Destiny
.
.
.
TaeYu
.
.
.
Chapter 1
.
.
.
.
.
Author : chochopanda99
Disclaimer : NCT punyanya Tuhan YME, Ortu mereka, SM Ent, dan kita semua xD.
And this fic is original from me
Cast :
Lee Taeyong
Nakamoto Yuta
Rated : T
Genre : Romance, Drama.
Lenght : Multichap
Warning : AU, Shounen-Ai , Yaoi, boyxboy, OOC, Typo(s) , Cerita Pasaran.
Summary : "Lee Taeyong kabur dari rumahnya agar tidak jadi dijodohkan oleh orang tuanya, namun yang terjadi dia malah tinggal di rumah orang yang seharusnya menjadi jodohnya, Nakamoto Yuta. Apa yang akan terjadi selanjutnya?" Let's Read. TaeYu. Seme!Taeyong Uke!Yuta. DLDR.
.
.
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.
.
Taeyong melangkahkan kakinya entah kemana-dia bingung sekarang-. Pemuda tampan itu melihat sekelilingnya kemudian terdengar helaan nafas lelah dari mulutnya. Sungguh, Taeyong merasa lelah sekarang, berputar-putar mengelilingi Seoul ternyata sangat melelahkan. Belum lagi fakta bahwa ia melupakan makan siangnya. Taeyong melirik jam tangannya yang kini sudah menunjukkan pukul 16.15 pm. Taeyong menghela nafasnya lagi, kini ia memutuskan untuk duduk di bangku taman yang sudah ia datangi sejak beberapa menit lalu.
Taeyong mengambil ponselnya dari saku celananya kemudian menghidupkan ponsel canggih itu yang memang sedari tadi ia matikan. Setelah lebih kurang semenit ia nyalakan ponselnya, mulailah notice masuk ke ponselnya itu. Dan yah ia mengerang pelan kali ini, saat dibacanya banyak sekali pesan serta telfon dari orangtua dan juga teman-temannya.
Taeyong sudah bertekad kabur kali ini, jadi ia tak akan kembali sampai orangtuanya mengabulkan permintaannya-atau juga membatalkan kehendak mereka kepada Taeyong.
Yah, Taeyong pergi dari rumahnya-kabur-sejak tadi pagi-atau siang- saat orangtuanya sudah tidak ada di rumah. Ia tak memilih waktu malam hari karena takut ketahuan juga karena takut kelaparan-ia memilih untuk ikut sarapan sebelum kabur karena ia berfikir kabur itu pasti membutuhkan energi yang besar.
Taeyong mematikan lagi ponselnya, lalu mengantonginya. Ia tak berfikir untuk tinggal sementara-menumpang-kepada salah satu temannya, karena ia takut orangtuanya akan mengetahuinya setelah itu mengajak-menyeretnya-pulang.
Saking asyiknya melamun, Taeyong tak sadar jika kini disampingnya duduk seorang pemuda manis yang tengah menatapnya bingung.
"Kau tak apa?"
Tanya pemuda disampingnya yang membuat Taeyong terlonjak kaget.
Taeyong menatap horor pemuda disampingnya itu.
"Kau? Sejak kapan disini?"
Pemuda disampingnya mengusap tengkuknya yang tak gatal disertai cengiran lebar.
"Sejak kau mengantongi ponselmu."
Taeyong mengernyit kemudian menghela nafasnya pelan, sepertinya ia terlalu lama melamun sampai tak menyadari ada seseorang yang duduk disampingnya.
"Hei, kau belum menjawab pertanyaan ku. Kau tak apa?"
Pemuda disampingnya itu, kini dengan berani menepuk bahunya.
Taeyong mengangguk pelan sebelum memijit keningnya yang entah kenapa terasa sakit sekarang.
"Yahh, ku rasa aku baik-baik saja."
Sementara pemuda disampingnya memandangnya heran dengan gelengan kecil.
"Ayo ikut aku."
Pemuda itu berdiri sambil tersenyum manis. Taeyong ikut berdiri dan menatap pemuda itu.
"Kemana?"
"Ke tempat ku, aku tau kau pasti sedang kebingungan karena belum dapat tempat menginap sekarang."
Pemuda itu berjalan terlebih dahulu, yang disusul Taeyong dibelakangnya.
"Bagaimana kau tau?"
Taeyong bertanya ragu, apa iya pemuda didepannya tau jika dirinya ini kabur.
"Aku tau, kau pasti kabur dari rumah. Dan saat ini, kau juga pasti sedang kelaparan."
Pemuda itu tertawa renyah sembari melirik Taeyong yang kini hanya bisa tersenyum canggung.
"Ahh iya, aku Nakamoto Yuta."
Taeyong terkejut mendengar nama pemuda itu. Manis, dan dia seperti pernah mendengar nama itu. Tapi, ia lupa dimana dan kapan.
"Kau orang Jepang? Tapi kau fasih bahasa Korea menakjubkan sekali. Dan yahh, aku Lee Taeyong."
Pemuda didepannya membelalakan matanya terkejut namun hanya sebentar sebelum ia menggantinya dengan senyuman khasnya-healing smile.
"Ya, aku sudah belajar bahasa Korea sejak kecil. Orangtua ku yang menyuruh, mereka bilang itu adalah hal yang sangat penting untuk masa depan ku."
Taeyong mengangguk mendengarnya. Tanpa ia sadari, Yuta tengah menatapnya penuh arti.
"Jadi, dia Lee Taeyong?"
Gumamnya dalam hati sambil menghela nafas pelan.
.
.
.
Kini mereka berdua, sudah sampai diapartemen milik Yuta yang tak jauh dari taman tadi. Yuta memasukkan password apartemennya lalu membuka pintu. Ia mempersilahkan Taeyong untuk masuk terlebih dahulu sebelum ia menyusul dibelakangnya.
"Kau duduklah dulu, aku akan siapkan makan malam."
Yuta berjalan ke arah dapur sembari membawa plastik yang memang sudah ia bawa sejak tadi. Taeyong menurut, ia duduk disofa kemudian menyenderkan tubuhnya. Taeyong memejamkan matanya, ia benar-benar merasa lelah. Bagaimana tidak, ia sudah berjalan jauh tadi-meskipun sesekali ia menggunakan bus.
Taeyong membuka matanya lagi, saat mencium bau masakkan yang sangat menggugah seleranya, ia juga lapar, sungguh. Beruntunglah ia bertemu orang sebaik Yuta-uangnya ia simpan untuk menyewa tempat tinggal-jika tidak, entah apa yang akan terjadi padanya nanti.
Taeyong berjalan ke dapur Yuta. Ia menghampiri pemuda yang kini tengah memakai apron biru itu. Tanpa sadar, Taeyong tersenyum kecil melihat itu. Ia melihat jika pemuda itu semakin manis saja. Taeyong menggeleng saat ia sadar, pikirannya sudah melayang entah kemana.
"Loh Taeyong, kau sudah disini?"
Suara Yuta menyadarkan Taeyong yang membuat Taeyong menoleh kearahnya dan tersenyum kecil-mereka sudah sepakat untuk tak memakai suffix -ssi dijalan tadi- lalu berjalan semakin mendekati Yuta.
"Ya, aku sangat lapar. Jadi, ketika aku mencium aroma makanan aku langsung datang kesini."
Jelasnya membuat Yuta terkekeh pelan. Yuta mengangguk pelan sebelum menyiapkan makanan yang sudah dihangatkannya tadi ke meja makan.
"Kau hanya menghangatkannya?"
Taeyong melirik Yuta sambil duduk.
"Ya, aku membelinya di restoran tadi. Aku malas memasak jadi ya, aku beli saja."
Jujur Yuta seraya melepas apronnya dan duduk di depan Taeyong.
"Kau malas, atau tak bisa memasak?"
Ledek Taeyong sembari meliriknya. Yuta tersenyum lebar sebagai balasan.
"Aku bisa, tapi tak terlalu."
Yuta mengambil sumpit dan mangkuknya.
"Lebih baik, kau makan sekarang sebelum aku mengusirmu keluar."
Ancam Yuta sembari memakan makanannya. Taeyong yang diancam pun hanya bisa terdiam sembari makan. Dia butuh makan sekarang.
Yuta melirik ke arah Taeyong dengan tatapan ragu. Apa iya dia harus bertanya? Dengan segala keberaniannya, Yuta pun memberanikan dirinya untuk bertanya. Setelah meminum air putih yang ada disamping kanan tangannya, Yuta menghela nafas sembari menatap Taeyong.
"Hei Taeyong, kenapa kau kabur?"
Taeyong menelan makanannya dengan susah, ia kemudian mengambil air putih yang lalu diminumnya. Ia membasahi bibirnya yang entah kenapa terasa kering. Sebenarnya wajar jika Yuta bertanya seperti itu, akan menjadi tak wajar malah jika Yuta tak bertanya.
"Hmm itu, yahh aku hmm bagaimana ya?"
Gumam Taeyong ragu, ia tak tau harus menceritakan hal ini pada Yuta atau tidak. Yang pasti ia bingung sekarang.
"Cerita saja, siapa tau aku bisa membantu."
Yuta tersenyum, dia penasaran dengan alasan kabur pemuda didepannya.
Taeyong menghela nafas pelan, kemudian mendongak untuk menatap Yuta.
"Orangtua ku ingin menjodohkan ku dengan seseorang dan aku tak mau. Jadi, ya sudah aku kabur saja."
Yuta menggenggam sumpit ditangannya dengan kuat.
"Apa kau tau siapa yang akan ditunangkan denganmu?"
"Tidak. Dan aku juga tidak peduli."
Taeyong menandaskan air minumnya. Kemudian ia menyenderkan tubuhnya ke kursi.
"Apa kau punya rekomendasi tempat menginap yang murah?"
Taeyong melihat Yuta yang entah mengapa saat ini seperti aneh.
Yuta menghela nafasnya pelan, sebelum menatap Taeyong.
"Kalau kau mau, kau bisa tinggal disini sementara. Lagi pula, aku tinggal sendirian."
Yuta berdiri merapikan piring dan gelas bekas makan mereka. Taeyong yang mendengarnya sedikit senang, namun disisi lain juga ia merasa ragu.
"Tapi apa tak apa?"
"Ya. Bukan masalah Taeyong."
Yuta menaruh piring dan gelas di wastafle, ia berniat mencuci piring sebelum tangannya ditahan oleh seseorang.
"Biar aku saja. Anggap saja sebagai ucapan terima kasih."
Taeyong tersenyum sambil mengambil alih pekerjaan Yuta untuk mencuci piring.
Yuta yang melihatnya hanya tersenyum kecil.
"Lee Taeyong."
Gumamnya dalam hati sambil menghela nafasnya.
.
.
.
.
.
TBC or END?
.
.
.
Hello~ ku bawa ff berchapter lagi. Jangan bosen ya, ku lagi suka bikin ff berchapter soalnya hehe.
Bagi yg mau ini dilanjut silahkan review, kalo ga ya udh /plakk
review yaww /kiss&hug
