Satu jalan...
Yang kita pilih untuk dilangkahi bersama akhirnya...
Satu hal...
Yang kita lupakan pada akhirnya...
Bahwa...
Jalan menuju kebahagiaan tidak pernah lurus pada akhirnya...
.
.
Byun Baekhyun
Park Chanyeol
Kim Myungsoo
And Other Cast
.
.
.
'Selamat pagi. Selamat Hari Natal semuaaa'
'Ya..selamat untukmu juga' Baekhyun tersenyum melihat Chanyeol menjawab ucapan selamatnya. Tak ada kehangatan. Tak ada kelembutan. Ia sudah biasa. Ini sudah tahun kedua dimana kehangatan natal tidak menghampiri dirinya.
'Kau ada acara malam ini Chan?' Baekhyun meremat jarinya. Menahan gugup mempertanyakan hal yang sudah ia ketahui jawabannya.
'Kau managerku, haruskah aku menjawab pertanyaanmu?' Sekali lagi. Baekhyun sudah terbiasa dengan ini.
'Maaf..Aku tahu kau memiliki jadwal rekaman sampai jam 5. Maksudku...setelah itu..apakah kau ada acara?'
'Ada atau tidak itu bukan urusanmu. Kau hanya managerku Baek. Jangan melewati batasmu!' Chanyeol mulai meninggikan suaranya. Baekhyun terus menguatkan hati. Menahan genangan air di pelupuk matanya terjatuh di depan pria ini.
'Tapi Chan-'
'Kumohon berhenti Baek! Aku menyesal pernah jatuh cinta padamu! Semuanya menjadi sulit bagiku! Andai saja waktu bisa terulang...' tak akan kubiarkan air mata itu jatuh karenaku.
Sangat disayangkan...kalimat terakhir itu hanya tersampaikan di hati Chanyeol. Tanpa pernah terungkap dan diketahui oleh Baekhyun...
Yaah...andai waktu memang dapat terulang...
.
.
.
"Baek, semua sudah dibeli kan?"
"Kau mau mempir dulu Baek? Baek...? Hey!"
"Ah ya..ada apa?" Baekhyun tersentak dari lamunan masa lalunya..atau masa lalu di waktu sebelumnya tepatnya.
Jongin memutar matanya, sedangkan Sehun menghembuskan nafas keras. Bosan menegur Baekhyun yang sudah 3 kali ketahuan sedang melamunkan sesuatu.
"Kau pasti memikirkan kejadian semalam" Tuduh Jongin. Ah ya..mengingat kejadian semalam, membuat Baekhyun tersenyum. Hanya senyuman tipis.
"Apa yang harus kupikirkan? Jelas-jelas itu belum terjadi" Baekhyun membuang pandangannya ke jendela.
"Wah..wah! Jadi kau mengharapkan itu terjadi? Ah! Jangan bilang...kau sudah pernah berciuman dengannya sebelumnya?! Apakah ciumannya begitu hebat?" Jongin terus berbicara hal-hal tak masuk akal hingga membuat Baekhyun memandang Jongin kembali geleng-geleng kepala.
"Tidak Jongin!" tidak salah lagi-dalam hati Baekhyun.
"Aku tidak percaya! Jangan-jangan kalian...apakah Chanyeol bermain lembut?" Baekhyun mengumpat pelan melihat Jongin mengeluarkan senyum mesum khasnya. Ia sungguh paham apa yang dimaksud oleh Jongin.
"Hey sudahlah Jongin. Aku percaya Baekhyun tidak begitu" Nada bicara Sehun yang cukup serius membuat Baekhyun mengurungkan niatnya untuk menjambak Jongin.
"Tapi Baek...dari semua pria tampan di muka bumi ini..aku berharap kau tidak akan terlibat perasaan dengannya.."
"Sehun benar Baek. Kami tahu, Chanyeol paling dekat denganmu. Tapi..harusnya kau tahu bagaimana sifatnya" Jongin kini juga ikut-ikutan berbicara dengan nada serius.
"Baiklah..Akan kuusahakan." Baekhyun tersenyum manis mendapati kedua biang onar ini peduli dan mengkhawatirkannya.
"Daripada bersama Chanyeol, aku lebih menyarankan Chen"
"Aku tidak setuju Hun! Mulut Chen lebih panas dari matahari di musim panas. Menurutku Suho lebih baik.
"Tidak Tidak! Selera humor Suho sangat buruk. Kasihan Bakehyun nanti"
Baekhyun tertawa mendengar Sehun dan Jongin memilihkan salah satu member yang cocok dengannya. Ia pun memajukan badannya ke tengah diantara kursi Sehun dan Jongin.
"Bagaimana kalau dengan salah satu dari kalian?" Jongin dan Sehun sama-sama menoleh sekilas ke arah Baekhyun
"Aku? Aku tidak jauh berbeda dengan Chanyeol. Maka kusarankan kau memilih Sehun, yang sepertinya memang tepat untukmu" Jongin menunjuk Sehun sedangkan yang ditunjuk tak bergeming sama sekali.
"Tapi..Jonginnn...aku pernah ditolak oleh Sehun" Baekhyun mengerucutkan bibirnya. Pura-pura kecewa.
"Yak Oh Sehun! Kau ini bagaimana! Katanya kau menyukainya...oh iya... maksudku kau menyukai tipe gadis baik-baik seperti dia" Baekhyun sepertinya tidak menyadari, Sehun sempat menatap tajam ke Jongin tadi. Sedangkan Jongin memukul bibirnya pelan. Merutuki kecerobohan dirinya yang hampir keceplosan.
Baekhyun yang sepertinya terlalu polos, hanya memandang penuh tanya kearah Sehun. Merasa terus diperhatikan, Sehun menoleh ke arah kiri. Betapa gemasnya ia melihat Baekhyun yang sedikit mendongak dengan mata sipitnya yang membulat. Maka, tangannya pun terulur untuk mengusap pelan kepala Baekhyun.
Dan Baekhyun jujur. Jantungnya sempat berdetak kencang.
"Tidak bisa Jongin...Aku terlalu tampan untuknya" Sehun menyeringai setelahnya. Jongin mencibir dan mengumpat, sedangkan Baekhyun...menghadiahi pukulan manis pada Sehun.
Tak terasa, 45 menit kemudian mereka tiba di dorm. Mereka bertiga sudah membagi rata barang-barang belanjaan yang dibawa dan berniat turun dari mobil. Namun, belum sempat mereka melewati gerbang, langkah mereka terhenti sejenak. Melihat ada mobil yang terparkir di seberang, dengan seseorang yang berdiri di sampingnya.
"Myungsoo..."
.
.
.
Jam menunjukkan pukul 12 siang, namun sosok yang ditunggunya sejak tadi belum nampak. Disaat yang lain sibuk menyiapkan untuk perayaan natal nanti malam, ia justru sibuk bolak balik di depan pintu masuk.
"Telpon saja dia Yeol!"
"Apa maksudmu?" Suho berdecak. Jelas-jelas sejak tadi Chanyeol sedang menunggu seseorang pulang.
"Baekhyun. Telpon saja dia. Kepalaku pusing melihatmu bolak balik di depan pintu!"
"Aku tidak menunggu siapapun. Ini kebiasaanku jika sedang mencari inspirasi-
"-Ah itu Baekhyun!" Chanyeol secepat kilat memutar badannya. Namun...nihil. Tak ada seseorang pun yang datang. Sial ini pasti jebakan dari Suho.
Merasa malu, Chanyeol pun mendengus dan tiduran di sofa dekat pintu. Sementara suho, masih berada di dekat pintu sambil tertawa puas setelah berhasil mengerjai Chanyeol.
"Kalian sudah pulang?" Suara Suho terdengar lagi. Chanyeol berdecih. Tidak mau dijebak untuk kedua kalinya.
"Yah begitulah. Tidak banyak barang yanh kami beli." Tunggu sebentar. Itu benar-benar suara Sehun, pikir Chanyeol. Mereka benar-benar telah kembali. Maka, dengan perlahan ia melirik ke arah pintu.
"Kalian cuma berdua? Dimana Baekhyun?" Ya. Itu juga yang ingin ditanyakan oleh Chanyeol. Terima kasih pada Suho yang sudah mewakilinya.
"Baekhyun baru saja pergi. Dengan Myungsoo..."
Tanpa mereka bertiga ketahui, pria yang tiduran di sofa tadi sudah pergi dengan ekspresi wajah tak terbaca.
.
.
Senja mulai menguning keemasan. Menambah indahnya kepingan salju yang tampak berkilauan. Memberikan kesan romantis di tengah dua sejoli yang nampak menikmati kebersamaan di suatu taman. Tak ada pembicaraan yang terdengar sejak mereka tiba disini. Hanya suara langkah kaki seirama,yang mengiringi mereka sore ini.
Mereka memutuskan tuk berhenti dan duduk di bangku terdekat dengan sungai. Tanpa memutuskan genggaman tangan mereka yang tertaut erat.
"Sepi kali disini..Mungkin suhunya terlalu dingin"
"Sepertinya begitu. Sayang sekali, mereka tidak mengerti indahnya langit bersalju...Kau kedinginan Baek?" Tanpa menunggu jawaban Baekhyun, si pria inisiatif melepas mantelnya untuk disampirkan di tubuh Baekhyun, lalu kembali menggenggam erat jemari gadis itu. Baekhyun menatapnya teduh. Pria ini tidak pernah gagal memberikan kehangatan pada fisik dan hatinya.
"Kau...masih menyukai salju?"
"Kau tidak?"
Baekhyun mengalihkan pandangannya ke atas. Menengadahkan tangannya untuk menyentuh butiran salju.
"Bukan begitu. Hanya saja...salju tetaplah seperti ini...berapa kalipun kita melihatnya. Tidak mengesankan lagi menurutku. " Si pria terkekeh mendengar perkataan Baekhyun.
"Kalau begitu...mulai sekarang, mari kita buat musim salju selalu berkesan untukmu!" Baekhyun tersenyum. Ia sudah mendengar ucapan ini sebelumnya. Dari orang yang sama pula. Sedangkan si pria yang tadi sudah bersemangat, kini mengernyitkan dahinya melihat Baekhyun hanya tersenyum.
"Kenapa kau hanya tersenyum?" tanyanya bingung. Baekhyun menoleh sekilas ke sampingnya.
"Tidak apa-apa. Hanya saja...aku pernah merasakan ini..."
"Benarkah? Kutebak...pasti mantan kekasihmu?" Si pria menunduk. Merasa langkahnya telah didahului orang lain.
"Tidak. Dia bukanlah mantanku. Dan tidak akan pernah jadi mantanku. " Si pria semakin mengernyitkan dahinya bingung. Tidak tahu harus berkata apa.
"Bisakah aku meminta tolong padamu?" Baekhyun menatap penuh harap, membuat si pria menganggukan kepalanya. Baekhyun melepaskan sejenak mantel di tubuhnya. Menggulung lengan bajunya. Lalu...melepaskan gelang yang selama ini ada di tangannya...
"Umm...bisakah..bisakah kau menerima gelang ini untukku?"
"Hey..apakah ini karena ucapanku waktu itu? Aku memang menyukai gelangmu..tapi—
Baekhyun menggeleng kuat "-Bukan begitu!...Maafkan aku...tapi, hanya ini yang bisa kuberikan padamu. Hatiku...aku tidak bisa memberikan hatiku. Tidak lagi." Tubuh si pria menegang. Ia paham sekarang. Bahkan cintanya sudah ditolak sebelum diucapkan. Baekhyun menundukkan kepalanya. Sekuat tenaga untuk tidak melihat ekspresi terluka pria di sampingnya.
"Aku tahu kau tidak mengerti...Aku tahu kau pasti menganggapku gila..." Baekhyun berhenti sejenak untuk menahan getaran pada suaranya. Sedangkan pria tadi masih diam menundukkan kepala.
"Gelang ini, sama berartinya dengan orang yang memberikannya padaku. Dan menurutku.. biarlah kenangan bersama dirinya tetap seperti itu. Tak peduli betapa bahagianya ketika bersamanya...Aku tak ingin mengulangi untuk kedua kalinya."
Tes! Tak mampu dicegah lagi..air mata Baekhyun jatuh perlahan. Tapi ia tetap tersenyum memandangi pria di sebelahnya. Ia tak peduli, dirinya dianggap tidak waras setelah ini. Baekhyun menarik nafas sebanyak mungkin. Menguatkan dirinya untuk berbicara kembali.
"Kau ingat seseorang yang kita bicarakan beberapa menit yang lalu? Orang itu..adalah orang yang memberikanku gelang ini.. Seseorang yang tak akan pernah berhenti untuk kucintai..."
Baekhyun pun bangkit perlahan. Memantapkan niatnya untuk meneruskan ucapannya, sebelum meninggalkan tempat itu.
"Dan orang itu...kau...Myungsoo.." Pria itu-Myungsoo, menoleh cepat dan melebarkan matanya. Tak percaya dengan ucapan tak masuk akal dari gadis yang sudah disukainya beberapa waktu ini. Baekhyun hanya tersenyum. Ia sudah menduga reaksi pria itu akan seperti ini.
"Selamat tinggal..."
Ya. Selamat tinggal.. Meskipun semuanya terulang..Yang kedua tidak akan pernah sama seperti pertama kalinya...Mari kita langkahi jalan yang berbeda sekarang...
.
.
.
Hanya satu langkah lagi bagi Baekhyun untuk mencapai pintu dorm. Namun ia berhenti sejenak dan menghela nafasnya pelan. Merasakan kelegaan karena setengah beban di hatinya yang telah sirna. Dan lega, karena ia tidak terlambat untuk merayakan natal bersama pria-pria nakal kesayangannya. Dan dengan senyum ceria, ia membuka pintu dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam. Senyumnya semakin lebar melihat suasana di dalam dormnya sudah nampak seperti taman bermain yang penuh hiasan natal.
"Aku pikir kau tidak pulang malam ini Baek." Sehun yang pertama menyadari kehadiran Baekhyun. Rupanya sejak tadi Sehun sedang merapikan bungkusan hadiah di pohon cemara sebelah Baekhyun.
"Aku kan tidak mau melewatkan natal tanpamuu.." Baekhyun berucap manja sambil memeluk Sehun dari belakang. Sedangkan si pria yag dipeluk, langsung memutar badanya dan menenggelamkan Baekhyun dalam dekapannya. Mereka berdua pun tertawa seperti orang bodoh.
"Lebih baik kalian membantu menyiapkan makanan daripada berpelukan seperti teletubies. " Suho yang tadinya berniat memanggil Sehun harus berhenti sejenak melihat kelakuan kedua orang di depannya. Sedangkan yang diberi perintah tak bergeming dan tetap berpelukan sambil tertawa.
"Wah kalian sudah ada kemajuan. Kau harus mengunci kamarmu mulai malam ini Baek" Ya. Ini Jongin. Dengan pikiran pendeknya. Baekhyun dan Sehun memasang wajah datarnya lalu saling memisahkan diri. Mereka berempat pun bersama-sama menuju dapur. Sampai di sana, dapat Baekhyun lihat semua artisnya sibuk mengerjakan tugasnya masing-masing. Oh tidak semuanya. Chanyeol tidak ada.
"Chanyeol pergi keluar sejak tadi, jika kau ingin tahu" ucap Suho. Baekhyun hanya bergumam. Tak terlalu ingin tahu kemana perginya Chanyeol.
"Kau bersihkan dirimu dulu Baek. Sebentar lagi semuanya sudah siap." Baekhyun pun mengangguk setuju dan naik ke atas menuju kamarnya. Langkahnya terhenti di depan pintu kamar yang sedikit terbuka di sebelah kamarnya. Kamar Chanyeol.
Entah apa yang telah mendorongnya tadi, tahu-tahu dia sudah berada di dalam kamar Chanyeol saat ini. Kamarnya cukup rapi untuk ukuran laki-laki. Nuansanya serba biru dan dihiasi beberapa pajangan foto di dalamnya. Baekhyun memberanikan diri untuk melangkah lebih dalam lagi. Sejak tadi, ada sesuatu di atas meja yang menarik perhatiannya. Sesuatu yang nampak tak asing baginya. Didekatinya meja tempat benda itu berada dengan langkah gemetar. Dan...tanpa berlama-lama lagi. Ia langsung melesat ke bawah sambil membawa benda yang ia temukan tadi.
Itu adalah cincin.. Cincin miliknya yang ia berikan pada Chanyeol di masa sebelumnya...
.
"Kau belum ganti baju Baek?" tanya Jongin keheranan melihat Baekhyun berlari ke bawah. Suho dan Sehun pun menghentikan aktivitasnya dan ikut keheranan melihat Baekhyun.
"K..kalian..kalian tahu dimana Chanyeol?" Tidak ada satupun jawaban dari mereka membuat Baekhyun semakin tak sabaran.
"Aku mohon...dimana Chanyeol?" lirih Baekhyun. Kini semua orang disitu menghentikan kegiatannya melihat Baekhyun yang tiba-tiba menangis. Sehun pun inisiatif maju mendekati Baekhyun. Diusapnya air mata di pipi Baekhyun dan memberikan tatapan sayang pada gadis itu.
"Kami sudah menelponnya tadi, tapi tidak tersambung. Kita tunggu saja hmm?" Sehun sedikit menundukkan kepalanya untuk mengecup dahi gadis itu. Baekhyun memejamkan matanya dan sudah akan menggangukkan kepala kalau saja...
"Mungkin kau bisa mencari di suatu tempat yang mungkin dikunjunginya Baek?" Dan satu kalimat bodoh dari Jongin membuat semua orang yang ada disitu menegang dan memberikan tatapan mematikan padanya. Ya kecuali satu orang. Yang baru saja segera melesat ke luar...
"Ya Ya aku mengerti. Aku akan menyusulnya" Jongin yang merasa bersalah pun segera keluar menyusul Baekhyun sebelum ia dijadikan santapan untuk makan malam.
"Aku ikut!" Jongin berhenti sebentar dan tersenyum mengetahui siapa yang ikut bersamanya saat ini.
.
Entah sudah berapa lama, Baekhyun membawa mobilnya kesana kemari. Namun nihil...Chanyeol masih tidak ditemukan. Ia memukul stirnya ketika baru saja ia lagi-lagi gagal. Baekhyun memejamkan matanya. Mencoba mengingat-ingat dimana Chanyeol berada saat ini. Satu tempat terlintas di pikirannya. Ia bertaruh dengan keyakinannya sendiri.. Jika Chanyeol benar-benar berada di tempat itu...maka jawaban akan pertanyaannya selama ini benar. Bahwa Chanyeol mungkin mengingat semuanya...
Dengan jantung yang terus berdebar kencang, Baekhyun melajukan mobilnya ke tempat tersebut. Tempat itu tidak jauh dari tempatnya parkir tadi. Hingga tak sampai 15 menit, Baekhyun sudah tiba di tempat tujuan. Sebuah gedung kantor. Gedung agensi mereka.
Baekhyun merasa jantungnya seperti akan keluar dari tubuhnya begitu ia sampai di lantai teratas. Sungguh...ia merasa gugup saat ini. Ia berharap...dugaannya salah dan Chanyeol ada di tempat lain.
Namun...harapannya pupus seketika melihat sesosok pria berada di dekat pagar balkon. Ia tidak bisa membantah lagi..Karena faktanya. Ia sangat mengenali pria yang sedang berdiri disana..Park Chanyeolnya...
Satu langkah. Dua langkah. Perlahan-lahan Baekhyun mendekati Chanyeol. Air mata sudah membasahi pipinya sejak dia memulai langkah pertamanya. Kini.. 5 langkah lagi untuk meraih pria itu.
"C..Chan—" Berhenti. Baekhyun berhenti. Suaranya berhenti. Waktu pun terasa berhenti bagi Baekhyun. Bahkan ia tidak tahu ada seseorang yang sudah berdiri di hadapannya dan mendekapnya dalam pelukan.
"Aku disini. Dan tidak akan membiarkanmu terluka lagi..."
Terlambat. Sudah terlambat. Baekhyun sudah melihatnya...
Chanyeol yang sedang memandang penuh damba pada seorang wanita.
Wanita yang dicintai Chanyeol di masa lalu..
Irene.
.
.
.
To Be Continued
.
.
.
Teloleeeeeeeeet...Yeayy akhirnya bisa update lagiiii
Oiya , kemarin2 kita pasti denger isu-isu negatif soal telolet kan. Terserah apa yang kalian percaya, tapi aku yakin Chan ga akan sejahat itu ngeblock fansnya. Terus soal blacklist indo dari tur exordium? Yeuuww indonesia udah jadi langganan SM tenang aja. Dah lupakan soal telolet mari kita dukung exo di SMA dan GDA.
Terima kasih yang udah review, fav dan follow ff aku.
Jangan lupa review kembali (
P.S Bagi yang suka boyslove boleh dicek ff saya yang satunya hehehe..
P.S.S Nantikan ff twoshoot saya besok malam hehehe
