Naruto No Arashi

By : Erathia Kingdom

.

.

.

.

Disclaimer : Naruto (Masashi Kishimoto)

Rated : T – M

Pair: Naruto X Mei

Warning : Typo, ooc, Gaje, Overpower!Naru, Dll

"CHAPTER 9"

Sehari setelah kepulangan Naruto. Terlihat didalam ruang Hokage, terdapat beberapa orang yang diketahui sebagai Jounin Konoha, dan didepan mereka sedang duduk disebuah bangku sosok yang biasa dikenal sebagai Minato Namikaze atau Yondaime Hokage.

"Kalian tahu kenapa aku mengumpulkan kalian?".Tanya Minato, merasa tak ada jawaban Minato melanjutkan ucapannya. "Ujian Genin baru saja selesai, aku memanggil kalian kemari untuk membagikan daftar Genin yang akan kalian bimbing"

Kemudian Minato mengambil beberapa map kertas berwarna cokelat, yang didalamnya terdapat biografi dari beberapa Genin yang baru saja lulus.

"Ini adalah daftar Genin yang baru saja lulus, aku juga sudah membagi kelompoknya, sekarang majulah satu persatu aku akan membagikan kelompok Genin yang akan kalian bimbing"

Semua Jounin yang ada diruangan tersebut mulai melangkah kedepan untuk mengambil daftar Genin yang akan mereka bimbing.

Setelah semua Jounin disana mengambil daftar anggotanya, tiba-tiba saja seorang Jounin berambut pirang mengangkat tangannya.

"Hokage-Sama, kenapa anggota Geninku hanya ada 2 orang? Bukankah seharusnya 3 Genin untuk tiap tim". Tanya Shinobi pirang tadi.

"Soal itu, saat ini kami kekurangan Genin, jadi kami akan mencarikan anggota ketiga untuk timmu"

"Baiklah aku mengerti"

"Jika tak ada yang ditanyakan lagi, kalian semua sudah boleh pergi"

Mendengar perintah barusan, membuat hampir seluruh Jounin yang ada diruangan tersebut mulai melangkah keluar ruangan Hokage. Ya hampir, karena saat ini didalam ruangan tersebut masih berdiri seorang Jounin berambut pirang yang tadi bertanya.

"Ada apa Naruto? Apa kau memiliki pertanyaan yang lain?". Tanya Minato, saat tahu siapa orang yang masih berada didalam ruangan tersebut selain dirinya.

"Tou-San, bisakah kau meminjamkan formula Fuin Hiraishin kepadaku, untuk kupelajari".

"Kau yakin?". Naruto hanya mengangguk saat mendengar pertanyaan tersebut. "Hiraishin itu sangat sulit, tapi kurasa kau mampu untuk menguasainya... Ini". Minato mulai mengambil sebuah Scroll dari kantong ninjanya, kemudian Minato melempar Scroll itu dan langsung ditangkap oleh Naruto.

"Terima kasih, Tou-San". Setelah mengatakan itu, Naruto langsung berbalik dan melangkah kesatu-satunya pintu yang ada disitu.

*Cklek

"Jadi kau benar-benar serius ingin menjadi Jounin pembimbing ya, Naruto". Baru saja membuka pintu, tiba-tiba Naruto dapat mendengar sebuah suara disampingnya. Saat Naruto mengalihkan pandangannya pada sosok tersebut yang pertama dia lihat adalah seorang pria berambut perak dan memakai masker yang menutupi wajahnya.

"Kenapa kau masih disini Kakashi?". Tanya Naruto, pada Kakashi yang sedang menyandarkan punggungnya ditembok dan membaca buu bersampul Orange.

"Tak ada alasan khusus". Setelah mengatakan itu, Kakashi langsung berbalik menuju pintu keluar gedung Hokage, di ikuti Naruto yang berjalan disampingnya. "Aku akan pergi menemui Asuma dan yang lainnya, apa kau mau ikut?"

"Tidak... Aku ingin melakukan sesuatu saat ini"

"Baiklah tidak masalah. Ngomong-ngomong, kudengar kau akan menikah, apa itu benar?"

"Yah.. Begitulah"

"Kalau begitu, apa kau sudah memutuskan waktu pernikahannya?"

"Masih belum, lagipula untuk saat ini aku masih ingin mempererat hubunganku dengan Mei lebih dulu"

"Jadi namanya Mei yah?". Naruto hanya mengangguk saat mendengar ucapan Kakashi.

"Baiklah kurasa kita akan pisah disini Naruto". Tanpa sadar, kini mereka berdua sudah berada di luar gedung Hokage.

"Hmm... Sampaikan salamku pada yang lainnya". Ujar Naruto, dan dibalas lambai tangan oleh Kakashi yang sudah berjalan pergi.

Setelah melihat Kakashi pergi, Naruto langsung berbalik kearah yang berlawanan dengan Kakashi dan melangkah pergi dari tempat tersebut.

...

Disebuah hutan yang dikenal sebagai hutan kematian, terlihat sosok Naruto yang saat ini sedang berjalan dengan santai dan ditangannya terdapat sebuah Scroll yang sedang dia baca.

"Hmm... Hiraishin benar-benar memiliki banyak Fuin yang merepotkan". Gumam Naruto yang entah sejak kapan sudah membaca Scroll tersebut.

Tak lama kemudian, Naruto sudah sampai disebuah ladang rumput yang sangat luas dan ditengah ladang rummput tersebut terdapat sebuah batu besar yang cocok untuk dijadikan sebagai tempat duduk.

Tapi jika diperhatikan baik-baik, maka kalian akan melihat sesorang sedang duduk dibatu tersebut, orang itu memiliki rambut panjang berwarna merah dan sedang duduk dengan wajah yang menatap kelangit.

"Sedang apa dia disitu?". Gumam Naruto, saat melihat sosok tersebut, tanpa menunggu lama Naruto sedikit mempercepat langkahnya menuju sosok tersebut.

"Apa yang kau lakukan disini Mei-Chan?". Tanya Naruto saat tahu siapa sosok tersebut.

Mendengar sebuah suara, membuat Mei mengalihkan pandangannya keasal suara tersebut dan yang pertama dia lihat adalah sosok Naruto dengan sebuah Scroll ditangannya.

"Kau sudah datang yah Naruto-Kun".

"Mendengar ucapanmu sepertinya kau sedang menungguku". Mei hanya menganggukan kepalanya saat mendengar ucapan Naruto barusan. "Darimana kau tahu kalau aku akan kesini?"

"Kaa-San. Kaa-San bilang, tempat ini adalah tempat yang sering kau datangi selain bukit Hokage"

"Begitu... Jadi ada perlu apa kau menemuiku?"

"Aku hanya ingin berdua denganmu, apa itu salah?"

"Hahh...". Naruto hanya menghela nafas saat mendengar ucapan Mei, dan dia mulai mendudukan tubuhnya dirumput dekat batu yang diduduki oleh Mei.

"..."

"..."

Hening, tiba-tiba suasana disitu menjadi hening tak ada satupun dari kedua orang tadi yang ingin memulai pembicaraan, satu-satunya suara yang ada disitu hanya suara rumput yang bergoyang tertiup angin.

"Hey". Jenuh dengan suasana sunyi tadi, Mei memutuskan untuk mulai membuka percakapan.

"Apa?". Tanpa mengalihkan pandangannya dari Scroll yang ada didepannya, Naruto menjawab panggilan Mei.

"Aku bosan"

"Lalu kau mau apa?"

"Kenapa kita tidak pergi jalan-jalan. Ingat, kau belum menunjukkan bagian-bagian desa Konoha padaku"

"Jika kau memang ingin mengajakku kencan kenapa tidak bilang saja"

*Blushh

"Ara... Kau tak perlu mengatakannya seperti itu Naruto-Kun". Ujar Mei dengan wajah yang sudah memerah sepenuhnya, karena niatnya sudah diketahui oleh Naruto.

"Baiklah, kurasa tak ada salahnya kita pergi". Naruto mulai berdiri dari posisi duduknya dan berbalik kearah Mei dengan tangan yang dijulurkan seperti ingin mengajak seseorang.

Melihat itu Mei langsung menerima uluran tangan Naruto. "Kuharap, tempat yang akan kau tunjukkan padaku adalah tempat yang bagus, Naruto-Kun". Ujar Mei disertai sebuah senyum manis.

...

Disalah satu training ground yang ada dikonoha, terlihat dua orang pria yang saat ini sedang saling berhadapan.

Pria pertama memiliki rambut berwarna hitam yang mencuat kebelakang, dan memiliki mata berwarna hitam, dia juga mengenakan sebuah kaos berwarna Biru yang dibelakangnya terdapat gambar kipas berwarna Merah dan Putih.

Yang kedua adalah seorang pria yang memiliki rambut pirang jabrik, serta dibagian pipinya terdapat garis yang berbentuk seperti kumis kucing, dia juga mengenakan pakaian kaos berwarna Hitam yang dibelakangnya terdapat gambar pusaran berwarna Merah.

"Jadi apa yang kita lakukan disini? Menma". Tanya seorang pria berambut hitam pada orang didepannya yang diketahui sebagai Menma.

"Entahlah, aku kemari karena diundang oleh Chouji". Jawab Menma pada pria didepannya. "Ngomong-ngomong, apa menurutmu saat pembagian kelompok besok, kita akan satu kelompok Sasuke?"

"Aku tidak tahu, sebaiknya kita tunggu saja pembagian kelompok besok". Jawab pria yang diketahui sebagai Sasuke tersebut.

"Kau benar"

*Tap Tap Tap

Mendengar langkah kaki yang menuju tempat mereka, Menma dan Sasuke langsung mengalihkan pandangannya pada sekelompok orang yang baru saja datang.

"Jadi bisa kalian jelaskan kenapa kita harus berkumpul seperti ini?". Tanya Menma pada sekelompok orang yang baru saja tiba tersebut.

"Hehe.. Tentu saja untuk merayakan kelulusan kita, Menma". Ujar seorang pria berbadan besar yang sedang memakan sebuah keripik.

"Jadi kau memanggil kami kemari hanya untuk itu"

"Kau salah Menma, ini bukan rencanaku, melainkan rencana adikmu dan anak-anak perempuan lainnya"

Mendengar ucapan Chouji sontak membuat Sasuke dan Menma mengalihkan pandangannya pada beberapa anak perempuan yang ada disitu, dan ditangan mereka sudah ada keranjang yang biasa digunakan untuk piknik.

"Hahh... Kalian benar-benar merepotkan". Dengan helaan nafas panjang Menma mengatakan hal tersebut.

"Moo... Nii-San bukankah itu bagus, kau bisa beristirahat sedikit dari latihanmu". Ujar seorang gadis berambut merah yang ditangannya membawa sebuah keranjang seperti gadis-gadis yang lainnya.

"Terserahlah". Mendengar ucapan dari adiknya, membuat Menma mau tak mau menerima dengan pasrah.

"Kalau begitu, Kiba cepat siapkan tikarnya!". Seorang gadis berambut pirang pucat berucap pada pria yang dipanggil Kiba tersebut.

"Aku mengerti, kau tak perlu memerintahku Ino". Dengan tampang lesu, pria yang dipanggil Kiba tersebut mulai mempersiapkan tikar yang sudah dipegannya.

"Shikamaru kau juga jangan hanya tidur, cepat bantu yang lainnya!". Gadis yang dikenal sebagai Ino tersebut, kembali berteriak pada seorang pria berambut nanas dan bertampang malas, yang dikenal sebagai Shikamaru.

"Hoamm... Merepotkan saja". Meski berkata begitu, tapi Shikamaru tetap menuruti perintah dari Ino.

Tak berapa lama kemudian, semua persiapan telah diselesaikan, mulai dari tikar yang sudah digelar sampai beberapa makanan yang telah dikeluarkan dari keranjang.

"Baiklah, karena semuanya sudah siap ayo kita mulai perayaan kelulusan ini". Ujar seorang gadis berambut Pink, kepada semua orang yang ada disitu.

Setelah ucapan gadis berambut pink tadi, semua orang yang ada disana mulai bersorak dan memulai acaranya.

...

Oke, hal terakhir yang ingin kulakukan sekarang adalah segera pergi dari gadis berambut merah Maroon yang ada disampingku ini. Kalian mau tahu alasannya, bayangkan saja, hanya dalam beberapa jam, semua uang yang ada didalam dompetku langsung habis, dan itu seuma hanya untuk membelikannya berbagai makanan yang menurutku tidak membuat kenyang.

"Nee... Naruto-Kun ayo kita beli beberapa cemilan untuk Kaa-San dan yang lainnya". Ujarnya padaku, mendengar ucapannya barusan entah kenapa membuat membuat hatiku meringis, bahkan aku tidak tahu lagi sudah berapa kali aku menatap kedalam dompet yang saat ini sedang kugenggam.

"Kenapa kau diam saja Naruto-Kun, apa kau tidak senang bersamaku?"

"A-Ah bukan begitu, baiklah ayo kita beli beberapa cemilan aku yakin Mia-Chan juga akan suka". Oh tuhan, entah kenapa sekeras apapun aku ingin menolak permintaanya aku tetap tak bisa melakukannya.

Dan disinilah kami sekarang, disebuah toko Dango yang biasa kudatangi bersama Kakashi dan teman-temanku yang lain, tak mau menghalangi jalan karena berdiri didepan pintu kami mulai melangkah masuk.

Lalu sebuah suara terdengar dari salah satu meja yang ada ditoko tersebut. "Yo Naruto, ada apa kau kemari?". Oh, itu Kakashi dan teman-temanku yang lain, entah kenapa melihat mereka membuatku menjadi sangat lega.

Tanpa menunggu lama aku segera mengajak Mei pergi ketempat mereka. "Kalian ada disini?". Tanyaku pada mereka.

"Jangan bertanya balik, jawab dulu pertanyaanku". Dari ucapannya aku dapat menebak kalau dia tidak senang.

"Kami hanya ingin membeli beberapa cemilan". Jawabku seadanya, entah kenapa setelah aku berkata begitu, mereka semua langsung memandangi Mei yang berdiri disampingku.

Melihat hal itu, aku langsung menyenggol sedikit bahu Mei untuk memberinya tanda agar memperkenalkan diri, dan sepertinya dia mengerti dengan tanda yang kuberikan, karena Mei langsung menunduk 90 derajat serta mulai mengenalkan namanya.

"Duduklah dulu Naruto, Terumi-San". Ujar Asuma, yang dimulutnya terdapat sebuah lidi bekas tusukan dango.

Tanpa menunggu perintah lagi Naruto dan Mei langsung mendudukan tubuhnya bersama dengan Kakashi dan yang lainnya.

"Kukira kau tidak mau datang?". Tanya Kakashi pada Naruto yang sudah mengambil satu tusuk Dango.

"Awalnya aku memang tak ingin datang, tapi karena suatu alasan aku akhirnya terbawa kemari". Jawab Naruo. "Ngomong-ngomong kemana Guy?"

"Dia baru saja pergi, katanya dia sudah mempunyai janji dengan anggota Geninnya". Bukan Kakashi yang menjawab, melainkan Asuma yang ada disamping Kakashi lah yang menjawab pertanyaan Naruto.

"Hahh... Dia memang bersemangat seperti biasa, Bahkan meski sudah sore seperti ini dia masih memilih latihan"

"Aku tak ingin mendengar hal itu darimu Naruto". Ujar Asuma, dari ucapannya kalian dapat tahu kalau saat ini Asuma sedang menyindir Naruto.

"Terserah". Dan dengan nada acuh Naruto membalas ucapan Asuma.

"Jadi apa kalian sudah melihat anggota Genin kalian?". Tanya Naruto pada dua orang yang ada dihadapannya.

"Begitulah, sepertinya aku akan menjadi Jounin pembimbing bagi kelompok InoShikaCho". Dengan nada bangga Asuma berujar demikian.

Naruto hanya memutar bola matanya saat mendengar nada bangga yang diucapkan Asuma. "Kau sendiri bagaimana Kakashi?"

"Aku akan menjadi Jounin pembimbing dari salah satu adikmu"

"Begitu, kalau begitu aku akan mempercayakannya padamu". Ujar Naruto, kemudian Naruto mengalihkan pandangannya pada meja sebelahnya, dimana Mei dan beberapa teman peerempuannya yang lain sedang berbincang, melihat itu membuat Naruto sedikit menunjukkan senyumnya.

Tanpa terasa waktu sudah berlalu dengan cepat, kini senja sudah datang bahkan matahari sudah terbenam dibarat, beberapa anak kecil sudah berlarian untuk pulang kerumah.

Disalah satu jalan desa Konoha terlihat dua orang berbeda gender yang sedang berjalan bersama dengan tangan yang saling berpegangan, mereka berdua adalah Naruto dan Mei yang baru saja pulang dari kencan mereka.

"Hari ini sangat menyenangkan, bukan begitu Naruto-Kun?". Ujar Mei pada sosok Naruto yang ada disampingnya.

"Kau benar"

"Aku ingin kita melakukan ini lagi Naruto-Kun"

"Tentu, lain kali aku akan menunjukkan tempat yang bagus di Konoha"

"Kau janji?"

"Tentu, apa aku terlihat seperti seorang pembohong dimatamu?". Ujar Naruto, yang terdengar seperti sebuah cibiran pada Mei.

"Hihi... Maaf jika menyinggungmu". Ujar Mei dengan sebuah senyuman diwajahnya. Jujur saja siapapun yang melihat senyum tersebut pasti akan langsung jatuh hati pada Mei, begitupun Naruto, kini wajahnya yang biasanya tenang sudah berubah menjadi merah padam saat melihat senyum Mei barusan. Dan mulai saat itu Naruto sudah memutuskan untuk menjaga senyum tersebut agar tidak hilang dari wajah gadis yang dicintainya.

T.B.C

.

.

.

AN: Yo ketemu lagi sama saya, setelah lebih dari 2 minggu hidup tanpa internet, akhirnya saya kembali lagi keperadaban, oke lupakan ucapan saya tadi, disini saya akan menjawab beberapa pertanyaan yang reader tanyakan.

Pertama, alasan kenapa saat pertarungan Naruto melawan Yagura, Naruto terlihat seperti kesulitan. Sebenarnya Naruto gk kesulitan saat melawan Yagura, hanya saja saat itu Naruto sudah tau tentang kondisi Yagura yang sedang dikendalikan, jadi Naruto berusaha buat nolongin Yagura, inget ucapan Naruto pada Mei waktu ditaman, disitu Naruto bilang kalo dia ngasih kesempatan ke-2 buat Yagura.

Kedua, ada yang bingung kenapa panjang pedang Naruto nyampe 5 meter, sejujurnya pedang Masamune milik Naruto terinspirasi dari salah satu karakter Final Fantasy. Siapa lagi kalo bukan Sephiroth yang punya pedang segitu panjangnya.

Ketiga, alasan saya masang Mei jadi pair Naruto. Jujur aja saya emang pernah bilang kalo Naruto itu latihan keluar desa selama 8 tahun, tapi saya gk pernah bilang klo Naruto gk pernah melakukan hubungan apapun dengan seseorang selama diluar desa, entah kapan tapi nanti ada chapternya tentang petualangan Naruto diluar desa dan awal pertemuan Naruto dan Mei.

Keempat, saya juga udah mutusin elemen apa yang dihasilkan Naruto dari pergabungan Air, Angin dan Petir, elemennya terinspirasi dari salah satu anggota Mugiwara di anime One Piece.

Lalu untuk kritikan yang diberikan ke saya, akan saya terima dengan tangan terbuka, semoga aja Chapter-Chapter selanjutnya jadi lebih baik lagi.

Oh, saya juga udah bikin satu fic lagi yang entah kapan akan saya update, fic ini nanti akan terispirasi dari sekian banyak anime yang udah saya tonton, fic ini juga akan memiliki tema tentang dunia paralel, jadi kalo berkenan tolong dibaca saat sudah di update moga aja kalian suka.

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA