajah gadis kecil dengan rambut pirang yang sudah lepek seluruhnya ini.

Segera Naruto berjongkok agar bisa menatap lurus gadis yang kini sudah sesenggukan parah, disamping itu warna putih pucat serta bibir yang menggigil menandakan kalau gadis pirang ini sudah terlalu lama ternaungi oleh hujan.

"Sekarang, jelaskan dengan pelan apapun yang telah terjadi padamu."

Gadis itu bergeleng cepat, "Bisakah Kakak menolong Ibuku? Dia terluka, dan sedang ada di sana!" Gadis itu menunjuk sebuah arah di luar halaman.

Sebenarnya Naruto ingin sekali tidak mempercayai apa yang diucapkan oleh gadis kecil ini, namun wajahnya yang penuh kekhawatiran, kesedihan, dan ketakutan, membuatnya tak bisa mengambil pilihan apapun lagi selain mengangguk.

Sejenak gadis itu tersenyum lebar, namun cepat-cepat dia menarik tangan Naruto dan menyeret pria itu meninggalkan rumah.

Dan setelah beberapa menit berlalu, Naruto akhirnya berhenti diseret ke sebuah halte bus yang dimana di sana tergeletak seorang wanita yang memakai daster berwarna hijau muda. Lalu sebuah noda kehitaman langsung menarik insting Naruto agar segera mendekat ke wanita itu, dengan penerangan yang seadanya dari lampu halte, Naruto masih dapat menyadari apa jenis noda kehitaman tersebut dan apa yang menjadi penyebabnya.

'Luka tembak?' Pria dengan rambut pirang itu kembali berdiri dan merogoh saku celananya, setelah mengetik beberapa nomor akhirnya dia berbicara. "Ambulan, cepat datang ke sebuah halte bus jalan..."

[...]

Dengan sebuah helaan nafas yang keluar, Naruto masih duduk menunggu di depan ruang ICU dengan tubuh yang berbalutkan handuk yang tadi sempat diberi oleh salah seorang perawat. Di sisi kirinya, gadis pirang yang tadi menyeretnya paksa dan berhujan-hujanan kini duduk dan menangis dalam diam.

Handuk berwarna pink yang menutupi puncak kepala gadis itu bergerak ketika Naruto mengusapnya dengan pelan, membuat gadis kecil itu menoleh ke arahnya.

Pria yang pada dasarnya selalu tegas dalam setiap tindakannya itu kini harus dipaksa tersenyum agar gadis yang kini menatapnya itu bisa sedikit tenang, "Ibumu akan baik-baik saja, kau tidak perlu khawatir." Dalam nada bicaranya yang terdengar menenangkan itu, pada dasarnya bertolak belakang dengan apa yang kini sedang berkecamuk menjadi permasalahan di dalam kepalanya.

Hatinya terus bertanya-tanya tentang apakah gerangan yang menyebabkan wanita itu tertembak, dan siapakah pelaku penembakan wanita ini.

Sebenarnya masih ada beberapa pertanyaan lagi di dalam kepalanya, namun renungan pria dengan rambut pirang itu teralihkan pada suara kecil nan lembut saat di dengar.

"Kakak, terima kasih sudah bersedia menolong Ibu. Karena Kakak adalah satu-satunya yang mau menolong Ibu." Gadis kecil yang memiliki iris mata berwarna hijau kebiruan itu tersenyum, membuat Naruto sekali lagi harus membuat sebuah lengkungan atas pada setiap sudut bibirnya.

Namun otaknya kembali memproses kata yang membuatnya sedikit terpancing oleh amarah, ' Satu-satunya?!'

[...]

Setelah hampir empat jam menunggu, wanita yang Naruto selamatkan nyawanya itu menunjukkan tanda-tanda sadar. Iris mata yang berwarna biru keunguan itu menginspeksi apa yang ada di sekelilingnya, dengan sedikit kesadaran yang ia punya, dirinya tahu kalau saat ini dirinya ada di salah satu ruangan di Rumah Sakit.

Namun perhatiannya begitu saja teralihkan saat indera pendengarannya menangkap sebuah dengkuran halus yang berada tepat di samping tubuhnya, dan wanita itu seketika tersenyum saat melihat kalau putri semata wayangnya sedang terlelap dengan posisi duduk.

"Bagaimana? Apakah sudah mendingan?"

Wanita itu hampir saja berjengit kaget saat ada bariton suara yang tiba-tiba saja menggema di ruangan yang sepi itu. Dia hampir saja panik kalau Naruto tidak terlebih dahulu menampakkan diri di samping putrinya yang sedang tertidur, ada rasa lega ketika sosok yang ia lihat berbeda gambaran dengan sosok yang ia pikirkan.

"Terima kasih sudah bersedia menolong saya."

Naruto menautkan kedua alisnya saat mendengar bagaimana nada bicara dan gaya formalitas yang dipakai oleh wanita pirang ini. Sebagai seorang agen yang sudah memiliki berbagai pengalaman mengawal orang-orang penting, Naruto tahu kalau nada bicara seperti ini biasa digunakan oleh orang-orang yang memiliki kedudukan penting ataupun seorang miliyuner, lebih tepatnya wanita yang menjadi istri seorang miliyuner.

"Lalu, bisa kaujelaksan tentang apa yang sudah terjadi padamu?" jeda sejenak, "Siapa dirimu dan siapa yang mengejarmu?"

Wanita yang sedang terbarin lemah itu memberikan beberapa saat ekstra untuk menatap pria bujang yang memiliki umur lebih tua darinya itu, lalu tiba-tiba dia tersenyum. "Melihat dari semua sudut pandang yang ada pada dirimu, aku menyadari kalau kau ini bukanlah orang biasa yang kebetulan diseret paksa oleh putriku, benar 'kan?" Naruto terdiam. "Dan melihat bagaimana aku bisa dirawat di salah satu ruang VIP Rumah Sakit ini, aku juga menyadari kalau penghasilan kerjamu tiap bulan pasti melebihi dari gaji seorang pekerja swasta manapun, benar 'kan?"

Naruto tetap tak bergeming, "Kau belum menjawab satupun pertanyaanku."

Wanita itu tersenyum lagi, "Namaku adalah Shion Yamanaka, dan putriku ini namanya Ino Yamanaka. Dan untuk pertanyaan yang kedua, mungkin yang mengejarku tadi adalah anak buah dari suamiku... yang mungkin saat ini sudah menjadi seorang mantan suami."

Naruto terdiam lagi, otaknya mulai memproses segala pengetahuan yang saat ini ia terima, namun itu belum cukup. "Lalu –"

"Nee, bisakah kau bersedia lagi untuk membantuku lagi?"

Naruto langsung bungkam.

"...Tolong, ambil putriku dan ajak dia hidup bersamamu."

To be Continued...

.

A/N: Wuoooooohhhhhhh... Ino jadi Dedek imut nan polos nan imut lagi nan polos lagi :v Lolz.

Satu Fic terbaru persembahan dari saya yang tampan bukan buatan ini :v dengan genre drama yang pasti bisa bikin Anda sekalian terbang dan kemudian jatuh lagi.

Dan seperti biasa, mungkin untuk pertama-tama jalan ceritanya masih samar-samar.

Secara word, cerita ini akan saya setarakan dengan [Time Loop], bahkan secara alurnya juga yang pasti bisa membuat bingung.

Namun perbedaannya, cerita ini memiliki beberada adegan penuh aksi.

Baiklah, jika ada yang ingin Anda pertanyakan. Bisa langsung PM saya yang Lolicon bukan buatan ini :v

Dan saya berharap, akan ada pembaca yang berkenan memberikan Fav/Fol-nya pada cerita ini.

Akhir kata, Salam Lolicon.