Naruto Pov

Hai, Namaku Uzumaki Naruto, seorang siswa kelas 2 di SMA Raizen. Seorang remaja yang hidup tanpa mengetahui identitas Ayah dan Ibunya.

Walau begitu, aku selalu penasaran dengan orang yang selalu mengirimkan uang dengan jumlah besar setiap bulannya ke dalam rekeningku. Menurut seorang Teller bank, ada seorang pria berambut pirang sepertiku yang datang tiap akhir bulannya. Dan anehnya, aku tidak pernah bisa mengungkap sosoknya.

Dan juga, aku merupakan manusia yang diberikan anugerah kekuatan yang cukup spesial untuk seorang remaja pubertas sepertiku. Aku tidak tahu kapan ini terjadi, tetapi setiap reaksi emosi yang aku timbulkan, selalu ada saja tipe kekuatan yang muncul.

Aku tidak bisa mengendalikannya, rasanya seperti ada sebuah penghalang raksasa ketika aku mencoba mengendalikan kekuatanku, tentunya dengan cara yang cukup asal-asalan.

Sampai saat ini yang kuketahui, aku bisa mengeluarkan lima elemen, walau tentunya hanya akan terkajadi saat aku mencapai emosi tertentu, misalnya marah, hampir saja aku menyebabkan apartemenku kebakaran karena aku mengeluarkan listrik yang tegangan tinggi.

Juga saat aku menangis misalnya, seluruh apartemenku langsung membeku dan butuh beberapa jam bagiku untuk mencairkannya. Itu kalau aku menangis, kalau aku hanya sedang sedih berat, bisanya hanya langit yang bergemuruh dan hujan.

Aneh bukan? Aku bahkan tidak tahu dari mana asalnya kekuatan ini. Dari Ayahku atau Ibuku? Atau dari siapa lagi? . Aku bersumpah kalau aku bertemu Ayahku, hal yang pertama kulakukan adalah menendang selangkangannya Karena ia tidak bertanggung jawab dalam membesarkan kan anaknya, mungkin.

Naruto Pov End

"hutf, waktunya berangkat sekolah ". gumam Naruto bosan sambil mengangkat tasnya. Ia berjalan keluar apartemennya dan mengunci pintunya lalu berlari menuju SMA Raizen yang hanya 1km dari rumahnya.

Naruto menengadahkan tangannya seperti hendak mencengkram sesuatu. Bzzt! Bzzt! Percikan listrik muncul diantaranya. "lebih konsentrasi". gumamnya. Bzzt! Duar! Percikan listrik itu meledak dan meninggalkan luka bakar ditangan Naruto. "huh". Naruto menghela nafas berat, ia sudah terbiasa dengan itu.

Sedetik kemudian, tangannya yang terbakar langsung diselubungi oleh es. Pyar! Naruto membenturkan tangannya ke tiang rambu-rambu lalu lintas terdekat, dan ajaibnya luka Naruto sudah menghilang dalam sekejap.

"selalu saja begini, padahal aku sudah berkonsentrasi dan sangat berhati-hati, huh, ya sudahlah". gumam Naruto melanjutkan berjalannya yang hanya beberapa ratus meter lagi dari sekolahnya.

Duk! Meong! Naruto terkejut saat ia hampir menginjak seekor kucing berwarna hitam mengkilap. "maaf-maaf, aku tidak bermaksud menginjakmu teman kecil". ucap Naruto sambil berjalan dengan masih ditatap tajam oleh kucing hitam tadi.

"terlambat lagi huh? ". gumam penjaga sekolah ketika melihat Naruto. "hei! Maaf paman! Tapi aku kesini berjalan kaki". ucap Naruto. "alasan! Murid lainnya juga banyak yang berjalan kaki! ". tegas satpam itu.

"oke-oke, tapi untuk hari ini aku tadi menabrak kucing hitam, jadi aku berlari memutar jalan untuk melepaskan diri dari kejarannya". bohong Naruto. "hehehe, kebohongan bisa ditutupi dengan sandiwara, dan sandiwara bisa ditutupi dengan kebohongan". batin Naruto.

"baiklah, aku sudah muak melihat wajahmu, Sekarang-Teet! Teet! Teet! ". tiba-tiba alaram Spacequake berbunyi keras. "bahaya! Cepat masuk dan berlindung! ". panik satpam itu langsung menutup gerbang dan menguncinya.

Krik! Krik! Krik! Naruto hanya terdiam facepalm. "Sialan! Aku masih berada di luar bodoh! Cepat buka pintunya! ". teriak Naruto, ia lalu mengambil batu kecil dan meleparnya ke pintu.

Klang! Tuk! Namun, kesialan lagi-lagi menghampirinya, batu itu terpental mengenai kepala Naruto dan.. Pyar! Batu itu juga mengenai sebuah CCTV di situ, sehingga kandaslah usaha Naruto untuk masuk.

"sial, ini pasti gara-gara kucing hitam itu". gumamnya. Teet! Teet! Sementara itu, langit mulai terdistorsi. "aku harus berlindung di gedung terdekat". gumambga berbalik.

Namun, langsung lemas saat melihat semua gedung tengah tertutupi oleh semacam lapisan besi. "sialan, kalau begini aku pulang saja! ". ucap Naruto berlari cepat ke apartmennya.

Klang! Tiba-tiba sebuah rambu-rambu lalu lintas melayang dan menerjang Naruto yang masih terkejut. "sialan! ". ucapnya sambil menyilangkan tangannya. Krak! Bang! Namun, tiba-tiba sepasang pilar dari tanah muncul membentuk huruf x dan menghalau rambu-rambu itu.

"huh, aku harus berterima kasih pada kemampuanku saat ini". gumam Naruto lalu melanjutkan berlarinya.

Namun, Blaarr! Kesialan rupanya datang lagi kepada Naruto, Spacequake itu ternyata menimbulkan ledakan yang berjarak hanya beberapa meter darinya saja. "Guaghh! ". kagetnya sambil menyilangkan tangannya.

"uuh, aku masih hidup! Aku masih hidup!". ucap Naruto memegang langit-langit yang terbuat dari batu. Tunggu, langit-langit? Naruto keluar dan terkejut saat melihat sebuah kepala batu berwarna hitam dengan garis-garis kuning bercahaya melindunginya.

"tunggu dulu, apa aku barusaja membuat sebuah kepala Golem? ". gumamnya mengingat makhluk batu yang sering ia baca di buku dongeng waktu ia masih kecil.

Tuk! "hum, kekerasan yang gila". gumamnya menganalisis tingkat kekerasan batu ciptaannya.

Wet! Naruto langsung menolehkan kepalanya tatkala melihat suatu siluet dari balik asap yang masih membumbung. "entah mengapa tenagaku rasanya terus berkurang, walau tidak banyak". gumamnya sambil melangkah menuju balik asap itu dan meninggalkan batunya.

Ia melangkah menembus asap dengan hati-hati. Dan begitu ia sampai, ia langsung tertegun melihat seorang anak berpakaian hijau berbentuk jaket kelinci dan sebuah boneka kelinci ditangannya.

Tiba-tiba anak itu menolehkan kepalnya dan memandang Naruto tajam. "wah! Ada kakak-kakak! Apa kau kesini mau mengganggu Yoshinon? ". ucap tiba-tiba boneka kelinci itu. "a-aku? ". ucap Naruto kaget.

"tentu saja! Apa ada orang lain disini selain kita bertiga? ". ucap boneka kelinci itu. "bertiga? Jangan salah paham, aku kesini karena kebetulan lewat saja kok, aku sebenarnya mau pulang". ucap Naruto.

"benarkaaah? Atau jangan-jangan kau menguntit Yoshinon dari tadi? ". ucap boneka itu lagi penuh kecurigaan. "percayalah, aku hanya pemuda biasa dengan sedikit teman". sanggah Naruto.

"teman? Apa itu teman? ". tanya Yoshinon penasaran. "teman adalah orang yang bisa menerimamu apaadanya, juga orang yang bisa kau percayai dan menyayangimu dengan tulus, dan tidak menghianatimu". ucap Naruto.

"yah, karena itu pula aku sedikit teman". batin Naruto. "waah! Kata-kata yang keren! Berarti Yoshinon dan Yoshino adalah teman, karena Yoshinon menyayangi Yoshino dan Yoshino mempercayai Yoshinon!". ucap Yoshinon tanpa melihat Naruto yang facepalm sendiri.

"Apa Oni-chan mau menjadi teman Yoshinon? ". tawar kelinci itu. "um, bagaimana yah? Asal kau berjanji tidak akan menghianatiku, aku mau saja". ucap Naruto. "baiklah! Yoshinon berjanji! ". ucapnya. "kalau begitu mari kita satukan kelingking kita! ". ucap Naruto memajukan kelingkingnya.

"seperti ini? ". gumam Yoshinon memajukan jarinya entah yang mana sambil berjalan mendekat ke arah Naruto. "seperti itu". ucap Naruto, tapi saat mereka tinggal beberapa meter saja, tiba-tiba suara tembakan terdengar dan puluhan peluru berjatuhan.

"Ap? ". kaget Naruto saat dirinya dilindungi oleh sebuah kubah es, ia juga terkejut melihat Yoshinon melayang disampingnya. "dia sama sepertiku". gumamnya.

"mereka lagi, pergilah Oni-chan! Mereka akan menyakitimu! ". ucap Yoshinon. "Naruto samar samar melihat ada beberapa wanita dengan pakaian ala robot tengah menembaki mereka.

Krak! Syuuz! "kau tidak apa-apa Yoshinon?!". kaget Naruto saat melihat sebuah peluru menyerempet tangan kanan Yoshino. Deg! Ia terbayang dengan perlakuan kejam yang ia terima waktu kecil.

Pyar! Pyar! Pyar! Kubah es itu hancur seketika saat peluru-peluru itu berjatuhan. "uh, sakit, mengapa mereka menyakiti Yoshino? Padahal Yoshino tidak ingin menyakiti mereka". kali ini suara gadis lugu nan polos membuat Naruto tertegun.

"hei! Ada warga sipil disana! Hentikan tembakan! ". ucap salah satu wanita di atas sana. "cepat bawa warga sipil itu dan kemudian segera cuci otaknya". ucap sebuah suara lagi. "yang lainnya pastikan spirit itu dibunuh! "

"jadi ini yang disembunyikan tiap terjadi Spacequake? Dan mengapa mereka harus membunuh gadis sekecil ini? ". gumanya menatap Yoshino yang kesakitan menahan tangis seiring udara yang mulai mendingin cepat.

Jleeng! Kelopak Mata Naruto mulai bersinar kuning. "beraninya kalian... Beraninya kalian menyakiti temanku!". teriak Naruto. Groaaa! Groaaa! Mereka semua menolehkan kepalanya saat raungan mengerikan datang dan diikuti sebuah sosok amat besar perlahan keluar dan menegakkan badannya.

"apa itu? ". gumam salah seorang wanita itu ngeri. "Creature-Attack! ". teriak Naruto tanpa sadar. Wush! Buaghh! Dan setelah itu sebuah tangan sebesar gedung muncul dari balik asap dan menghancurkan tubuh beberapa wanita itu.

"sialan, hancurkan makhluk aneh itu! ". ucap komandannya. "G-Golem?! Bukankah si petapa hanya memiliki es?! ". ucap seorang wanita berambut silver pendek terkejut.

Yoshino juga agaknya terkejut dengan kemunculan monster tanah berwarna hitam setinggi 20 meter itu. Namun kali ini bukan peluru, melainkan laser-laser menuju Golem ciptaan Naruto.

"Creature-Defense! ". teriak Naruto lagi dengan garis-garis kuning aneh menghiasi tubuhnya. Groaa! Agaknya laser-laser itu tidak cukup untuk mengalahkan sang Golem yang entah terbuat dari batu apa.

Sebuah batu berwarna hitam keunguan dengan garis kuning dan aura ungu tipis membumgkusnya.

"tidak mempan?! Kita mundur dulu! ". ucap komandan itu. "dimengerti, tapi aku akan meluncurkan serangan perpisahan". balas perempuan berambut silver itu sambil melepaskan laser hijau besar. Boom! Mengenai tepat di kepala makhluk itu.

Grr! Namun, ia hanya menggeram tanpa sedikitpun bekas kehancuran. kemudian para wanita itu langsung pergi entah kemana. Groaaa! Prshh! Golem itu mulai berhamburan menjadi debu hitam.

Brukk! "hah! Hah! Hah! Ini batasku, tapi aku tidak memyangka akan membuat monster seperti itu". gumam Naruto terengah-engah.

"kekuatan ini, ini akan sangat berbahya jika sampai tidak bisa aku kendalikan, aku justru hanya akan melukai orang yang kusayangi jika terus seperti ini". guma Naruto.

"ck, pandanganku mulai mengabur, sialan, menciptakan Golem ternyata sangat menguras tenagaku". ucapnya dan setelah itu Naruto pun ambruk tidak sadarkan diri sendirian, ia tidak menyadari bahwa Yoshino sudah menghilang sedari tadi.

Ini adalah fict pertama saya, jadi mohon maaf banget bila ada kesalahan ejaan atau tanda baca tidak sesuai. Terinspirasi setelah baca LN Date A Live yang telah mencapai volume ke 13 dan setelah nonton Yugioh 5ds (anime lawas) tepatnya pada episode Temporal Machine God's.

Harap pembaca menikmati fict ini dan saya harap akan ada banyak author yang mempublish cerita di fandom Date A live atau Date A Live crossover. See you!