Author : arietha13

Genre : Family, brothership, friendship

Rated : T

Cast : Cho Kyuhyun, Kim Ryeowook, Choi Siwon

Summary : Hidup adalah perjuangan. Bagi seorang Cho Kyuhyun tak ada jalan pintas dalam kehidupan. Kyuhyun bukan seorang jagoan, namun ia juga bukan seorang pecundang. Ia hanya mau hidupnya berarti, untuk dirinya dan orang-orang yang disayanginya.

Kyuhyun membetulkan letak dasinya. Ini hari pertamanya masuk sekolah. Ia bukan siswa baru. Namun, sudah dua minggu ia tidak masuk sekolah karena mengikuti Olimpiade Matematika di Taiwan. Ini hari pertama ia masuk sekolah lagi. Tap,i ia tak merasa antusias karena masuk sekolah lagi. Ia malah merasa gugup.

Ia gugup karena harus menyesuaikan dirinya dengan aktivitas sekolah yang normal. Empat bulan ini kegiatan sekolah Kyuhyun memang boleh dikatakan 'tidak normal'. Empat bulan ini ia banyak menghabiskan waktunya di sekolah untuk berlatih menghadapi Olimpiade. Ia banyak meninggalkan kelas. Untung saja otaknya tergolong cerdas. Jadi, ia tak sampai tertinggal pelajaran yang lain.

Kyuhyun siswa kelas 1 di Sajon High School. Sekolah swasta terkenal di Seoul. Sajon adalah salah satu dari empat sekolah tinggi swasta elite di Seoul. Sebenarnya, Kyuhyun tak ingin melanjutkan sekolahnya di Sajon. Ia ingin melanjutkan sekolah menengahnya di Anyang Art High Scool, sekolah menengah seni di Seoul.

Sayangnya, ibunya tidak menyetujui pilihannya itu. Ibunya ingin Kyuhyun nanti melanjutkan kuliah di Seoul National University, sama seperti hyung-nya. Ibu Kyuhyun ingin Kyuhyun menjadi orang yang sukses kelak. Maka dari itu, beliau ingin Kyuhyun bersekolah di Sajon, agar nanti Kyuhyun lebih mudah masuk ke Seoul National University.

Di Korea Selatan memang masih berlaku hukum tak tertulis. Semakin terkenal sekolah tempat kau menuntut ilmu, semakin sukses hidupmu kelak. Maka dari itu, ibunya menolak keras saat Kyuhyun ingin masuk sekolah seni. Beliau merasa hidup Kyuhyun akan lebih sukses jika ia menggeluti dunia bisnis.

Masih ada waktu empat puluh menit sebelum sekolah dimulai. Masih banyak waktu untuk Kyuhyun sarapan dan pergi ke sekolah dengan sepeda kesayangannya. Kyuhyun memang selalu ke sekolah naik sepeda.

Ia menolak berangkat bersama hyung-nya karena artinya ia harus berangkat lebih pagi. Hyung-nya itu memang sering kuliah pagi. Kyuhyun tak mau ia sampai di sekolah terlalu pagi dan hanya duduk melamun menunggu kedatangan teman-temannya.

"Selamat pagi, Appa, Eomma, Hyung!" sapanya saat ia duduk di meja makan berkumpul dengan hyung dan appa-nya.

Kyuhyun heran karena hyung dan appa-nya kelihatan belum bersiap-siap berangkat kuliah dan bekerja.

"Pagi, Kyu. Hyung antar, ya, hari ini," kata hyung Kyuhyun mencoba merayu adiknya lagi. Sejak semalam ia membujuk adiknya itu agar mau diantar olehnya ke sekolah. Tapi, Kyuhyun juga menolak mati-matian. Ia bukan anak kecil lagi yang perlu dikhawatirkan.

Wajar saja kalau hyung Kyuhyun merasa khawatir. Saat pertama kali Kyuhyun masuk SMA setahun yang lalu dia pulang dengan lengan atas yang memar. Kakaknya itu tak sengaja mengetahuinya saat melihat Kyuhyun mengernyit sakit ketika kakaknya itu tanpa sengaja memukul lengannya pelan waktu bercanda di kamar Kyuhyun.

Ia mendesak Kyuhyun menceritakan yang sebenarnya. Apa ada yang membulinya? Apa ada orang di sekolahnya yang berbuat kasar dengannya? Kakak Kyuhyun itu tak akan memafkan siapa pun menyakiti adik kecil kesayangannya.

Namun Kyuhyun tetap bungkam. Kyuhyun tak mau masalah sepele seperti itu menjadi besar. Kyuhyun malah mengancam akan mendiamkan hyung-nya itu sebulan penuh jika sampai hyung-nya menceritakan hal itu pada orang tua mereka.

"Tidak mau, Hyung! Aku kan sudah bilang semalam kalau tidak mau diantar. Aku bisa berangkat sendiri," jawab Kyuhyun.

"Kenapa kau selalu menolak kalau kuantar sekolah, Kyu? Kurasa penampilanku tidak memalukan," tanya kakaknya. Ia gemas karena sejak duduk di bangku SMA ia merasa Kyuhyun jarang bermanja-manja dengannya. Ia merindukan Kyuhyun kecil yang selalu bermanja-manja dan tergantung padanya.

"Aku sudah besar, Hyung. Umurku sudah 16 tahun. Aku tahu jalan ke sekolah. Aku tak akan tersesat. Jadi, aku pasti bisa sampai ke sekolah dan pulang lagi dengan sehat dan selamat," kata Kyuhyun.

Ia heran dengan hyung-nya yang satu ini. Selalu saja mengkhawatirkannya dan memperlakukannya seperti anak kecil.

"Tak apa kalau Kyuhyun ingin berangkat sekolah dengan sepeda. Bersepeda kan lebih sehat," kata ayahnya menengahi.

"Betul, Appa, itu betul sekali! Jadi, Hyung, jangan ingin mengantarku ke sekolah lagi! Aku ingin badanku sehat," ucap Kyuhyun pada kakaknya yang sudah terlihat cemberut.

"Aku berangkat dulu, Appa, Eomma, Hyung!" pamit Kyuhyun pada keluarganya setelah ia menghabiskan sarapannya.

Ia mengambil tas yang ia letakkan di punggung kursinya dan bersiap berangkat ke sekolah.

"Jaketmu, Kyu," ingat kakaknya pada Kyuhyun.

"Aku tak lupa jaketku. Jangan cerewet, Hyung! Kau lebih cerewet dari Eomma," kata Kyuhyun sambil merendahkan suaranya.

"Eomma masih bisa mendengarnya, Kyu," kata Eomma Kyuhyun sambil mengacungkan sendok sayur ke arahnya.

Kyuhyun tertawa sambil berlari keluar rumah. Mengindari kalau-kalau sendok sayur di tangan eommanya itu mampir di kepalanya.

Kyuhyun mengayuh sepedanya dengan santai. Menikmati suasana kota Seoul yang padat. Banyak kendaraan roda empat yang terjebak kemacetan. Untunglah Kyuhyun menggunakan sepeda. Jadi, ia tidak perlu merasa stress karena terjebak macet. Tak sampai dua puluh menit sepedanya sudah memasuki gerbang samping sekolahnya. Pintu samping itu memang dikhususkan bagi siswa yang membawa sepeda. Mereka bisa langsung menyimpan sepedanya di tempat parkir yang sudah disediakan.

Tidak banyak sepeda yang ada di tempat parkir itu. Tentu saja, karena sebagian besar siswa sekolah ini banyak yang membawa mobil pribadi. Siswa yang belum cukup umur untuk mendapatkan SIM biasanya diantar jemput oleh sopir atau orang tua mereka.

Siswa yang membawa sepeda hanyalah siswa yang berasal dari keluarga yang secara ekonomi di bawah rata-rata. Mereka bisa masuk ke sekolah ini karena beasiswa. Siswa-siswa yang bersekolah di Sajon dengan jalur sperti ini seringkali dipandang sebelah mata dan termasuk siswa dari kasta rendah.

Secara kasat mata, siswa di sekolah ini memang dibagi menjadi 3 kasta. Iljin, ijin, dan samjin. Iljin merupakan kasta pertama dan tertinggi. Mereka anak-anak chaebol yang tak akan khawatir kekurangan dan kehabisan harta sampai tujuh turunan.

Ijin adalah kasta kedua. Mereka adalah anak-anak dari keluarga menengah. Yang terakhir adalah samjin. Jangan ditanya bagaimana latar belakang keluarga dari kasta ini. Yang termasuk dalm kasta ini adalah mereka yang tak pernah dianggap ada atau yang lebih parah lagi mereka hanya diperlakukan bagai badut penghibur bagi para iljin di sekolah ini.

Kyuhyun lebih suka berada di kasta kedua. Ia tak begitu suka dengan kasta pertama. Mereka selalu berlagak sombong dan semena-mena. Menurut Kyuhyun mereka hanya beruntung saja disebut chaebol. Mereka tak punya jasa untuk dipuja dan disembah. Yang kaya dan terkenal adalah orang tuanya. Anak-anak itu hanya mendompleng kekayaan dan ketenaran orang tuanya saja.

Kyuhyun pun juga tak pernah merasa simpatik dengan golongan kasta samjin. Mereka itu hanya orang-orang yang pasrah saat dihina dan direndahkan. Mereka hanya diam saja saat dicaci maki. Mereka hanya menurut saja saat diperbudak kaum iljin. Mereka pun tak membantah saat dijadikan kambing hitam atas perbuatan kaum iljin. Sungguh-sunnguh tak punya kehormatan, prinsip, dan tujuan hidup.

Kyuhyun merasa nyaman dengan posisinya sekarang. Ia hidup di tengah-tengah. Para iljin hanya pernah ingin memperbudaknya sekali. Setelah tahu bahwa Kyuhyun bukan orang yang mudah diperbudak, mereka pun tak pernah mengganggunya lagi. Hanya ada beberapa yang masih nekad ingin menginjak-injak harga dirinya. Namun, mereka tak sampai membuatnya bertekuk lutut. Prinsip Kyuhyun, sekali kau membiarkan dirimu diperbudak maka selamanya kau akan menjadi budak.

Kyuhyun berjalan menyusuri lorong yang menghubungkan tempat parkir dengan gedung utama sekolah. Sudah banyak anak yang datang. Kyuhyun menyapa beberapa anak yang ia kenal. Di sekolah ini kalau kau bukan anak populer, maka tidak akan banyak orang yang mengenalmu. Kyuhyun tak keberatan karena tak terkenal. Ia bukan jenis orang yang suka menonjolkan diri dan menjadi pusat perhatian.

Kyuhyun melangkahkan kakinya menuju lobi utama sekolahnya. Di sana banyak siswa laki-laki dan perempuan yang bergerombol. Biasanya mereka bergerombol dengan teman sekelompoknya. Ada kelompok yang berisi anak-anak populer, kelompok anak-anak jenius denga kacamata tebal, ada juga kelompok siswa berotot yang merupakan anggota klub olahraga sekolahnya.

Masih ada satu kelompok lagi sebenarnya di sekolah Kyuhyun. Namun, mereka jarang terlihat di lobi atau di taman sekolah. Mereka biasanya bisa ditemui di kebun belakang sekolah atau di atap sekolah. Tempat di mana guru-guru jarang berkunjung. Kita tentu tahu kelompok seperti apa mereka ini.

Saat Kyuhyun melewati kelompok siswi-siswi populer di sekolahnya, telinganya langsung berdenging saat siswi-siswi tersebut menjerit histeris. Kepala Kyuhyun sontak menatap ke pintu depan. Ternyata siswa paling populer di sekolah ini yang datang bersama kroni-kroninya. Siswa yang digandrungi sebagian besar gadis-gadis cantik di sekolahnya. Ia anak konglomerat, tentu saja, ditambah lagi dengan wajah tampan, tubuh atletis, dan tinggi menjulang, memberi nilai plus pada sosoknya. Meskipun Kyuhyun tahu otaknya tak bisa diandalkan tapi dengan fisik yang sempurna dan uang yang melimpah membuat banyak gadis bertekuk lutut padanya.

Saat pertama kali Kyuhyun menginjakkan kaki di sekolah ini, pemandangan seperti ini sudah lazim terjadi. Entah dari mana mereka tahu latar belakang siswa atau siswi yang menjadi incaran. Wajah bukan yang utama, otak pun juga demikian. Yang membuatmu memiliki banyak pengagum adalah isi kantongmu. Meskipun wajahmu di ambang batas rata-rata, tapi kalau isi dompetmu bisa menutupi kekuranganmu, maka itu tak menjadi masalah.

Sosok angkuh yang berjalan tegap di antara pandangan memuja para gadis itu melangkah dengan sikap sempurna nan menimbulkan rasa kagum. Sikap tubuhnya yang cool membuat para gadis harus menetralisir detak jantungnya agar masih bisa berfungsi normal.

Kyuhyun membuang muka melihat pemandangan itu. Ia benci pada orang-orang angkuh yang hanya bisa bersikap sok di depan orang lain. Kyuhyun yakin sikapnya sehari-hari berbanding terbalik dengan yang biasa ia tunjukkan di depan para pengagumnya.

Namun, Kyuhyun tak pernah ambil pusing dengan semua yang tersaji di depannya. Selama mereka tak pernah mengganggu hidupnya, Kyuhyun tak pernah mau peduli.

TBC

My second story. Hope u enjoy it. Keep reading and review, please.