3 Desember 2016

.

Disclaimer:

Naruto ©Masashi Kishimoto™.

Rating : M.


.

Warning: Sebuah Fanfict Dari Imajinasi asli dari Otak Saya. Kosa Kata dan Aturan Menulis masih datar dan banyak kesalahan, Jadi saya mohon nilailah dengan bijak ... OOC!, Bashing!Chara, AU, Not!Shinobi, Military!theme.

.


.

.

Basic story Inspired from:

Road to Commander by The Naval Studios

UNOEM by Zidane Lockhart

Restricted Access - TWO by 13en-writes-all


.

Chapter 1

.

.

Di trotoar jalan ramai terlihat seorang Laki-laki yang memiliki rambut Kuning agak pendek tersisir rapi kebelakang dengan beberapa helai yang bertengger didahi, laki-laki yang memakai sebuah jas beratribut dan celana berwarna hijau tua itu berjalan menusuri paving jalan, ia menghiraukan banyak pasang mata yang menatapnya takjub, aneh, heran, glint-glint?. Banyak yang menegurnya dan ia juga membalas teguran itu dengan senyum ramah.

Namun disekitar persimpangan jalanan yang ramai Laki-laki tersebut berbelok dan memasuki sebuah toko.

.

PoV on.

Aku berjalan santai dengan mataku memandang berderet deret buku yang tersusun rapi di rak dengan berbagai nominal harga disampingnya, yah benar sekarang aku berada di toko buku.

Kuamati buku-buku tersebut dengan teliti, sepuluh menit lebih aku mencari suatu buku yang sama sekali belum kutemukan, yah maklum toko buku ini terbilang besar jadi harus sabar walaupun di beberapa tempat dan kategori sudah ada petunjuknya.

"Ketemu kau."

Ah baru dipikir dalam hati ternyata ketemu juga, kuambil buku tersebut dan kulihat sampulnya dan terdapat sebuah judul. . .

.

*WORLD of JAPANESE*

.

Ya, aku memang mencari buku soal pengetahuan umum Negara Jepang, hahaha.

.

Baiklah, perkenalkan namaku adalah Uzumaki Naruto, umur 25 tahun, pekerjaanku adalah hmm itu rahasia saja, orang tuaku adalah ah aku sedikit lupa namanya hmm kalau tidak salah namanya adalah Namikaze Minato dan Uzumaki Kushina, saudara? aku juga punya, tiga orang malah, jika benar nama mereka adalah Namikaze Karin, Namikaze Menma dan Namikaze Naruko, aku sendiri anak tengah, itu secara berurutan. Banyak ya? Salahkan yang memproduksinya, fuh.

Dari situ mungkin kalian sudah tahu bahwa aku sudah lama tidak bertemu mereka semua akibat kejadian masa laluku yang kurang menyenangkan, aku bahkan pikun dengan wajah mereka, ah paling mereka juga sudah melupakanku. Tapi pasti kalian akan tahu kisahku ini nantinya.

.

Kini aku menuju ke bagian kasirnya untuk membeli buku tentang Jepang itu.

"Pagi, ada yang bisa saya bantu?" Sapanya lembut, yah penjaga kasir itu seorang perempuan.

Aku pun menunjukkan buku yang tadi kuambil dan sekalian mengambil sebuah kartu kredit dari dompet dan kuletakkan diatasnya.

"Pagi juga, aku ingin membeli benda ini dengan kertas yang ini." Kataku ringan sambil tersenyum, namun entah kenapa penjaga kasir perempuan tersebut malah tertawa, eh memangnya ada yang salah dengan ucapanku?

Dengan cekatan dia langsung memproses pembelianku, ia membungkus buku tersebut dan mengembalikan kartuku, aku pun berterima kasih lalu pergi dari situ, tapi samar-samar kasir tersebut kembali terkikik pelan, aneh.

.

.

.

~x~

Kini aku sudah berada di sebuah ruangan yang lumayan luas dengan dengan furniture kayu minimalis, terlihat juga Beberapa rak yang menyimpan lusinan buku di samping kiri, kursi dan meja yang tertata rapi, ini adalah ruanganku, yah tempat kerjaku, disitu juga terdapat bendera Amerika yang terpasang ditiang belakang kursiku.

Dengan santai aku pun menuju kursiku, duduk lalu membuka buku yang tadi aku beli.

Dengan cepat aku membolak-balikkan tiap lembar buku, mungkin jika ada orang yang melihatnya aku pasti dikira tidak niat untuk membaca, bukan mungkin tapi pasti hahaha.

Sekitar 15 menit aku sudah membaca keseluruhan dari buku yang mempunyai 100 halaman itu, cepat bukan?, soalnya aku hanya membaca yang ada gambarnya saja dan beberapa data penting, namun aku sudah mendapat sebuah kesimpulan dan titik tengahnya. . . .

Jepang adalah salah satu Negara maju, dimana kehidupan disana berada diatas rata-rata, semua serba instan, hampir semua orang dimanja oleh teknologi canggih, namun jika mengabaikan hal itu tentu ada juga orang-orang yang tidak bernasib baik.

Pernahkah berpikir jika orang miskin selalu bermasalah dengan cara bertahan hidup sehari-hari maka orang kaya kebanyakan bermasalah dengan masalah pajak kekayaannya yang bikin pusing kepala? dari situ pun sudah terlihat bahwa semua hidup tentu punya masalah masing-masing bukan?, tapi jika terus bersabar dan berusaha maka semua masalah akan selesai sendiri, Yah sepertinya aku terlalu banyak berceramah.

PoV end

.

*Tok tok*

Terdengar suara ketukan pintu ditelinga Naruto, ia menutup buku yang tadi dibacanya dan membenarkan posisi duduknya,

"Masuk!,"

Setelahnya pintu tersebut terbuka dan menampakkan laki-laki ber jas warna hijau tua dan berbagai atribut pin yang terpasang di pundak, dada kiri, dan sebuah logo di lengan kanan kirinya.

"Kolonel," Ia mengucapkan itu sembari memberi hormat, Naruto pun berdiri dan membalas hormatnya.

Naruto kembali duduk dan tak lupa mempersilahkan tamunya untuk duduk juga.

"Kapten andrew?," Panggil Naruto menatap laki-laki setengah baya itu dengan ramah, sementara Orang yang dipanggil Kapten oleh Naruto pun langsung memberikan map berwarna merah yang tadi ia bawa.

"Saya kesini untuk memberikan berkas pernyataan tentang pemindahan anda dari markas pusat Fort Bragg ke wilayah Jepang." Ucap Kapten Andrew, sementara Naruto yang mendengar itu mengangguk, namun tak lama kemudian dirinya menatap malas kearah sang Kapten.

"Paman, jangan bersikap formal padaku jika tidak dalam keadaan resmi, aku merasa risih sekali." Tanggap Naruto yang langsung ditanggapi tawa pelan dari orang itu.

"Yah hahaha, seharusnya itu tidak boleh Naruto, Pangkatmu lebih tinggi dariku, jadi aku harus bersikap profesional,"

"Walaupun pangkatku lebih tinggi aku harus tetap menghormati para seniorku termasuk dirimu, Paman."

"Hahaha,"

Mengabaikan hal itu Naruto langsung mengambil dan membuka map tersebut, ia membaca keseluruhan isinya selama beberapa menit dan setelahnya dirinya mengangguk.

"baiklah, aku akan tanda tangan." Ia mengambil sebuah pen dan menandatangani berkas itu,

Andrew, Pria kekar dengan jas dinas militer itu hanya mengangguk pelan.

"Naruto, hati-hati disana, ini dua kalinya kau akan memimpin satu Batalion pasukan khusus kita di luar Negeri, kuharap kau bisa mengemban tugas yang dipercayakan Negara untukmu." Titahnya pada Naruto setelah Atasannya itu selesai tanda tangan.

Mendengar itu Naruto tersenyum, ia sebenarnya sudah tahu bahwa berkas yang dibawa Kaptennya ini adalah surat pernyataan dari USSOCOM yaitu 'United States Special Operations Command' bahwa dirinya akan ditugaskan untuk memegang kendali satu batalyon 1st Special Force Group (Airborne) yang bermarkas di Torii station, Jepang. Naruto sendiri sebulan sebelum hal ini pun dipanggil oleh induk organisasinyabahwa dirinya akan dirotasi menggantikan Kolonel yang ada disana dan ia menyanggupinya.

1st SFG (Airborne) sendiri secara detail adalah Grup pasukan elite angkatan darat Amerika yang berklasifikasi lintas udara yang bertempat di Jepang. Pasukan ini termasuk bagian dari USASOC atau 'United States Army Special Operation Command', pernah melihat film Rambo? karakter sangar itu merupakan anggota dari divisi ini. Untuk sekarang grup elite ini bertugas untuk melakukan kerjasama militer antar pasukan elite milik Negara-Negara Pasifik.

"Hahaha, Siap Kapten." Cengir Naruto sambil memberi hormat.

"Haahh, walaupun kau garang dalam pertempuran tapi sifat kekanakanmu tetap tidak hilang ya."

"Uh, maaf."

Pria setengah baya itu menghela nafas, ia tidak habis pikir dengan Naruto, namun dalam hati ia bangga dengan anak militer ini, dirinya mencapai pangkat tertinggi dari golongan perwira menengah di jajaran Militer elite Amerika Serikat dengan umur yang masih muda, dan satu langkah lagi sudah pasti ia akan memakai Lambang Bintang satu atau Brigadier General, Perwira tinggi.

Semua itu adalah hasil kerja keras Naruto dan Ia sendiri yang menjadi saksinya bagaimana Naruto kenyang akan banyak pertempuran di daerah yang ditugaskan, sudah tidak terhitung lagi ledakan dan peluru yang menembus tubuhnya, walaupun begitu Kapten tersebut tahu sekuat-kuatnya Naruto dia tetaplah seorang manusia, fisik boleh tangguh namun batin? dari hal tersebut saat waktu senggang Kapten Andrew sengaja mengajak Naruto bercanda agar Kolonel muda itu tidak berubah menjadi sebuah Manusia berhati mesin.

"Paman, aku tidak akan mampir, tolong jaga bibi dan adikku disini sampai dia lulus sekolah ya, soal biaya hidupnya. aku akan terus mentransfernya." Pinta Naruto tiba-tiba, dan itu membuat Andrew menatapnya ramah.

"Bibimu itu istriku Naruto, tentu saja aku akan menjaganya, tapi terlebih dahulu kau harus meneleponnya agar dia tidak marah," Naruto mengangguk dan kemudian Kapten tersebut kembali berkata, "Dan untuk adikmu kau tidak usah bingung, kami akan menjaganya dan tidak usah kirim apapun, bibi dan pamanmu yang kelewat keren ini lebih dari mampu untuk memenuhi semuanya."

"wooaahaha, percaya saja lah kalau Paman keren," Naruto tertawa melihat begitu pedenya suami bibinya ini.

"Haaaaahahaha, hmm tapi masalahnya apa adikmu nanti rela kau tinggal, kau tahu dia itu lengket sekali denganmu,"

"kurasa tidak, dia 'kan di asrama sekolah," Jawab Naruto mantab,

Andrew menghela nafas,

"kalau begitu ya sudah, Paman bicara begitu soalnya dia lebih menurut padamu."

"Ya itu saja, Saya izin undur diri Kolonel, Dan selamat bertugas!" Pintanya kembali dengan kata formal, ia memberi hormat.

"Paman!,"

"hahaha," Andrew tertawa sambil melangkah pergi dari ruangan itu. Ia berhenti sesaat dan kembali menoleh kearah Naruto,

"Tunjukkan kemampuanmu Naruto! Negara bangga padamu."

"Tentu saja, Kapten!" Jawab Naruto.

Akhirnya Kapten tersebut pergi.

Kini kesunyian kembali menyelimuti ruangan itu, Naruto duduk santai, kepalanya yang mendongak keatas dan ia menghela nafas.

"Jepang, Sudah 13 tahun lebih ya," entah kenapa dua matanya yang memiliki pupil berwarna kristal safir biru itu terlihat mengosong, menerawang dan menggali lagi masa-masa sebelum dirinya mencapai tingkat ini.

.

Flashback

Di sekolah Naruto secara tak sengaja terus menerus melihat kelakuan buruk Sasuke, sekarang ia melihat Sasuke sedang berciuman dengan salah satu kohai-nya di belakang gedung kelas, hal itu membuatnya semakin membencinya, jika ia melihat Sasuke dirinya langsung teringat dengan Kakak maupun adiknya.

Sama seperti Sasuke, saat melewati kamar mandi sekolah Naruto melihat Menma yang terlihat menggoda seorang gadis, ia sangat mengenalnya dan itu adalah Yuki Haku, teman sekelas atau lebih tepat dia adalah kekasihnya. Terlihat mereka bercengkerama begitu intim, matanya sama sekali tak berkedip ketika Menma mengucapkan sesuatu tepat disamping telinga gadis itu dan membuatnya tertawa geli, dan Naruto hanya terdiam dan tidak melakukan apapun, namun tetap saja ada rasa begitu panas dihatinya ketika melihat kekasihnya... yah sudahlah.

Ketika pulang sekolah Naruto menghampiri Haku dan sebelum dirinya berkata sesuatu gadis cantik itu mengucapkan kalimat yang membuatnya terkejut,

"Maaf Naruto-kun, kurasa aku tak bisa melanjutkan hubungan ini, kita berteman saja." Haku langsung pergi meninggalkan Naruto yang masih terpaku dan bahkan belum sempat mengucapkan sepatah kata pun, ingin sekali dirinya mengejar dan menjelaskan 'Kenapa?', namun seperti orang aneh dirinya malah diam dan menyunggingkan bibir, ia tersenyum pahit. Ini sudah pasti berkaitan dengan Menma.

.

'Aku mencintaimu, namun jika kau bisa membuat Menma berubah lebih baik maka aku akan mengalah, walaupun sak— ah aku bahagia, iya bahagia.' Batinnya.

.

Selama beberapa minggu setelah kejadian itu nilai semua mata pelajaran miliknya langsung menurun drastis dan sering melamun, tapi pemilik mata safir yang begitu jernih itu tak mempedulikannya, karena apapun yang dilakukannya orang tuanya tak akan memikirkan dirinya.

.

.

Disebuah ruang keluarga yang megah, beberapa furniture mahal terlihat dibeberapa bagian, dan di sofa panjang kini terlihat empat siluet yaitu dua perempuan dan dua laki-laki, mereka sedang duduk manis, namun tiga diantara mereka sibuk dengan sebuah gadgetnya dan yang satu lagi tengah terdiam sambil menatap ketiganya yang sedang asyik sendiri, apa dia tidak mempunyai alat elektronik canggih itu?

"Ne Karin nee-san, aku tadi kembali melihat Sasuke sedang berciuman dengan Perempuan lain di belakang gedung olahraga," Ucap Naruto, dia adalah satu-satunya yang tidak bermain handphone canggih tersebut, dia berkata seperti itu kearah seorang perempuan berambut merah panjang dengan sebuah kacamata membingkai wajahnya, Cantik.

Karin, dia langsung menoleh dengan wajah garang, entah kenapa ia merasa jengah ketika melihat Naruto.

"Diamlah Baka, setiap hari kau selalu bilang seperti ini, Sasuke tidak mungkin melakukan hal itu, dia orang yang baik, tampan dan sopan, kau jangan menjelek-jelekkan dia. Dengar! jika kudengar lagi perkataan seperti itu darimu aku akan menghajarmu!," Bentaknya agak kasar.

Naruto langsung menunduk, ia benar-benar takut jika kakak perempuannya ini marah, namun dirinya begini juga punya alasan, ia hanya ingin kakaknya tidak kecewa dan tersakiti.

Soal Sasuke, nama lengkapnya adalah Uchiha Sasuke, dia adalah anak dari sahabat orang tua mereka dan teman sekelas Naruto, lalu benar apa yang dikatakan oleh Karin yaitu dia memang berwajah yah diatas rata-rata lah, baik dan sopan, namun Naruto tahu bahwa dibalik itu semua Sasuke merupakan laki-laki yang suka bermain dengan gadis-gadis cantik, sudah banyak korban darinya.

"Naruko-chan, kau juga menyukai Sasuke? Kau jangan mendekatinya, dia orang yang tidak benar dan kau tahu sendiri Sasuke adalah Pacar dari Karin nee-san," Kali ini Naruto memandang kearah adik perempuannya yang memiliki ciri-ciri berambut pirang seperti dirinya, namun bedanya adalah rambutnya panjang dan dikuncir dua kanan kiri, sama seperti Karin ia memiliki kulit putih bersih, tidak kalah cantik dengan kakak tertuanya.

Naruko menghentikan acara mainnya dan menatap Naruto tajam.

"Uh? lalu untuk apa kau mengurusku Baka? aku tak mau mendengarkan semua yang kau katakan, Perlu kau tahu Karin nee-san mau membagi Sasuke-kun denganku, Jika sudah dewasa aku dan Karin nee-chan akan menikah dengan Sasuke-kun, benar 'kan Nee-chan?"

Hal yang sama, Naruto mendapat kalimat negatif dan menyakitkan dari adik terkecilnya, dia bahkan memanggil Naruto dengan sebutan, Baka. Namun berbeda sebelumnya Naruto tidak menunduk, ia mencoba untuk tersenyum tapi malah dihadiahi tatapan jijik oleh Naruko. ia terasa miris ketika kakak dan adiknya sudah kecanduan dengan Sosok Uchiha itu,

Ini benar-benar salah.

Ia kemudian menatap satu laki-laki yang kini terlihat senyum-senyum sendiri dengan wajah menatap handphone miliknya, perawakannya hampir mirip dengan Naruto namun ia berambut merah.

"Menma, Bukankah kau berpacaran dengan Haku? tapi kenapa tadi aku melihat sedang bergandengan tangan dengan Hinata?,"

"Hn, itu juga bukan urusanmu, Idiot. Aku sangat risih mempunyai kakak sepertimu, kenapa kau selalu mengurus urusan kami. Dengar! Haku, Hinata, atau gadis lain itu terserahku mau dengan siapa, kau tak usah ikut campur!," Jawab Menma dingin, ia memandang Naruto dengan tatapan merendahkan. "Kau marah jika Haku lebih memilihku ketimbang dirimu?," Tambahnya dengan nada meremehkan.

Sama lagi, Naruto sama sekali tidak dihormati oleh kedua adiknya, ia merasa terenyuh, bahkan perkataan Menma barusan membuatnya hatinya terpukul, dengan lesu Naruto bangkit dari duduknya, ia lebih baik pergi dari situ.

"Pergi sana,!" Ia hanya diam ketika Karin mengucapkan hal itu.

Beberapa yang perlu diketahui, Karin adalah kakak tertua, sekarang ia mengenyam pendidikan di salah satu Universitas terakreditasi tinggi di jepang dan masih semester 3, ia adalah sosok jenius namun dia akan menjadi garang jika menyangkut Sasuke, lalu menma adalah adik Naruto yang lahir beberapa menit setelahnya, ia kini bersekolah di tempat yang sama dengan Naruto dan sekarang kelas 11, yang terakhir adalah Naruko, ia juga sekolah ditempat yang sama dengan Naruto dan Menma, Ketiganya sekelas disekolah SMA yang sudah dijamin kualitasnya.

Faktanya Sasuke memacari Karin yang lebih tua darinya, ditambah Naruko yang... sudahlah, semua salah menurut Naruto, Sasuke bukan orang yang baik.

Menma sendiri bahkan memiliki kelakuan yang hampir sama dengan Sasuke yaitu senang bermain perempuan, Ia mengalah ketika Haku nge-drift ditikungan dan lebih memilih berpacaran dengan Menma, maksud hati agar adiknya berubah namun ternyata tetap saja sama, Naruto tidak ingin saudaranya seperti ini.

Tapi ia tahu, dirinya tidak bisa berbuat apa-apa, ia bukan tipe orang yang suka main pukul terhadap orang lain dan bahkan disekolah ia digolongkan ke orang-orang yang gampang 'dijajah', Mengadu ke orang tua? ia merasa hal itu tidak berguna karena apa yang dikatakan Naruto selalu dianggap angin belaka dan ia bahkan dihardik keras jika selalu menjelekkan Sasuke yang juga merupakan Anak dari sahabat orang tuanya.

.

.

Di ruang keluarga Naruto melihat ada Ayah dan Ibunya, mereka terlihat santai, ayahnya yang membaca koran sembari menyesap teh hangat dan juga ibunya yang membaca sebuah buku, tidak biasanya mereka selalu sibuk mengurus perusahaan, ia pun menghampiri mereka.

"Otou-san," Ucap Naruto sambil menunduk sopan,

"Hm, ada apa?," Ujar Minato datar tanpa mengalihkan tatapannya dari koran yang dibacanya.

"Bo-bolehkan aku minta dibelikan komputer?," Tanyanya ragu, Naruto memang mau meminta mereka untuk membelikan sesuatu.

"Untuk apa?," Timpal balik Kushina, mereka berdua tidak menoleh sama sekali.

"Untuk mengerjakan tugas sekolah kaa-san," Naruto menjawabnya jujur, semoga mereka mengerti, pikirnya.

"Tidak bisa, Kau harus belajar mandiri, kau harus bisa membeli kebutuhanmu sendiri,"

Naruto sudah tahu bahwa mereka akan bilang seperti itu. Ayah atau Ibunya selalu begitu ketika ia ingin meminta sesuatu, bukannya tidak mampu malah kedua orang tuanya merupakan jajaran konglomerat di Jepang, namun semua itu berbeda dengan Karin, Menma atau Naruko yang pasti langsung dituruti semua keinginan mereka, Iri? tentu saja, bohong sekali jika dirinya tidak iri.

"Ta-tapi yang lain —,"

"Cukup, kembali kekamarmu!"

Ia hanya bisa menunduk, sakit sekali ketika bentakan selalu menjadi akhir dari pembicaraan mereka, Naruto membungkuk hormat lalu meninggalkan mereka secepatnya, ia merasa matanya mulai memanas.

.

Kini Naruto berbaring di kamarnya, kamar yang nyaman, hanya sedikit perabotan yang ada disini seperti kipas angin, lampu tidur dan sebuah topi tidur berbentuk rubah orange yang saat ini dipakainya, semuanya dibeli murni menggunakan uangnya sendiri dari hasil menjadi seorang freelance setelah pulang sekolah.

"Entah kenapa, dari kecil aku seperti di anak tirikan." gumannya pelan.

"Apa yang kulakukan semuanya serba salah dimata mereka,"

Lalu Ia teringat dengan satu orang, Naruto sudah menganggapnya sebagai kakaknya, dia adalah Kakashi, Kakashi sendiri adalah orang luar yang begitu dekat dengan keluarganya, hanya orang itulah yang sangat baik dengannya, namun karena pekerjaannya sebagai tentara maka Naruto sangat jarang bertemu dengannya, ia rindu dengan traktiran ramen olehnya.

.

Dan suatu hari, tiba-tiba Naruto disuruh ayah ibunya untuk ikut bibinya pindah ke Negara Amerika, ia yang sebenarnya tidak ingin pun tak bisa apa-apa, mereka semua mendesaknya untuk pergi, Naruto merasa seperti diusir namun akhirnya ia menurut, Naruto hanya membawa barang miliknya yang dibeli sendiri, namun ia lupa bahwa topi tidur kesukaannya tertinggal disana,

dan yang lebih penting itu adalah hari terakhir kalinya Naruto melihat mereka yang disebut keluarga, teman sekolah, tetangga, semuanya. Bahkan tak ada yang sama sekali mengontaknya setelah ia pergi dari Jepang, ketika Naruto yang berharap Haku masih memperhatikannya pun juga harus pasrah karena gadis itu sudah berganti nomor ketika ia menghubunginya.

Namun dirinya tahu bahwa hidup tetap berjalan, dengan tekadnya ia akan menantang kejamnya dunia dan ia tidak peduli lagi dengan orang-orang yang dulu dikenalnya.

Flashback off

.

.

.

Naruto langsung tersentak, entah kenapa patahan-patahan memori masa lalunya berputar begitu cepat di otaknya, ini tidak seperti biasanya, Ia menghela nafas, hal itu malah membuatnya langsung teringat dengan topi tidur rubah miliknya yang tertinggal di kamarnya dulu.

"Kurasa aku akan mengambilnya, semoga kau baik-baik saja, topiku." Kemudian ia langsung melihat kalender mini di mejanya,

"Tanggal 9 oktober, berangkat besok pagi, mungkin akan tiba di pangkalan sana pada malam hari," Gumannya pelan, matanya kini beralih ke jam tangan digital miliknya dan tiba-tiba ia terkejut, "Uh?, setengah waktu kerjaku jadi tak berguna, lama juga kegiatan bengongku tadi."

Setelahnya Naruto langsung mengerjakan beberapa berkas penting yang sudah ada di mejanya dengan cepat, ketika sudah selesai ia pun pulang secara tergesa-gesa karena harus menyiapkan semua barang miliknya untuk dibawa besok.

.

.

10 Okt 20**. 06.30 AM

.

Fort Bragg, adalah nama daerah yang terletak di sebelah selatan Carolina, Amerika Serikat. Tempat ini merupakan pangkalan militer terbesar di Dunia, disini adalah rumah bagi ratusan ribu tentara U.S Army dari berbagai divisi, disamping itu Fort bragg juga memiliki pangkalan udara sendiri, hal itu ada karena Area ini kebanyakan diisi oleh elite Angkatan Darat yang berklasifikasi lintas udara atau bisa disebut Airborne, dan disini pula tempat perekrutan pasukan elite US army dilakukan.

.

Terlihat seribu lebih tentara sedang melakukan Apel pagi didekat landasan pacu, semua prajurit yang berbaris teratur itu mengenakan seragam dinas resmi yaitu jas hijau, celana panjang hijau dan beberapa atribut pin warna-warni menempel di bagian dada, dapat terlihat juga berbagai lambang pangkat yang dikenakan dipundak maupun lengan, lalu tak lupa semuanya memakai baret berwarna hijau tua di kepala dengan logo bayonet petir, ya mereka adalah tentara elite dikenal sebagai US Green Berets atau United States Army Special Force.

Terlihat apel pagi saat ini dipimpin oleh seseorang yang mengenakan pakaian yang sama dengan para prajurit, ia terlihat masih muda namun hal itu berbeda dengan atribut pin warna-warni yang banyak dikenakannya dan lambang pangkat di pundaknya yaitu logo elang perak dengan bendera U.S perak di dadanya, dia adalah Naruto, tangan kanannya sekarang memegang tongkat komando erat.

Dengan tampang sangar dirinya menatap tajam setiap prajurit yang kebanyakan berumur lebih tua darinya, terlihat Naruto kini berbicara. .

"Pagi semua!"

"PAGI!"

"Seperti yang kalian ketahui, hari ini saya dipindah tugaskan ke Jepang, agak sulit memilih kata untuk pidato terakhir saya disini, ditambah memimpin banyak orang yang lebih senior membuat saya terasa kikuk dan gugup."

"Hahaha," Para prajurit secara spontan tertawa pelan, memang benar anggota disini banyak yang sudah dewasa ketimbang Naruto, hal itu terjadi karena dirinya banyak mendapat kenaikan pangkat luar biasa atas kerja keras dan hal-hal yang dilakukannya.

Naruto sendiri ikut tertawa, kemudian ia meneruskan, "Yah tak banyak yang saya sampaikan, saya hanya ingin mengucapkan terima kasih untuk semua dan saya meminta maaf jika saya pernah melakukan kesalahan,"

"Dan satu kali lagi, ingat! demi Negara, kalah bukan pilihan kita, kalah hanya mitos," Naruto mengangkat tongkatnya dan menunjuk kearah prajurit.

"FOR STATE!, FOR UNITY!, FOR HONOR!," Seru semuanya kompak.

"Atas instruksi Induk organisasi, mulai hari ini 1st Special Force akan di pegang oleh Letkol Bernard dari unit psikologi." seru Naruto memberitahu siapa penggantinya sekarang, "Letkol, silahkan maju!"

"Siap!" Seru seseorang dari barisan paling ujung dan ia langsung berjalan kedepan,

Ketika Letkol tersebut sudah didepan, Naruto langsung menyerahkan tongkat komandonya, setelah itu ia berjabat tangan erat dengan Letkol Bernard, kemudian keduanya menatap para prajurit sambil tersenyum.

"De oppresso liber!" Seru Naruto.

"DE OPPRESSO LIBER!," Sahut ulang para prajurit keras.

"De oppreso liber!," Seru Mayor Bernard kembali.

"DE OPPRESSO LIBER, YEEAAAHHH~" Secara serempak semua prajurit langsung berlari kearah Naruto dan Bernard yang kemudian keduanya diangkat keatas oleh para prajurit.

Semua menyanyi yel-yel khas grup elit milik mereka sambil tertawa, sebuah perpisahan menyenangkan antara Kolonel muda dengan anak buahnya.

.

.

08.00 AM

.

Kini Naruto berada di Hangar besar, ia berdiri dibelakang ekor pintu masuk pesawat C-17 Globemaster III, pesawat angkut militer terbesar produksi pabrikan Boeing itulah yang akan membawanya pergi ke Jepang, bukan Naruto saja namun sekalian pesawat itu juga membawa satu unit Tank tempur utama M1A2 Abrams dan senjata baru yang akan ditempatkan di pangkalan nanti dan sesuai protokol ada beberapa Ajudannya yang akan menjaga Naruto selama dia bertugas Jepang.

"Sir, everything has been checked, secure. Aircraft ready to fly,"

"Good, thanks you soldier,"

"You're welcome, sir."

Naruto tersenyum kearah para pengawas Hangar, sebuah Tank Abrams berwarna abu-abu masuk kedalam pesawat lewat bagian ekor, suara gemerincing rantai terdengar nyaring ketika Tank itu bergerak, saking beratnya suspensi pesawat langsung turun drastis ketika dinaikinya, setelah dikonfirmasi pilot, Naruto pun memasuki pesawat lewat jalur yang sama dengan tank tadi, setelahnya pintu ekor pesawat yang menggunakan sistem hidrolik itu langsung tertutup.

Tak butuh waktu lama pesawat besar tersebut mengambil posisi landasan pacu pendek, walaupun pendek namun pesawat angkut tercanggih itu sudah dirancang sedemikian untuk bisa lepas landas ditempat terbatas, dengan segera pesawat itu melakukan take off dengan dengan tujuan Jepang.

.

.

19.00 PM at Namikaze Home

.

Keluarga Namikaze, siapa yang tak kenal mereka, keluarga itu berisikan orang-orang terkenal. Sang kepala keluarga yaitu Namikaze Minato adalah seorang CEO di perusahaan besar, sementara istrinya Namikaze Kushina adalah seorang Dokter ahli yang begitu terkenal di Jepang, mereka berdua memiliki tiga anak, ya mungkin tiga, mereka adalah Namikaze Karin, Namikaze Menma dan Namikaze Naruko.

Namikaze Karin, sekarang dirinya berumur 28 tahu, anak tertua dari keluarga Namikaze ini mengikuti jejak Ibunya, ya sekarang dia adalah dokter yang dikenal baik oleh banyak orang dan juga ahli dalam berbagai ilmu medis, walaupun sudah cukup umur namun dirinya belum mau menikah dengan siapapun, entah kenapa.

Kedua adalah Namikaze Menma, ia berumur 25 tahun merupakan adik dari Karin, saat ini ia masih menimba ilmu di salah satu Universitas terkenal di Jepang,

dan terakhir adalah Namikaze Naruko, ia juga berumur 25 tahun, walaupun berumur sama namun ia adalah adik dari Menma karena selisih lahir hanyalah beberapa menit saja, dia saat ini menjadi seorang model terkenal di Jepang, namun entah kenapa ia mempunyai sifat begitu dingin terhadap orang-orang yang ingin mendekatinya.

Agak unik memang namun itulah mereka, Keluarga Namikaze.

.

Malam ini dikediaman mereka terlihat begitu ramai, banyak orang muda yang berpesta, namun banyak juga orang-orang pengusaha terkenal berada di sana, tepat hari ini kedua anak Namikaze yaitu Menma dan Naruko merayakan hari ulang tahun mereka, teman-teman, relasi kerja dan lain semua diundang oleh mereka,

Untuk urusan ruang itu tidak membuat keluarga konglomerat tersebut khawatir karena rumah megah milik mereka mempunyai area luas bahkan halaman rumah memiliki area terluas dan tempat parkir mereka cukup untuk menampung puluhan kendaraan.

Terlihat semua yang menghadiri pesta itu begitu riuh dengan beberapa anak muda saling mengobrol satu sama lain di meja yang sudah tersedia banyak, sementara para eksekutif beserta istrinya terlihat bercengkerama di bagian teras. Semua makanan dan perabotan terlihat enak dan berkelas, para maid berlalu lalang membawa makanan maupun minuman, suasana malam cerah itu begitu menyenangkan.

Untuk malam ini sendiri tiap sudut dijaga oleh beberapa bodyguard kekar, mereka memakai jas hitam dan berkacamata hitam, gerbang masuk area pesta pun dijaga ketat oleh mereka, orang luar boleh masuk setelah mereka menunjukkan surat undangan dari keluarga Namikaze.

Disalah satu tempat, terlihat banyak anak muda yang tertawa senang disana juga terlihat orang yang merayakan ulang tahunnya berada, Menma dan Naruko.

"Oh ayolah Naruko-chan, kenapa kau terlihat tidak menikmati hari ulang tahun kita, Ini pesta kita, kau dan aku adalah pemeran utamanya disini," Seru Menma saat melihat adiknya yang malam ini terlihat begitu cantik itu terus memasang wajah datarnya.

"Aku menikmatinya, kau jangan menggangguku." Jawab Naruko agak dingin, ia bahkan tidak menatap wajah lawan bicaranya, dirinya hanya menatap sekumpulan banyak orang yang berpesta, lebih jelasnya mata safir miliknya menatap dingin kearah laki-laki berambut hitam model pitek yang sedang berbicara dengan seorang gadis tak jauh darinya.

"Kau masih memikirkan kakak idiot itu? sudahlah, mungkin dia sudah mati,"

Naruko tak menjawabnya, ia mengacuhkan ocehan Menma dan tetap dalam ekspresi datarnya.

"Cih, Ya sudah, aku pergi dulu."

Menma pergi ke tempat lain tanpa dihiraukan oleh Naruko.

"Ne Naruko, kenapa kau selalu dingin seperti ini? kau berubah setelah lulus SMA, padahal dulu kau selalu ceria," Ujar Sara yang dari tadi menemani Naruko, Gadis cantik berambut merah itu memang teman baiknya saat masih di sekolah. Sedari tadi dia tetap diam sambil mendengarkan ocehan Menma.

"Benar, kau berubah Naruko-chan, semua temanmu mengetahui itu, hmm bagaimana kalau kita dansa agar kau bisa yahhh hahaha," Celetuk Kiba yang kini memakai pakaian normal kekinian.

"Atau kau masih kepikiran dengan Sasuke yang sudah menyakitimu dan kakakmu itu," Ucap Shikamaru yang tiba-tiba datang ke tempat mereka bersama Temari, dua sejoli itu terlihat serasi dengan pakaian kopelnya yang sama-sama berwarna cokelat kehitaman.

"Aku tidak berubah Sara, mungkin kalian sendiri yang merasa seperti itu, dan terima kasih atas ajakanmu Kiba aku disini saja," Jawab Naruko sambil tersenyum tipis, ia mengambil minuman berwarna merah lalu menenggaknya, "Dan tolong jangan sebut lagi kata 'Sasuke' di depanku Shika, semua tak ada hubungannya dengan bedebah itu,"

"Maaf kalau begitu, tapi satu hal yang kutahu dari dirimu bahwa kau sedang menyesali sesuatu." Perkataan dari Shikamaru membuat Naruko langsung terdiam, dia sedikit meremas gelas yang berada ditangannya.

"Oh ya kalian tahu, setiap kali kita merayakan ulang tahun Naruko dan Menma aku selalu teringat dengan Naruto," Ucap Sara, di ingatannya terbayang sosok Naruko namun versi laki-laki.

"Benarkah? kalau begitu kita sama, kita terakhir melihatnya pas dia pindah saat masih SMA dulu," Tanggap Temari, akhirnya semua yang ada disitu ikut membayangkan Naruto saat masih sekolah.

Kiba mengangguk pelan, "Aku masih ingat dia jadi bahan bully-an di sekolah karena selalu menjelekkan Sasuke yang dimata para siswi saat itu adalah primadona sekolah dan anehnya adalah Haku, dulu dia adalah kekasih Naruto yang begitu setia, tapi entah kenapa dia memutuskannya dan beralih berpacaran dengan Menma." lelaki yang suka memelihara anjing ini sedikit menengadahkan kepalanya keatas.

"Namun pada akhirnya beberapa orang tahu bahwa semua yang dikatakan Naruto adalah benar," Timpal Shikamaru, semua mengangguk menyetujui perkataan rambut nanas itu.

"Ne Naruko-chan, jadi dimana Naruto?, kenapa Menma tadi terlihat membencinya, padahal kalian bersaudara," Seru Sara ingin tahu, Naruko sendiri hanya diam tak menjawab, semua merasa heran saat melihat Naruko hanya menatap gelas minumannya dengan kedua matanya sedikit memerah.

Hal itu membuat suasana agak canggung.

"Hahaha, hei kenapa ini, kita bersenang-senang sekarang, aku akan kesana untuk request lagu," Ucap Kiba kembali mengeluarkan suaranya, tanpa langsung melenggang pergi menuju tempat operator pemutar lagu. "Sara, kau mau ikut?,"

"Tidak, aku akan tetap disini," Ucap Sara, ia langsung mengambil duduk bersebelahan dengan Naruko, "Oh ya Temari, ngomong-ngomong Haku dimana?, apa dia tidak datang?."

"Dia datang, terakhir kulihat dia tadi sedang berbicara dengan Neji di taman sebelah sana." Jelas temari sambil menunjuk arah kiri, ia kini juga duduk disebelah Kekasihnya, Shikamaru, "Mungkin sebentar lagi dia akan kesini."

"Oh."

Sementara Naruko dan Shikamaru masih diam dan menjadi pendengar yang baik saat dua gadis itu saling mengoceh, dan benar saja tak lama kemudian Haku bersama Kiba menghampiri mereka dan berbicara satu sama lain.

.

.

Di Gerbang masuk kediaman Namikaze.

Terlihat ada empat unit kendaraan berhenti di pinggir jalanan tepat didepan gerbang, kendaraan itu adalah satu unit SUV Land Cruiser putih, dua unit Jeep Humvee dan satu Truk pengangkut yang terlihat besar.

Para penjaga yang berjumlah tiga orang itu tetap biasa saja ketika melihat ada dua orang dari mobil warna putih dan tiga orang lainnya turun dari jeep langsung berjalan menghampiri mereka, satu bodyguard dengan tegap menatap jeli saat lima orang yang ternyata berseragam dinas resmi kemiliteran lengkap dengan Baret di kepalanya.

"Selamat malam, ada yang bisa kami bantu," Sapa salah satu penjaga ke orang-orang yang baru datang tersebut.

"Iya, bisakah kami diperbolehkan masuk?, saya ada urusan sebentar," Jawab ramah seorang dari mereka yang menurut perkiraan penjaga itu adalah pemimpin dari mereka.

Para penjaga itu dapat melihat sebuah pin warna warni bervariasi dan bendera Amerika di beberapa bagian seragam militer resmi orang itu, tentara asing. Tapi sialnya para penjaga gerbang tersebut tidak tahu dari satuan mana mereka.

Dan satu hal yang membuat para penjaga agak terkejut adalah wajah pemimpin dari mereka hampir sama dengan Bos mereka, Minato, namun berbeda di beberapa bagian.

"Tolong tunjukkan surat undangannya?"

"Surat undangan? saya tidak punya," Tanya orang itu sedikit bingung.

"Maaf jika tak ada punya maka anda dan anggota anda tak bisa masuk." Ucap tegas satu penjaga lainnya.

"Begitukah?," Tanggap tenang orang itu, ia membenarkan posisi dasi di kerahnya sambil menghela nafas, namun hal itu berbeda dengan beberapa anggotanya yang semula diam mendengarkan tiba-tiba menatap tajam para bodyguard.

"Tolong bisakah kita berbicara 'tenang' disini?," Ujar salah satu dari mereka sambil maju satu langkah kedepan.

"Pimpinan kami hanya ingin masuk sebentar, kami menjamin tak ada keributan sipil disini." Serunya kembali.

"Ah, kau berlebihan Letnan," Tanggap ringan orang tersebut.

Dan tiga bodyguard berbadan 'wah' itu ternyata merasa terintimidasi oleh tatapan seorang tentara berpangkat Letnan tersebut, mereka tahu jika mereka melawan para tentara itu tentu akan kalah, kalah kualitas dan tentu juga kalah jumlah karena masih ada beberapa tentara di dalam mobil lainnya yang tidak ikut turun.

"Baik, tolong tunggu sebentar."

.

.

.

Sementara itu di teras rumah,

"Meriah seperti tahun -tahun yang lalu ya Minato," Puji Fugaku, ia merupakan CEO perusahaan besar, sama dengan Minato yang merupakan sahabatnya.

"Hanya untuk anak-anakku." Ujar Minato tersenyum, Pesta malam ini memang besar karena bukan teman-teman anaknya namun Minato dan Kushina juga mengundang para sahabat mereka dari kalangan pebisnis dan dokter-dokter terkenal. "Ayo silahkan dimakan hidangannya."

"Ha'i Namikaze-san," Jawab semua orang yang ada disitu.

"Sayang, kenapa kau tidak bergabung dengan adikmu, disana banyak laki-laki ganteng lho," Ucap Kushina saat mengetahui anaknya tertuanya duduk manis disampingnya. "Kau masih belum punya kekasih, 'kan?"

"Aku disini saja, aku malas Okaa-san, lebih baik aku disini menemani Shizu-neesan" Ujar Karin lembut, ia kini memakai pakaian pesta berwarna ungu, dengan rambut merah panjang dan kacamatanya ia terlihat sangat cantik.

"Hahaha Shizune tak akan kemana-mana Karin, dia bersamaku." Tanggap seorang pria berambut putih, berbeda dengan lain yang memakai jas hitam ia hanya memakai kemeja berwarna doreng, dialah Kakashi, ia adalah anggota militer yang sekarang sudah berpangkat Mayor, cukup tinggi.

"Itu benar Karin, aku tidak kemana-mana" Tambah Shizune sambil tertawa.

"Tapi aku hanya ingin menemani adik kecil diperutmu, hihi." Senyum Karin sembari tangannya meraba perut Shizune yang terlihat membesar,

Semua orang terlihat senang dengan pembicaraan mereka masing-masing.

Namun beberapa menit kemudian datang satu bodyguard dan ia membisikkan sesuatu ke telinga Kakashi, hal itu tentu membuat beberapa orang heran tak terkecuali Minato, Kushina dan Karin, Kakashi pun mengangguk mengerti lalu menatap Minato,

"Minato-san, ada beberapa tentara di luar yang ingin masuk, apa boleh?," Dengan tenang Kakashi memberitahu Minato selaku dia adalah kepala keluarga ini.

"Masukkan saja kalau itu anak buahmu Kakashi, kita berbagi kebahagiaan disini," Jawab Minato ringan.

"Mereka bukan anak buahku, penjaga tadi bilang tentara itu memakai pakaian Dinas resmi dengan lambang Negara Amerika dilengannya, berarti itu sudah pasti anggota militer asing." Jelas Kakashi tanpa berbohong sedikitpun, itu sesuai dengan apa yang dikatakan penjaga keamanan tadi, tentu saja penjelasan itu membuat beberapa orang disana bingung.

"Persilahkan masuk saja Kaka-nii, mungkin mereka ada perlu." Tanggap Karin secara bijak,

Kushina beserta Minato mengangguk. mereka ingin tahu kenapa ada tentara asing yang ingin kesini.

"Baiklah." Walaupun agak ragu namun pria yang juga merupakan anggota militer di Jepang itu langsung mengode penjaga tadi untuk mempersilahkan masuk para tamu tak diundang itu, tapi dI hatinya pria berambut perak itu tetap waspada dengan apa yang terjadi.

.

Perlahan tapi pasti dari Gerbang terlihat ada lima orang militer berpakaian jas hijau dengan banyak pin warna warni dan semua juga mengenakan sebuah baret hijau, mereka berjalan tenang dan menghiraukan banyak tatapan mata tertarik, heran dan curiga terhadap mereka, bahkan orang-orang langsung memberi jalan untuk lima orang asing tersebut.

Disisi Naruko, Sara, Temari, Haku beserta Shikamaru,

"Seragam itu. . . ." Ujar Shikamaru serius dan itu membuat semuanya menatap bingung kearahnya, Shikamaru sendiri tahu tentang lima orang tersebut saat melihat pakaian yang dikenakannya, ia merasa bingung dengan kedatangan mereka, "Naruko, apa orang tuamu mengundang mereka?."

Namun Naruko hanya terdiam, dua mata tak pernah lepas dari salah satu pejabat militer yang baru saja datang,

"Naruko?..."

"Aku seperti mengenal salah satu diantara mereka," Guman Haku saat menatap gerombolan tersebut.

.

.

Sementara diteras rumah,

Kakashi yang melihat itu pun menatap orang-orang asing itu dengan pandangan penuh selidik, ia meresa heran dan dirinya malah berpikir ini berbahaya karena adanya militer asing yang datang ke pesta sipil walaupun Negaranya ini mengizinkan sekutunya yaitu Amerika untuk memiliki Pangkalan sendiri.

"US Green Berets," Ucapnya pelan namun masih bisa didengar oleh Shizune, Karin, Minato beserta Kushina,

"Green Berets? memangnya apa itu?" Tanya Kushina ingin tahu, ia memang tidak tahu menahu soal militer.

"Green Berets itu julukannya dan bisa dilihat dari warna baret mereka yang hijau tua, mereka adalah grup pasukan elite kualifikasi tinggi angkatan darat Amerika, berisi orang-orang cerdas dan mempunyai fisik diatas rata-rata, intinya hanya yang terkuat dan tercerdas dari segala bidang yang mampu memasuki grup ini."

Semua terdiam mendengar penjelasan Kakashi, dalam benak jika benar apa yang dikatakan Kakashi maka pasukan itu tak bisa dianggap remeh karena mereka memiliki ekspetasi kemampuan jauh melebihi tentara reguler.

.

Akhirnya lima orang tentara berpakaian dinas resmi itu sampai diteras dan dengan tegap berhadapan dengan Kakashi, Minato, Kushina, Shizune dan Karin yang terkejut dan heran saat mengetahui siapa salah satu orang dari anggota militer itu.

"Selamat malam semua ...," Sapa lembut dan ramah orang tersebut.

.

.

.

.

To be Continued


.

Profile:

Name: Uzumaki Naruto.

Age: 25 years old.

Profession: US Army soldier.

Rank: Colonel.

Official: U.S Army Special Force (Green Berets).

Motto's: De Oppresso Liber (To Liberate the Oppressed)/(Untuk membebaskan orang tertindas).

Unit now: 1st Special Force Group (AOR-Pasifik).

Motto's: First in Asia.

.

.

Notes: Ya, seperti diatas fict ini terinspirasi oleh beberapa fanfict, novel, Film dan Game.

Soal fanfict saya yang lain sebenarnya sudah selesai tapi akibat memori card saya yang tiba-tiba dideteksi rusak membuat saya langsung lemas karena data penting termasuk stories lanjutan yang ada disitu raib tak tertolong,

Saya harus mengulangnya dari awal dan fanfict ini pun saya buat ketika saya sedang ingin menyegarkan imajinasi saya, jadi tolong dimengerti ya.

Fict ini saya buat alur maju mundur saja, saya beri patahan-patahan flashback karena nanti saya lebih memilih Naruto disini langsung ke direct action, special recon, internal intervention, guerrilla war, counter-terorism, dan masa lalunya akan terbuka dikit demi sedikit.

.

hmm sebenarnya dibagian akhir saya ingin membuat Naruto menghancurkan rumah keluarga Namikaze dengan Tank Abrams yang dibawanya, tapi kurasa itu malah terlalu brutal dan bikin rusak cerita, hehe.

sekali lagi tolong baca notice yang paling atas, saya tahu kalian reader adalah orang baik dan berilmu jadi bijaklah dalam me-review soal saran dan kritik disini.

.

Semoga kalian terhibur dengan karangan baru saya.

Special Thanks to Allah SWT

Sampai Jumpa!