SOONWOON TWINS
Penulis: Jung Minwoo97
Nilai:
Cast: Meanie, SeokSoon, Kihae dll
Disclaimer : Semua Cast hanya milik Tuhan YME dan orang tua mereka. saya hanya menggunakan nama mereka karena saya sangat menyukai mereka. Cerita murni dari saya pribadi, tapi Inspirasinya dari berbagai macam – macam Author favorit dan ff favorit saya.
Genre: Romantis, Brothership, Friendship
Warning : BL/YAOI, jika ada Typo's atau GJ mohon dimakhlumi karena ini karya pertama saya sebagai penulis, hehehehehe.
Selamat membaca!
Chapter 1
Wonwoo dan Soonyoung adalah saudara kembar yang saling membutuhkan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Bagaimana jika mereka dipisahkan dengan cara jatuh cinta? Artinya mereka menemukan belahan jiwa mereka masing – masing?
Rumah Sakit
17 July, didalam ruangan sebuah rumah sakit di seoul terdapat tangisan bayi yang memenuhi ruangan bukan hanya satu bayi tapi dua bayi yang lucu nan menggemaskan, mereka anak kembar pasangan kibum dan donghae.
Sang Eomma masing sibuk menenangkan bayi yang menangis dalam gendongannya, sedangkan sang Appa juga sama sedang sibuk menenangkan bayi yang ada didalam gendongannya.
"Kibum-ah, kenapa mereka tidak berhenti menangis?"
Kibum yang ditanya hanya memandang kearah donghae yang menunjukkan raut kekhawatiran, sebelum kibum menjawab, seorang perawat masuk keruangan bayi kembar tersebut.
"Donghae hyung, ada apa dengan anak kembar mu? Kenapa dari tadi aku mendengarkan mereka menangis terus?'" tanya seorang perawat yang baru masuk yang bername tag Ryewook tersebut
"Aku tidak tahu, dari tadi aku dan kibum terus menenangkan mereka tapi mereka tidak berhenti menangis"
"Coba aku periksa sebentar" Ryewook memerikasa anak yang ada di dalam gendongan donghae, setelah memeriksa akhirnya Ryewook tersenyum simpul
"Hyung, bayi mungil mu ini menangis karena ngompol"
"Hah?" Donghae menunjukkan raut terkejut, setelahnya dia memeriksa bagian bawah bayi nya, dia terkekeh pelan "Mianhae, bayi kecil ku, eomma tidak tau".
"sini hyung, biar aku saja yang menggantikan popoknya" Ryewook mengambil bayi donghae
Suara bayi yang ada didalam gendongan kibum tetap menangis, sambil menggedong bayi ryewook memeriksa bayi yang ada didalam gendongan kibum.
"kalau bayi kecilmu yang satu ini sedang haus, hae hyung. Makanya dia menangis dari tadi"
Kibum hanya terkekeh mendengar penjelasan ryewook, sedangkan donghae buru – buru menyiapkan susu untuk bayi nya.
"ternyata jago an Appa, Lapar eoh!" ujar kibum sambil menciumi bayi mungilnya tersebut. Ryewook sedang mengganti popok bayi donghae
"Hyung, ngomong – ngomong siapa nama bayi – bayi mu ini" tanya ryewook pada kibum maupun donghae, sedangkan dua orang yang ditanya terkejut. Mereka belum menyiapkan nama untuk kedua bayi kembar mereka
"Aku lupa tidak menyiapakan nama untuk mereka" ujar kibum terkejut, ryewook yang mendengarnya tertawa.
"Jelas saja hyung lupa, karena hyung terlalu senang dengan kehamilan donghae hyung. Dan mendengar kabar jika kalian akan mendapatkan dua bayi sekaligus"
Donghae yang mendengarkan jawaban Ryewook hanya tersenyum, dia jadi teringat bagaimana kibum sangat bahagia dengan kehamilannya, ketika masa ngidam pun kibum berusaha untuk memenuhi apapun yang donghae inginkan, sampai kibum meninggalkan rapat penting hanya demi sebuah permen kapas yang donghae inginkan. Terkadang donghae merasa bersalah melihat lelahnya kibum mencari apa yang donghae inginkan. Tapi apalah daya jika waktu itu bayi eh salah dua bayi yang ada didalam perutnya menginginkan sesuatu yang membuat donghae ngidam setelah mati. Jika sudah merasa bersalah, kesensitifan donghae saat hamil membuatnya menangis. Dan jawaban yang dikatakan kibum membuat air mata donghae berhenti
"Aku melakukannya bukan hanya untuk dirimu saja hae-ah, tapi demi anak – anak kita, buah hati kita. Lelah ku akan hilang jika bisa melihat senyum mu pada saat melihat sesuatu yang kau inginkan ada di hadapanmu, aku sangat mencintaimu " kibum mencium kening donghae dan beralih pada perut donghae yang membesar "dan mencintai anak – anak kita" lalu mencium perut besar tersebut. "aku akan melakukan apapun untuk kalian" Kibum memengang kedua sisi wajah donghae dan mencium bibirnya dengan lembut dan mesra.
"Soonyoung"
Suara kibum membunyarkan lamunan donghae, donghae mengeyit kan dahinya mendengar kata yang diucapkan kibum. Donghae menghampiri kibum dan menyerahkan susu yang dia buat untuk bayi nya yang masing menangis dalam gendongan kibum
"Soonyoung" donghae menyakinkan pendengarannya, kibum memandang donghae sambil tersenyum
"hm..." kibum menggaguk "bayi kita yang lahir dulu akan aku beri nama Soonyoung, bagaimana menurut mu?"
Donghae tersenyum " baiklah, kalau dia..." donghae menghampiri bayi nya yang sudah berhenti menangis karena baru digantikan popok oleh ryewook dan menggendongnya. "Wonwoo... bagaimana dengan nama wonwoo?" donghae menatap kibum seolah meminta persetujuan pada kibum, kibum yang ditatap seperti itu tersenyum jahil. Bermasuk sedikit menggoda donghae.
"Bagimana ya... rasanya..." kibum memasang wajah berfikirnya
"ayolah Kibum-ah, please. Aku sangat menyukai nama itu" ujar donghae dengan tatapan puppy eyes andalannya. Kibum yang melihat tatapan memohon itu hanya terkekeh pelan. Betapa menggemaskannya istri nya ini jika sudah mengeluarkan jurusnya tersebut.
"baiklah hae-a, apa yang bukan untuk mu" mendengar jawaban kibum, donghae tersenyum dan berlari kearah kibum dan mengecup bibirnya sekilas.
"Hyaaaa, hyung... kau melupakan aku disini. Kalian tega sekali bermesraan dihadapanku" teriak ryewook dengan muka merah karena melihat donghae mencium kibum.
Kibum hanya tersenyum sedangkan donghae hanya nyengir mendengar protes dari ryewook
"kau seperti baru melihat saja wookie-a, aku dan kibum kan sering melakukannya dulu"
Ryewook yang mendengar jawaban donghae hanya berdecak pelan
"ya... ya... kalian memang tak tau tempat jika sudah bersama, tidak pernah berubah sejak SMA."
17 Tahun kemudian
"Wonwoo" teriak donghae dari lantai bawah rumah mereka "cepat banguuunn...!apa kau mau tidur terus?"
Soonyoung yang melihat eomma nya berteriak hanya menatap nya datar, sedangkan kibum hanya diam membaca koran paginya sambil menikmati kopi hangatnya, seolah tidak terdengar apapun dipagi hari yang cerah.
"Astaga, apa yang harus aku lakukan pada anak itu, dia selalu sudah dibangunkan kalau pagi" keluh donghae sambil mengambil roti yang ada dimeja makan.
"Soonyoung" panggil eommanya memelas, Soonyoung yang dipanggil seperti itu hanya memutar matanya bosan dan menghelai nafas
"tidak eomma" Soonyoung menjawab dengan nada tegas, sudah tau apa yang akan diminta oleh eomma nya tercinta jika wonwoo tidak bangun dipagi hari.
"Soonyoung-ah, kasihan wonwoo kalau tidak cepat bangun, ini hari pertama kalian menjadi murid tinggkat 2 di SMA kan, jadi jangan sampai dia terlambat ke sekolah" donghae berusaha untuk membujuk Soonyoung. "eomma mohon, young-ah" Soonyoung berusaha tidak melihat wajah donghae yang memelas, jika Soonyoung sudah melihat wajah eomma nya yang seperti itu maka...
Gocha! Pertahanan Soonyoung untuk menolak permintaan eomma tercintanya akan hancur seketika. Karena lihatlah sekarang Soonyoung menyesal mengangkat kepala nya untuk melihat eommanya, eommanya memasang wajah semelas mungkin dengan mata puppy eyes andalannya. Soonyoung menghelai nafas kasar. Sedangkan sang Appa tersenyum melihat interakasi antara eomma dan anak ini. Siapapun dikeluarga ini tidak akan dapat menolak permintaan donghae jika donghae sudah mengeluarkan jurus andalannya tersebut.
"Ya Tuhan, eomma... kenapa kau memasang wajah seperti itu" batin Soonyoung kesal, tanpa menunggu bujukan eommanya yang lain Soonyoung beranjak dari tempat duduknya dan meninggalakan sarapannya, menuju ke kamar nya dan kamar saudara kembaranya tersebut. Terkadang Soonyoung merasa heran kenapa wonwoo bisa menjadi saudara kembarnya, secara fisik mereka tidak mirip hanya mata dan hidung mereka saja yang sama, tinggi badan mereka berdua juga berbeda, wonwoo mempunya badan yang tinggi Soonyoung juga tinggi tapi tidak setinggi wonwoo. Kadang Soonyoung berfikir apa dulu eommanya tidak memberikan susu yang sama sehingga wonwoo yang notabene adalah adik nya lebih tinggi beberapa senti dari dia. eomma pilih kasih, pikir Soonyoung.
Soonyoung sampai didepan pintu kamar mereka, sebelum memutar knop pintu Soonyoung menghelai nafas kasar
"Huf...kenapa harus aku yang melakukan nya" Soonyoung mendumel dalam hati
Hei, Soonyoung , ... dia saudara kembar mu!
Pandangan pertama yang Soonyoung lihat setelah membuka pintu adalah sebuah gundukan berbalut selimut tebal diatas kasus. Soonyoung memutar matanya malas melihat wonwoo masih bergelung diatas kasur menikmati mimpinya yang – entah apa- tanpa terusik sedikitpun padahal bel sekolah berbunyi 30 menit lagi. Tanpa mau membuang – buang waktu, Soonyoung segera menghampiri wonwoo dan memeluknya.
"Wonie...cepat bangun! aku tidak mau kita terlambat ke sekolah karena kebiasaan anehmu ini" ucap Soonyoung sambil mencium kening wonwoo. Seketika wonwoo langsung membuka matanya dan menatap horor jam weker yang ada disamping tempat tidurnya. Wonwoo langsung melompat dari tempat tidur dan melepaskan pelukan Soonyoung
"kenapa kau tidak bangunkan aku dari tadi youngie, kita akan terlambat" teriak wonwoo sambil berlari kekamar mandi.
Soonyoung yang mendengar teriakan wonwoo hanya mercebirkan bibirnya. Inilah kebiasaan wonwoo yang sampai sekarang susah sekali dihilangkan. Wonwoo tidak akan bisa bangun pagi jika Soonyoung tidak membangunkannya dengan cara memeluk dan mencium keningnya. Kadang Soonyoung berfikir bagaimana jika Soonyoung tidak membangunkannya dengan cara itu, apakah wonwoo tidak akan bangun pagi?
"Aku akan menunggu 15 menit, jika dalam 15 menit kau tidak turun ke bawah. Kau kutinggal" ucap Soonyoung sambil berlalu dari kamarnya, wonwoo yang mendengar ucapan Soonyoung dari kamar mandi berteriak
"hyaaaaaa...kau tega sekali kalau meninggalkan aku. Ini salah mu karena tidak membangunkanku"
Mendengar teriakan wonwoo dari kamar mandi, membuat Soonyoung menghentikan langkahnya dan menatap horor "Aku yang salah? Jelas sekali dia yang salah karena tidak mau bangun pagi. menyebalkan"
Soonyoung segera melanjutkan sarapannya yang tertunda. Setelah menyelesaikan sarapan Soonyoung ke dapur mengambil kotak bekal dan mengisinya dengan roti yang ada di atas meja.
"Untuk wonwoo?" tanya donghae memastikan ketika Soonyoung mengisi kotak bekalnya dengan sarapan yang ada diatas meja
"untuk siapa lagi, eomma. Dia tidak akan sempat sarapan jika sekarang masih sibuk dikamar karena mempersiapkan dirinya untuk pergi ke sekolah" Soonyoung memasukkan kotak bekalnya di dalam tas nya.
"eommaaaaa... aku terlambat. Aku tidak sarapan lagi. Ini salah Soonyoung tidak membangunkanku" rengek wonwoo sambil menuruni tangga dengan terburu – buru. Soonyoung memutar mata nya bosan. "aku lagi yang disalahkan" batin Soonyoung kesal.
Lihatlah bagaimana penampilan wonwoo, dasi tidak terpasang dengan benar, kancing jas yang tidak dikancingkan, coat nya masing tersampir di bahu kanannya.
"Kau mandi dengan benar?" tanya Soonyoung malas
"hya, tentu saja. Aku tidak mau badan ku lengket ketika pergi kesekolah"
"hanya lima menit kau mandi, wonie... yakin kau mandi dengan benar"
"tentu saja"
"kalau kau tidak mandi dengan benar, jangan dekat – dekat aku. Aku tidak mau didekati orang yang tidak mandi" ucap Soonyoung cuek. Wonwoo sudah bersiap mau memukul Soonyoung, tapi terhenti ketika Appa nya berbicara
"sudah... sudah... cepat berangkat kesekolah, nanti kalian terlambat. Hari ini ada upacara pembukaan untuk murid baru kan"
"iya, Appa.. kami berangkat" jawab Soonyoung dan wonwoo secara bersamaan. Mereka berdua mencium pipi kibum dan donghae. Dan bergegas berangkat ke sekolah menaiki sepeda.
Seperti biasa Soonyoung yang harus membonceng wonwoo ketika berangkat dan pulang sekolah, karena wonwoo tidak bisa menaiki sepedah. Ketika Soonyoung mengatakan akan mengajari menaiki sepeda wonwoo menolak keras, alasannya karena belajar sepeda itu pasti akan jatuh dan jatuh pasti akan sakit (ya iyalah sakit wonie.. namanya juga jatuh dari sepada #plak#abaikan) tapi menurut Soonyoung itu hanyalah alasan yang tidak masuk akal karena Soonyoung tau kenapa wonwoo tidak mau belajar menaiki sepeda. wonwoo tidak mau lelah menggayuh sepedanya.
Pledis Sekolah Tinggi Seni
Soonyoung terengah – engah ketika sudah tiba di halaman parkir sepeda, terlihat keringat bercucuran dari dahinya
"Hufh... untung kita tidak terlambat" ujar wonwoo sambil tersenyum, Soonyoung yang mendengar ucapan wonwoo hanya menatap datar sambil mengatur nafas nya
"Ini karena aku yang mengayuh sepedanya dengan cepat Wonie ya, kau kira tidak capek menggayuh sepada sekencang itu" Soonyoung berdecak sambil mengantur nafasnya, nafasnya masih terengah – engah "Sesuai janjimu, hari ini kau yang traktir makan siang jika aku berhasil tiba disekolah tepat waktu sebelum bel berbunyi"
Saat perjalanan ke sekolah Wonwoo meminta Soonyoung untuk mempercepat laju sepeda mereka, awalnya Soonyoung menolak dengan keras "Kau kira aku Mesin!" teriak Soonyoung. Tapi Soonyoung mempertimbangkan permintaan Wonwoo, ketika Wonwoo berjanji pada Soonyoung akan mentraktirnya makan siang jika mereka bisa tiba disekolah sebelum bel berbunyi.
"Iya...iya... aku akan mentraktirmu sampai puas" ucap Wonwoo, Soonyoung tersenyum penuh kemenangan.
"Kau ikut upacara pembukaan siswa baru?" tanya Soonyoung sambil membenarkan letak tas nya yang ada dipunggungnya.
"Tidak, aku akan menyelesaikan lukisanku yang belum selesai"
Soonyoung yang mendengarkan jawaban Wonwoo mengenyitkan dahinya heran "Bukan kah tadi malam kau sudah menyelesaikan lukisanmu dirumah? Memecahkan sampai larut malam dan berakhir terlambat bangun tadi pagi?"
"Itu lukisan lain, Soonyoung-a. Kalau lukisan ini untuk pameran yang akan diselenggrakan saat acara penerimaan siswa baru selesai. Acaranya 3 hari lagi." Wonwoo menghelai nafasnya lelah
"3 hari? Jadi itu alasannya kau ke sekolah saat liburan kemarin. Menyelesaikan lukisanmu?"
Wonwoo mengganggukkan kepalanya sebagai jawaban. "Kau akan ikut upacara penerimaan siswa baru"
"Ani, aku akan keruang latihan. Menemui Eunhyuk songsengnim, untuk membicarakan penerimaan anggota baru untuk klub dance".
"Kau tidak ke Klub takwondo?"
"Mungkin besok, karena Siwon Songsengnim belum menghubungiku."
Wonwoo memandang Soonyoung sekilas, Soonyoung terlihat lelah. Wonwoo tahu saudara kembarnya ini sangat sibuk mengingat Soonyoung sangat diandalkan oleh dua klub sekolahnya itu. Apalagi mengingat ada penerimaan siswa baru maka Soonyoung akan sangat sibuk.
"Soonyoung-ah, Wonwoo-ah" teriak seseorang dari belakang mereka, panggilan tersebut kedua orang itu menoleh secara bersamaan. Saudara kembar itu melihat dua orang temannya sedang berlari kearah mereka.
"Aku merindukan mu, Young-ie, won-ie" seorang berperakan tinggi menerjang Wonwoo dan Soonyoung. Memeluk leher mereka berdua dengan erat
"Hya, Se ... Sesak, Juni" rontak Wonwoo
"Kau mau membunuh ku ya...!" teriak Soonyoung tertahan
"Pagi Twins" sapa seorang lagi berperakan pendek berambut pink dibelakang Jun sambil melambaikan tangannya kearah dua saudara tersebut.
"Pagi, Woozi-ya" balas Soonyoung, sedangkan wonwoo masing sibuk melepaskan pelukan Jun yang menyakitkan.
"Hya, Juni lepaskan! Atau kau ku tendang" Soonyoung mencoba melepaskan pelukan Jun yang menyakitkan baginya.
"Memang kau berani!" bisik Jun setengah menggodanya. Mendengar godaan Jun, disisi kepala Soonyoung muncul empat siku – siku. Dengan setengah tenaga Soonyoung menendang tulang kaki Jun. Tapi mampu membuat Jun kesakitan setengah mati.
"Aww..." jerit Jun secara otomatis melepaskan pelukannya dan memengang kaki nya yang ditendang Soonyoung. "Ya, Soonyoung-ah. Kenapa kau mengeluarkan jurus taekwondomu? Sakit! Kau tega sekali!"
"Kau yang menantang ku, Jun. Kau yang meminta. Jadi aku mengabulkannya" Soonyoung tersenyum mengejek. Wonwoo dan Woozi tertawa melihat Jun yang masih kesakitan. Soonyoung meninggalkan Wonwoo, Woozi dan Jun ditempat parkir.
"Soonyoung hanya menendang mu setengah tenaga,Jun. Tapi kau sudah kesakitan seperti itu. Aku tidak bisa membayangkan jika Soonyoung menggunakan tenaganya secara maksimal untuk menendangmu tadi" ujar Wonwoo sambil terkekeh pelan
"Aku jamin kau pasti berakhir di rumah sakit" timpal Woozi yang membuat Wonwoo dan Woozi ber High Five, sedangkan Jun memasang muka masamnya.
"Tumben sekali kau dan Soonyoung datang jam segini? Biasanya kau datang 30 menit sebelum bel berbunyi?" tanya Woozi penasaran, setahunya kedua teman kembarnya ini adalah siswa paling rajin. Mereka akan datang 30 menit sebelum bel berbunyi.
"Aku terlambat bangun!" jawab Wonwoo singkat
"Terlambat bangun atau kau tidak bisa bangun pagi kalau bukan Soonyoung yang membangunkanmu?" tebak Jun tepat sasaran. Wonwoo hanya melirik Jun sebal. Woozi hanya menggelengkan kepala.
"Kapan kebiasaanmu itu hilang Wonu-ya?". Woozi dan Juni sudah hapal kebiasaan Wonwoo. Woozi dan Juni mengenal Wonwoo dan Soonyoung sejak mereka kecil, mereka kenal sejak taman kanak - kanak. Jadi wajar Woozi dan Jun tahu kebiasaan Wonwoo yang tidak akan bangun pagi jika bukan Soonyoung yang membangunkannya.
"Aku tidak tahu!" jawab Wonwoo cuek
Tanpa terasa mereka bertiga sudah sampai didepan kelas Wonwoo dan Jun.
"Baiklah aku kekelas dulu!" lambai Woozi meninggalkan Wonwoo dan Jun
"Tunggu Woozi!" Wonwoo menahan tangan Woozi, Woozi berbalik dan memasang wajah –ada apa-
"Tolong Perhatikan Soonyoung jika dikelas, jangan biarkan dia tertidur. Kau tau kan kebiasaan Soonyoung jika sudah dikelas" wajah Wonwoo menampilkan wajah khawatir "Aku takut dia ketinggalan pelajaran" Woozi hanya tersenyum menanggapi ucapan Wonwoo. Woozi adalah teman sekelas dan sebangku Soonyoung. Dia hafal Soonyoung akan tertidur dikelas jika kelelahan mengurusi klubnya. Jika sudah tertidur dikelas Soonyoung akan ketinggalan pelajaran. Jika tertinggal Soonyoung akan belajar mati – matian dan akan melupakan jadwal makan dan tidurnya, hal ini akan membuatnya tumbang.
"Aku akan memukul kepalanya jika dia tertidur"
"Siapa yang akan kau pukul, Woozi-ya?" suara Soonyoung mengagetkan Wonwoo dan Woozi.
"Kenapa kau bisa disini? Bukannya kau sudah ke kelas?" tanya Wonwoo kaget. Soonyoung menyerahkan kotak bekalnya pada Wonwoo. "Apa ini?"
"Sarapan. Kau belum sarapan tadi. Jadi aku membawakan sarapanmu. Makanlah! Aku tidak mau Acute Gastritis mu kambuh"
"Gomawo, Soonyoungie" Wonwoo memeluk Soonyoung dengan ceria "Kau memang Hyung ku yang baik. Saranghae"
"Nado" bisik Soonyoung. Wonwoo melepasakan pelukannya. Soonyoung tersenyum melihat bagaimana wajah bahagia Wonwoo yang hanya menerima bekal.
Soonyoung mengangkat tangannya ke atas kepala Wonwoo, merapikan rambutnya yang berantakan, menata dan menyisirnya dengan jari tanganya. Kemudian merapikan dasi, kerah baju dan jas Wonwoo yang masih berantakan. Wonwoo yang menerima perlakukan dari Soonyoung hanya bisa tersenyum.
"Jika tidak ada kau, apa yang bisa ku lakukan Soonyoung-ah?"
Soonyoung hanya tersenyum menanggapi "Tidak ada"
Jun dan Woozi yang melihatnya hanya menggelenghkan kepalanya. Tapi berbeda dengan puluhan mata yang melihat interaksi Soonyoung dan Wonwoo.
"Woozi-ya. Ayo ke kelas" Soonyoung dan Woozi berjalan beriringan. Tidak lama Soonyoung arah dia menoleh kebelakang memastikan Wonwoo sudah masuk kelas bersama Jun.
"Sampai kapan kau memanjakanWonwoo?"
"Mungkin... sampai dia menemukan orang yang tepat dan bisa diandalkan."
"Wonwoo begitu tergantung pada mu Soonyoung-ah." Ucapan Woozi membuat Soonyoung memandang kearahnya "Sampai kapan Wonwoo seperti ini? Karena tidak selamanya kau ada disampingnya" Soonyoung membenarkan ucapan Woozi, Wonwoo sangat tergantung pada Soonyoung bahkan Wonwoo tidak bisa jauh dari Soonyoung.
Pernah ada satu kejadian dimana Soonyoung berencana akan sekolah di luar negeri, Soonyoung ingin melanjutkan SMAnya di New York sekaligus untuk mengembangkan seni dancenya. Tapi dengan manisnya saudara kembarnya itu tidak mengizinkannya untuk pergi keluar negeri. Wonwoo menangis seharian dan tidak mau makan, alhasil apa yang terjadi? Wonwoo terkena Acute Gatritis dan berakhir dirumah sakit. Sejak kejadian itu Soonyoung tidak pernah meninggalkan Wonwoo sedetik pun.
"Mungkin... Ketika Wonwoo Jatuh cinta." Soonyoung tersenyum, membayangkan bagaimana wajah bahagia Wonwoo ketika bersama orang yang dia mencintai. "Aku akan menunggu saat Wonwoo jatuh cinta"
"Jika Wonwoo tidak jatuh cinta? Apa yang akan kau lakukan?"
"Wonwoo pasti jatuh cinta, Woozi-ya. Aku bisa merasakannya, dia akan mendapatkan orang yang sangat mencintainya apa adanya."
"Ikatan persaudaraan kalian memang kuat, aku tidak pernah meragukannya. Orang lain yang melihat interkasi kalian pasti mengira kalian adalah sepasang kekasih yang saling melengkapi".
"Sepasang Kekasih?" Soonyoung mengenyitkan dahinya mendengar ucapan Woozi. Woozi mengangguk.
"Kau tidak tahu rumor yang beredar?" Woozi terkejut karena Soonyoung nampak heran sekali. Soonyoung menggelengkan kepalanya tanda tidak tau
"Memangnya rumor apa yang beredar?"
"Astaga! Soonyoung-ah, kau benar – benar tidak tau" jerit Woozi "Selama ini kau kemana saja?"
"Ayolah Woozi, aku tidak suka berbelit – belit. Katakan!"
"Soonyoung adalah namjachigu Wonwoo"
"MWO!" teriak Soonyoung memekikkan telinga "bagaimana bisa ada rumor seperti itu?"
"Jelas akan ada rumor yang seperti itu melihat interakasi kau dan wonwoo. Bagaimana kau begitu perhatian pada wonwoo. Memboncengnya setiap hari berangkat dan pulang sekolah apalagi melihat tindakan wonwoo melukmu dari belakang."
"Tentu saja aku perhatian pada Wonwoo. Wonwoo saudaraku" Soonyoung menatap Woozi Horor.
"Itu jika mereka tahu kau dan Wonwoo adalah saudara kembar, Pabbo! Sekarang aku bertanya selain aku dan Jun, siapa yang tahu jika kalian saudara kembar?"
Soonyoung menggelengkan kepalanya tanda tidak ada yang tahu kalau mereka adalah saudara kembar.
"Tapi aku tidak bermaksud menyembunyikan fakta bahwa Wonwoo adalah adikku"
"Ah...dan juga tidak ada yang tahu kan jika Kau dan Wonwoo adalah anak dari pemilik sekolah Pledis Art High School ini, Jeon Kibum. Selain aku dan Jun yang merupakan teman kecil kalian, tidak ada yang tahu dua fakta itu. Kau tau kenapa?"
Soonyoung menggelengkan kepalanya tanda tidak tau
"Karena kalian berdua begitu sederhana, berangkat kesekolah tanpa mobil mewah tanpa fasilitas yang lengkap. Tapi aku yakin sepeda yang setiap hari kalian gunakan untuk berangkat kesekolah harganya setara dengan satu bus umum"
Soonyoung berdecak tidak suka "Kau berlebihan, harga sepeda itu tidak semahal itu"
"Ya tapi aku yakin. Kibum Appa tidak akan membiarkan kedua anaknya memakai barang yang murahan" Woozi tersenyum mengejek, Soonyoung memutar matanya malas mendengar penjelasan Woozi
"Aku menggunakan sepeda karena tidak ingin menjadi anak manja dengan fasilitas lengkap yang bisa di berikan kedua orang tuaku. Aku hanya ingin seperti anak – anak yang lain. Sederhana! tidak berlebihan dan tidak ingin menunjukkan kekayaan ataupun kekuasaan Appa disekolah ini"
"Kau memang tidak manja, tapi Wonwoo yang manja. Walaupun itu hanya pada mu sih."
TEEEEETTT ... TEEEEEETTTT ... TEEEETTTTTTT
Pembicaraan Soonyoung dan Woozi terhenti mendengar bel sekolah berbunyi, menandakan hari pertama belajar ditingkat 2 dimulai.
TBC
Hehehehehe, ini adalah cerita pertama saya. Mohon dimaafkan jika ada Typo dan agak GJ. Dan mohon para pembaca tercinta tolong tinggalkan review nya ya... karena saya masih pemula jadi membutuhkan banyak masukan dan kritikan. Tapi kritikannya yang membangun.
Terimakasih yang sudah baca cerita saya! #Tebar kiss bye#