Alea Jacta Est

.

.

.

Park Chanyeol

Byun Baekhyun

Boy x Boy

If You Don't Like Please Don't Read

Hurt/Comfort/Romance

Rated M

.

.

.

ONESHOOT

Summary :

"Atas dasar cintanya pada Park Chanyeol, Byun Baekhyun bahkan rela untuk melakukan apa saja untuk lelaki itu. Termasuk berbaring di atas ranjangnya."

Backsound : Adelle – All I Ask

Happy Reading!

Aku Baekhyun, Byun Baekhyun, yang lahir di Bucheon dua puluh dua tahun silam. Kini aku seorang mahasiswa tingkat dua di Seoul National University, mengambil jurusan studi Art & Design. Aku memliliki sahabat bernama Park Chanyeol, prince of SNU. Siapa yang tidak mengenal seorang PCY, prince dari Fakultas Bisnis itu terkenal hingga keseluruh Universitas.

Bagaimana tidak, Chanyeol memiliki wajah bak dewa Yunani, membuatku yakin bahwa Tuhan sedang tersenyum ketika melukis wajahnya. Seakan belum cukup akan kesempurnaan wajahnya, tubuh super model yang ia miliki beserta kekayaan keluarganya yang tak perlu ditanyakan lagi, menjadikan ia pria idaman diseluruh penjuru Seoul.

Dengan hal seperti itu, bukan hal yang aneh bukan bila sahabatku ini menjadi seorang pemain wanita ? Bahkan banyak artis papan atas yang rela mengangkang dibawah kaki Park Chanyeol. Hanya saja,tak banyak yang tau bahwa sebenarnya ia seorang Biseksual. Akulah salah satunya,ketika beberapa kali memergokinya dengan pria – pria manis, seperti Do Kyungsoo, seorang mahasiswa popular di Fakultas Sastra.

Dan dari sekian banyak manusia, mengapa aku harus menjadi salah satu diantara fans Park Chanyeol. Aku bahkan rela menjadi gay hanya gara – gara manusia kelebihan hormon sepertinya, tapi tentu saja ia tidak akan tahu. Aku harus memendamnya sendiri, demi persahabatan kami.

"Baekhyun-ah, pulang kuliah nanti kau ada acara ?"

Dan inilah sosok yang dipuja-puja itu, Park Chanyeol, yang selalu menghampiriku dengan senyuman cerah di wajahnya.

"Sepertinya tidak, kenapa Chan?" jawabku sambil memberikan senyuman manis padanya.

Chanyeol nampak tersenyum puas mendengar jawaban dariku. "Aku tahu kau pasti belum menyelesaikan tugas menganalisis sebuah lagu itu 'kan ?"

Aku mendengus kecil mengingat tugas tersebut. "Yah..begitulah. Memangnya ada apa?"

"Aku ingin membantumu. Jadi nanti jangan pulang terlebih dahulu, kita pulang bersama. Oke?"

Ini yang membuatku tidak bisa berhenti menyukainya, mungkin sekarang perasaan itu telah berubah menjadi cinta. Dia selalu memperhatikanku, bahkan tak ayal orang – orang yang tidak terlalu mengenal kami akan menganggap kami sebagai sepasang kekasih. Namun Chanyeol akan dengan lantang mengatakan bahwa aku sudah seperti seorang adik baginya, yaa Adik tidak lebih. Dan aku harus mulai terbiasa dengan rasa sakit, resiko menyukai sahabat sekaligus orang terpopular di Seoul bukan?

"Ta-tapi Chanyeol-ah,"

"Tidak ada tapi – tapian. Sudah ya aku ada kelas"

Chanyeol melangkah sedikit terburu-buru, dan sebelum ia memasuki ruang kelasnya, ia kembali memutar tubuhnya menghadapku. "Ingat, sebelum aku menjemputmu kau tidak boleh pergi dari sana walau hanya satu senti. Oke Baek ?"

"Haha baiklah, !"

"Ne Chagi, anneyoung."

Ahh panggilan itu, Chanyeol selalu memanggilku dengan panggilan itu. Seakan tidak ada beban dalam setiap ucapannya. Meski begitu aku tetap harus berusaha mati – matian menjaga ekspresiku dan tentu saja detak jantungku. Sebenarnya aku merasa heran, bila memang Chanyeol tidak pernah menyukaiku lebih dari seorang Adik, mengapa ia selalu mendahulukan segala kepentinganku dibanding dirinya sendiri, bahkan ia akan selalu menjadi tameng untukku ketika banyak orang yang sering mengunjingku karena terlalu dekat dengannya. Aku tidak cukup percaya diri untuk menyimpulkan semua, aku hanya berharap suatu saat ia akan melihatku sebagai laki – laki, bukan sebagai adik kecilnya yang harus dia lindungi.

_ALEA JACTA EST_

"Yeoboseo, Chan-ah kau dimana ?"

"Ssshhhh—se-sebentar Baek. Ahhh... arghhh.. Baek apa Kau masih disana ?"

Baekhyun hanya mampu mengenggam celananya erat, selalu seperti ini. Entah terbuat dari apa hati seorang Byun Baekhyun, yang bahkan selalu bertahan meski tahu Chanyeol hanyalah lelaki brengsek pemain wanita dan pria mungkin.

"Ah yaa Chan, apa aku menggangumu ? Aku bisa pulang duluan, sepertinya kau memang sedang sibuk. Anne—"

"Aku selesai. Jangan berani kau beranjak dari sana walau hanya satu langkah."

PIP

"Sialan, mengapa selalu seperti ini. Harusnya aku dengan mudah untuk membencinya. Mengingat bagaimana famousnya ia diluar sana ha-harusnya hiks a-aku hiks"

Pada akhirnya Byun Baekhyun hanya akan berakhir dengan menangis (lagi). Menangisi sosok "sahabat" yang ia cintai. Baekhyun membenci dirinya sendiri, yang sangat lemah bila harus berhadapan dengan sosok "sahabat"nya itu. Hari ini mungkin ia akan menangis meraung – raung dan mengatakan akan melupakan Chanyeol, tapi pada kenyataannya keesokan harinya ia akan kembali menjadi sosok Baekhyun yang sangat menyayangi—ah lebih tepatnya mencintai Chanyeol.

Dan disaat seperti inilah, ketika hatinya benar-benar rapuh, berbagai ide gila mulai melintas di benaknya. Bermacam-macam ide yang disampaikan oleh teman-temannya, yang dirasa mampu untuk meluluhkan hati seorang Park Chanyeol. Dari sekian banyak yang pernah ia dengar, hanya satu yang paling ia ingat saat ini.

'Kau harus menunjukkan bahwa kau begitu mencintainya Baek'

'Bagaimana?'

'Buat Chanyeol merasa dirinya special dimatamu'

'Dengan cara?'

'Serahkan tubuhmu untuknya. Jadikan ia yang pertama bagimu'

.

._ALEA JACTA EST_

.

"Hey Baek, maaf membuatmu menunggu. Irene tadi mengangguku, jadi yaa kau tau 'kan maksud "mengganggu" ini Baek hehe"

Hanya sebuah tawa canggung yang keluar dari mulutku saat ini. Melihat senyum kecil di wajahnya yang nampak begitu dipaksakan, rasa bersalah semakin mendesak sanubariku.

"Sebagai permintaan maafku, akan kubelikan ice cream untukmu setelah ini, eotte ?"

Aku selalu merasa menjadi manusia paling bodoh yang ada di dunia ini, bagaimana tidak ? Aku mencintai sahabatku sendiri, Byun Baekhyun. Aku bahkan menjadi brengsek seperti ini hanya karena tidak ingin merusak persahabatan kami. Ketika aku ingin mencoba menyentuh Baekhyun lebih dari yang seharusnya, aku akan berakhir dengan bercinta dengan siapa pun yang bersedia untuk membantuku menuntaskan hasratku.

Baekhyun adalah permataku, dia terlalu indah bahkan untuk diriku sendiri. Aku merasa sangat tidak pantas meski hanya sekedar menyimpan rasa suka kepadanya. Maka dari itu, aku akan selalu memastikan bahwa segala kebutuhannya sudah terpenuhi, tidak peduli apapun itu. Karena bagiku, dengan dia yang selalu ada disampingku pun rasanya sudah cukup.

"Hmm"

"Hey kau masih marah ? Ayolah Baek, maafkan aku. Bukankah kita teman ?"—ahhyaaa, kami hanya teman. Bahkan hatiku berdenyut nyeri dengan perkataanku sendiri.

"Dua skop ?"

"Haha, Call. Let's go."

Senyumnya adalah duniaku, bahkan aku menjadi seorang Biseksual karena dirinya. Hahaha lucu bukan—aku rela memberikan apa pun hanya untuk membuat Baekhyun tetap berada di sisiku. Bahkan aku rela memberikan nyawaku hanya untuknya. Baekhyunku.

.

._ALEA JACTA EST_

.

Setelah menguras dompet Chanyeol dengan memilih deretan ice cream termahal, nyatanya Baekhyun masih belum cukup puas, hingga membeli beberapa lagi untuk ia bawa pulang ke apartemennya.

Sementara Chanyeol sendiri nampak tak keberatan, bahkan jika Baekhyun meminta toko ice creamnya pun Chanyeol pasti akan memberikan untuknya. Yang penting senyuman Baekhyun tetap setia berpijak di wajahnya.

Chanyeol memang menyukai cara Baekhyun melahap ice creamnya, nampak begitu menggenaskan di matanya. Mata bulatnya terus bergulir mengamati lidah Baekhyun yang bergerak menyesap ice creamya. Namun ia sedikit tak suka, karena sahabat mungilnya ini lebih fokus pada ice creamnya ketimbang dirinya

"Baek, mengapa diam saja hm ? Apa ice cream itu lebih menarik dariku?" tanya Chanyeol tiba-tiba.

"Sepertinya begitu" jawab Baekhyun singkat, dan melanjutkan kegiatannya.

Chanyeol berdecak. "Apa kau masih marah soal insiden tadi ? Maaf Baek, aku janji tidak akan mengulanginya lagi."

"Aku baik – baik saja. Aku hanya sedang berfikir tentang tugasku hari ini." sahut Baekhyun masih ketus.

Chanyeol mendengus maklum, kemudian atensinya terfokus pada noda ice cream yang berada di sudut bibir atas Baekhyun. "Lihat itu, kau seperti anak kecil saja" Chanyeol mencoba memberikan petunjuk tentang noda itu dengan menunjuk daerah di bibirnya.

Namun Baekhyun sepertinya sedikit kesulitan. Lidahnya sudah terjulur kesana kemari, namun noda itu tetap tak tersentuh. Membuat Chanyeol gemas dan sedikit tercekat melihat pergerakan lidah itu.

"Biar aku bantu Baek"

"Tidak us-

-slurp

Baekhyun membola, merasakan sesuatu yang basah dan lunak itu menyesap di sudut bibirnya. Awalnya Baekhyun yakin Chanyeol hanya ingin membantu membersihkan, namun ketika lidah itu mulai bergerak ke permukaan bibirnya, Baekhyun tahu gairah mulai mengambil akal sehat lelaki itu.

Chanyeol sendiri tidak mengerti akan tindakannya. Demi apapun ia tidak bisa menahan lagi hasratnya untuk mencicipi dan melumat habis bibir tipis yang telah lama ia dambakan. Dan Chanyeol benar-benar menggila ketika Baekhyun mulai ikut menggerakkan bibirnya.

Salahkan gairah, yang membuat Chanyeol mengangkat tubuh Baekhyun ke pangkuannya kini. Decakan bibir keduanya tak pernah berhenti, meskipun saliva telah membasahi dagu keduanya. Chanyeol seolah tidak mengizinkan bibir Baekhyun menjauh, meski hanya untuk menarik nafas.

"Chanhh"

Baekhyun melenguh dan mendongak ke atas, memberikan akses bagi Chanyeol untuk menyesap rahang dan bibirnya. Tubuhnya hangat, dan jantungnya berdebar begitu hebat. Dapat ia rasakan, sesuatu yang keras yang sedang ia duduki saat ini. Baekhyun tahu kemana ini akan berlanjut, dan entah mengapa itu membuatnya takut.

Padahal Baekhyun ingin mencoba saran yang ia ingat tadi. Yakni memberikan tubuhnya pada Chanyeol. Namun tidak dipungkiri berbagai keraguan hadir di benaknya.

Apakah Chanyeol hanya menginginkan tubuhnya? Apakah Chanyeol akan meninggalkannya setelah puas akan tubuhnya?

"Angghhh"

Lamunan Baekhyun terputus begitu saja ketika Chanyeol tahu-tahu sudah menggigit pucuk dadanya. Terlalu banyak berpikir membuat Baekhyun tidak menyadari bahwa atasannya telah digulung ke atas oleh lelaki itu.

"Chan..b-berhenahhh"

Baekhyun kembali menggelinjang ketika mulut dan jari besar Chanyeol mengerjai kedua pucuk dadanya. Tubuhnya semakin gemetar, takut dan menarik rambut Chanyeol agar ia menjauh. Namun sahabat tingginya itu salah mengira Baekhyun terbuai akan sentuhannya.

Hingga akhirnya Chanyeol mulai menarik turun celana Baekhyun...

"Berhenti Chanyeol! hiks hiks"

Seakan disiram oleh air, Chanyeol baru menyadari tindakannya, dan benar-benar merasa bersalah melihat lelehan air mata mengalir di wajah sahabatnya. Ia benahi pakaian dan celana Baekhyun seperti semula, kemudian dengan lembut menurunkan lelaki itu duduk kembali di sofa.

"Maafkan aku. Aku benar-benar kelepasan" sesalnya sungguh-sungguh.

Baekhyun masih nampak gemetar, namun tetap menganggukkan kepalanya perlahan.

"Mau kubelikan ice cream lagi?" tawar Chanyeol

"Pie strawberry, dengan toping keju diatasnya"

Chanyeol tertawa kecil kemudian mengusak surai Baekhyun dengan sayang. "Akan aku belikan, tunggu disini oke."

Dan Baekhyun tersenyum miris, ingin rasanya ia merengkuh lelaki itu dan mengatakan bahwa ia sangat mencintainya. Tapi ia tidak memiliki cukup keberanian. Ia hanya takut Chanyeol akan menolaknya dan menjauhinya kemudian.

"Hati – hati Chan, jangan lebih dari tiga puluh menit oke."

"Ayayay Chagi—saranghae."

"Hmm—Nado Chanyeol" lirih Baekhyun.

Sepeninggalan Chanyeol, Baekhyun kembali termenung akan bagaimana nasib hatinya kelak. Ia tahu, suatu saat Chanyeol pasti akan menikah dengan seorang pria atau wanita yang setara dengannya. Ia hanya tidak bisa membayangkan bagaimana sepinya hidupnya tanpa ada lelaki itu lagi.

Baekhyun bahkan sudah beberapa kali mencoba membuka hatinya untuk orang lain, tapi itu sangat sulit. Bahkan hanya untuk menghilangkan nama Chanyeol dalam otaknya pun cukup sulit, bagaimana bisa Baekhyun menyingkirkan Chanyeol dari hatinya.

.

._ALEA JACTA EST_

.

Ini sudah hampir satu jam, tapi Chanyeol belum juga menampakkan batang hidungnya. Hal ini tentu saja membuat Baekhyun cukup khawatir, ini pertama kalinya Chanyeol tidak menepati janjinya, meski hal sepele biasanya Chanyeol akan selalu berusaha menepati janji yang telah ia ucapkan pada Baekhyun. Dengan kegelisahan hati yang tak kunjung mereda, akhirnya Baekhyun memutuskan untuk menghubungi Chanyeol.

"Yeoboseo, Chan-ah ? Apa kau baik – baik saja ? Kau masih dimana ? Ini bahkan sudah lewat setengah jam dari yang kau janjikan, bila kau tida—

"maaf Baek, aku tidak bisa kembali ke apartemen mu. Tidak apa kan ? Tugas mu kita lanjutkan di kampus besok. Anneyoung."

"—yaa Chan, anneyoung."

PIP

Jawaban dengan nada dingin yang Baekhyun dapatkan tak ayal membuatnya semakin tidak tenang. Tentu saja, seumur hidupnya baru pertama kali Chanyeol memperlakukannya seperti itu, hal ini bahkan membuat hatinya semakin tidak tenang, apa ia melakukan kesalahan atau apa ? Tapi Baekhyun mencoba berfikir positif, mungkin saja sahabatnya itu sedang mengalami masalah bukan ?

.

._ALEA JACTA EST_

Pagi ini Baekhyun berharap akan menemukan sesosok laki – laki sedang tersenyum hangat kepadanya di depan gerbang, tapi ia tidak menemukannya disana.

"Mungkin Chanyeol sedang sibuk, yaa sepertinya begitu."

Setibanya dikampus, kenyataan menghantam ulu hatinya. Dimana ia melihat Chanyeol turun dari mobilnya bersama seorang wanita yang tidak ia kenal. Sebenarnya ini mungkin akan menjadi hal yang biasa saja mengingat Chanyeol memang sering bergonta – ganti pasangan, tapi tidak dengan yang satu ini.

Karena Chanyeol tidak akan pernah melupakan jadwal hariannya untuk mengantar jemput Baekhyun, atau akan berpura – pura tidak melihat bila sedang berpapasan dengannya. Ini aneh sungguh, dan kegelisahan Baekhyun semakin bertambah kala melihat ekspresi dingin yang Chanyeol gunakan kepadanya.

"Hay Chan."

"Hay Baek, maaf tidak bisa menjemput mu pagi ini. Aku duluan, bye."

Ketika hari menjelang siang, biasanya Chanyeol sudah menunggunya di depan kelas untuk mengajak Baekhyun menikmati waktu makan siang mereka berdua, menceritakan hal – hal yang mereka lewati seharian, atau hal – hal sederhana lain yang mampu membuat mereka berdua tertawa lepas bersama – sama.

"Chan-ah tunggu, apa kau mau ke kantin bersama ?"

"Tidak untuk hari ini Baek, maaf. Sepertinya lain kali."

"Chan-ah, apa aku melakukan kesalahan ? Maafkan aku Chan-ah, tapi jangan seperti ini."

"Tidak Baek—sebentar lagi sayang. Aku mohon bersabarlah dulu- .Aku hanya sedang sibuk, yaaa sedang sibuk. Anneyoung Baek."

Baekhyun mencoba berfikir positif, sebenarnya banyak hal yang mengganjal difikirannya, sikap Chanyeol yang tiba – tiba berubah, dan ia sangat yakin bahwa sahabatnya itu sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Ia hanya berharap sahabatnya itu akan kembali seperti semula.

Namun harapan hanya tinggal harapan, hari demi hari Baekhyun lewati tanpa ada hadirnya sosok Park Chanyeol. Sedikit demi sedikit orang – orang yang memang membencinya mulai menampakan taringnya, meski tidak pernah ada kontak fisik tapi segala hal yang terlontar dari mulut serigala – serigala itu cukup membuat Baekhyun hancur.

.

._ALEA JACTA EST_

.

"Wah wah—lihat princess kita ini ? Sudah tidak diperlukan lagi oleh prince kita, yaa aku bersyukur akhirnya Chanyeol sadar untuk menjauhi makhluk gay seperti dirinya, sangat menjijikan! Dasar tidak punya malu! Pantas saja Chanyeol akhirnya memutuskan untuk menjauh."

"Apa Chanyeol sudah bosan dengan tubuh kurus mu itu eoh ? Haha akhirnya kau ditinggalkan juga, jangan terlalu banyak berharap Baek. Sadarlah dimana posisimu. Kau harusnya bersyukur Chanyeol masih mau berteman dengan pemuda gay sepertimu. Meski sayang sekali, pada akhirnya dia menyerah juga."

"Wah wah lihat, dia akan menangis aigoo~ apa sebaiknya kita mengabadikannya ? Sang princess kini hanya seorang diri fufufu. Hahahahaha kau konyol sekali Baek."

Sebenarnya Baekhyun bukan tidak ingin melawan, tapi perkataan mereka seolah menampar habis dirinya. Apakah memang itu yang Chanyeol rasakan hingga ia benar – benar menjauhinya ? Tapi bagaimana bisa ? Ia bahkan yakin bahwa ia sudah menutupinya dengan baik selama ini. Semua ini cukup membuatnya kewalahan, bahkan sepertinya berat badannya turun beberapa kilo.

Kini tidak ada lagi yang akan membelanya ketika orang – orang menginjak harga dirinya, tidak ada lagi sosok yang selalu datang dengan pelukan hangat ketika ia sedang bersedih. Hal yang benar – benar membuat seseorang seceria ByunBaekhyunharus menjadi seseoramg yang dingin dan pendiam.

"Hentikan! Aku akan melaporkan hal ini kepada Direktur bila kalian tetap berulah."

"Yayaya—sesama gay pasti akan saling melindungi. Sudahlah aku sangat mual melihat gay berkeliaran disini."

"Baek, apa kau baik – baik saja ? Baek bicaralah sesuatu."

"Luhan-ah, apa aku memang seperti itu ? Apa Chanyeol memang menjauhi ku karena berfikiran seperti mereka ? Apa benar Luhan-ah ? Hiks a-aku hanya tidak mengeti mengapa seperti ini hiksla-lagi pula aku bahkan tidak berharap Chanyeol akan membalas perasaanku hikshiks a-aku hanya meridukannya sebagai sahabatku tidak lebih, aku tidak berani berharap lebih Luhan-ah."

"Ssssttt sudahlah Baekkie-ah, aku tau kau kuat. Jangan terlalu difikirkan oke. Kau masih punya aku dan Sehun. Berhentilah bersikap cengeng lihat kita akan cocok menjadi keponakan bukan ? Hahaaigoo~ kemari adik hyung yang nakal. Berhenti bersedih."

"Hahaha, terima kasih hyung. Aku merasa beruntung paman ku menikahi bibi mu hyung. Yaa meski mereka sudah cukup tua untuk hal – hal seperti itu. Hahaha"

"Meski tanpa Chanyeol, hidupmu tetap harus terus berlanjut Baekkie-ah. Kau harus tunjukkan padanya bahwa kau pun bisa tanpa dirinya Baekkie."

"Kau tau hyung, ini cukup berat untukku. Tapi aku akan mencobanya, terima kasih hyung."

.

._ALEA JACTA EST_

.

Hari telah berganti minggu, minggu kini berganti bulan. Sudah genap empat bulan sejak insiden dimana Chanyeol menjadi sosok yang tidak Baekhyun kenal. Tidak ada lagi senyum hangat yang menyapa paginya, tidak ada lagi perhatian berlebih ketika ia melupakan makan siangnya, tidak ada lagi tawa bodoh yang selalu menemani harinya.

Sejak hari itu, Baekhyun merasa kehilangan separuh jiwanya, ia memang masih bernafas tapi bukan berarti ia masih hidup, hatinya sudah mati, membeku—entah kapan akan mencair lagi, bahkan Luhan pun kini menyerah untuk membuat Keponakannya kembali seperti sedia kala. Karna bagai gelas yang pecah, meski gelas itu direkatkan kembali, pecahannya masih akan tampak dan berbekas selamanya, tidak akan menjadi gelas yang sama seperti sebelumnya. Gelas itu kini rapuh, sekali lagi ia terjatuh, maka tidak akan bisa disambung kembali. Layaknya Baekhyun. Sekali lagi ia terluka, maka jangan harap akan ada senyum cantiknya esok hari.

"Baekhyun-ah, apa kau punya jadwal besok pagi ?"

Meski tak sepenuhnya Chanyeol berubah, sesekali lelaki jangkung itu akan menyapa atau tersenyum bila mereka berpapasan. Baekhyun tahu, Chanyeol masih tetap memperhatikannya meski dari jauh. Tapi Baekhyun tidak ingin berfikiran kesana, ia akan berpura – pura tidak terjadi hal yang besar, padahal hatinya selalu berdenyut nyeri ketika Chanyeol berada di dekatnya namun Baekhyun tidak mampu menggapainya. Berterima kasihlah pada Luhan, karena dia lah satu – satunya yang akan menyelamatkan Baekhyun dalam suasana yang begitu canggung dengan Chanyeol.

"Sepertinya tidak hyung, tapi aku rasa aku harus pergi ke kampus karena kertas project yang Dosen Ahn berikan tertinggal di loker ku. Wae hyung ?"

"Bi-bisakah kau mengantarku mencari hadiah untuk Sehun ? Lain kali sajalah, bukan kah Dosen Ahn sedang ada dinas di luar kota ? Jadi lebih baik kau mengantar ku saja ne ?"

"Hyung-ah, tapi aku harus segera menyelesaikannya. Setelah itu aku akan ikut dengan mu mencari kado untuk Sehun, eotte ?"

"Ayolah Baekkie, tidak usah pergi ke kampus selama satu hari tidak akan membuat mu di Drop Out oke. Jadi, besok jam tujuh aku akan menjemput mu. Awas saja kalau kau tidak ada, aku akan mencincang mu."

"Kau tidak ada seram – seramnya Dear—haha baiklah rusa kecilku. Aku hanya takut pangeran albino mu akan membunuhku hidup – hidup bila tidak menuruti keinginan rusa kecilnya."

Setidaknya Baekhyun cukup bersyukur mempunya Saudara baru seperti Luhan, bahkan ia rela menjaga Baekhyun dan tetap menghiburnya selama ini. Ia akan selalu menjadi tameng ketika Baekhyun merasa sudah tidak kuat menahan segala sikap dan perilaku serigala – serigala betina haus belaian dikampusnya.

"Akan aku adukan kau pada Sehun, lihat saja nanti. Dasar Bacon sialan!"

"Ya Luhan, aku tau aku tampan terima kasih. Sampai jumpa."

"Yak! Kemari kau bocah!" setidaknya Baekhyun masih tetap bisa tersenyum.

.

._ALEA JACTA EST_

.

"Sehun-ah apa ini akan berhasil ? Hanya saja aku takut Baekhyun mengetahui ini, aku takut ia semakin hancur Sehun-ah."

"Ini demi kebaikannya Honey, aku tau ini bukanlah saat yang tepat untuk memberitahu Baekhyun. Hanya pastikan saja Baekhyun tidak pergi ke kampus besok pagi, dan mulai sekarang batasi ia dari sosial media. Jangan sampai ia membaca beritanya oke."

"Ta-tapi Sehun-ah, aku sangat merasa bersalah padanya. Gara – gara si bodoh itu, semuanya jadi kacau seperti ini."

"Sudahlah Honey, setelah ini aku ada rapat. Kau tau, aku menyayangi Baekhyun seperti kau menyayanginya. Itu sebabnya kita harus menjaganya bagaimana pun caranya. Lagi pula bibi Byun pun sudah setuju bukan untuk merahasiakan ini dulu ? Aku khawatir Baekhyun akan kembali terguncang bila mengetahui semuanya."

"Baiklah Sehun-ah, aku mengerti. Terima kasih karena membantuku menjaga nya Sehun-ah. Saranghae"

"Ne Chagia, Nado Saranghaeyo."

PIP

"Maafkan hyung, Baekhyun-ah"

.

._ALEA JACTA EST_

.

Pagi ini Baekhyun sudah bersiap – siap, karena ia tidak ingin rusa cerewet itu menceramahinya pagi – pagi bila ia belum juga bersiap ketika Luhan datang. Ini bahkan masih satu jam sebelum jam yang dijanjikan. Baekhyun cukup hafal dengan tabiat saudaranya itu. Ia akan datang setengah jam sebelum jadwal.

Kim Jong is Calling...

"Yeoboseo, Jongdae-ah. Wae ?"

"Baek kau dimana ? Dosen Ahn meminta tugasnya di kumpulkan hari ini, terakhir jam delapan malam. Apa kau sudah menyelesaikannya ?"

"Aishh jinjja! Hey bebek! Kenapa kau baru memberitahuku eoh ? Baiklah aku ke kampus sekarang. Tunggu aku disana."

"Cepatlah!"

PIP

"Eomma, aku berangkat dulu. Bila Luhan hyung sudah datang, katakan padanya untuk menungguku. Aku harus segera ke kampus, tidak akan lama sih. Hanya mengambil salinan project saja."

"Bukankah lebih baik kau menunggunya dulu Baek ? Mungkin sebentar lagi Luhan akan datang."

"Eomma ini mendesak, tolong yaa. Katakan padanya aku hanya sebentar."

"Hati – hati Baek. Baiklah akan eomma sampaikan."

.

._ALEA JACTA EST_

Baekhyun memutuskan membawa mobil kesayangannya, sebenarnya ia tidak pernah membawa mobil ini tapi karena ini hal yang mendesak, ia terpaksa harus membawanya. Biasanya akan ada Chanyeol yang mengantarnya kapan pun, Baekhyun tidak perlu repot – repot mengeluarkan mobilnya—aish sadarlah Baek, dia bukan Chanyeol yang kau kenal lagi.

Tidak biasanya kampus sudah sangat ramai padahal jam baru menunjukkan pukul tujuh pagi. Seperti biasa, Baekhyun tidak terlalu tertarik dengan hal – hal seperti ini. Jadi ia bergegas menuju ke kelasnya untuk menemui si cerewet Jongdae.

"Hey Baek, ayo cepat bawa tugas mu dan pergi dari sini. Aku di marahi oleh saudara idiot mu itu hanya karena aku mengganggu acara shopping kalian. Telingaku sampai panas mendengarnya."

"Sudahlah, lagi pula sepertinya aku harus sarapan dulu Chen, aku tidak sempat sarapan tadi. Ayo aku yang traktir."

"Ta-tapi Baek—"

"Tidak ada penolakan Chen. Ayolah aku sudah lapar."

"—matilah aku. Baek please, aku tidak ingin di kubur hidup – hidup oleh saudara mu itu oke. Jadi lebih baik kita makan dirumahmu saja, aku yakin bibi Byun sudah masak."

"Cepat Chen! Atau aku tidak ingin berteman lagi dengan mu."

Akhirnya Chen hanya mampu menuruti segala keinginan sahabatnya itu, ancaman Baekhyun tidak pernah main – main. Berdoa saja semua mulut manusia di kampus ini terkunci rapat atau Jongdae yakin hidupnya akan berakhir di tangan seorang Xi Luhan.

"Baek cari tempat duduk dipojok saja yaa, biar aku yang pesan. Kau jangan kemana – mana."

"Jongdae berhentilah bersikap seperti Luhan. Aku bukan anak kecil, yayayaya pergi sana."

Sebenarnya Baekhyun cukup curiga mengapa ia banyak orang yang melarangnya untuk pergi ke kampus hari ini. Apa ada yang salah dengan kampusnya ? Apa dengan tiba – tiba kampusnya akan runtuh atau akan ada bencana alam atau apa, yang jelas sikap mereka mencurigakan. Baekhyun terlarut dalam permainan di ponselnya, hingga perbincangan beberapa gadis di sebelah mejanya membuatnya terpaku ditempat.

"Kau lihat tadi ? Meski Kang Noona lebih tua lima tahun dari Prince Chan tapi mereka tetap cocok bila bersama. Aaaah aku tidak sabar untuk menantikan pertunangan mereka."

"Kau benar Jeannie, bahkan aku yakin mereka akan menjadi pasangan fenomenal dikampus. Lihat saja mereka sangat cocok satu sama lain. Uuuu betapa beruntungnya dia."

"Yaa, Noona Kang Seulgi memang beruntung bisa mendapatkan calon suami sekelas Park Chanyeol. Aku sangat iri sungguh."

Penikahan ? Chanyeol ? Dengan wanita lain ? Baekhyun tidak lagi dapat menyimak pembicaraan gadis – gadis tersebut. Hatinya sangat hancur, apakah ini alasan Chanyeol menjauhinya ? Apakah ini alasan dibalik perubahan drastis sikap Chanyeol ? Tapi mengapa ? Tanpa terasa air mata terus menetes dari kedua mata cantiknya, untuk sesaat ia lupa bagaimana cara untuk bernafas, rasanya sakit sekali. Bagaimana bisa Chanyeol melakukan ini kepadanya ? Apa yang salah dengannya ? Baekhyun mencoba dengan sekuat tenaga menahan isak tangisnya, berharap Jongdae segera datang dan segera membawanya pergi dari tempat terkutuk ini.

"Tada Baekh—Baek hey apa yang terjadi ? Hey apa ada yang menyakiti mu ?"

"Jong-jongdae-ah hiks bisakah hiks hiks membawa ku pergi dari sini ? A-aku mohon."

"Baiklah, tunggu sebentar. Jangan kemana – mana. Aku akan segera kembali."

Setelah kepergian Jongdae, Baekhyun hanya menatap kosong makanannya, entah kemana perginya rasa lapar yang menyerangnya tadi. Yang ia inginkan hanyalah segera pulang dan tidur.

"Baek minumlah dulu, apa yang mengganggu mu hm ? Aku khawatir kau tau."

"Jong, aku hanya ingin pulang itu saja. Jangan banyak bertanya aku mohon."

"Yaya baiklah. Ayo"

Jongdae memutuskan untuk memapah Baekhyun, dilihat dari kondisinya Jongdae yakin bahwa Baekhyun sudah tau semuanya. Andai saja ia tidak meminta Baekhyun untuk datang kesini, kejadiannya tidak akan seperti ini. Sungguh ia sangat menyesal, Jongdae semakin yakin bahwa hidupnya tidak akan lebih lama lagi.

.

._ALEA JACTA EST_

"Terima kasih Jongdae-ah, aku bisa meminta supirku untuk mengantar mu pulang."

"Tidak Baek, aku akan meminta Xiumin menjemputku. Aku pulang yaa Baek, kau bisa menghubungi ku bila terjadi apa – apa oke."

"Hmmm—terima kasih, hati – hati Chen-ah."

Baekhyun berjalan dengan tanpa semangat menuju kearah rumahnya, samar – samar ia dapat mendengar suara – suara yang sedang berdebat. Jadi ia memutuskan untuk membuka pintunya secara perlahan.

"Bi, aku sudah memintanya untuk tetap dirumah sampai aku datang. Tapi gara – gara si Jojong itu semuanya jadi kacau. Maafkan aku."

"Ini bukan salah mu Luhan-ah, seharusnya bibi tidak merahasiakan ini dari Baekhyun. Tapi melihat Baekhyun yang terpuruk kemarin memaksa bibi untuk melakukannya. Aku ibunya Luhan-ah, ibu mana yang akan membiarkan anaknya terpuruk seperti itu ? Maafkan bibi kau dan Sehun harus terlibat ini semua."

"Tidak bi, aku melakukan ini karena aku memang menyayangi Baek—

"Jadi kalian sudah mengetahuinya ? Mengapa harus merahasiakan ini dariku ? Hiks aku baik – baik saja, berhentilah ikut campur."

BRAK

"—Baekhyun, hey Baekhyun-ah buka pintunya. Maafkan hyung, hyung hanya ingin melindungimu Baekhyun-ah."

"Aku baik – baik saja, tapi tolong tinggal akan aku sendiri hyung. Aku mohon."

"Maafkan hyung Baekhyun-ah."

Setelah hari itu, Baekhyun tak kunjung keluar dari kamarnya. Ia bahkan memutuskan untuk mengambil private daripada harus pergi ke kampusnya. Baekhyun semakin hari semakin irit bicara, hal ini tentu saja membuat khawatir keluarga Byun. Setiap hari Luhan akan menemani Baekhyun dikamarnya, mencoba menghiburnya meski tak banyak membuahkan hasil.

"Hyung, apa kau menyayangiku ?"

"Tentu saja Baek, apa yang kau bicarakan hm ?"

"Bisakah kau membawa ku pergi dari sini hyung ? Aku fikir selama aku disini aku yakin tidak akan bisa melupakan Chanyeol, hyung."

"A-apa yang kau maksud Baekhyun-ah ? Kau tidak berfikir untuk kabur bukan ?"

PLAK

"Aishh mengapa kau memukulku eoh ? Kau tau ini sakit sekali."

"Hahaha aku hanya tidak menyangka ternyata benar kata Chen kau memang idiot hyung, aku heran kenapa Sehun mau kepadamu yaa ? Ahh aku lupa, kalian kan memang pasangan idiot. Hahahaha"

"Yak! Setan kecil ini. Kemari kau, akan aku patahkan hidung kecil mu itu."

"Yayaya hyung, baiklah maafkan aku oke. Aku sudah tidak tahan hyung,, bisakah kau membawa ku pergi ? Bukankah kau akan melanjutkam studimu di luar negeri ? Aku akan ikut hyung, hanya pastikan kau dan Chen serta keluarga kita saja yang tau soal keberangkatanku ini. Aku ingin berubah hyung, aku tidak ingin menjadi alasan eomma menangis setiap malam. Jadi tolong aku yaa hyung."

"Baiklah, asalkan itu bisa membuat mu lebih baik. Persiapkan segalanya, hyung akan membicarakannya dengan ibumu."

"Baiklah terima kasih hyung, tapi sebelum itu ijinkan aku untuk bertemu dengan Chanyeol untuk yang terakhir kalinya hyung. Jangan sampai eomma tahu soal ini. Aku janji, setelah itu aku tidak akan mengingatnya lagi. Aku mohon hyung."

"Baiklah, hanya sekali. Setelah itu kau harus berjanji untuk merelakannya oke."

"Hmm, hyung apa kau masih menyimpan undangan Chanyeol ?"

"Untuk apa Baek ? Jangan macam – macam!"

"Sudahlah hyung, berikan saja. Tidak aku tidak akan berbuat hal aneh kok. Aku berjanji!"

"Haha, baiklah. Hyung ambilkan dulu."

.

._ALEA JACTA EST_

Hari berganti hari, persiapan kepindahan Baekhyun sudah siap. Awalnya Tuan dan Nyonya Byun tentu tidak mengijinkan putra tunggal mereka untuk hidup jauh dari keluarganya, namun mengingat betapa hancurnya anak itu ketika menerima surat undangan dari Chanyeol, membuat Tuan dan Nyonya Byun dengan berat hati mengijnkan putra semata wayang mereka untuk pergi.

"Yeoboseo hyung, katakan pada eomma aku menginap dirumahmu. Aku akan menemui Chanyeol, ingat janji mu kemarin hyung."

"Yaya Baekhyun-ah. Ingat besok pesawat kita akan take off pukul sepuluh pagi, jangan telat. Aku akan menjemputmu diapartemen Chanyeol. Jangan melakukan hal yang aneh Baekhyun."

"Yayaya, aku pergi. Anneyoung."

PIP

Sebenarnya Baekhyun sudah memikirkan ini selama hampir dua minggu kemarin, apakah keputusannya sudah baik atau belum ? Sebenarnya ini adalah keputusan terbodoh yang ia buat, namun ia berharap setelah ini perasaannya akan lebih baik. Ya Baekhyun akan menyerahkan segalanya kepada Chanyeol malam ini, karena sikap naifnya yang menjaga keperawanannya membuat Chanyeol jatuh kepada pelukan orang lain, bila ia bersikap lebih jalang mungkin tidak akan seperti ini akhirnya. Namun, semua sudah terjadi bukan ?

Baekhyun sebenarnya tidak memberitahu Chanyeol bahwa ia akan mengunjungi aprtemen laki – laki itu, berharap saja bahwa keputusannya ini tidak salah.

I will leave my heart at the door

Tok tok tok

Sebenarnya Baekhyun bisa saja langsung masuk karena ia masih hafal kata sandi apartemen pria tersebut, tapi akan sangat tidak sopan mengingat mereka sudah tidak sedekat menunggu cukup lama—

Ceklek—suara pintu yang terbuka akhirnya mampu membuat Baekhyun bernafas dengan lega.

"Ba-baek ? Apa yang kau lakukan disini ?"

Ah Baekhyun sungguh sangat merindukan pria ini, bahkan kini air matanya mulai menggenang dikedua kelopak mata indahnya.

"Ha-hai Chan bolehkah aku masuk ?"

"Tentu Baek, ayo."

"Apa aku menggangumu Chan ?"

"Tidak tentu saja tidak Baek, mau minum apa ?"

"Jus saja Chan, maaf bila mengganggu. Eomma dan Appa sedang pergi, Jongdae sedang berkencan dan Luhan sedang tidak ada di Seoul, karena aku sedang bosan dan tidak tau aku harus kemana, jadi disinilah aku. Apa k-kau keberatan Chan-ah ?"

"Tentu tidak Baek, ini minumlah dulu. Aku akan siapkan kamar untukmu, menginap saja disini, sudah terlalu larut untuk pulang"

"Hmm, terima kasih Chan."

Tidak diragukan lagi, kecanggungan diantara mereka berdua sangat mengganggu Baekhyun. Tapi ia sudah memantapkan hatinya bahwa hari ini harus berhasil.

"Baek, kau bisa istirahat sekarang. Kamarmu sudah siap"

I won't say a word

Dalam diam, Baekhyun melangkahkan kakinya menuju ruangan tempat Chanyeol berada. Itu adalah ruang baca mini, yang telah disulap sedemikian rupa oleh Chanyeol menjadi tempat tidur yang nampak nyaman untuk Baekhyun.

Baekhyun duduk di salah satu kursi kecil, sambil terus meremat kedua jarinya, menandakan ia sedang gugup. Dan sesungguhnya hal itu tak luput dari pandangan Chanyeol, namun ia memilih untuk memberi tatapan nanar dibandingkan bertanya langsung pada sahabat mungilnya.

"Ah, ini sudah larut, kau harus istirahat. Selamat malam Baek" sahut Chanyeol. Lalu ia mulai melangkah menuju pintu keluar. Sampai ketika kenop pintu telah ia pegang-

They've all been said before

"Dingin..."

-lirihan yang berasal dari mulut sahabat mungilnya, mampu menghentikan langkahnya. Chanyeol berbalik, namun ia melangkah menuju pemanas ruangan.

"Sudah lebih baik?" tanyanya setelah menaikkan volume pemanas ruangan. Namun Baekhyun menggeleng.

"Mau aku ambilkan selimut tambahan?"tanya Chanyeol lagi.

Sekali lagi Baekhyun menggeleng.

"Apa kau sakit?" sambil bertanya Chanyeol mendekati Baekhyun, kemudian mengangkat telapak tangannya ke arah dahi lelaki itu, mencoba mengecek suhu badannya. Namun, tepat ketika tangan Chanyeol hampir mendekati dahi Baekhyun...

Greb

Baekhyun dengan cepat menangkap tangan Chanyeol, lalu membawa tangan itu ke pipi kanannya.

So why don't we just play pretend

"Selimut, penghangat ruangan, bahkan api sekalipun tidak mampu meredakan dingin yang kurasakan..." Baekhyun berucap lirih. "Hanya kau...yang bisa membuatku hangat Chan..."

Melihat Chanyeol hanya menatapnya dengan lekat, Baekhyun kembali berucap sambil perlahan mengikis jarak diantara mereka.

Like we're not scared of what's coming next

"Hangatkan aku malam ini Chanyeol...Biarkan tubuhku membara di bawahmu"

Baekhyun memulai aksinya dengan memasukkan jemari Chanyeol ke dalam mulutnya. Menyesapnya dengan sensual meskipun masih nampak kaku.

Or scared of having nothing left

Sesaat Chanyeol terbuai akan tindakan sahabatnya. Karena demi apapun ia begitu merindukan lelaki mungil ini, ditambah lagi kalimat sarat makna sensual yang diucapkan olehnya barusan, turut menggoda sesuatu dalam diri Chanyeol.

Chanyeol baru saja menutup matanya untuk meresapi segala sentuhan dari tangan lentik sang sahabat. Namun entah apa yang tiba-tiba merasukinya, membuat ia membuka matanya kembali, lalu menjauhkan tubuh Baekhyun darinya. Entahlah..Chanyeol merasa ini salah.

Suatu kesalahan besar...karena Chanyeol telah berjanji pada dirinya, untuk tidak mengotori kesucian sahabatnya. Yang ia sayangi dengan tulus. Yang masih ia cintai hingga kini.

"Sudah cukup Baek. Kita tidak bisa melakukan ini" ucap Chanyeol sambil menghela nafas kasar.

Now don't get me wrong

"Bukan kita, kau yang tidak bisa melakukannya Chanyeol" Baekhyun mencoba kembali mendekat dan menatap lurus ke dalam netra lelaki tinggi itu. "Aku bisa. Dan aku bersedia melakukannya malam ini Chan.."

Chanyeol mengacak surai hitamnya putus asa, dan kembali mundur menjauhi Baekhyun. "Kau benar...aku tidak bisa menyentuhmu Baekhyun" lirihnya pelan.

I know there is no tommorow

"Kenapa Chan? Kenapa dengan laki-laki lain bisa namun tidak denganku? Apakah aku sangat buruk bila dibandingkan dengan mereka?!" Baekhyun nampak mulai terbawa emosi. Sementara Chanyeol menatap tajam sahabatnya, ketika mendengar kalimat-kalimat yang terlontar dari mulut lelaki itu.

All i ask is

"Apakah...apakah seorang Byun Baekhyun yang buruk rupa dan menjadi gay menjijikkan ini tidak pantas untukmu?! Apakah aku terlalu hina untuk seorang Park-mmmhh!

Belum sempat Baekhyun menyelesaikan kalimatnya, sepasang bibir tebal dan basah menghantam bibirnya. Chanyeol menciumnya terburu-buru, melumat habis inci demi inci bibir tipis itu, sarat akan emosi dan kerinduan mendalam.

Ini memang bukan yang pertama bagi Baekhyun, namun tetap saja ia tidak pernah melakukannya lagi sejak saat itu. Oleh karenanya, ia hanya bisa terpaku dan sedikit melenguh ketika Chanyeol menggigit belahan bibir tipisnya, hingga terdengar suara gigi yang beradu.

Meski masih termasuk awam, namun Baekhyun cukup mengerti untuk membuka belahan bibirnya ketika lidah Chanyeol mulai menyapa bibirnya. Benda lunak itu melesak dengan cepat, menjelajahi seisi rongga mulut Baekhyun, hingga berhenti untuk mempertemukan sepasang lidah di dalamnya. Membelit lidah pasif Baekhyun, mengajaknya untuk saling bertarung di dalam.

If this is my last night with you

"Mmhh"

Lenguhan keras untuk pertama kalinya dikeluarkan oleh Baekhyun ketika Chanyeol semakin memperdalam ciumannya, mengalirkan saliva miliknya ke dalam mulut Baekhyun, sambil menahan tengkuk lelaki itu. Dan disaat tubuh keduanya semakin memanas, Chanyeol lah yang pertama kali melepas bibirnya.

Dengan tatapan penuh kasih sayang, ia pandang sahabat mungilnya. Membersihkan sisa saliva di bibir tipis itu, kemudian memberikan satu lagi kecupan singkat untuknya.

"Jangan pernah lagi kau katakan itu Baek."nada keseriusan terdengar dari mulut Chanyeol.

"Kau berharga. Lebih dari apapun yang kumiliki saat ini. Tapi maaf...aku tidak bisa menjelaskan apapun padamu. Termasuk tentang pertunangan itu"lirihnya penuh luka.

Baekhyun hanya bisa membisu dan terus memandangi lelaki tinggi di depannya. Bahkan ketika Chanyeol memberikan satu kali lagi kecupan dalam padanya, Baekhyun masih tak bergeming.

Chanyeol sedikit mengernyit melihat Baekhyun yang membeku dalam posisinya. Pikirnya Baekhyun masih belum menerima kabar pertunangannya, dan Chanyeol "Sudah ya, kau harus istirahat Baek. Selamat malam"

Chanyeol menyempatkan untuk memberikan kecupan sayang di kening Baekhyun, sebelum berbalik menuju pintu keluar. Hingga akhirnya-

Srek!

-suara sesuatu yang jatuh di lantai, membuatnya berbalik kembali. Dan kedua matanya melebar sempurna saat itu juga.

Tubuh polos Baekhyun...memenuhi kedua indera penglihatannya.

"B..baek...apa yang kau-"

Hold me like i'm more than just a friend

"-hanya untuk malam ini Chanyeol.." Baekhyun memotong cepat dan menatap Chanyeol dengan raut memohon.

"Sentuh aku...Miliki aku seutuhnya" lirih Baekhyun. Seiring ucapan yang ia lontarkan, bertambah pula langkah yang ia pijak untuk mendekati Chanyeol. Tak butuh waktu lama, hingga keduanya saling bersitatap kini.

Give me a memory I can use

"Aku mohon...sebelum kau benar-benar dimiliki orang lain Chanyeol " ucapnya pedih. Kemudian dengan berani ia berjinjit, untuk menggapai bibir sahabat terkasihnya.

Dengan gerakan kaku dan amatir, Baekhyun melumat bibir Chanyeol, mengeluarkan lidahnya untuk memancing Chanyeol membalas cumbuannya. Seakan belum cukup, Baekhyun mencoba menggesekkan tubuh bawah mereka, menggoda birahi lelaki yang sedang ia sesap.

Tepat ketika Baekhyun mulai merasa putus asa dan hendak melepaskan tubuhnya, disaat itulah sepasang tangan besar mengangkat tubuhnya. Baekhyun tersenyum kecil di sela-sela tautan bibir mereka, dan tak sengaja menggigit bibir Chanyeol ketika lelaki itu meremas kedua bokongnya.

Perlahan-lahan tubuh polos Baekhyun dibaringkan di atas ranjang, dengan Chanyeol yang mengukung di atasnya. Chanyeol menatap Baekhyun begitu dalam, sambil membelai pipinya lembut.

"Setelah ini aku tidak bisa berhenti lagi Baekhyun. Meskipun kau berteriak dan memohon padaku, aku tidak akan bisa berhenti"

Take me by the hand while we do what lovers do

Baekhyun tersenyum kecil. "Kalau begitu jangan berhenti. Lakukan apa yang kau mau Chan" Kedua tangan Baekhyun terjulur untuk menarik kaos Chanyeol keatas, lepas dari tubuh atletisnya. Perlahan-lahan Baekhyun sentuh dada dan perut keras lelaki itu, membuatnya berdesis akan sentuhan di tubuhnya.

Sentuhan Baekhyun terlepas, ketika Chanyeol mulai menyerang sepanjang leher dan telinganya. Mengulum telinga Baekhyun bergantian, kemudian meninggalkan gigitan berbekas di bagian rahang dan perpotongan leher Baekhyun.

Cumbuan Chanyeol semakin menurun, dengan lidahnya yang mulai bergabung. Tubuh Baekhyun memanas dengan cepat ketika lidah itu mengitari dadanya, tanpa menyentuh pucuknya yang sedikit menegang.

"Ngghhh" Kedua puting Baekhyun tiba-tiba dicubit kuat oleh Chanyeol. Kemudian lidahnya kembali terjulur, untuk mengulum kedua pucuk dada Baekhyun bergantian. "Chanhhh" dan sekali lagi Baekhyun melenguh ketika Chanyeol menggigit puting kirinya, sementara tangannya bermain di puting kanannya.

Baekhyun mulai bergerak tak karuan. Tangannya menahan kepala Chanyeol yang masih sibuk memberikan tanda di dadanya, sementara kakinya menendang ke udara. Hingga akhirnya tak sengaja dengkulnya menekan sesuatu yang panas dan keras di antara kedua paha Chanyeol, lelaki itu menggeram rendah.

Chanyeol melanjutkan cumbuannya, menuju tubuh bagian bawah Baekhyun. Menggigiti pinggul si mungil hingga meninggalkan bekas kemerahan.

"Buka kakimu" perintahnya dengan suara serak penuh hasrat.

It matters how this ends

Dengan malu-malu Baekhyun menuruti perintah Chanyeol. Sementara sang dominan menatap lapar pada lubang mengkerut, yang ia yakini masih sangat sempit untuk dimasuki. Ia turunkan kepalanya lebih rendah, menjilati paha bagian dalam Baekhyun sesensual mungkin. Kemudian semakin ke tengah, menuju kejantananan si mungil.

"Eungghh!"

Baekhyun menggelinjang ketika mulut panas Chanyeol mengecup penisnya, dan mengulumnya sesaat. Lenguhannya bahkan semakin tak karuan begitu tangan Chanyeol mengocok cepat kejantanannya.

Dan ketika dirasa penis Baekhyun mulai mengacung tegak, Chanyeol menarik tangannya kembali. Ia berdiri sejenak, untuk membuka celana piyama miliknya. Membuat Baekhyun meneguk ludah berkali-kali melihat benda tegang besar dan berurat itu tengah menggantung bebas.

Seakan teringat sesuatu, Chanyeol melangkah menuju nakas di sebelah ranjang, mencari sesuatu di dalamnya. Dari raut wajahnya yang menekuk, menandakan sesuatu yang ia cari tidak ada di sana.

"Aku kehabisan lube, Baek" sesalnya. "Kita tidak bisa melanjutkan ini, rasanya akan begitu sa-"

Cause what if I never love again ?

"-bukankah sudah kubilang jangan berhenti? Aku tidak apa-apa Chanyeol..lakukan saja apa yang ingin kau lakukan" ulangnya lagi, sambil sengaja membuka kedua kakinya lebar-lebar di depan lelaki itu.

Akal sehat Chanyeol benar-benar menguap melihat itu. Dalam sekejap ia sudah kembali ke ranjang, berada di antara kedua kaki Baekhyun.

"Lakukan apapun untuk mengurangi sakitnya. Cakar aku, pukul aku, apapun yang kau mau"

Dan ketika anggukan kecil sudah didapatkan oleh Chanyeol, ia beralih mengocok penisnya sesaat, kemudian mengarahkan di depan lubang berkerut Baekhyun. Hingga keduanya mendesis merasakan gesekan tersebut.

Baekhyun menahan nafas, merasakan sesuatu yang besar mencoba memasuki lubangnya. Baru di ujung saja, lubangnya sudah terasa panas seakan hendak disobek. Ia tutup matanya, menahan rasa sakit yang perlahan mulai menjalar.

Jleb

"Aaahhh!"

Baekhyun setengah memekik bercampur desahan, ketika penis Chanyeol berhasil memenuhi lubangnya. Air mata menggenang di pelupuk matanya, karena demi apapun lubangnya terasa terbelah dua. Bahkan ia tidak sadar telah menancapkan kukunya di punggung Chanyeol.

"Buka matamu Baekhyun"

I don't need your honesty

Mendengar seruan lembut dari sang sahabat, ia buka kedua matanya, hingga air mata yang menggenang tadi mengalir begitu saja.

"Aku tidak pernah melakukannya selembut ini. Tidak satupun Baekhyun. Apakah kau mengerti maksudku?" tanya Chanyeol sambil menghapus air mata yang masih mengalir di pipi Baekhyun.

Its already in your eyes and I'm sure my eyes, they speak for me

Sementara Baekhyun sendiri hanya terpaku pada posisinya. Ia menolak untuk mengerti kalimat yang diucapkan oleh Chanyeol, meskipun ia memahami makna sesungguhnya. Baehyun sudah lelah.

"Bolehkah aku?"

"Hm"

Dan dengan persetujuan Baekhyun, Chanyeol mulai menggerakan kejantanannya. Ia menarik keluar penisnya, kemudian memasukkannya lagi dengan gerakan konstan namun tidak terburu-buru. Agar Baekhyun terbiasa, dan bisa menikmati penyatuan tubuh mereka.

"Chanyeollhhhh!"

Tubuh Baekhyun melengkung sempurna begitu Chanyeol mengenai prostatnya. Memicu gairahnya meningkat dengan cepat, hingga membuat kedua kakinya melingkari pinggul Chanyeol.

"Nghmmmhh" desahan Baekhyun teredam, karena Chanyeol terlalu tergoda melihat bibir tipis itu terus-terusan meneriakkan namanya. Chanyeol menciumnya tanpa ampun, melesakkan lidahnya dan mengaduk-aduk seisi rongga mulut Baekhyun. Ia buka mulut Baekhyun lebih lebar, kemudian menghisap lidah Baekhyun hingga lelaki itu sedikit tersedak.

Sementara mulut dan penisnya bekerja, tangan Chanyeol juga mulai mencari sesuatu untuk diraba. Dan kedua puting Baekhyun yang mengeras menjadi pilihannya.

"Hnnngg"

Baekhyun melepas ciumannya dan memilih mengeluarkan desahannya. Tusukan nikmat di lubangnya, sentuhan lembut di dadanya, serta kecupan basah di lehernya membuat Baekhyun semakin tak waras.

No one knows me like you do

"Ahhhh...ahh..ahh..lagihh Yeollhh"

Baekhyun semakin menaikkan pinggulnya, bahkan mulai membalas pergerakan dari Chanyeol. Tusukan Chanyeol semakin cepat, bibirnya menjelajah di dadanya, sementara tangan lelaki itu kini berpindah memanjakan penisnya. Membuat desiran menggelitik mulai muncul di perut Baekhyun. Hingga ketika tubuhnya mulai melengkung, dan pandangannya mulai memutih...

"Yeolhh..akuhh...aku ahhh mencintaimuhh"

And since you're the only one that matters

Crott

Baekhyun mengeluarkan spermanya, hingga mengotori perutnya dan dada Chanyeol. Ia begitu terengah-engah, berusaha mengais udara sebanyak-banyaknya. Dan ketika Chanyeol menusuk prostatnya kembali, Baekhyun baru sadar lelaki itu belum berhenti.

"Chanhh...ahh"

Kecepatan Chanyeol semakin menggila. Tubuh Bakhyun bahkan tersentak-sentak hebat karenanya. Baekhyun mencoba membantu lelaki itu, dengan mengetatkan lubangnya, yang justru semakin membuat Chanyeol menusuknya lebih dalam. Hingga setelah 5 tusukan cepat dan dalam berikutnya, lelaki itu mencapai klimaksnya. Begitu banyak, hingga mengalir di sekitar paha mulus Baekhyun.

"Hhhhh"

Baekhyun mendesah kembali, ketika Chanyeol menjilat spermanya yang mengalir di paha Baekhyun. Dapat ia lihat, kabut gairah masih menyelimuti kedua mata Chanyeol.

Tell me who do I run to ?

"Ronde berikutnya?"

.

._ALEA JACTA EST_

.

"Ahhh ahhh sudah Chanhh"

"Bukankah sudah kubilang aku tidak akan berhenti?"

"Akhhh!"

Entah sudah berapa kali, sperma mengalir dari penis keduanya. Bahkan bercak-bercak itu hampir mengotori seisi kamar Chanyeol. Lelaki tinggi itu serius akan ucapannya, hingga ia tidak berhenti setelah hampir lima jam lebih bercinta. Meskipun Baekhyun nampak sudah kelelahan.

"Chanhh akuhh..."

Terima kasih Chanyeol-ah

Crot

Selamat tinggal

...mencintai...mu"

Tepat setelah memuntahkan cairan dari penisnya untuk entah yang keberapa kalinya, Baekhyun tak sadarkan diri di pangkuan Chanyeol. Punggungnnya bersandar di dada Chanyeol, kepalanya terkulai lemas di bahunya, dengan penis Chanyeol yang masih terus menusuk cepat ke dalam lubang Baekhyun.

"Hahaha" Chanyeol terkekeh dan tertawa semakin keras setelahnya. Menertawakan dirinya sendiri, yang nampak seperti pria brengsek saat ini. Bagaimana bisa ia terus mencari kenikmatan untuknya disaat lelaki mungilnya sudah tak sadarkan diri karena ulahnya? Alasannya sederhana...

Tes

Tes

Chanyeol merindukan Baekhyun. Dan juga..

"Sedetikpun aku tidak pernah berhenti mencintaimu Baekhyun"

.

.

.

Keesokan harinya Chanyeol terbangun dengan tubuh yang masih polos. Ia mencoba mencari seseorang disebelahnya, karena seingatnya semalam ia terlelap sambil memeluk Baekhyun. Namun pagi ini, Baekhyun tidak ada disisinya, sisi ranjangnya pun telah dingin, menandakan bahwa sudah cukup lama ditinggalkan pemiliknya.

Chanyeol dengan terburu – buru menggunakan pakaiannya, mengitari seluruh ruangannya namun nihil..Baekhyun tidak ada dimana pun. Bahkan ponselnya pun tidak aktif.

Padahal Chanyeol sudah menyerah akan keputusannya, dan ingin menghampiri Baekhyun untuk menjelaskan semuanya. Langkah kakinya menuju pintu keluar tiba – tiba terhenti ketika netranya menemukan dua gelas cokelat panas, yang satu sudah habis dan satu lagi asapnya masih mengepul. Menandakan sang pembuat belum lama meninggalkannya disana.

Chanyeol memutuskan untuk pergi keluar, tapi lagi – lagi langkahnya terhenti ketika melihat ada secarik kertas yang terselip dibawah mug berisi cokelat panas tersebut. Dengan langkah perlahan Chanyeol menghampiri meja itu, mengambil surat yang ada disana dan perlahan membacanya—

Selamat pagi Yoda

Aku membuatkan mu cokelat panas, semoga saat kau bangun cokelatnya belum dingin haha

Terima kasih untuk segalanya, Terima kasih selalu menemaniku dan menjadi malaikat pelindungku selama ini. Segala sikap manis mu nyata nya membuatku terlalu terlena, aku bahkan buta untuk membedakannya. Aku mencintaimu Chan-ah. kau tau saat kau berubah rasanya aku benar – benar telah kehilangan separuh diriku. Maafkan aku yang lancang telah menyimpan perasaan lebih dari sekedar teman kepada mu selama ini. Apa itu yang membuat mu menjauhi ku ? Apa karena itu membuat mu terganggu ? Tapi sungguh, aku tidak pernah berharap kau bisa membalasnya, kini aku akan mencoba melepaskan mu Chan-ah.

Maafkan aku telah merusak persahabatan kita berdua Chan-ah, semoga kau tidak akan melupakan aku. Aku masih Baekhyun yang sama, yang menyayangi "sahabat"nya Chan-ah.

Jaga dirimu baik – baik, karena giliran ku sudah habis untuk mengisi dan mewarnai hari – hari mu. Aku tidak akan permh melupakannya Chan-ah, aku bahkan tidak menyesal dengan perasaan ini. Karena cinta itu suci, ia tidak salah hanya saja waktu kita yang tidak tepat.

Ahh satu hal lagi, selamat atas pertunangan mu dengan Seulgi. Maaf sepertinya aku tidak bisa datang di pesta kalian. Aku senang akhirnya kau bisa menemukan tambatan hatimu. Berhentilah bermain – main Chan-ah, cukup hatiku dan para mantan mu tidak untuk Seulgi, sepertinya ia wanita baik – baik.

Selamat menempuh hidup baru Chan-ah, aku pun akan melakukan hal yang sama. Doakan aku yaaa.

Anneyoung

ByunBaekhyun

Tidak terasa air mata kian menetes dari kedua bola matanya, ia telah kehilangan jiwanya, permata hatinya, bahkan separuh hidupnya. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Baekhyun ketika melihatnya bercinta dengan orang lain.

Chanyeol sungguh bodoh tidak menyadari perasaan mendalam yang dimiliki Baekhyun selama ini, tapi Baekhyun sungguh salah faham. Sebegitu bencikah Baekhyun padanya ? Hingga ia meninggalkan Chanyeol seorang diri. Begitu menyakitkankah? hingga Baekhyun tidak memberikan kesempatan untuk Chanyeol menjelaskan segalanya. Mungkin ini pula yang Baekhyun rasakan, mungkin lebih dari ini, dan Chanyeol benar – benar menyesal telah menuruti semua permintaan Aboejinya.

"Tidak Baekhyun-ah, kau adalah milikku. Hanya aku yang boleh memiliki mu. Aku berjanji akan menemukan mu, meski aku harus mati ribuan kali. Maafkan aku! Tapi biarlah aku egois kali ini. Kau hanya miliku Byun Baekhyun, kau hanya milik Park Chanyeol."

.

.

.

Alea Jacta Est - Keputusan

.

.

.

END

P.s : Anneyoungg~~ lama tidak berjumpa, ff ini sebagai selingan dari ffku yang belom kelar. Maaf karena masih punya kesibukan diluaran sana yang mengharuskan menunda pengerjaan ffku yang terbengkalai /bow\ btw ini ff debut Yaoi aku ? Gimana ? Gimana ? Sebenernya ini gak aku kerjain sendiri, ada hobaenim yang gamau disebut namanya yang bantu buat project ff ini_ gomawo chingu ^^ sesuai dengan back sound, ff ini tercipta waktu byunee dengerin lagunya adele, semoga ceritanya tersampaikan dengan baik. FF ini juga buat eonnieku Hyurien92 semoga sukaaaa karna katanya Sunbae itu kurang feel dengan gs.

P.s.s : Untuk Twilight dan Just One Hour, dimohon untuk bersabar /gada yang nunggu\ TT sebenernya udah selesai tinggal sedikit ubah sana sini /haha\ makasih udah mau baca ff nista ini dan Mind to review ?

P.s.s.s : Satu lagi malam ini update bareng sama Myungie silahkan mampir dalam list story nya jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejak. Saranghae /bow\