Chapter 1

Disclaimer : Masashi Kishimoto

.

Pairing : NaruHina

Naruto POV

Apakah hidup yang aku jalani sedah benar? Apakah Tuhan sangat menyayangiku sekarang? Hahh~ aku sangat beruntuntung bisa dilahirkan seperti ini. Kaa-san Tou-san arigato telah menjadikanku anak kalian. Aku sungguh sangat sangat berterima kasih atas kehidupan yang sudah kalian berikan untukku. Awalnya aku membenci hidupku ini yang penuh akan dramatis. Takdir hidup terjadi secara beruntun. Kesakitan, kesakitan hadir dalam hidupku. Aku tidak menyangka jika seseorang yang sudah aku anggap sebagai Tou-san ku sendiri kenyataannya telah mengkhianatiku, namun dalam kejadian itu terdapat hikmah yang luar biasa. Aku bisa mengerti bagaimana menahan keegoisanku sendiri. Ya karna keegoisanku itulah aku hampir kehilangan orang yang aku cintai dan juga sangat mencintaiku. Bagaimana jika dia tidak mengingatku selamanya? Pasti aku akan menjadi gila, karna bagiku dialah orang yang sangat aku cintai dan paling berharga dalam hidupku.

Dia Hyuga Hinata yang sebentar lagi akan berubah menjadi Uzumaki Hinata. Benar, kalian benar. Detik, menit, jam dan hari ini aku dan dia akan mengucap janji sehidup semati. Akhirnya, semua pengorbanan perjuangan yang telah kita lalui bersama akan terbayarkan sudah. Kejadian di masa lalu kita jadikan sebagai pembelajaran hidup supaya kedepannya bisa lebih baik lagi.

Terima kasih kau sudah hadir dalam hidupku. Aku takkan pernah tahu jika kejadian itu tak pernah terjadi mungkin kita tidak akan bersama seperti ini. Berdiri mengikrarkan janji suci di hadapan Tuhan. Aku sangat bersyukur bisa menemukan wanita baik, cantik dan tangguh sepertimu.

Terima kasih sudah mencintaiku, Uzumaki Hinata.

Aku mencintaimu.

.

Hinata POV

Tuhan menghadirkan cinta dengan cara yang berbeda-beda. Kejadian di masa lalu saat aku tidak percaya akan cinta kini kenyataannya aku telah kembali mempercayainya. Bahkan, aku rela mengorbankan diriku sendiri hanya untuk mendapatkan cinta itu. Seperti sebuah drama yang menyuguhkan ending yang indah akankah hidupku samanseperti itu?. Lika-liku perjalanan hidup yang aku lalui membawa hikmah tersendiri untuk kehidupanku. Pria yang kini ada disampingku itulah yang telah menyadarkanku kembali akan cinta sejati itu.

Dia adalah sosok yang sangat berharga dalam hidupku selama ini. Dia adalah Uzumaki Naruto, pria yang sangat aku kagumi, kebaikannyalah yang aku suka.

Sekarang marga Hyugaku akan berganti dengan Uzumaki.

Uzumaki Hinata... nama yang indah seolah-olah aku sudah benar-benar masuk kedalam hidupnya. Ya, sekarang aku dan dia akan mengucap janji suci sehidup semati dihadapan Tuhan. Kebahagiaan tidak bisa aku tahan lagi, jika boleh berteriak ingin sekali aku mengatakan dengan lantang bahwa "AKU BAHAGIA BERSAMAMU, AKU MENCINTAIMU" tapi hal itu tidak mungkin aku lakukan sekarang, bisa-bisa aku menghancurkan acara indah ini yang terjadi sekali seumur hidup.

Sebulan setelah resminya hubungan kita, Naruto datang melamarku pada Tou-san. Berbicara tentang Tou-san kini hubungannya dengan Naruto telah kembali seperti biasa lagi. Kami berpikir jika terus-terusan terpuruk dalam masa lalu maka kehidupan kita pada masa sekarang akan dihantui oleh kebencian. Dan kami tidak menginginkan itu. Aku, Naruto dan Tou-san sepakat untuk tidak membahas kejadiaan itu lagi. Biarkanlah Tou-san dan Kaa-san Naruto tenang disana begitupun dengan Kaa-sanku.

Terima kasih kau sudah hadir dalam hidupku dan memberikan warna baru.

Terima kasih karna sudah sabar dalam mencintaiku, Uzumaki Naruto.

Aku mencintaimu.

.

.

.

Hari H acara sakral itu tengah berlangsung. Kedua sejoli yang sedang dimabuk cinta akhirnya bisa membawa hubungan mereka dalam ikatan suci pernikahan. Banyak para sahabat, pejabat, saudara turut hadir memeriahkan kebahagiaan mereka. Semua terharu dengan hubungan Naruto dan Hinata, bagaimana sebelum mereka membawa hubungannya kejenjang pernikahan banyak perjuangan yang harus mereka lalui terlebih dahulu. Dan alhasil keduanya bisa menuntaskan itu dengan baik sampai akhirnya benang merah mengikat mereka dalam hubungan yang lebih serius.

Acara begitu hikmat dirasakan ketika Naruto dan Hinata mengucapkan janji. Sampai terdengar...

"Kalian sekarang sah sebagai suami istri. Kau boleh mencium istrimu"

Mendengar hal itu semua tamu undangan terfokus pada mereka menyaksikan sebuah drama romantis secara langsung. Namun berbeda dengan mereka berdua, mendengar hal itu Naruto maupun Hinata merona seketika membuat para tamu undangan merasa gemas dengan kelakuannya.

"Cepattt baka lakukan" teriak Sakura yang terlihat tidak sabaran. Kini wanita musim semi itu juga telah meresmikan hubungannya dengan Sasuke, seminggu sebelum pernikahan Hinata dan Naruto berlangsung.

Mereka berdua saling berpandangan, menyelami sorot manik indah masing-masing. Naruto tersenyum kearah Hinata yang saat ini tengah mati-matian menahan detak jantungnya yang berpacu dengan cepat.

Cupp!

Ppprrookkk...

Ppprroookk...

"Kkkkyyyaaaa Naruto berani sekali"

"Romantisnya"

"Bagusss bagusss"

Tepuk tangan dan teriakan terdengar menggema disana melihat Naruto yang berhasil melakukan apa yang mereka inginkan. Suasana terlihat lebih ramai sekarang.

Tanpa menghiarukan itu Naruto melepaskan ciumannya, menatap Hinata yang masih saja merona "Selamat datang Uzumaki Hinata" bisiknya lembuat.

Hinata terbelalak mendengar pria yang saat ini berdiri dihadapannya mengatakan nama baru padanya. Pria yang kini telah sah menjadi suaminya menatap sayang kearagnya. Hari ini adalah hari dimana kebahagiaan mereka berdua bertambah, setiap tamu undangan yang hadir turut menyaksikan bagaimana kedua insan itu menyatu dalam ikatan pernikahan.

Mereka tidak menyangka jika atasan dan sekertaris itu bisa mempunyai hubungan istimewa sampai sejauh ini. Maka itulah perbedaan bukanlah penghalang bagi kita untuk saling jatuh cinta. Karna adanya perbedaan itulah antar pasangan bisa menyempurnakan kekurangan masing-masing. Banyak orang-orang kagum atas hubungan Naruto dan Hinata selama ini.

Setelah upacara pernikahan, kini Naruto dan Hinata tengah menyambut tamu yang hadir untuk memberikan selamat pada kedua mempelai. Rona kebahagiaan terpancar di wajah keduanya membuat kerabat dekat ikut senang dan bahagia menyaksikan hal itu.

"Selamat ya untuk kalian berdua. Aku tidak menyangka jika kalian bisa sampai ke jenjang sejauh ini" ujar Sakura yang kini sedang mengucapkan selamat pada mereka.

"Hn" hanya itu yang dilakukan oleh suaminya. Sasuke terlalu malas untuk mengucapkan beberapa kata sekarang, namun jauh dari lubuk hatinya yang paling dalam ia merasakan begitu bahagia atas pernikahan sahabatnya ini.

"Hahah iya arigato gozaimasu"

"Arigato Sakura-chan, Sasuke"

Balas Hinata dan Naruto.

Selanjutnya pekerja Hyuga-Corp serta para pengusaha yang turut hadir disana mengucapkan kata selamat pada mereka berdua.

Acara berlangsung sangat meriah. Bak putri sehari Hinata terlihat sangat cantik, pancaran kebahagiaan selalu hadir diwajahnya. Dengan menggunakan gaun putih panjang yang menjuntai serta rambut disanggul menambah kesan anggun padanya, begitupun dengan Naruto yang kali ini ia memakai tuxedo putih senada dengan gaun Hinata, rambutnya yang disisir rapih menambah kesan maskulin serta ketampanan padannya. Membuat keduanya terpesona dengan kecantikan dan ketampanan itu. Mereka berdua adalah sejoli yang sudah Tuhan takdirkan untuk bersama. Cinta mereka tidak bisa diukur oleh apapun. Perbedaanlah yang akhirnya menyatukan mereka berdua.

.

Malam kembali menjelang pesta meriah sudah berakhir, hanya kebahagiaan yang tersisa sekarang. Sebuah acara besar yang terjadi 1 kali seumur hidup mereka itu sangat membekas sekali dihati Hinata dan Naruto yang telah menjadi pengantin baru itu.

Hinata dan Naruto sudah tiba dikediaman baru mereka. Sebuah rumah bernuansa putih berada di tengah-tengah Kota Konoha. Rumah yang sangat diidam-idamkan oleh Hinata kini ia bisa menempatinya dengan suami tercinta. Raut kebahagiaan masih terpancar jelas dikeduanya.

Hinata kini sedang membersihkan riasan make up dikamar barunya, menunggu Naruto yang sedang mandi.

"Benarkah aku sekarang sudah menjadi Uzumaki? Aku merasa begitu senang mendengarnya. Hihihi ternyata aku benar-benar mencintainya" gumam Hinata masih melakukan kegiatan yang sama.

Grepp! Tanpa ia sadari tangan besar memeluknya dari belakang mendekap hangat tubuh letihnya itu. Aroma segar khas baru mandi menyeruak dari tubuh Naruto, Hinata merona dibuatnya. Perlahan Naruto membalikan tubuh istrinya untuk menghadap padanya. Kini kedua manik indah itu saling bertatapan kembali berbicara lewat sorot mata masing-masing. Sebuah senyuman melengkung diwajah mereka.

"Kau wangi sekali" bisik Hinata memulai pembicaraan.

"Hehehe, iya dong inikan malam kita bersama. Sudah kamu mandi dulu sana biar tambah wangi" jawabnya, dan diberi anggukan oleh Hinata dan melesat pergi dari sana.

Tak berapa lama akhirnya Hinatapun kembali, aroma lavender khas dirinya tercium menyeruak disana membuat Naruto yang sedari tadi terbaring kembali duduk melihat Hinata yang sudah selesai mandi.

Hinata berjalan dan duduk disisi king sizenya "kenapa kau menatapku seperti itu?"

"Tidak aku hanya terpana oleh kecantikanmu saja Hinata, jadi seperti inilah sosokmu setelah mandi? Sangat cantik membuatku ingin_"

Buukk! "ingin apa baka?" bentak Hinata memukul wajah baka Naruto.

"Hehehe" kekehnya seraya mengingat hal apa yang belum ia berikan pada Hinata, seolah ada barang berharga yang ia lupakan untuk istrinya itu. Tapi saat tatapannya mentap leher jenjang Hinata iapun tersadar "Ahh, Hinata aku lupa memberikan sesuatu hal padamu" ujarnya turun dari ranjang mencari barang yang ia butuhkan.

"Coba tutup matamu Hinata" ucapnya setelah mendapatkan barang itu.

Tanpa berpikir panjang Hinata langsung melakukan apa yang disuruh oleh Naruto menutup kedua matanya rapat "Seperti ini?" tanyanya "iya, tunggu sebentar ya Hinata" jawab Naruto kembali sambil membuka kotak merah mengeluarkan isi didalamnya.

Benda dingin mendarat dilehernya, Hinata mengerenyitkan dahi bingung. Ia tahu jika itu adalah perhiasan yang sedang Naruto berikan untuknya.

"Nah sekarang buka matamu Hinata" ucap Naruto yang sudah memasangkan sebuah liontin pada Hinata dan kini duduk dihadapannya.

Hinata menunduk melihat apa yang baru saja Naruto berikan dan sedetik kemudian manik lavendernya terbelalak sempurna menatap kalung itu penuh dengan keterkejutan.

"I...ini inikan?" tanyanya seraya memegang liontin itu.

"Iya seperti yang kamu lihat Hinata. Itu adalah liontin yang menjadi perjanjian antara perusahaan Hyuga-Corp dan Sabaku-Corp tapi kamu tahu Hinata aku berjanji dalam hatiku untuk membawa kembali liontin itu, karna aku tahu didalam liontinnya terdapat kristal pemerbian mendiang Kaa-sanmukan? Aku tidak mau melihat wajah sedih darimu berkat itu Hinata" jelas Naruto.

Terlihat wajah ketidakpercayaan itu hadir disana "ta...tapi bagaimana bisa?" tanya Hinata lagi.

"Itu hal mudah, karna kamu tahu Hinata cinta membutuhkan pengorbanan. Jadi jangan sedih lagi ya jaga kristal itu dengan sebaik-baiknya"

Grrepp! Tanpa berkata apa-apa lagi Hinata langsung mendekap Naruto. Air mata kembali mengalir diwajah cantiknya "a...hikss arigato Naruto-kun hiks hiks... aku sangat mencintaimu"

"Aku juga sangat mencintaimu Hinata" ujarnya seraya membalas pelukan Hinata. _adegan selanjutnya bisa kalian pikirkan sendiri ya... heheh gomen _

Langit malam dihiasi oleh bintang, cahaya bulan menambah kesan romantis untuk kedua insan yang sedang jatuh cinta itu. Saling memiliki dan saling membutuhkan. Penyatuan kisah cinta yang tak biasa meski ada perbedaan yang terlalu jauh itu bukanlah tandingan bagi mereka karna cinta merobohkan segalalanya, karna perbedaan yang pada akhirnya menyatukan mereka berdua serta menerima kekurangan masing-masing.

.

Langit biru cerah telah menggantikan gelapnya langit malam. Udara pagi ini terasa begitu sejuk dan segar untuk dihirup. Embun pagi menetap diam diatas daun tersinari oleh cahaya hangat matahari yang baru muncul di ufuk sana, memberi kesan bahwa diawal hari ini akan menjadi hari yang indah. Terutama untuk pengantin baru itu.

Hinata, wanita pekerja yang jarang sekali masak didapur hari ini harus melakukan kegiatan yang tidak pernah ia sentuh sama sekali, tentu saja ia terlalu sibuk dengan pekerjaan kantor yang setiap harinya selalu menumpuk. Namun sekarang berbeda, Hinata sudah menikah dan bersuami untuk menjadi istri yang baik ia harus menjalankan tugas itu mau tidak mau.

Memasak memang bukan keahliannya, tapi jangan salah meskipun Hinata jarang melakukannya tapi rasa masakannya tak kalah dengan wanita lain yang pintar memasak.

Lihat saja, aroma masakan yang menyeruak keseluruh ruangan mampu membangunkan suami tercintanya yang masih bergelut dengan selimut tebal itu "nghh" lenguhan halus keluar dari bibirnya seraya membuka kedua matanya.

Hidungnya kembang kempis mencoba mencari dari mana aroma penggugah selera itu datang. Naruto beranjak dari kamarnya, berjalan perlahan menuju dapur mendapati sang istri yang tengah memasak.

Tanpa Hinata sadari ada tangan besar yang memeluknya dari belakang. Pelakunya adalah...

"Naruto-kun kau sudah bangun?" tanya Hinata, ya dia adalah Naruto yang kini telah menjadi suaminya.

Naruto terlalu nyaman dengan posisinya sekarang, ia menelungkupkan wajahnya dibahu kiri Hinata menghirup dalam-dalam aroma istrinya "Kenapa kamu tidak siap-siap? Kita akan berangkat ke kantor bersamakan?" tanyanya dengan suara yang begitu lembut.

"Iyaa, tapi aku harus menyiapkan saran untuk kita. Bagimana jika sekarang Naruto-kun mandi dulu dan bersiap-siap dan nanti kita makan bersama"

"Hhmmm bagaimana kalau kita mandi bersama?"

Bukk! Hinata menyikut perutnya "jangan bercanda" tapi siapa sangka jika rona merah sudah bertengger disana.

"Siapa yang bercanda" grepp! Naruto menggendong Hinata begitu saja "Kkkyyyaaaaa" membawa istrinya begitu saja.

.

Selesai mereka sarapan pagi bersama kini Hinata dan Naruto sedang berada dalam perjalanan menuju kantor. Perjalanan menjadi menyenangkan karna ditemani dengan seseorang yang mereka cintai. Mereka memang tidak mengambil cuti kerja lama-lama bagaimanapun Hinata adalah seorang pemimpin yang harus bijaksana dalam menangani pekerjaan besarnya.

"Aku tidak menyangka jika kamu ternyata pandai memasak juga" ujar Naruto yang saat ini tengah serius menyetir.

"Ya aku hanya bisa saja" jawab Hinata singkat.

Setelah itu tidak ada lagi pembicaraan yang berarti, mereka terlalu sibuk menenangkan degupan jantung yang masih berdetak dengan cepat. Membayangkan tentang kejadian tadi pagi yang begitu indah.

Perjalanan yang ditempuh 35 menit itu akhirnya Hinata dan Naruto telah sampai di Kantor Hyuga-Corp. Sebagai suami yang baik Naruto membukakan pintu mobil untuk istrinya, menyambut bak seorang putri.

"Mari nona Uzumaki" candanya dengan memberikan lengannya, Hinata tersenyum dan mengapit lengan kekar suaminya itu.

Mereka berjalan bersama memasuki gedung kantor.

Takk... takk... langkah kaki terdengar begitu jelas. Setiap mata memandang hanya kekaguman yang ada dalam raut wajah mereka. Ya para pegawai Hyuga-Corp kembali terpesona dengan pasangan pengantin baru itu.

"Ccciiieeeee serasi sekali kalian"

"Kkkyyyaaa aku jadi iri"

"Ssswwiiitttt pengantin baru"

Mulai lagi semua pegawai menggoda mereka. Hinata dan Naruto hanya tersenyum bahagia menerima semua prilakuan mereka, bagimanapun juga berkat dukungannya pada akhirnya Hinata dan Naruto bisa seperti sekarang.

"Arigato minna" balas Naruto dan Hinata.

.

Hinata kini sudah duduk dikursi kebesarannya, memulai kembali pekerjaan yang 3 hari ini terbengkalai. Begitupun dengan Naruto, dia juga tengah sibuk mengurusi jadwal-jadwal penting Hinata. Mereka memang sepasang suami istri, tapi dalam masalah perkantoran mereka adalah atasan dan sekertaris. Hinata maupun Naruto harus profesional dalam dunia kerja.

Tokk... tokk... "Hyuga-sama" sapa seorang wanita musim semi aka Uciha Sakura. Ya sekarang wanita itu sudah menjadi Uciha. Walaupun Sasuke menyuruhnya untuk keluar dari tempatnya bekerja sekarang tapi Sakura tidak menuruti apa kata suaminya itu. Ia terlalu senang bekerja sama dengan Hinata, sahabatnya itu dan pada akhirnya Sasuke mengijinkan dia untuk tetap bekerja.

"Iya ada apa Sakura?"

"Hhhmmmm... apakah malam pengantin menyenangkan?" tanya Sakur, menggoda Hinata.

Bbblluusshh! Rona merah hadir dikedua pipinya "Ekkhhemm... apa maksudmu Sakura? Mohon kebijakan anda ini di kantor" ujar Hinata sekuat mati menahan malu didepan sahabatnya ini.

"Hahahha kau ini Hinata tidak apa-apa bukankah kita berteman" godanya lagi.

"Hah~ Sakura-chan berhenti menggodaku aku bisa mati karna malu tahu" rengek Hinata, melihat itu Sakura jadi tidak bisa menahan tawa "Ahahahha kau memang sangat mudah sekali di goda Hinata ahahahahhhahah"

Hinata berdiri dari kursinya "Sudah... sudah kau pergi dari sini" ucapnya lagi dengan mendorong Sakura keluar.

"Ahahahha tunggu... tunggu hahahha Hinata"

Blamm! Pintu ditutup. Hinata berdiri membelakangi pintu menahan degup jantungnya sendiri.

"Hinata aku lupa tadi ada seorang model yang datang kesini. Kalau kamu sudah baikan temui aku segera ya ahahahhhahha" teriak Sakura yang ada diluar ruangannya.

"Model? Siapa?" gumamnya.

Tbc...

Bagaimana minna? Gomen jika lama heheh semoga suka ya. Jaa sampai jumpa di next chapter :D terma kasih sudah membaca :D ^^/