[The Garde of Mine]
Min Yoongi
Park Jimin
YoonMin. MinPark
[!] Typo(s), OOC, DLDR. Alien!AU
.
.
The Earth
Di Lorien, ada dua jenis makhluk penghuni planet; Garde dan cepân. Garde adalah mereka yang mendapatkan pusaka dan berkewajiban menggunakan pusaka itu untuk melindungi planet. Sedangkan cepân adalah mereka yang menjalankan planet, sekaligus menjadi pembimbing garde, menjadi guru, serta birokrat. Seorang Garde harus tinggal bersama cepân mereka pada umur sebelas tahun agar dapat dilatih untuk menggunakan kekuatan mereka.
Umumnya para Garde akan mendapatkan pusaka pertama pada umur tujuh belas tahun. Namun, salah seorang Garde tampaknya belum mendapatkan tanda-tanda munculnya pusaka bahkan pada umur yang ke dua puluh empat. Garde itu sering sekali terlihat merenung dan tidak konsen, membuat cepân dan keluarganya khawatir.
"Menurutmu mengapa pusakanya belum juga muncul? Orang tuanya datang terlalu sering karena khawatir dengan anak itu padahal mereka masih harus mengasah kekuatan." seorang pria tua yang menatap cucunya dari balik jendela bertanya pada sang cepân yang berdiri di sampingnya.
Sang cepân menggeleng, dia juga cemas melihat keadaan Garde bimbingannya yang kini sedang bermain dengan tidak bersemangat bersama seekor burung di halaman. Burung itu memekik di langit kemudian menukik tajam ke tanah. Tidak sempat membentur rerumputan, burung itu berubah menjadi anjing cokelat yang berlarian ke arah tuannya. Chimæra, peliharaan para penghuni Lorien.
"Apa menurutmu lebih baik kubawa dia dalam sebuah perjalanan?" sang cepân bertanya. Sedangkan si pria tua menghela nafas panjang.
"Kupikir lebih baik begitu." Jawabnya "mungkin tinggal di tempat yang baru akan merangsang pusakanya. Aku tidak ingin menjadi jahat, tapi itu juga baik untuk orang tuanya, mereka tidak perlu terlalu sering kesini dan meninggalkan latihan. Pergilah ketempat yang benar-benar berbeda."
Sang cepân mengangguk. Dia memang sudah memikirkan rencana untuk membawa sang garde pergi ke suatu tempat yang mungkin akan baik untuk pusaka yang terpendam jauh di dalam diri anak itu. Hari ini mereka datang ke rumah kakek sang garde untuk meminta pendapatnya. Dia senang ternyata sang kakek menyetujuinya.
Masalahnya dia belum tahu kemana mereka harus pergi. Jadi sang cepân menggosok hidungnya sambil bertanya, "menurutmu dimana tempat yang akan bagus untuknya?"
Si pria tua menggumam sambil berpikir. Sedetik kemudian sebuah tempat muncul begitu saja di pikirannya.
"Bumi. Pergilah ke bumi."
.
Dan begitulah ceritanya, alasan mengapa sebuah ufo mendarat dengan mulus di atas tanah di tengah hutan tengah malam waktu bumi. Sang garde yang berkulit pucat turun lebih dulu, mempelajari sekitarnya. Di belakangnya, sang cepân menyusul dengan menenteng beberapa bawaan. Dan chimæra yang sedang dalam bentuk anjing coklatnya berlari riang dengan lidah terjulur.
Setelah yakin semuanya sudah turun, pilot pesawat mereka pergi meninggalkan asap yang banyak dan angin yang meniup kencang pepohonan di sekitar.
"Dimana ini?" sang garde bertanya sambil menatap sekeliling. Hanya pepohonan yang dia lihat. Sementara sang cepân mulai berjalan di depan dengan sebuah alat elektronik yang menampilkan peta tempat mereka berada.
"Di bumi." Jawab sang cepân.
Sang garde mengejek tingkat kepandaian cepân-nya dalam hati. Kata kakeknya cepân yang sejak umur sebelas tahun mendampinginya ini adalah seorang birokrat yang terpandang. Semua penduduk Lorien menyukainya karena gagasan-gagasan cemerlang yang selalu dihasilkan otak briliannya. Tapi lihat sekarang? sang cepân bahkan tidak bisa menangkap maksud pertanyaannya.
"Maksudku, di bumi sebelah mana? Kutub utara? Selatan? Amerika? Argentina? London? China? Dimana?"
Sang cepân menggumam, "Ah~" seperti orang bodoh sambil terus melangkah keluar dari hutan. Garde-nya terlanjur menganggap semua pembicaraan tentang betapa briliannya otak sang cepân hanyalah isu bohong semata. Terlalu melebih-lebihkan. Tapi ketika mereka tiba di tepi hutan, tempat dimana sebuah bangunan dari kayu berdiri dengan papan bertuliskan "Taman Nasional Bukhansan", sang cepân berkata dengan santai.
"Seoul, Korea Selatan."
Sang cepân berhenti berjalan, menyerahkan sebuah dompet pada garde-nya yang berisi kartu tanda pengenal, beberapa kartu yang dia tidak mengerti apa, juga beberapa lembar uang setempat.
"Ingat, namamu Min Yoongi. Min adalah marga, dan Yoongi adalah nama. Orang Korea meletakkan marga mereka didepan. Berumur dua puluh empat tahun, seorang mahasiswa jurusan hukum yang pindah dari Prancis–"
"Pran–?"
"Logat bahasa Lorien mirip dengan logat orang Prancis karena zaman dulu orang-orang kita pergi ke Prancis dan mengajarkan mereka berbahasa. Tapi kalau ada yang menyuruhmu bicara bahasa Prancis, bilang saja tidak mau. Sedangkan Bahasa Korea adalah salah satu bahasa yang mudah di pelajari di bumi. Aku akan mengajarimu dengan cepat."
Baiklah. Mungkin sang cepân memang memiliki otak brillian. Dia sudah memikirkan semua ini.
Mereka sudah keluar ke jalanan ketika sang cepân bicara lagi tentang identitas mereka di bumi.
"Kau akan kuliah mulai dua minggu depan. Kita akan mengurus kepindahan dan berbagai hal lebih dulu."
"Soal kepindahanku dari Prancis–" kata sang Garde yang sekarang memakai nama Min Yoongi. Mereka berhenti di sebuah halte bus. Ada poster seorang artis yang sedang memamerkan produk minuman disana, dan itu membuat Yoongi berpikir. "Wajahku mirip orang sini –wajahmu juga."
"Bilang saja kita sebenarnya orang Korea tapi pindah ke Prancis karena pekerjaanku. Gampang." Jawab sang cepân cuek.
Yoongi mengangguk. "Dan namamu?"
"Namjoon. Kim Namjoon. Ingat, aku disini adalah ayahmu. Ibumu meninggal saat melahirkanmu, lalu aku membawamu ke Prancis untuk menghidupi kita berdua. Ekonomi kita membaik lalu kita kembali ke Seoul."
Yoongi mengerutkan keningnya bingung. "Marga kita berbeda."
Sang cepân, Kim Namjoon sepertinya baru saja menyadari kesalahan dari rencana sempurna yang sudah dibuatnya berminggu-minggu yang lalu itu. Dia menghela nafas berat, lalu menepuk dahinya.
"Haruskah aku mengganti margaku? Atau kau yang mengganti margamu." Yoongi memberikan solusi terbaiknya.
Namjoon menggeleng. "Aku suka dua nama itu. Kim Namjoon, Min Yoongi. Aku tidak ingin menggantinya. Min Namjoon atau Kim Yoongi akan terdengar aneh."
Mereka terdiam beberapa saat, kemudian Kim Namjoon mengambil keputusan, "Bilang saja istriku janda beranak satu sebelum menikah denganku. Jadi kau memakai marga suami pertamanya. Istriku meninggal dan akhirnya kita tinggal berdua. Kau tidak ingin mengganti margamu walaupun kau sudah menganggapku sebagai ayahmu sendiri."
Yoongi mendengus seraya mengangguk, "Sepertinya kisah hidupku menyedihkan sekali. Tidak bisakah kau membuat cerita yang lebih baik tentang masa laluku?"
"Apanya yang menyedihkan. Kau punya ayah seperti aku."
"Terserah kau saja."
Di jam seperti ini tak akan ada bus yang lewat, jadi mereka memutuskan untuk menelpon perusahaan taksi. Sambil menunggu, mereka duduk di halte, dan Yoongi baru menyadari chimæra-nya kini berubah bentuk menjadi cicak, menempel di tiang besi halte dan sedang memburu nyamuk.
"Lalu dia?"
Namjoon juga sepertinya baru menyadari itu, jadi dia bergumam "Ah" lagi.
"Holly." Kata Namjoon cepat. "Namanya Min Holly."
.
Entahlah. Min Yoongi tidak merencanakan apapun untuk hidupnya di bumi, hanya berharap lingkungan baru itu akan dapat merangsang pusakanya. Jika dalam enam bulan tak ada tanda-tanda pusakanya muncul, Yoongi akan menyarankan Mars sebagai tujuan selanjutnya, atau mungkin planet lain seperti Merkurius yang lebih menantang.
.
To be Continued
Author's Note
Halo efribadeh!
heheheheheheheheheh
tolong jangan bully aku karna malah bawa ff chaptered lain dan engga apdet HSLO sama BMW. Tapi percayalah dua ff itu sedang kukerjakan, cuma lagi males aja. hehe. Aku berencana membuat jadwal publish untuk tiga FF ongoing ini, tapi aku belum memutuskan akan mengambil hari apa dan entah akan di apdet perminggu atau per dua minggu. tunggu aja. kalo ada yang nunggu sih!
terus...
Aku bikin wattpad: Kassykass. Aku publish TGoM juga disana, tapi untuk kedepannya mungkin ff yang di FFn sama d WP bakal beda (Makin banyak urusan!) yassallaammm...
Ada lagi?
OH IYA, REVIEW DONGS! biar hitz!
ppyong
.
.
Deep bow, Red Casper