We Are Family

by : JellyChoco

Warn : Typo, alur kecepatan, garing, OOC, dll.

Happy Reading~

Hari Minggu, hari yang paling disukai semua orang. Hari dimana mereka bisa berkumpul dengan keluarga, bersantai sejenak melepas penat setelah 6 hari bekerja dan melaksanakan rutinitas tanpa henti. Seperti yang dilakukan kedua kakak beradik kembar identik yang satu ini.

" Selamat pagi kak," ucap seseorang dari arah tangga mengalihkan sejenak perhatian seseorang yang sedang asyik dengan kegiatannya.

" Oh.. pagi Air, kalau aku jantungan mungkin aku sudah pingsan sekarang, " ucapnya bercanda.

" Hehehe.. maaf, abis kakak serius banget sih masaknya. Kak Gempa masak apa sih? Wangi banget, kecium sampai atas tau, "

" Oh ya? Kakak cuma masak opor ayam kok hehe.. "

" Eh? Tumben, emang ada acara apa kak? "

"Nggak ada acara apa-apa sih, nggak apa-apa kan sekali sekali kita makan enak? "

Sang adik menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.

" Eum.. ya nggak apa-apa sih cuma nggak biasanya aja kakak masak makanan yang kaya gini. Biasanya kan kalau lagi ada acara acara doang, "

" Udah jangan banyak tanya, kakak lagi pengen makan opor ayam aja. Udah mandi belum? "

" Udah dong, emangnya aku kaya kakak belum mandi? "

" Enak aja kalau ngomong, udah cepet beres-beres sana, nanti kakak nyusul kalau udah selesai masak. "

" Iya-iya, ini juga mau beres-beres kok, "

BoBoiBoy Gempa dan BoBoiBoy Air adalah sepasang kakak beradik kembar identik. Mereka sebenarnya kembar tiga, namun sayang adik bungsu mereka sudah menghadap Tuhan Yang Maha Kuasa saat mereka masih kelas 3 SMP. Sekarang mereka sudah menginjak kelas 3 SMA, sudah 3 tahun berlalu semenjak adik mereka Halilintar pergi untuk selamanya.

Anak kembar, terutama kembar identik memiliki ikatan batin yang sangat kuat, bahkan lebih kuat daripada ikatan dengan kedua orang tua mereka. Begitu juga dengan Halilintar, atau nama lengkapnya BoBoiBoy Halilintar ia memiliki ikatan yang sangat kuat dengan kedua kakaknya, ia sangat menyanyangi kedua kakaknya dan selamanya akan tetap begitu, walaupun… walaupun ia sudah tiada.

Hari sudah semakin siang, Gempa sudah melakukan seluruh pekerjaannya, namun ada satu yang hilang. Ia sampai sekarang belum melihat batang hidung adiknya. Kemana pula adik tercintanya itu pergi? Tidak mungkin ia pergi keluar rumah tanpa meminta izin. Air selalu meminta izin saat hendak pergi keluar rumah, walaupun ia hanya akan pergi ke warung di depan rumah mereka, Air selalu meminta izin pada sang kakak. Jika ditanya alasannya, Air akan menjawab 'Aku tidak ingin membuat kakak khawatir'. Dasar anak baik.

Gempa sudah mencari Air kemana-mana, tapi ia tak menemukannya sama sekali. Atap rumah, sudah. Kolam renang, sudah. Taman depan, sudah. Kamar, sudah. Sampai ke gudang pun Gempa sudah mencarinya tapi sama sekali tak menemukannya, hanya satu tempat lagi yang belum Gempa periksa, Taman belakang rumah.

" Air..! Airr..! " Gempa terus menyerukan nama adiknya.

" Air… ! kau dimana? " Gempa kembali berteriak dan tenggorokannya sudah hampir kering sekarang.

" Air… ! kemana sih ni anak? " dan sekarang Gempa mulai kesal.

" Aku disini kak ! " suara itu berasal dari taman belakang rumah.

Gempa segera berlari kearah sumber suara itu dan benar saja suara itu berasal dari taman belakang rumah.

" Kamu darimana aja sih? Kakak capek tau dari tadi nyari kamu, " ucap sang kakak kesal.

" Hehe.. maaf, aku dari tadi disini kok. Disini adem banget ya, enak juga punya taman bunga sendiri di rumah, "

" Iya kamu enak, aku repot ngurusnya, " Gempa ikut duduk di teras disamping sang adik yang sedang melamun sambil memutar-mutar bunga Mawar Biru di tangannya. Okay, Gempa tidak suka di abaikan seperti ini.

Gempa memperhatikan adiknya sejenak, takutnya ada yang salah dengan adiknya yang satu ini.

" Kak, jangan ngeliatin kaya gitu deh, risih tau, "

" Oh.. sorry. Lagian kamu sih, daritadi di ajak ngobrol malah diem aja. Lagi ngapain sih? Mikirin hutang? " Okay, satu tamparan yang cukup keras berhasil mendarat mulus di pipi Dirga.

" Aduh.. kenapa aku ditampar sih? " sang kakak mengelus-elus pipinya yang memerah

" Lagian kakak juga sih, siapa yang lagi mikirin hutang? " sang adik mendengus kesal.

" Iya deh iya, kakak minta maaf. Lagian lagi ngapain sih? Serius banget kayanya.. "

" Kak… "

" Hm… "

" Kakak ini cowok, tapi kenapa sih suka banget sama bunga? "

" Emangnya kenapa? Nggak boleh? "

" Nggak, bukan gitu kak, cuma kayanya agak aneh aja kalau cowok suka banget sama bunga, kan biasanya cewek yang suka kaya gitu, "

" Hm.. kakak juga nggak tau sih, mungkin nurun dari bunda kali ya.. "

" Hm.. iya juga ya bunda juga kan suka banget sama bunga, apa lagi bunga Mawar Biru, "

Tak ada jawaban lagi dari sang kakak. Hening menyelimuti mereka tak ada yang bersuara sedikit pun hanya suara gemersik lembut angin yang bergesekan dengan dedaunan.

Kedua orangtua mereka meninggal lima tahun yang lalu karena kecelan yang merenggut nyawa ayah dan ibu mereka.

Saat kejadian hari itu hanya mereka bertiga yang selamat, sang adik bungsu Halilintar sempat koma beberapa hari namun ia berhasil pulih kembali. Sedangkan kedua orangtua mereka tidak terselamatkan dan tewas di tempat.

Umur, Rezeki, Jodoh, dan Nasib seseorang sudah ada yang mengatur dan tidak ada yang tahu. Semenjak kedua orang tua mereka meninggal, mereka tinggal bertiga di rumah peninggalan kedua orangtua mereka yang cukup besar jika hanya ditempati oleh 3 orang remaja saja. Mereka saling melengkapi satu sama lain, saling mengerti satu sama lain, dan saling menjaga satu sama lain.

Namun takdir dan Tuhan berkata lain, beberapa tahun kemudian setelah kedua orangtua mereka meninggal, sang adik bungsu Halilintar menyusul kedua orang tua mereka menghadap Tuhan Yang Maha Kuasa.

Halilintar meninggal karena kecelakaan. Halilintar tertabrak mobil truk saat sedang menyelamatkan seekor kucing. Halilintar sangat menyukai kucing, ia tidak bisa membiarkan satu kucing pun mati di depan matanya. Halilintar sangat menyayangi kucing, walaupun ia tidak memeliharanya.

Saat Halilintar sedang menolong kucing itu, sebuah mobil truk melaju kencang dari arah kiri dan menghantam tubuhnya. Ia terlempar beberapa meter dari tempat kejadian. Namun sayang, nyawanya tak berhasil diselamatkan dan Halilintar tewas di tempat.

" Kak… " sang adik kembali memulai percakapan, tidak tahan dengan suasana hening yang menyelimuti mereka.

" Hm… " sang kakak hanya bergumam tidak jelas

" Dari semua bunga yang ada, kakak paling suka bunga apa? "

" Hm.. apa ya? Oh ya, kakak paling suka bunga Mawar Kuning, "

Sang adik membulatkan sedikit bola matanya, mungkin reflek dan terkejut mendengar jawaban sang kakak yang sama sekali tidak terbesit di pikiran dan benak sang adik.

" Kenapa kakak pilih bunga Mawar Kuning? "

" Soalnya warna mereka sama kaya warna mata kakak. Kuning, mencerahkan, "

" Oh.. " sang adik hanya ber-oh ria

" Emang kenapa sih nanya-nanya kaya gitu? Mau beliin kakak bunga? "

" Yey.. GR, nggak apa-apa kok, Cuma pengen tahu aja, masa kesukaan kakak aku sendiri nggak tahu? "

" Dasar, "

" Eh kakak laper nih, makan yuk! "

" Yuk, aku juga laper, "

Mereka berdua pun berjalan beriringan menuju ruang makan untuk mengisi perut mereka yang sudah berteriak minta diisi.

~O~

Siang berganti malam, matahari berganti bulan, terang beganti gelap. Hari sudah malam bintang-bintang bertaburan menghiasi langit malam yang indah. Angin malam yang dingin berhembus agak kencang membuat udara semakin dingin setelah diguyur hujan.

Kedua tangan Grmpa menari dengan lincahnya diatas papan keyboard. Ia sedang menyelesaikan proposal yang diminta oleh kepala sekolah dan kemungkinan Gempa akan bergadang malam ini untuk menyelesaikan tugas dari kepala sekolah yang baik hati, tugas dari guru mata pelajaran juga masih ada yang belum Gempa kerjakan, tapi proposal ini harus sudah selesai besok. Baiklah Gempa akan benar-benar bergadang malam ini.

Gempa adalah Ketua OSIS di sekolahnya, ia sudah satu tahun menjabat sebagai Ketua OSIS, tapi tak lama lagi ia akan turun dari jabatannya karena anak-anak kelas 3 harus fokus dengan UN dan dengan ujian ujian lainnya.

" Kak Gempa…! Kak Gempa…! "

" Aku disini ! "

" Kak… "

" Hm.. "

" Bantuin dong ngerjain PR Fisika, PR nya harus dikumpul besok, "

" Nanti ya, kalau proposal kakak udah selesai, kakak bantuin. Lagian kenapa nggak daritadi sih? "

" Kan aku baru inget sekarng kak, ayolah kak.. "

" Iya, nanti dulu Air, kakak harus nyelesain dulu proposal, ini juga harus diserahin besok ke kepala sekolah. Kakak juga belum ngerjain PR B. Inggris, "

Air mulai kesal dengan sikap kakaknya yang seperti ini. Semenjak dilantik jadi ketua osis, Gempa lebih mementingkan osis daripada yang lain. Karena menurutnya ketua osis mempunyai tanggung jawab yang sangat besar terhadap sekolah. Tapi caranya tidak seperti ini, seberapa besar pun tanggung jawabmu terhadap suatu hal, keluarga tetaplah nomor satu. Namun Gempa sepertinya sudah lupa semua itu.

" Kak, kakak sadar nggak semenjak kakak jadi ketua osis, kakak jadi jarang di rumah, kakak cuek sama adik kakak, kakak nggak peduli sama keluarga, aku nggak suka kakak jadi kaya gitu! "

Gempa berhenti sejenak dari kegiatannya dan melirik sang adik.

" Air, kamu juga tahu aku ngelakuin semua ini karena aku ingin membuat keluargaku bangga, "

" Iya, aku tahu kak, aku tahu betul itu. Tapi apa yang mau kakak banggakan? Ketua osis brengsek itu hah? "

" Air ! jaga bicaramu! Jangan bicara seenaknya! " Gempa mulai naik pitam

" Emang bener kan? Yang aku tahu, ketua osis itu dimana-mana juga cuma punya tanggung jawab kalau ada sesuatu sama osis atau murid sekolah lainnya. Bukannya yang tiap malam ngerjain proposal sampai bergadang, sampai sakit. Emang di osis nggak ada yang bisa komputer apa? Oh.. aku baru ingat, sekretaris osisnya juga gaptek kan? "

" Air ! "

" Mulai sekarang, aku minta kakak berhenti jadi ketua osis! "

" Okay, kakak minta maaf buat semua itu. Tapi kakak nggak bisa berhenti jadi ketua osis, karena sebentar lagi regenerasi anggota osis baru dan kakak nggak bisa ninggalin osis gitu aja, "

" Ok. Nggak apa-apa kalau kakak nggak mau berhenti jadi ketua osis, tapi aku nggak mau support kakak lagi. Aku nggak peduli lagi sama kakak, terserah kakak mau ngelakuin apa aja, aku nggak peduli lagi! "

Air berbalik dan membanting pintu. Gempa hanya bisa menghela nafas pasrah. Sebelumnya mereka tak pernah bertengkar hebat seperti ini. Jika mereka bertengkar paling hanya sehari sampai dua hari tidak pernah lebih, dan setelah itu mereka akan berbaikan lagi dan menjalani aktifitas masing-masing seperti biasa seakan-akan tak pernah terjadi apa-apa.

Namun kali ini Gempa tahu, pertengkaran ini akan berlangsung lama dan entah sampai kapan.

~O~

Lima hari berlalu, selama itu pula mereka masih bertengkar sampai sekarang. Belum ada yang meminta maaf. Karena menurut Air, Gempa yang bersalah disini jadi Gempa harus meminta maaf lebih dulu. Menurut Gempa, Air lah yang salah ia tidak akan meminta maaf duluan karena ia tak merasa bersalah jadi Air lah yang harus meminta maaf.

Hujan turun dengan deras kilat sudah menyambar dimana-mana tapi Gempa belum juga pulang dan hari sudah semakin sore.

Air terus mondar-mandir, ia gelisah karena sang kakak belum juga pulang. Meskipun mereka sedang bertengkar, Air tetap khawatir. Siapa yang tidak khawatir jika hari sudah mulai gelap, hujan turun dengan sangat deras, kilat menyambar dimana-mana sedangkan kakakmu belum juga pulang?

Air sudah mencoba menghubungi sang kakak namun handphone nya tidak aktif, mungkin baterainya habis.

~O~

Gempa terjebak hujan di halte bus dan ia lupa membawa payung, karena ia lupa tak mengecek ramalan cuaca. Hari ini juga sangat cerah, Gempa pikir hari ini tidak akan hujan, jadi ia tidak membawa payung.

Tak hanya ia saja yang terjebak disini tapi juga ada beberapa orang yang sepertinya baru pulang kerja dan terjebak hujan disini sama sepertinya.

Hujan membuatnya teringat masa kecilnya yang bahagia bersama keluarganya. Gempa masih ingat, saat ia kecil ia sangat suka main hujan-hujanan bahkan pernah sampai ia demam esok harinya. Saat hujan turun, ia dan adik-adiknya sangat bersemangat main air hujan sampai lupa waktu dan pulang dimarahi sang ibu.

Hujan tak juga berhenti malah turun semakin deras angin berhembus semakin kencang dan kilat tak henti-henti nya menyambar. Waktu sudah menunjukan pukul 18.00 tapi Dirga belum bisa pulang dengan keadaan seperti ini. Ia khawatir dengan adiknya yang sendirian di rumah, meskipun mereka sedang bertengkar, Gempa masih peduli dengan adiknya.

Ditengah badai seperti ini Gempa heran kenapa masih ada orang yang memaksa menerjang badai. Apa ia tidak takut? Apa ia tidak takut tersambar petir atau terbawa angin? Apa lagi ini dua orang anak kecil. Tunggu, anak kecil? Sepertinya mereka kakak beradik.

Tapi kenapa anak kecil bisa berkeliaran bebas ditengah badai seperti ini? Kemana orang tua mereka?

Gempa tak habis pikir dengan kedua anak kecil itu. Untuk apa juga mereka berkeliaran ditengah badai seperti ini.

Salah satu anak kecil itu mulai berlari-lari dan yang satunya lagi mengejarnya sampai mereka tiba di pinggir jalan. Sang adik sepertinya hendak menyebrang menuju halte bus tempat Gempa berteduh.

Disaat yang sama pula sebuah mobil box melaju kencang kearah anak itu mobil itu oleng sepertinya rem nya blong dan jalanan licin karena hujan masih deras.

Reflek Gempa berlari kerah anak itu suara pekikan ketakutan orang-orang memekakan telinganya. Ia mendorong anak kecil itu kepinggir agar ia selamat.

Suara decitan ban yang beradu dengan jalanan aspal memenuhi telinganya saat Gempa menoleh dan…

BRAK!

Semuanya menjadi gelap. Air hujan berubah warna menjadi merah darah yang mengalir deras. Darah dari seseorang yang kini matanya sudah terpejam dan wajahnya memucat.

~O~

Hallo '-')/ saya kembali lagi~ maaf baru update sekarang, maaf banget kalau kalian nunggu /bungkuk

Author sibuk soalnya sekarang lagi sibuk sama persiapan Pameran sama Pagelaran kelas IX. Jadi maaf kalau saya telat update. Tapi saya usahakan update seminggu sekali, ini juga sebenernya mah lagi banyak tugas, tapi nggak apa lah itung-itung refreshing otak hehe /plakk

Author masih newbie, jadi mohon maaf kalau cerita ini nggak sebagus cerita kakak-kakak senpai & masih banyak kekurangan.

Kalau ada yang mau tanya, kritik, atau saran boleh di PM aja ya. Kalau mau tanya-tanya diluar ff juga boleh ke PM aja ok ;) segitu aja dari Jelly..

See You.. ~

Review please~