In The Rain

.

HUHAN (GS) FANFICTION

.

.

Don't Like Don't Read… I'll thankful if u review my stories

.

Author bikin FF ini hanya untuk hiburan semata dan membudidayakan (?) ff hunhan yang hampir punah seperti moment hunhan yang sudah sangat langka (nangis di pinggir jurang T.T). Finally bisa buka akun ini karena author lupa password. ok uda dulu basa basinya.

Happy reading ^_^

.

.

.

Sehun duduk di sebuah kursi ditaman. Ia cukup lama terdiam hingga tetesan hujan mulai membasahinya. Bukannya berlindung ia malah berdiam diri mematung. Setelah dia kabur dari kai dan chanyeol tadi, bahkan setelah jam kuliahnya kosong Sehun selalu memikirkan wajah gadis bermata rusa itu. Ia terlihat familiar, namun Sehun tidak ingat dimana mereka pernah bertemu. Sehun sangat menyukai hujan, ia akan tersenyum jika ia kehujanan. Bahkan tak banyak yang tau senyum seorang Oh sehun karena dia adalah anggota Trio Bastard yang dingin. Namun kali ini sehun tak menikmati guyuran air hujan ditubuhnya. Ia mengusak wajahnya dengan kasar. Gadis itu mengusik pikirannya. Mungkinkah gadis itu pernah ia kenal atau hanya pernah berpapasan dengannya di jalan. Ia memikirkannya dengan sangat keras tapi dia tak menemukan jawabannya.

_o0o_

Dalam gelapnya malam, suara musik mengalun sendu dengan volume yang agak keras dari sebuah speaker, dan dalam cuaca yang dingin, luhan menggulung tubuhnya dengan selimut yang tebal.

Sumjugimyeo nan ureosseo nae modeun geosun

Da byorang kkeut withaeroweosseo

Oh oh oh Biga oneun sesangeul

Usanhana eobsi georeowasseo

Neoui nunbit, geu bitmaneul ttaraseo

Somebody take me away

Somebody take me away

Somebody take me away

Somebody take me away

Coz I can't take this pain

It feels, it feels so right

Penggalan demi penggalan lagu dari boy grup U-KISS yang berjudul "Take Me Away" cukup mewakili perasaan Luhan saat ini. Ingin rasanya ia pergi jauh. Ingin rasanya ia meninggalkan semuanya. Kenangan buruk itu selalu membuatnya terusik, membuatnya terjaga ditengah malam. Walau sudah bertahun-tahun, ia masih merasakan pedih yang sangat dalam hingga mengalami trauma yang berat. Hujan yang mengguyur sejak sore tak kunjung berhenti. Di depan pintu kamar luhan, berdiri seorang wanita paruh baya yang enggan membuka pintu. Ia bersandar di daun pintu ketika ia mendengar isak luhan dan alunan lagu dengan samar. Mata sipitnya yang sudah agak berkerut berubah menjadi sendu dan mulai mengeluarkan air. Kulit putihnya yang pucat, dengan rambut yang berwarna hitammembuat aura kecantikannya tidak hilang meski ia sudah kepala 4. Ia mengusap butiran bening diwajahnya kemudian perlahan membuka daun pintu yang kebetulan tidak dikunci oleh Luhan. Ia adalah Bibi Han, pembantu serta pengasuh keluarga Xi. Ia sudah seperti bagian dari keluarga Xi karena ia bekerja dan tinggal bersama ibunya di rumah keluarga Xi sejak ia kecil. Perlahan Bibi Han mendekati ranjang luhan seraya duduk di tepi ranjangya.

"Semua akan baik-baik saja. Sebentar lagi Tuan dan Nyonya akan pulang. Bibi sudah menyiapkan makan malam. mandilah" dengan suara lembut Bibi Han membuka selimut yang menggulung tubuh mungil Luhan. Isakan yang tadi didengarnya sudah tidak ada lagi

Luhan bangkit lalu duduk menghadap bibi Han "Apa mataku bengkak? Baba dan Mama akan tinggal berapa hari?" suara serak dan mata bengkak Luhan membuat Bibi Han iba dan tiba-tiba saja Ia kembali menangis.

"kenapa jadi Bibi yang menangis?" Luhan tersenyum getirlalu mengusap mata bibi han. Bibi Han mengerjap-ngerjapkan matanya. Melihat tingkah bibi han, luhan pun tersenyum.

"mereka akan tinggal sehari, kata Nyonya, mereka akan kembali besok sore karena akan mengurus kepindahan untuk tinggal menetap di Korea. Dan satu lagi, tentu saja matamu bengkak kau.. kau itu menangis terus dan membuat Bibi jadi ikut sedih. Aku akan bilang ke Tuan dan Nyonya kalau kau seperti ini terus" mereka sangat akrab. Bibi Han menganggap Luhan seperti putrinya begitu juga sebaliknya Luhan sudah menganggap bibi Han seperti ibunya. Bibi Han adalah orang yang paling dipercaya Luhan bahkan melebihi kepercayaannya pada Mama dan babanya. Karena hanya bibi Han yang selalu menemani Luhan dirumah yang sepi karena selalu ditinggal mama dan babanya.

"jangan bilang sekarang, aku akan bilang kepada mereka setelah aku siap. Bibi, kumohon jangan katakan apapun" luhan memeluk erat Bibi Han.

"kalau begitu, kau harus mau menemui dokter itu. Mengerti?"

"siap nyonya Han" Luhan membungkuk sambil tersenyum menyengir. Bibi Han tersenyum melihat majikannya. Dia adalah Luhannya, rusa besar yang keras kepala dan selalu mengatakan bahwa ia baik-baik saja walaupun keadaan sebenarnya justru sebaliknya.

Bibi Han menarik Luhan ke kamar mandi dan menghadapkan (?) tubuh luhan ke cermin. "lihatlah, matamu bengkak dan kau mirip zombie. Mata indahmu jadi bengkak, rambut kusut, semua berantakan. Mungkin Tuan dan Nyonya akan curiga jika melihat penampilanmu yang seperti ini. Huufft…" Bibi Han menghela napas panjang.

"baiklah-baiklah, tapi bagaimana aku bisa mandi kalau bibi masih disini?' dia memajukan bibir mungilnya.

"aigoo… kau masih saja seperti anak kecil" bibi Han menepuk pantat Luhan lalu pergi meninggalkan luhan di kamar mandi. Luhan kembali menatap bayangan dirinya dicermin dan menyentuh cermin besar di depan matanya "kau akan baik-baik saja kan? Luhan, kau harus baik-baik saja" ia menyemangati dirinya sendiri tapi dengan tatapan yang sulit diartikan.

_o0o_

"hei…" Kai menepuk pundak Sehun yang dilihatnya sedang termenung dengan pensil, penghapus, penggaris dan kertas bergambarkan kerangka gedung perkantoran yang berserakan di meja didepannya. Tanpa bertanyapun, Kai tahu kalau Sehun sudah menyelesaikan tugas tambahan akhir semesternya. Sehun menoleh tanpa mengucapkan sepatah katapun dengan ekspresi datarnya.

"kau sibuk?" tanya kai yang kini sudah mendaratkan pantatnya di sofa sebelah kiri sehun.

"tidak juga…" sehun menjawabnya singkat tanpa menoleh kearah kai. Ia merapikan barangnya yang berserakan diatas meja diruang tamunya.

"okay… kalau begitu kita langsung saja ketaman.. ada sesuatu yang ingin kutunjukan" kai penuh semangat berapi-api.(biasa, kai itu alay..wkwk #peace jgn timpuk aku)

"kenapa aku harus ikut?" sehun masih dengan mode datarnya dan terlihat agak menyeramkan dimata kai. Ia bergidik ngeri melihat tatapan tajam sehun.

"heiii… jangan bilang kau masih marah.. sudahlah bocah, kau jangan seperti anak perempuan… merepotkan"

"siapa yang marah? aku hanya kesal,(apa bedanya coba -_-) gara-gara kalian aku ketemu gadis galak itu.. eeww.." sehun mencibir. (bukan iyuhnya cwe alay di sinetron indonesia loh ya)

"eww? Sepertinya kata-kata itu tidak tepat ditujukan untuk luhan… kau tahu kan,Luhan itu gadis populer dijurusanku.. dia cantik, matanya yang seperti rusa, bibirnya bagaikan buah peach, rambutnya indah, dadanyaaa" plak! "mesum" Sehun memukul kepala kai dengan keras "aauuu… sakit.. kenapa kau memukulku?" kai langsung mendapat tatapan dingin dari sehun.

"berhenti membicarakan rusa gila itu" sehun mendenguskesal.

"wah kau ternyata masih menjadi pendendam…"

"kamjong stop!" sehun mendelik kearah kai.

"baiklah… aku sampai lupa, ayo cepat kita ketaman.. ini benar-bernar menarik.. kau harus melihatnya secara langsung.

"aku tak akan ikut" kai merengek meminta sehun untuk mengikutinya "oh ayolah Oh Sehun. kau juga tak akan rugi.. sekali saja kumohon" sehun melirik kai "baiklah… dasar cerewet".

_o0o_

"hoaam… pagi bibi han" Luhan menuruni anak tangga menuju dapur dengan mata yang masih agak terpejam sambil mengacak rambutnya yang sudah berantakan.

"Pagi sayang" sambut kedua orang tua luhan yang keberadaannya belum disadari luhan. Luhan terkejut melihat mama dan babanya sudah duduk dimeja makan bersama bibi Han "mama dan baba kapan datang? Kenapa tidak memeberitahuku?" luhan menghapiri babanya lalu memeluknya dengan manja… "aigoo… masa anak gadis begini? Kau bukan anak mama.. dan lagi kau hanya memeluk tuan Xi" sindir Nyonya Xi karena diabaikan oleh Luhan. (Ga diakuin anaknya . ) "masa mama cemburu? Iih kenapa bilang Luhan bukan anak mama? Aaaa… kangen mama… aku sangat sangat merindukan mama. Peluk" luhan mengerjapkan matanya dengan imut sambil merentangkan tangannya kemudian memeluk mamanya. " lihat kelakuanmu seperti ini, padahal sudah besar" mama Luhan tersenyumsambil geleng geleng kepala begitu juga Luhan memperlihatkan cengiran polosnya. Luhan akan manja kalau berada didepan mama dan babanya. "mama dan baba benar akan tinggal di korea?" tanya luhan penasaran lalu duduk di sebelah bibi han. Meja makan yang mereka gunakan membentuk persegi panjang dan memiliki 6 kursi. Bibi han dan luhan duduk berhadapan dengan mama dan baba Luhan. "iya sayang" jawab mama Luhan lembut. "bagaimana dengan perusahaan?" Luhan kembali betanya. "perusahaan disana akan diurus Oppamu?" "jadi oppa akan tinggal disana?"dia tidak mendapat jawaban tapi dia melihat baba dan mamanya mengangguk. "lalu oppa akan meninggalkanku?" Luhan memasang wajah sedih. "Bukankah sejak Kris memegang perusahaan di Korea memang tinggal jauh denganmu?" tanya tuan Xi. "hanya saja, saat aku tau oppa akan tinggal di beijing aku merasa dia akan jarang menemuiku. Setidaknya kalau di Korea oppa akan kesini sekali atau dua kali seminggu.. hmm.. tapi tak apa..kan ada mama dan baba yang akan bersamaku terus" Luhan kembali antusias. "sudah-sudah ayo sarapan, ini sudah agak terlambat" sela bibi han ditengah percakapan keluarga Xi. Mereka melanjutkan sarapan dengan tenang kecuali luhan yang sesekali berbicara,dan ditanggapi dengan senyuman oleh semua orang di meja makan.

_o0o_

Handphone Luhan yang sedari tadi bergetar ia abaikan untuk kesekian kalinya karena ia sudah terlambat. Ia berlari menyusuri koridor kampus yang lumayan ramai. Kemudian ada seseorang dari belakangnya berteriak memanggil namanya.

"Luhan unni… yaaaa unni" orang yang memanggil Luhan adalah Seulgi. Tanpa melihat kearah sumber suara, luhan tetap berlari dan melambaikan tangannya yang menandakan bahwa iya lagi terburu-buru. Seulgi dari jauh mendesah karena panggilannya tak dihiraukan. Ia merogoh sakunya untuk mengambil ponsel lalu mengetik sesuatu disana. "Luhan unni memang sedikit ajaib" Seulgi bergumam dengan menggelengkan kepala karena dia melihat Luhan seperti buronan yang lagi dikejar polisi. (cieelah drama bgt seul :D)

"Hei Seul.. kau tau Sehun ada dimana?" Kai tiba-tba datang dan menghampiri Seulgi. "Mungkin oppa ada kelas, tadi dia bilang akan menungguku dan pulang bersama..temui saja dia nanti" jawab Seulgi yang tak tahu keberadaan Sehun saat ini. "baiklah, jika kau bertemu dengannya, hubungi aku" Kai memberi kode telepon dengan tangan kanannya. "siap kkamjong" ledek Seulgi sambil memberi hormat pada Kai. "euuiiii berhenti memanggilku begitu… panggil aku oppa" Seulgi tertawa puas karena sudah membuat kai kesal lalu ia melambaikan tangan ke kai dan pergi meninggalkan Kai dengan wajahnya yang kesal.

_o0o_

Luhan berlari menuju sebuah ruangan yang ia yakini adalah kelasnya. Dia masuk dari pintu belakang, ia melihat kedepan lalu mendaratkan pantatnya disebuah kursi kosong tanpa melihat orang disekotarnya. Ia melihat jak tangannya kemuadian bergumam

"Wash untuk apa aku berlari padahal kelasnya belum mulai. Xi Luhan harusnya kau beli kopi dulu. Aiisssssh" ia mengacak rambutnya dengan kesal.

"Yaaaa kau bisa diam tidak? Kau menggangguku" orang disebelah luhan mengangkat kepalanya sambil mengerjapkan matanya.

Luhan melihat sumber suara, betapa kagetnya dia karena melihat sehun dengan muka kesalnya sedang mengerjapkan mata.

"Sedang apa kau disini? Kau membunutiku? Waaah" Luhan membelalakan matanya dengan nada suara berteriak.

"Heii lihatlah sekelilingmu, aku yang salah atau kau nona Xi" Sehun mempertegas kata di askhir kalimatnya. Luhan baru sadar setelah memperhatikan sekitar, bahwa dia salah memasuki kelas. Ia merutuki dirinya didalam hati. Karena teriakannya tadi, hampir seluruh isi kelas memandangi mereka berdua. Salakan kecerobohan Luhan yang tidak melihat sekelilingnya. Luhan tak tau harus berbuat apa, ia masih membeku ditempat hingga lamunannya disadarkan oleh sehun.

"Pergi. Dasar berisik" Sehun mengusirnya dengan ketus. Tanpa pikir panjang, Luhan bangkit lalu berlari menjauhi kelas itu. Dan meninggalkan orang - orang yang kebingungan dengan apa yang telah terjadi.

"Semakin dilihat, rusa liar itu semakin familiar. Apa aku pernah bertemu dengannya?" Batin sehun dalam hati.

_o0o_

Hallo guys, ketemu lagi sama bubble. Masihkah ada yang nungguin ini dari bertahun tahun yang lalu? Atau masihkh ada yang inget dengan story ini. Maaaf bangeeet ya readerku tercinta (kalau ada) aku rada pesimis nih mau lanjut atau engga. Takutnya uda ga ada yang baca ff ini.

Nih aku jelasin runtutan kasusnya kenapa ff ini engga ada updatenya dr bertahun tahun yg lalu. Jadi, sebenernya tuh aku uda bikin ff ini ampe chap 6, trus pas mau update aku lupa pasword akun ini. Nah setelah aku inget, malah laptopku yang mati karena kebanyakan dipake revisian kali ya :D bneran daaah, suweeerrr akutuh bukanya sengaja menelantarkan ff ini, hanya saja yaa banyak masalah yg membuat aku tidak bisa update, sedih banget sih akutuh filenya ga bisa didapet lagi. T.T jadi aku uda bikin ulang lagi, semoga kalian suka. Sekali lagi aku minta maaf. Akutuh butuh banget saran dari kalian. Akutuh nulis ff ini karena aku emang hobinya baca ama nulis. Uda gitu aja

Terakhir aku ucapin terimakasih buat yang uda luangin waktunya buat baca cerita ini yang murni dari pemikiran gaje bubble. Jangan lupa reviw, like dan follow ya. Awas kalau engga. Canda ding ;)

Akutuh butuh pendapat apakah cerita ini masih pantas untuk dilanjutt atau engga? #deepbow

20/07/2020