YES! THAT STUDENT IS MY HUSBAND!

Author : SHIN RAEWOO

Rate : M (NC)

Main Cast: CHANYEOL x BAEKHYUN

Other Cast: WILL APPEAR ONE BY ONE!

Genre: ROMANCE, HUMOR, DRAMA, MARRIAGE LIFE

Warning: YAOI, BOY x BOY, TYPO, BAHASA SUKAR DI FAHAMI(?)

"Hai oppa."

Gadis itu menyapa Chanyeol dengan ramah, dan namja tinggi itu sempat melirik koper yang berada di samping kakinya.

"Kau, mau apa malam-malam datang ke apartmentku?"

Chanyeol dengan suara dinginnya mempersoalkan tujuan gadis itu datang ke apartmentnya, bukan jawaban yang dia dapatkan, melainkan cengiran lebar yang gadis itu berikan.

"Siapa Chan.. eoh?"

Baekhyun terdiam saat melihat gadis itu. Dia menoleh ke arah Chanyeol, meminta penjelasan.

"Kau pasti Baekhyun oppa, istri Chanyeol oppa kan?"

"Nde? haha iya." Baekhyun tertawa canggung, dia mengusap-usap lehernya. Dan tanpa sengaja Chanyeol melihat kissmark yang dibuat olehnya di leher Baekhyun. Haaa.. seharusnya saat ini dia sudah menyodok Baekhyun dengan penisnya. Tapi penganggu ini…

"Senang bertemu dengan mu Baekkie oppa." lagi-lagi Baekhyun tersenyum canggung tidak tahu harus berbuat apa.

"Cih jangan sok akrab."

Gadis itu mencibir. Dia menatap Chanyeol tajam, begitu juga namja tinggi itu. Chanyeol melemparkan tatapan tidak sukanya kepada gadis itu.

Chanyeol melirik lagi koper di kakinya. Semoga apa yang sedang bermain di pikirannya saat ini tidak akan benar-benar terjadi.

" Oh ya.. "

'Ya tuhan aku harap jangan. Aku berdoa di dalam hati. Semoga gadis itu tidak mengatakan apa yang….'

"… Untuk seminggu ke depan aku akan tinggal bersama kalian."

Mati. Chanyeol benar-benar akan mati saat ini. Dia merasakan separuh nyawanya telah melayang.

"Oh ya Bakkie oppa, perkenalkan aku Park Hana. Sepupu Chanyeol oppa. Semoga kita akan berteman dengan baik."

Dia. Park Hana. Sepupu Chanyeol. Dan dia merupakan bencana besar buat seorang Park Chanyeol.

C

x

B

"Aku tidak menerima sebarang tetamu, terlebih lagi dirimu. Pulang sana."

Chanyeol menatap tajam Park Hana yang sedang memasang tampang wajah tanpa dosa, bahkan gadis kecil itu tidak mempedulikan omongan Chanyeol, kerna gadis kecil itu hanya sibuk bermain dengan ponsel di tangannya.

Baekhyun yang sedari tadi menjadi pemerhati, sedikit bingung dengan situasi yang berlaku sekarang. Sejujurnya, dia tidak mengenali Park Hana, dan ini merupakan kali pertama dia bertemu dengan gadis berambut blonde itu. Dan sepertinya Chanyeol memang benar-benar tidak menyukai gadis ini.

"Aku tidak peduli."

Hana menggedikkan bahunya. Dengan tanpa rasa malu, dia melangkahkan kakinya masuk ke dalam apartment mewah itu.

"Kau menghalangku?" Hana menatap tajam Chanyeol yang tiba-tiba menghalangnya. Dia memandang lekat Chanyeol yang berdiri betul-betul di hadapannya.

"Memang siapa yang memberi keijinan buat mu untuk masuk ke apartmentku?"

Hana mendecih. Dia mengibaskan rambutnya ke belakang, membuat gaya angkuhnya yang membuatkan Chanyeol semakin emosi melihat kelakuan sepupunya.

"Sebentar lagi kau juga akan tahu."

Gadis itu berucap santai dan tidak lama setelah itu Chanyeol mendapat panggilan telfon dari seseorang.

Chanyeol melihat nama pemanggil yang terpampang di layar ponselnya diikuti Baekhyun juga turut melihat ke arah ponsel Chanyeol.

"Eomma Park?"

Baekhyun memandang Chanyeol dan namja tinggi itu hanya menganggukkan kepalanya.

"Sebentar Baek, dan jangan biarkan setan kecil ini masuk."

Chanyeol memberikan penekanan disetiap kata-katanya dan sempat melirik tajam Hana yang memberikan senyuman mengejeknya sebelum meninggalkan mereka berdua yang masih berada di hadapan pintu apartment.

"Maaf Hana, Chanyeol…."

"Tidak apa-apa Baekhyuniee oppa, aku sudah biasa ."

"Erm.. ya.."

Baekhyun menundukkan kepalanya. Suasana canggung menyelimuti mereka berdua. Baekhyun tidak tahu harus bicara apa kepada Hana yang sedang memainkan ponselnya saat ini.

"Chanyeol? kenapa eomma menelfon?"

"Sial."

Dan setelah itu Chanyeol menutup pintu apartmentnya dengan kuat, meninggalkan Hana yang masih berada di luar.

"Chanyeol kenapa kau tutup pintunya?"

Baekhyun terkejut dengan perbuatan Chanyeol yang menutup pintu secara tiba-tiba. Tambahan lagi Chanyeol memandangnya dengan pandangan cemas.

"Yaaa oppa buka pintunya! Kenapa pintunya kau tutup?!"

Hana menggendor pintu dengan kuat. Mulut kecilnya tidak henti memberi makian kepada Chanyeol.

"Eomma menyuruhnya untuk menginap di sini Baek."

Chanyeol berucap dengan suara yang setengah berbisik, sesekali dia melirik pintu apartmenya yang masih di ketuk.

"Jadi apa masalahnya? Biarkan saja dia menginap, kan hanya satu minggu Chan?"

"Itu masalah besar Baek."

Baekhyun memberikan tatapan bingungnya. Dia tidak mengerti di mana permasalahannya. Hana kan cuma mau menginap sementara.

"Kau lupa Baek di apartment kita hanya terdapat dua kamar? dan akan menjadi masalah besar jika dia mengetahui kita tidak sekamar."

Baekhyun menundukkan kepalanya berusaha untuk mencerna setiap kata-kata yang diucapkan Chanyeol kepadanya dan tiba-tiba dia kembali menatap Chanyeol dengan mata sipitnya yang membesar.

"Jadi apa yang harus kita lakukan Chanyeol?"

C

x

B

"Maaf membuat mu menunggu lama."

Baekhyun tersenyum canggung saat membukakan pintu apartmentnya untuk Hana. Dengan jelas namja mungil itu dapat melihat wajah Hana yang merajuk dengan mulut yang di muncungkan.

"Tidak apa-apa Baekhyunee oppa. Aku cukup mengerti kok. By the way di mana kamar ku?"

"Cih kau tidur di ruang tamu asal kau tahu."

"Chanyeol.."

Baekhyun yang berdiri di samping Chanyeol menyikut perlahan perut namja tinggi itu, dan sukses menyebabkan bibirnya mengerucut lucu gara-gara tidak terima Baekhyun lebih memihak kepada Hana berbanding dirinya.

"Erm mari ku antarin ke kamar Hana."

Hana menganggukkan kepala, dia mengikuti langkah kaki Baekhyun yang menuju ke kamarnya dan saat dia melewati Chanyeol, dia menjelirkan lidah mengejek dan dapat di pastikan Chanyeol kesal setengah mati setelah itu.

"Di sini kamar mu Hana, maaf kamarnya kecil semoga kamu nyaman tidur di sini."

"Iya. Terima Kasih. Kau yang terbaik Baekhyunee oppa. Tidak seperti orang itu."

Chanyeol yang berada di belakang Baekhyun -(kerna Chanyeol juga mengikuti Baekhyun untuk menghantar Hana ke kamarnya)- hampir saja mau menjambak rambut gadis kalau Baekhyun tidak menghalangnya.

"Semoga hantu-hantu jahat akan menganggu tidurmu malam ini."

"Aku tidak takut."

"Yaaah kau.."

"Sudahlah Chanyeol. Hana kamu istirahatlah oke?"

"Baiklah oppa. Sememangnya kau yang terbaik."

Hana memutar knop pintu dan hampir memasuki kamarnya, sebelum dia membalikkan tubuhnya tiba-tiba menghadap Chanyeol dan Baekhyun membuatkan mereka sedikit terkejut.

"Oh ya, apa kalian benar-benar pasangan suami istri yang baru menikah? kerna kalian tidak terlihat mesra seperti layaknya pengantin baru?"

Hana memandang Baekhyun dan Chanyeol secara bergantian. Entah kenapa gadis kecil itu merasakan sesuatu yang janggal melihat hubungan mereka.

Tiba-tiba keheningan menyelimuti mereka. Baekhyun tidak tahu harus melakukan apa. Dia mati akal. Sesekali dia melirik Chanyeol yang masih memasang wajah datarnya.

Oke satu fakta yang kalian harus tahu, selama ini Chanyeol dan Baekhyun telah membohongi kedua keluarga mereka dengan mengatakan hubungan mereka semakin membaik sekarang, dan mereka benar-benar mencintai satu sama lain.

Ya, hubungan mereka memang semakin membaik, namun, kenyataan mereka saling mencintai, itu semua helah untuk menyenangkan keluarga mereka saja.

"Eomma Park bilang kalian benar-benar jatuh cinta saat ini. Tapi aku dapat merasakan kalian tidak."

Hana memberikan tatapan mengintimidasinya terhadap kedua laki-laki yang memiliki perbedaan ketinggian itu.

Dan itu sukses membuat tubuh Baekhyun menegang. Adakah senyata itu sehingga orang lain bisa mengetahui bahawa mereka benar-benar tidak terlibat dalam hubungan cinta?

"Kami…"

"Jangan berbicara yang tidak-tidak. Kau tidak lihat kami begitu mesra huh?"

Chanyeol melingkarkan tangannya ke pinggang Baekhyun sekaligus membuatkan Baekhyun terkejut dengan perlakuan Chanyeol yang tiba-tiba. Baekhyun dapat merasakan aliran darahnya mengalir dengan cepat di setiap saraf tubuhnya.

Juga dia dapat mendengarkan detak jantungnya sendiri yang berdetak dua kali lipat dari detak jantung manusia normal. Bahkan Chanyeol semakin merapatkan tubuh mereka sehingga kepalanya menempel ke dada bidang milik Chanyeol.

Cup.

Baekhyun membulatkan matanya saat Chanyeol mencium bibirnya. Tangan Baekhyun menolak dada Chanyeol agar ciuman mereka terlepas tapi nihil, kerna Chanyeol mencengkram erat kedua pergelangan tangannya. Baekhyun tidak tahu apa yang di pikirkan namja tinggi itu sehingga dia menciumnya dan lebih buruk mereka berciuman di hadapan Hana yang memerhatikan mereka tanpa mengedipkan mata sedetik pun

Baekhyun mengkatup bibirnya rapat-rapat saat dia merasakan Chanyeol mulai melumat bibir bawahnya. Kali ini Baekhyun benar-benar melakukan penolakkan sehingga Chanyeol menatap matanya tajam.

"Bagaimana?"

Chanyeol menyeringai memandang Hana setelah dia menyudahi aksi ciuman sepihaknya dan namja mungil itu, dia menundukkan kepalanya. Dia sangat-sangat malu, dia yakin wajahnya sudah merah mirip kepiting rebus.

"Terserah. Aku mau tidur." Hana menutup pintu kamarnya kuat. Sepertinya gadis itu benar-benar kesal di tambah lagi Chanyeol sedang tertawa keras sekarang.

"Chanyeol…?"

"Baekhyun ayo tidur."

Baekhyun terkesiap saat Chanyeol menatapnya dengan tatapan yang berbeda. Tatapan yang benar-benar lembut dan hangat juga bibir kissablenya yang sedang tersenyum. Senyuman yang sangat tulus yang tidak pernah Baekhyun lihat sebelum ini.

Baekhyun turut ikut tersenyum sehingga menampilkan smiley eyes indahnya. Namja yang lebih kecil menganggukkan kepalanya dengan antusias dan tanpa di sedari, Chanyeol telah menahan napasnya.

C

x

B

"Apa aku harus tidur di sofa?"

Baekhyun bergumam perlahan. Namja berjari lentik yang masih berdiri di hadapan pintu kamar itu memandang sofa panjang di sebelahnya. Ini pertama kalinya Baekhyun masuk ke kamar Chanyeol semenjak dia tinggal di apartment ini.

Baekhyun memerhati sekeliling, semuanya kemas dan tersusun rapi. Chanyeol memang pandai memberes kamarnya.

Pandangannya jatuh ke arah Chanyeol yang sudah merebahkan tubuh panjangnya di atas kasur dengan mata yang tertutup. Baekhyun menghela napasnya.

Namja mungil itu terpaksa menerima kenyataan bahawa untuk satu minggu ke depan dia harus tidur di atas sofa. Mustahilkan dia tidur di ranjang yang sama dengan Chanyeol?

Baekhyun yang sibuk dengan pemikirannya tidak sadar Chanyeol berjalan mendekatinya. Dia terkejut saat Chanyeol memegang lengannya dengan tiba-tiba.

"Tidurlah di kasur Baekhyun."

"Di kasur?" Baekhyun mengangkat sebelah keningnya, meminta kepastian.

'Apa aku tidak salah dengar , Chanyeol memintaku untuk tidur di kasur miliknya?'

"Iya. Dengan ku."

"Apa?! Tidur satu ranjang dengan mu?"

"Iya. Denganku." Chanyeol menganggukkan kepalanya mantap tanda dia benar-benar mau Baekhyun tidur satu ranjang dengannya.

Baekhyun benar-benar tidak percaya. Dia harus tidur bersama Chanyeol. Benar-benar gila. Ini salah. Oke tidur dengan suami sendiri tidak salah, tapi ayolah selama ini mereka tidak pernah tidur bersama. Dan hal ini membuatkan jantung Baekhyun seperti akan meledak kapan pun bila itu berkaitan dengan Chanyeol.

Baekhyun tidak tahu kapan jantungnya mulai berdetak hebat saat bersama dengan Chanyeol, tapi setiap kali dia berada di sisi namja berdimple satu itu, jantungnya pasti akan berdetak dengan luar biasa, dan sialnya Baekhyun tidak bisa menormalkan kembali detak jantungnya.

Belum sempat Baekhyun kembali sadar dari shocknya, tiba-tiba Chanyeol menarik tangannya lembut menuju ke ranjang besar miliknya.

Baekhyun merasakan rohnya sudah keluar dari tubuhnya saat ini. Otaknya tidak berfungsi dengan baik. Pikirannya kosong. Dia tidak sadar kapan Chanyeol mematikan lampu kamarnya dan hanya di terangi dengan lampu tidur. Bahkan dia juga tidak sadar kapan dia sudah terbaring di atas kasur dengan Chanyeol yang memeluk tubuhnya dari belakang.

"Chanyeol…"

Baekhyun merasakan hembusan napas Chanyeol di belakang lehernya. Itu merupakan kawasan sensitif Baekhyun dan itu membuatkan Baekhyun merasa geli di kawasan itu.

"Hermmm."

"Kau memeluk ku."

"Memangnya kenapa?"

Alih-alih melepaskan pelukannya, Chanyeol semakin mempereratkan lagi pelukannya di tubuh Baekhyun.

"Chanyeol…"

Baekhyun membalikkan tubuhnya menghadap Chanyeol. Tanpa sengaja Baekhyun memerhatikan wajah Channyeol. Chanyeol sangat tampan bila dilihat dengan jarak sedekat ini. Almond eyes nya yang sedang terpejam, hidungnya yang mancung, bibirnya yang kissable dan garis rahangnya yang tegas. Chanyeol benar-benar sempurna. Dan Baekhyun baru menyadarinya.

Dia jadi malu sendiri saat teringat bibir itu selalu menciumnya. Melumat bibir tipisnya dengan sangat lembut. Jujur Baekhyun menginginkan bibir itu lagi. Baekhyun juga tidak sadar kapan, tapi Baekhyun benar-benar menginginkannya.

"Berhenti menatap ku seperti itu Baekhyun."

Baekhyun tersentak saat suara berat Chanyeol menyapa indera pendengarannya. Dia menggigit bibir bawahnya gugp kerna tertangkap basah. Bertambah gugup ketika mata almond itu perlahan terbuka menatapnya tajam.

"Kau belum tidur Chanyeol?"

Baekhyun mencicitkan suaranya. Chanyeol sedang menatapnya datar dan itu membuatkan Baekhyun bertambah gugup.

"Bagaimana aku mau tidur kalau ada yang memerhatikan ku?"

"Maaf."

Baekhyun hampir membalikkan tubuhnya sebelum Chanyeol menarik tubuhnya dan mereka berhadapan kembali.

Baekhyun menatap tepat ke mata Chanyeol, begitu juga Chanyeol. Seolah-olah terhipnotis mereka tidak mampu lagi untuk memutuskan kontak mata mereka.

Dan tanpa mereka sadari, kedua bibir mereka telah menempel sempurna. Baekhyun memejamkan matanya saat Chanyeol mulai melumat lembut bibir bawahnya.

Ciuman Chanyeol terlalu lembut sehingga Baekhyun terlena dengan ciuman yang memabukkan sehingga Baekhyun turut membalas ciuman Chanyeol dengan melumat bibir atas Chanyeol.

Chanyeol merapatkan tubuh mereka sehingga mereka bisa merasakan suhu tubuh badan antara satu sama lain.

Ciuman yang awalnya lembut bertukar menjadi panas. Chanyeol melumat bibir bawah Baekhyun kasar dan begitu juga dengan Baekhyun.

Mereka berciuman dan terus berciuman menyesapi manisnya bibir masing-masing yang membangkitkan nafsu ghairah dalam diri mereka.

Chanyeol merubah posisinya berada di atas Baekhyun tanpa melepaskan ciuman basah mereka. Ciuman itu semakin dalam dan menuntun. Baekhyun melingkarkan kedua tangannya di leher Chanyeol.

Baekhyun akui, Chanyeol seorang good kisser. Itu membuatkan dia menginginkannya lagi dan lagi.

"Mmmgggh..~"

Baekhyun mendesah saat Chanyeol melesakkan lidahnya ke dalam mulut Baekhyun. Melilit lidahnya dengan lidah Baekhyun, sebelum Chanyeol menghisap kuat lidah Baekhyun yang menyebabkan namja kecil terus melenguh.

Chanyeol melepaskan ciuman mereka ketika dia merasakan oksigen di tubuh mereka mulai berkurangan. Chanyeol menatap Baekhyun yang terengah di bawahnya.

Jari besarnya membelai perlahan setiap garis wajahnya. Baekhyun memejamkan matanya menikmati belaian di wajahnya. Baekhyun dapat merasakan jari itu menyentuh matanya, turun ke hidung dan berakhir di bibirnya dan tidak lama setelah itu Baekhyun dapat merasakan bibir Chanyeol melumat bibirnya kembali dan dengan senang hati Baekhyun membalas ciuman itu.

"Mmmggg~ mmmghhh…"

Lagi-lagi Baekhyun melenguh ketika Chanyeol menyelipkan tangannya di balik pajama yang di pakai Baekhyun. Tangan CHanyeol bergetar saat telapak tangannya bertemu dengan kulit halus Baekhyun yang membangkitkan lagi ghairahnya.

Chanyeol melepaskan ciumannya lalu membenamkan kepalanya di perpotongan leher Baekhyun, memberi kucupan basah yang membuatkan tubuh Baekhyun bergelinjang kerna Chanyeol telah menyentuh bagian sensitifnya.

"Eunghhh… chaannn.. heentikaan.."

Chanyeol tidak mengubris perkataan Baekhyun. Lidahnya terus bermain-bermain di sekitar leher Baekhyun. Menjilati leher jinjang itu.

"Arghhh… Chanyeoool~.."

Baekhyun sedikit menjerit saat Chanyeol mengigit kuat lehernya. Perih yang di rasakannya bertukar nikmat kerna Chanyeol menyesapi bagian yang di gigitnya yang Baekhyun yakin akan terdapat bercak ungu di lehernya nanti.

Sentuhan demi sentuhan Baekhyun rasakan. Tangannya meramas belakang kepala Chanyeol kuat untuk menyalurkan kenikmatan yang sedang di rasainya sekarang.

Entah sejak kapan, pakaian mereka sudah terlepas dari tubuh masing-masing. Seharusnya mereka merasakan dingin, namun sebaliknya mereka merasa panas akibat dari nafsu yang menguasai mereka.

"Eunghhh…aaaaahhhh…. aaaaahhh…. …."

Desahan Baekhyun semakin menjadi-jadi saat Chanyeol menghisap puting kanan Baekhyun manakala sebelah tangannya lagi memelintir puting kiri Baekhyun .

Entah kenapa, Chanyeol suka bermain-main di dada Baekhyun. Walaupun tidak seperti dada wanita, tapi itu sudah cukup membuatkan Chanyeol merasa candu untuk menghisap kedua puting Baekhyun. Bahkan Chanyeol meremas kuat dada Baekhyun dan desahan Baekhyun bertambah kuat melupakan fakta bahawa ada orang lain di dalam apartment mereka.

Chanyeol menghentikan hisapannya di dada Baekhyun. Dia menindih tubuh Baekhyun hingga mereka dapat merasakan penis masing-masing yang sudah tegang.

Chanyeol menatap mata Baekhyun yang sayu. Namja tinggi itu tersenyum melihat pemandangan indah di hadapannya.

"Baekhyun aku sudah tidak tahan."

Suara Chanyeol terdengar berat menadakan dia sudah sepenuhnya di kuasai nafsu. Baekhyun mengelus rahang Chanyeol lembuat dengan sebuah senyuman terukir di bibirnya yang sudah membengkak.

"Lakukan.. Chanyeol."

Chanyeol membuka lebar paha Baekhyun. Dia tersenyum saat melihat penis mungil Baekhyun yang menegang dengan cairan precum di hujungnya.

"Enghhhghhh… Eummmmm…Chaaannnn…"

Desahan itu lolos dari bibir mungil Baekhyun saat Chanyeol menjilati penisnya. Kedua tangannya mencengkram erat kedua sisi bantal dengan kepala yang mendongak ke atas. Seumur hidupnya, ini kali pertama dia merasakan seseorang mengoral penisnya dan itu sangat nikmat.

"Chaanyeeolll… fasterrr..Akuuu.. hampirr…"

Chanyeol terus mengoral penis mungil Baekhyun selang dua menit kemudian, Baekhyun memuntahkan cairan nikmatnya mengotori tangan Chanyeol.

"Kau terlalu cepat Baekhyun."

Chanyeol membisikkan suara beratnya ke telinga Baekhyun. Namja mungil itu tidak peduli dengan apa yang dikatakan Chanyeol. Matanya terpejam erat, nafasnya putus-putus , di tambah lagi bibir bawahnya yang di gigit kerna menikmati orgasmenya, juga peluh yang mulai membasahi dahi si mungil , menambahkan lagi kesan seksi di mata Chanyeol.

Chanyeol tanpa sadar menjilat bibir bawahnya. Melihat kondisi Baekhyun saat ini, membuatkan namja tinggi itu tidak mampu mengawal nafsunya lagi. Tanpa aba-aba, dia langsung melumat bibir Baekhyun kasar.

"Ernghhh…"

Baekhyun mendesah dalam ciuman panasnya dengan Chanyeol. Dia mengernyitkan dahinya saat merasakan sesuatu memasuki lubang anusnya yang merupakan jari tengah Chanyeol.

Bagian bawah tubuhnya bergerak tidak nyaman saat Chanyeol mengeluar masukkan jarinya di dalam lubang Baekhyun.

"Kau menyukainya Baekhyun?"

"Arghhh… Channnyeooll.."

Baekhyun membuka pahanya semakin lebar saat Chanyeol memasukkan jari telunjuk dan jari manisnya sekaligus. Dia merasa nyeri di lubangnya. Baekhyun dapat merasakan jari-jari besar Chanyeol berada di dalamnya.

Chanyeol melepaskan jarinya dari lubang Baekhyun, menyebabkan Baekhyun mendesah kecewa.

"Aku akan memasukkan penisku. Ini akan sedikit sakit, tapi ku mohon bertahanlah sedikit."

Baekhyun hanya menganggukkan kepalanya mendengar kata-kata Chanyeol. Baekhyun melirik penis Chanyeol yang sedang ereksi sempurna dan itu membuatnya kaget.

"Chanyeol, penis mu besar sekali, apa itu akan muat?"

Penis Chanyeol besar dan panjang dua kali lipat dari penisnya menyebabkan perasaan takut mulai menguasai dirinya. Dia tidak dapat membayangkan penis besar itu memasuki lubang anusnya yang kecil. Pasti rasanya sakit sekali bisa-bisa anusnya bisa robek gara-gara penis besar itu.

Chanyeol mengucup bibir Baekhyun sekilas. Dia memerhati wajah si mungil yang masih menatap horror penis miliknya.

"Aku akan melakukannya dengan lembut."

"Eungh.. Baiklah."

Chanyeol mencium dahi Baekhyun perlahan. Baik Chanyeol mahupun Baekhyun mereka mulai merasakan sesuatu tumbuh di hati mereka. Sesuatu yang sangat indah.

Perasaan yang sudah lama mereka tidak merasakannya dan perasaan itu datang lagi memenuhi kekosongan di hati mereka.

Chanyeol dengan perlahan coba memasukkan penisnya ke dalam lubang Baekhyun. Ini begitu sukar, kerna lubang Baekhyun terlalu sempit meskipun dia telah coba melebarkan dengan menggunakan jarinya.

Baekhyun menahan nafas saat merasakan penis Chanyeol mulai memasuki lubangya. Namja cantik itu mencengkram kedua lengan Chanyeol erat. Dia merasakan sakit dan panas di lubangnya bahkan peluh sudah membasahi dahinya saat ini.

"Arghhhh.. sakit Chanyeol.. Saaakit…"

Baekhyun mendongakkan kepalanya dengan mata yang terpejam erat. Baekhyun meramas sprei menggunakan kedua tangannya saat dia merasakan kesakitan di lubangnya menjadi-jadi. Semakin Chanyeol mendorong penisnya ke dalam, semakin sakit yang Baekhyun rasakan.

"Tahan Baek.. seddikit lagi.. kau begitu sempit."

Chanyeol masih mendorong penisnya untuk masuk lebih dalam, dan dengar satu hentakan, penis Chanyeol berhasil menancap sempurna di dalam lubang Baekhyun diiringi dengan jeritan kesakitan dari Baekhyun.

Chanyeol mendesah perlahan saat dia merasakan lubang hangat Baekhyun. Dia melihat penyatuan mereka dan terdapat percikan darah di situ.

Chanyeol kembali mencium Baekhyun dengan mmemberikan lumatan-lumatan lembut di bibir tipi situ untuk menenagkan Baekhyun yang kesakkitan.

Chanyeol tahu Baekhyun merasakan sakit di lubangnya, oleh itu dia mencoba menahan dirinya untuk tidak bergerak sehingga Baekhyun yang memintanya. Dia mau Baekhyun merasakan nikmat persetubuhan yang akan mereka lakukan.

Baekhyun membelai lembut pipi Chanyeol yang berada di atasnya. Baekhyun benar-benar mengkagumi sosok Chanyeol, anak muridnya, sekaligus suaminya. Perbedaan usia mereka 5 tahun, tapi entah kenapa Baekhyun yakin Chanyeol seseorang yang bisa di harapkan untuk melindungi dan mejaga dirinya.

"Chanyeol bergeraklah."

Chanyeol mengangkat sebelah keningnya setelah mendengar arahan yang di berikan Baekhyun.

"Kau yakin?"

Alih-alih menjawab, Baekhyun menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Eungghhh…ouhh…"

Baekhyun mendesah saat Chanyeol mengerakkan pinggulnya perlahan. Nyeri di lubangnya masih dapat dirasakan. Baekhyun menikmati bagaimana penis besar Chanyeol keluar masuk dalam lubangnya.

"Ouh.. Chanyeoolll..arghhh.."

"Ooo.. jaadi di sini ouh?"

Baekhyun mengangkat pinggulnya saat penis Chanyeol menyentuh prostatnya. Kesakitan yang di rasakannya tadi, tiba-tiba bertukar nikmat ketika Chanyeol terus menerus menumbuk titik nikmatnya.

"Arghhh.. arghh… Baekhyuunn.. kau begitu.. nikmat.. arghhh."

Gerakkan penis Chanyeol menjadi semakin cepat. Chanyeol mencengkram kedua sisi pinggang Baekhyun dengan erat. Menikmati bagaimana lubang sempit Baekhyun di penisnya.

Tubuh Baekhyun terhentak-hentak dengan kuat . Dia melingkari kakinya di pinggang Chanyeol yang membuatkan penyatuan mereka semakin dalam.

"Arghhhh.. chanyeol.. ouh.. tusuk lagiiii…aaarghhh.. ooouh."

"Ouhhh….Baaaekk..enghhh… ketatkann luubang mu lagi…."

Desahan Baekhyun semakin menjadi-jadi saat Chanyeol semakin mempercepatkan genjotan penis di dalam lubangnya. Penis Chanyeol terus dan terus menumbuk prostatnya. Kenikmatan yang di rasakannya membuatkan Baekhyun ingin menangis.

"Eunggghh.. mmmph.. Chann…"

Baekhyun membuka pahanya semakin lebar saat Chanyeol mulai membuat gerakan memutar, di tambah lagi Chanyeol mengocok penisnya yang mulai mengeluarkan cairan percum yang banyak di hujungnya membuatkannya semakin mendesah nikmat.

"Arghhhh…Chaaannn.. fassteerrr.. akuuu ingi keluar.. oooohhh.."

"ooooh.. Baek… Sebentar… tahaaann"

Chanyeol merasakan penisnya semakin membesar dan keras. Dia memeluk tubuh Baekhyun dan menenggelamkan kepalanya di perpotongan leher Baekhyun dengan penisnya yang keluar masuk di lubang Baekhyun tanpa henti.

"Arghhh… Chanyeolll… aaa…akuuu…. sammpaiii…argghhhh."

"Arghhhh…aku jugaa Baek..eungghh."

Dan lima belas tusukkan terakhir mereka mencapai orgasme mereka. Chanyeol ambruk di atas Baekhyun dengan peluh yang membasahi tubuh mereka.

Baekhyun merasakan lubangnya penuh dan hangat. Cairan sperma Chanyeol sangat banyak dan menyebabkan spermanya tumpah keluar dari lubang Baekhyun dan mengalir di paha putih itu.

Baekhyun meringis saat Chanyeol melepaskan penisnya dari lubangnya. Namja tinggi itu berbaring di samping Baekhyun, mencoba mengatur nafasnya yang terengah.

Chanyeol memiringkan tubuhnya kearah Baekhyun, melihat namja mungil itu masih mengatur nafasnya kemudian dia menyelimuti tubuh mereka berdua dengan selimut tebal berwarna biru.

"Baekhyun."

Chanyeol memanggil Baekhyun lembut. Begitu mendengar Chanyeol memangil namanya, Baekhyun turut memiringkan tubuhnya membuatkan posisi mereka saling berhadapan.

"Iya?"

Tanpa aba-aba, Chanyeol langsung memeluk tubuh mungil, membawa tubuh yang tidak dibalut dengan sehelai benang itu ke dalam pelukan yang hangat.

"Cha..Chanyeol?"

Baekhyun tersentak dengan perlakuan Chanyeol yang memeluk tubuhnya. Belum lagi malunya yang hilang kerna mereka telah melakukan persetubuhan.

Chanyeol mengecup kepala Baekhyun berkali-kali. Dia memeluk tubuh kecil itu erat.

Chanyeol menatap Baekhyun yang berada di pelukannya, dengan perlahan dia memegang dagu Baekhyun dan mendongakkan wajahnya agar mereka bertatapan.

"Apa kau menyesal melakukan ini dengan ku?"

Tatapan yang di berikan Chanyeol membuat degupan jantungnya bertambah laju. Pertanyaan itu membuatkan Baekhyun berasa gugup.

"Tidak. Tidak sama sekali. Apa kau menyesal Chanyeol?"

Chanyeol tersenyum lembut sehingga menampakkan single dimple di pipi kirinya.

"Tidak Baekhyun. Kerna aku.."

Chanyeol menjeda kalimatnya. Menatap Baekhyun yang turut menatap dengan tatapan puppy eyes miliknya. Tatapan yang bisa mencairkan hati seorang Park Chanyeol.

Chanyeol kembali memeluk erat tubuh Baekhyun. Namja tinggi itu menarik nafasnya dalam menenangkan dirinya dan mematapkan hatinya.

"Aku mencintaimu Baekhyun. Aku tidak tahu sejak kapan, tapi aku mencintaimu."

Baekhyun melepaskan tubuhnya dari pelukan Chanyeol saat mendengar ucapan keramat itu. Dia menatap Chanyeol tidak percaya.

"Kau bohong?"

" Tidak Baekhyun. Aku merasakn aku benar-benar mencintaimu. Saat pertama kali kita berciuman di hari pernikahan kita, aku mulai merasakan perasaan asing. Setiap saat aku memikirkanmu. Kau membuat ku gila Baekhyun."

Baekhyun memandang tepat mata almond Chanyeol, mencoba untuk mencari kebohongan di situ, tetapi kenyataannya Baekhyun tidak menemui apa-apa kecuali ke ikhlasan yang terpancar dari kedua mata besar itu.

"Aku.."

"Aku tahu ini terlalu cepat. Tidak mengapa Baek, aku mengerti kau bisa mengambil waktu mu. Tidurlah kau pasti lelah. Selamat malam."

Belum Sempat Chanyeol membalikkan tubuhnya, Baekhyun dengan cepat mencium bibirnya. Sekadar menempel dengan kuat tidak lebih dari itu.

Baekhyun memukul kepalanya Chanyeol dengan kuat. Membuatkan yang di pukul mengaduh kesakitan.

"Ouh Baek. Kenapa kau memukul kepalaku?"

"Kerna kau terlalu bodoh."

Baekhyun tertawa sedangkan Chanyeol mengerucutkan bibirnya dengan tangannya yang masih memegang kepalanya. Pukulan Byun Baekhyun bukan main-main.

Baekhyun menghentikan tawanya. Dia tersenyum dan mengelus kepala Chanyeol dengan lembut.

"Bodoh. Aku juga mencintai mu bodoh."

C

x

B

"Hai sayang."

Kyungsoo tersentak saat melihat Jung Suk sudah berada di hadapan pintu apartmentnya.

Tubuh kecilnya membeku saat Jung Suk, ayah tirinya, mendekatinya dengan perlahan dengan seringaian jahat yang terukir di bibirnya.

"K…kkau, mau apa kau? Pergi dari sini!"

Kyungsoo menggigil ketakutan, dia memundurkan tubuhnya saat Jung Suk semakin mendekat ke arahnya. Memori silamnya tentang laki-laki itu, berputar hebat di ingatannya. Laki-laki yang telah merusakkan masa depannya.

"Kau takut dengan ku huh? Aku sudah lama menunggu mu tahu. Sememangnya kau dari mana?"

Jung Suk mencoba untuk menyentuh Kyungsoo tapi dengan kasar Kyungsoo menepis tangan laki-laki itu.

"Jangan menyentuh ku. Aku tidak sudi tangan jijikmu menyentuh kulit ku."

Kyungsoo menatap marah kearah Jung Suk yang tertawa kecil seperti sedang memperlekehkan dirinya. Kedua tangannya terkepal erat. Sungguk Kyungsoo benci laki-laki ini!

"Sudah berani melawan ku ya?"

Jung suk mencengkram erat tangan Kyungsoo. Dan Kyungsoo sedaya upaya melepaskan cengkraman tangan itu dia mencoba melawan namun, tenaganya kalah jauh berbanding tenaga Jung Suk.

Jung Suk menenggelamkan wajahnya di perpotongan leher Kyungsoo. Dengan sekuat tenaganya, Kyungsoo menolak tubuh Jung suk dia tidak mahu dirinya di perlecehkan oleh laki-laki bajingan itu.

Plak.

Jung suk memegang sebelah pipinya yang di tampar keras. Memandang nyalang Kyungsoo yang berada di hadapannya.

"Kau dasar jalang!"

"Lepaskan aku!"

Kyungsoo meronta ketika Jungsuk memeluk tubuhnya. Laki-laki itu mulai mencumbui di seluruh wajah dan leharnya.

"KURANG AJAR."

Jung Suk tersungkur ke lantai. Kyungsoo menutup mulutnya, ketika melihat Kai memukul Jung Suk bertubi-tubi tanpa sempat untuk laki-laki itu melawan.

"AMBIL INI DAN JANGAN PERNAH KAU MENUNJUKKAN DIRIMU LAGI DI SINI!"

Kai melemparkan kertas yang merupakan sekeping cek tepat ke wajah Jung Suk yang terbaring menahan kesakitan.

Jung suk meringis kesakitan saat dia coba untuk berdiri. Sebelah tangannya memegang perutnya yang sakit akibat di tendang oleh kai.

Dia menatap cek yang di berikan oleh Kai dan mencium kertas berbentuk persegi sambil melihat Kyungsoo yang sedang bersembunyi di belakang Kai.

"Lumayan. Terima Kasih anak ku."

Kai memegang kerah Jung Suk ketika Jung Suk mau mendekati Kyungsoo yang berada di belakangnya. Dia menatap laki-laki itu dengan penuh amarah.

"Pergi."

Kai berucap dengan penuh penekanan yang hanya dibalas dengan senyuman menantang oleh Jung Suk.

"Tenanglah Kyung, dia sudah pergi."

Kai memeluk Kyungsoo yang menangis setelah Jung Suk benar-benar sudah pergi dari hadapan mereka.

"Kai aku takut."

Kyungsoo memeluk tubuh tunangannya erat. Dia benar-benar takut sekaligus bersyukur kerna Kai muncul di saat yang tepat. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya jika Kai tidak muncul.

Kai melepaskan pelukan mereka. Dia menangkup kedua belah pipi Kyungsoo dan menghapuskan air mata yang mengalir.

"Kyungsoo ayo kita menikah."

Kyungsoo terkesiap. Dia menatap Kai sejenak tidak lama kemudian ia menganggukkan kepalanya tanda setuju dengan lamaran Kai.

C

x

B

"Selamat pagi Hana."

Baekhyun menyapa Hana ketika melihat gadis itu berjalan mendekati meja makan.

Pagi-pagi lagi Chanyeol sudah menyiapkan sarapan buat mereka bertiga. Baekhyun sememangnya berniat untuk membantu Chanyeol menyediakan sarapan, hanya saja Chanyeol tidak mengijinkannya tambahan lagi tubuhnya masih pegal akibat dari aktivitas panas mereka semalam. Ah.. membicarakan hal itu, membuatkan Baekhyun jadi merona sendiri ketika mengingatinya.

"Hey jangan tidur di meja makan."

Suara berat Chanyeol menyadarkan Baekhyun dari lamunanya. Dia mengalihkan pandangannya melihat Hana yang meletakkan kepalanya di atas meja makan dengan mata yang terpejam.

"Kau baik-baik saja Hana? Apa kau tidak tidur semalam?"

Hana mengangkat kepalanya menatap Baekhyun dengan mata yang tidak sepenuhnya terbuka di tambah lagi lingkaran hitam jelas menghiasi di bawah mata gadis itu.

"Bagaimana aku bisa tidur kalau aku hanya mendengar suara desahan kalian sepanjang malam."

Automatis wajah Baekhyunmenjadi merah menahan malu. Dia tidak menyangka Hana mendengar desahan mereka. Dan bertambah malu saat Chanyeol mengatakan…

"Hey terserah kami mau mendesah sekeras apa pun. Ini apartment kami, jadi suka-suka kami. Mau mendesah atau melakukan seks di ruang tamu kau tidak berhak melarangnya."

Ya tuhan bagaimana Chanyeol bisa berbicara sefrontal itu di hadapan Hana? Demi apa pun, seseorang tolong kuburkan Baekhyun sekarang.

"Terserah oppa. Aku tidak peduli."

Hana kembali menidurkan dirinya di meja makan membuatkan Chanyeol mencibir gadis itu.

"Baek.. kau tidak apa-apa? kenapa muka mu merah sekali?"

Chanyeol menatap Baekhyun dengan penuh selidik. Dia memincingkan matanya dan dengan perlahan dia mendekatkan wajahnya kearah Baekhyun.

"Aku tidak apa-apa."

"Baek.. ayo kita melakukan morning sex."

Dan dapat di pastikan Chanyeol menjerit kesakitan akibat mendapat jitakan kuat dari Baekhyun.

"Dasar mesum."

"Aku kan suami mu, jadi itu sudah menjadi hak ku."

Baekhyun memutarkan bola matanya malas. Terkadang Baekhyun jengah menghadapi sikap ke anak-anakkan Chanyeol.

Ting tong.

"Yaah.. Siapa lagi yang datang? menganggu aja."

Chanyeol menggerutu kerna paginya terganggu dengan bunyi bel dari apartmentnya. Padahal dia sudah merencanakan morning seksnya bersama Baekhyun.

"Jangan merungut Chanyeol, coba kau lihat siapa yang datang?"

"Aish.. kenapa harus aku? kau saja yang buka."

"Heh.. aku sukar untuk berjalan, pantat ku masih sakit gara-gara kau."

"Tapi kau menikmatinya juga kan?"

Chanyeol menaik turunkan alisnya menggoda Baekhyun yang sedang menahan malu.

"Aigoo manisnya Baekhyun ku."

Chanyeol mencium pipi Baekhyun , menambahkan lagi kesan merah di wajah cantik itu.

"Sudahlah Chanyeol, cepat buka pintunya."

"Baiklah tuan putri."

"Aku laki-laki Chanyeol."

Chanyeol menggedikkan Bahunya, meninggalkan Baekhyun yang kesal gara-gara di panggil tuan putri. Hey dia masih laki-laki ngomong-ngomong.

"Siapa yang datang Chanyeol?"

Baekhyun melontarkan pertanyaannya ketika laki-laki tinggi itu kembali duduk di meja makan. Belum sempat Chanyeol menjawab, Baekhyun di kejutkan dengan satu suara yang memanggil namanya.

"Baekhyun!"

"Itu." Chanyeol mengangkat dagunya, memakan sarapannya kembali.

"Luhan? kenapa kau menangis?"

Baekhyun hampir terjungkal kebelakang saat Luhan tiba-tiba saja menerjang tubuhnya.

Luhan memeluk tubuh Baekhyun. Dia menangis teresak-esak sehingga menyebabkan baju yang di pakai Baekhyun basah di bagian depannya.

"Lu.. kenapa?"

Baekhyun mengusap lembut punggung Luhan untuk menenangkan namja cantik itu. Sesekali dia melirik Chanyeol yang berada di sebelahnya yang tidak peduli dengan situasi saat ini.

Luhan melepaskan pelukannya. Dia mengusap kedua pipinya kasar menghapuskan air mata yang terus mengalir. Dia menarik nafasnya dalam, coba untuk menenagkan dirinya. Sedangkan Baekhyun dia masih sabar menanti agar Luhan memberitahunya apa yang telah terjadi.

" Ish… Sehun Baek.."

Baekhyun mengangkat sebelah keningnya saat nama Sehun di sebut. Begitu juga dengan Chanyeol, dia langsung menghentikan acara makannya ketika nama sahabatnya di sebut.

Luhan kembali menangis, kali ini dia menangis dengan lebih keras.

"Aku sudah putus dengan Sehun Baek.."

TBC

Hai.. maaf lama updatenya, aku sedikit sibuk. Apa ada yang masih menunggu ff ini? hehe.. thanks buat yang menunggu.

selamat membaca, mungkin Chap ini akan membosankan buat kalian. maaf jika masih ada typo.

Read Review?