Author Note :

Yo! Minna-san! Saya hanya ingin memberitahu kalian, atau bisa di bilang ini sebagai promosi.

Bagi kalian yang ingin bergabung dengan Grub yang saya masuki kalian kirim saja nomor kalian melalui PM. Tapi seperti kata saya, saya hanya mencari orang-orang yang benar-benar aktif dan sering mengobrol, di Grub tersebut memang ada beberapa author senior dan junior, jika kalian ingin kenal mereka dan belajar lebih banyak masalah penulisan, silahkan gabung. Tetapi jika kalian memang ingin kenal, kalian tidak boleh menjadi Sider, gabung Cuma jadi Sider? Nope, saya tidak mencari anggota seperti itu.

Ok itu saja dari saya. Silahkan lanjutkan membaca cerita saya.

.

.

Akademi Magic Konoha

14.00 PM

.

Di lorong akademi terdapat, Rias, Akeno dan seorang perempuan rambut ungu di ikat menggunakan pita kupu-kupu saat ini berjalan dengan tenang menuju keluar Akademi, bisa di asumsikan mereka baru saja keluar dari ruang kepala sekolah dan berniat untuk pulang.

Perempuan rambut ungu di samping mereka meregangkan badannya, "Agghh... lelah sekali," gumam perempuan tersebut. "Kerja yang bagus untuk hari ini, Shinoa-chan," ucap Akeno sambil tersenyum kepada perempuan rambut ungu bernama Shinoa.

"Misi Rank B... Aku pikir mereka sangat kuat, ternyata membosankan sekali, bukan begitu, Shi?" tanya Shinoa entah kepada siapa. Rias yang berjalan di antara mereka berdua hanya diam dengan tatapan melamun, ia kembali teringat dengan bayangan Naruto yang menyelamatkannya serta tersenyum padanya, pipinya kembali merona dan jantungnya kembali berdetak kencang, Rias yang mengingat itu tersenyum tipis.

"Rias, ne Rias!" Rias yang di panggil tersentak dan menoleh ke arah Shinoa yang memasang wajah khawatir padanya. "Ada apa? Kau sejak tadi melamun?" tanya Shinoa penasaran.

"A-Ah, t-tidak ada apa-apa," jawab Rias dengan nada tergagap, Akeno yang tahu kenapa Rias melamun tersenyum tipis. "Hm? Apakah kau sedang memikirkan Uzumaki-kun, Rias-chan?" tanya Akeno membuat wajah Rias memerah.

"A-Aku sedang tidak memikirkannya!" Shinoa yang mendengar itu menaikkan sebelah alisnya. "Uzumaki? Maksudmu Uzumaki Naruto yang di rumorkan itu?" tanya Shinoa sambil menempelkan jari telunjuknya di dagunya.

"Fufu, benar sekali. Dia tadi menyelamatkan Rias-chan dari Raiser bahkan sampai bertarung dengannya, dan sepertinya Rias-chan mulai menyukai Uzumaki-kun."

"A-Aku tidak menyukainya!" balas Rias tergagap. Shinoa juga sering mendengar rumor tentang pemuda tanpa [Mana] yang memiliki kekuatan yang sangat kuat, bahkan bisa menekan kekuatan [Sacred Beast : Kyuubi]. Dia belum pernah melihatnya tetapi entah kenapa dia sangat tertarik untuk bertemu dengannya, siapa yang bakal tidak tertarik mendengar seorang pemuda tanpa [Mana] ternyata memiliki kekuatan yang kuat bahkan sampai bisa menekan [Sacred Beast]terkuat.

"Hmm, Uzumaki Naruto, ya... fufu... aku ingin sekali bertemu dengannya," gumam Shinoa sambil tersenyum dan memutar-mutar stik kecil di tangannya. "Kenapa kau ingin bertemu dengannya?" tanya Rias penasaran dengan teman se-teamnya.

"Hmm, aku belum pernah melihatnya atau pun bertemu dengannya, jadi aku ingin berkenalan dengannya... Selain itu...," ucap Shinoa sambil tersenyum lalu melangkah lebih cepat sambil memutar tubuhnya dan seketika stik di tangannya terbakar api dan berubah menjadi sebuah sabit besar dengan sisi tajamnya berwarna hijau, "aku ingin mencoba melakukan sparing dengannya, menggunakan [SacredBeast : Shikimadoji] milikku," lanjut Shinoa sambil tersenyum.

"Aku ingin melihat seberapa kuat dia."

.

Naruko Side

.

Beralih ke sisi lain di sebuah kamar, terdapat Naruko yang mendudukkan dirinya di kasur sambil memandang foto Naruto saat bayi dengan ekspresi sedih, di rumahnya ini tidak ada foto Naruto yang lain selain fotonya saat bayi karena keberadaannya tidak di anggap.

Tetapi tanpa diketahui oleh ayahnya dan kakaknya Menma, Ia dan Ibunya menerima keberadaan Naruto. Alasan kenapa mereka sembunyi-sembunyi karena ayahnya mengancam jika mereka menyayanginya atau pun menerima keberadaannya dia akan membunuh Naruto.

Mereka terpaksa harus menyakiti serta berlaku kasar terhadap Naruto saat Minato ada di rumah, dan saat Minato tidak ada di rumah, mereka menangis dan meminta maaf kepada Naruto karena mereka terpaksa melakukannya.

Saat Minato tidak ada, mereka bisa menerima keberadaan Naruto, memberinya kasih sayang, menemaninya, dan mengobati luka yang mereka berikan kepada Naruto. Ia yang mengingat kebersamaan itu tersenyum tipis, beberapa bulan berlalu, ia dan ibunya terkejut karena Naruto tiba-tiba menghilang begitu juga dengan neneknya yaitu Tsunade tidak pernah datang lagi padahal dia sering sekali datang.

Pakaian serta barang-barangnya juga tidak ada sama sekali, mereka sangat khawatir dengan keadaan Naruto dan berharap baik-baik saja. Tetapi setelah satu tahun, tidak ada kabar mengenai Naruto sama sekali, dan secara tiba-tiba ayahnya menyuruh ibunya untuk ikut dengannya membunuh Naruto yang saat ini tinggal bersama Tsunade..

Ia yang mendengar itu senang di dalam hati karena Naruto baik-baik saja tetapi dia khawatir dengan keadaan Naruto yang akan di bunuh oleh ayahnya dan ibunya yang di paksa untuk membunuhnya. Ayahnya juga mengancam jika dia menolak, dia akan membunuh seluruh keluarga Uzumaki Ibunya, dan itu membuat ibunya harus mengikuti perintah suaminya.

Dia yang ada di rumah menangis karena ayah dan ibunya akan membunuh Naruto, dia berdoa dan berharap Naruto baik-baik saja. Beberapa jam berlalu ayah dan ibunya kembali, ia yang ada di kamar langsung mendatangi mereka, seketika ia terkejut karena melihat mereka dalam keadaan kacau.

Ia pun bertanya bagaimana bisa mereka dalam keadaan seperti itu, dan ayahnya bilang setelah mereka berhasil melukai Naruto dengan membenturkan kepalanya hingga berdarah dan menusuk bagian punggungnya, ia membiarkan Naruto pergi karena ia ingin, dia mati secara perlahan.

Tak lama setelah itu, Tsunade datang dan ia melihat benda yang kami gunakan untuk membunuh Naruto terdapat bercak darahnya, ia yang melihat itu mengamuk dan memukul ayahnya serta ibunya.

Ia yang mendengar itu terdiam, dia menangis diam karena kakak yang dia sayangi akan mati di luar sana. Ia sangat berharap bahwa kakaknya baik-baik saja, tetapi harapannya tidak terkabul. Untuk mengenang kakaknya dia mengambil foto kakaknya saat bayi karena hanya itu saja yang dapat mengingatkannya dengan kakaknya.

Bertahun-tahun berlalu, ia yang awalnya hanya memiliki [Mana] saat ini memiliki sebagian [Sacred Beast : Kyuubi]yang di berikan ibunya begitu juga dengan Menma yang mendapat sebagian lagi kekuatan [Sacred Beast : Kyuubi]. Walau bertahun-tahun berlalu, ia dan ibunya tidak melupakan Naruto, orang yang sangat penting bagi mereka.

Saat masuk ke akademi yang ternyata di pimpin oleh Tsunade, ia tidak menyangka bahwa kakaknya yaitu Naruto masih hidup, kehidupannya yang terasa hampa yang hanya terdapat latihan dari ayahnya seketika hidup kembali.

Tetapi ia melihat tatapan kebencian dari kakaknya, dan ia semakin terkejut ketika mendengar ada yang memanggil kakaknya dengan sebutan kakak juga, dan dia bilang tidak tahu penderitaan yang Naruto alami. Ia yang mendengar itu tentu saja tidak suka, ia juga tahu seberapa penderitaannya Naruto.

Saat Tes di mulai ia tidak menyangka kakaknya itu meningkat dengan pesat, dia menjadi sangat pintar dan kuat, bahkan dia bisa menekan kekuatan [Sacred Beast : Kyuubi] kakaknya Menma. Ia yang melihat kedua kakaknya saling bertarung menatap khawatir Naruto yang berniat membunuh Menma, ia ingin menghentikan kakaknya tetapi perempuan bernama Michella Watch yang memanggil kakaknya dengan sebutan kakak menghentikannya dan ia juga mengejeknya karena tidak memedulikan kakaknya Naruto.

Ia tentu peduli dengan Naruto, tetapi karena ayahnya ada di sini dia tidak bisa mengatakan yang sesungguhnya, setelah Menma di kalahkan ayahnya memarahi Naruto dan meminta Naruto di keluarkan.

Tap kakaknya membalas perkataan Minato dan ia terkejut mendengar Naruto menyebarkan aib keluarganya di depan banyak orang. Ia juga semakin terkejut ketika Neneknya yaitu Tsunade mengatakan karena perbuatan ayah dan ibunya Naruto harus sekarat dan kehilangan ingatannya namun sebelum meninggal keluarga Watch menyelamatkannya.

Ia yang mendengar itu merasakan sakit di dadanya, itu artinya Naruto telah kehilangan ingatannya mengenai kebersamaan mereka dulu. Kebersamaan mereka tidak pernah di ketahui oleh Tsunade dan dia memberitahu Naruto tentang masa lalunya, itulah yang menyebabkan Naruto membencinya serta keluarganya.

Padahal dia ingin berhubungan akrab dengan kakaknya kembali, tetapi Michella memanas-manasi dirinya hingga ia menjadi emosi dan kehilangan fokusnya melakukan tes hingga akhirnya dia kalah, ayahnya yang melihat Michella tidak sadar berniat membunuhnya tetapi kakaknya berhasil menyelamatkannya dan itu membuat Kakaknya semakin membencinya dan keluarganya.

Dadanya semakin sakit ketika melihat Michella sangat dekat dengan kakaknya, ia juga ingin dekat dengan kakaknya kembali, tapi apa yang harus dia lakukan, kakaknya sudah terlanjur membencinya dan keluarganya, jika dia menjelaskan kenangan mereka dulu, apa Naruto akan percaya? Apakah dia mau menerimanya?

"Naruto-niisan," lirih Naruko kembali menangis dan memeluk foto yang ada di tangannya. Kyuubi yang ada di dalam tubuh Naruko memandang khawatir hostnya dari alam bawah sadar, saat ada di tubuh ibunya dia juga tahu seberapa penderitaan yang di alami Naruto, dia juga tidak habis pikir mengapa ayahnya berniat membunuh anaknya sendiri. Seiring berjalannya waktu, ia di keluarkan dari tubuh Ibunya, dan di bagi menjadi dua bagian.

Ia pun memilih masuk ke tubuh Naruko, untuk menemaninya dari kesendirian serta membantunya menjadi kuat. Setelah beberapa tahun berlalu, ia menjadi host yang sangat kuat, dan saat pergi ke akademi, dia juga terkejut karena Naruto, kakak tersayangnya masih selamat, namun sangat di sayangkan dia harus kehilangan ingatannya.

Dia tidak mengingat kenangan yang dia, Naruko dan ibunya lalui bersama, yang ada adalah rasa benci karena hanya mengetahui penderitaan yang dia alami, dan itu membuat hati Naruko tersakiti. Dia ingin Naruko memberitahu Naruto mengenai kenangan yang mereka lalui bersama tapi dia pasti tidak akan percaya, dan situasi semakin memburuk karena perbuatan ayahnya.

Sekarang dia tidak harus bagaimana membantu Naruko berhubungan kembali dengan kakaknya.

.

.

Menma Side

.

Di sisi lain Menma, saat ini dia tengah berlatih di sebuah lapangan yang luas dengan [Sacred Beast]melapisi tangannya, dia melatih [Taijutsu]miliknya sambil menggabungkannya dengan serangan [Magic]yang dia miliki.

Bayangan saat Naruto mengalahkannya walau dia tidak memiliki [Mana] terlintas di kepalanya, mengingat itu dia menggeram marah karena kesal dia di kalahkan oleh orang yang dulu dia anggap lemah dan tidak berguna di keluarganya

Saat mendengar ayahnya membunuh Naruto dia sangat senang karena sampah sepertinya tidak ada lagi, tetapi saat masuk akademi, dia justru melihatnya berdiri di depannya dalam keadaan baik-baik saja, dia juga masuk ke akademi magic sama sepertinya, ia tentu memandang remeh dia karena masuk melalui nilai bukannya kemampuan.

Tetapi saat tes, dia berhasil mengalahkannya dengan mudah, dia sekarang telah menjadi orang yang kuat. Dia yang mengingat orang yang dia anggap lemah sekarang menjadi kuat tidak terima, maka dari itu berlatih terus untuk menjadi lebih kuat agar bisa mengalahkannya.

Dia sangat tidak terima karena dia yang memiliki kekuatan besar dari salah satu [The Nine Greatest Bijuu Beast]bisa di kalahkan oleh orang tanpa kekuatan, dan itu sangat memalukan untuknya. Selain itu, dia juga mempermalukannya serta nama keluarganya di depan banyak orang, dia yang mengingat itu semakin kesal dan membencinya.

"Si sampah itu... Akan aku buat di membayar semua perbuatannya itu!" geram Menma sambil mengepalkan tangannya dengan kuat hingga memunculkan lingkaran sihir merah lalu mengeluarkan api yang membara, api itu berputar hingga membentuk bola api yang menyala, "tunggu saja kau sampah!" lanjut Menma sambil melayangkan tinjunya yang terdapat bola api.

Blaaar!

.

Naruto side

.

Beralih ke sisi Naruto, saat ini dia berdiri diam di tempat latihannya sambil menundukkan kepalanya serta memejamkan matanya, sementara Inori dan Jeanne mereka berdiri di belakangnya sambil memandang serius ke arah Naruto.

Naruto menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan, ia mengarahkan tangan kanannya ke depan dengan telapak tangan terbuka ke arah bawah, lalu tangan kirinya menggenggam otot lengannya kanannya.

["Wahai api yang membara dan membakar segalanya, wahai petir yang menggelegar dan menghancurkan segalanya, datanglah kemari!"] ucap Naruto dan seketika tubuhnya mengeluarkan percikan petir yang bergerak liar serta lengannya mulai mengeluarkan lingkaran sihir berwarna merah, ["bentuklah cahaya yang besar yang mampu menyinari dunia dan buat semua orang di penjuru dunia gemetar serta takut dengan kekuatan kalian!"] lanjut Naruto lalu mengangkat tangannya kanannya ke atas hingga membuat lingkaran sihir yang awalnya kecil berubah menjadi besar.

Embusan angin yang sangat kuat pun tercipta, lingkaran sihir itu juga mulai mengeluarkan petir yang bergerak liar, hingga mengenai beberapa pohon dan menghancurkan beberapa tanah di bawahnya, Inori dan Jeanne yang melihat itu menatap kagum Naruto, sementara Naruto yang memejamkan matanya mulai membuka matanya memperlihatkan tatapannya yang tajam serta matanya yang berubah menjadi emas.

"Aku yang dulu bukanlah yang sekarang, akan aku buat kalian membayar semua perbuatan, kalian... Tunggu saja!"

.

Disclaimer

Naruto © Masashi Kisimoto

High School DxD © Ichiei Ishibumi

Summary : Uzumaki Naruto, Sosok pemuda yang tidak harus kehilangan ingatannya akibat benturan keras dari keluarga yang ingin membunuhnya, tetapi dia di selamatkan oleh sebuah keluarga dan membawanya ke kehidupan yang baru, bagaimana kah perjalanan hidupnya yang baru kali ini?

Naruto : The Magical Battle

Pair :

Naruto x ...

Genre : Alternative Universe, Adventure, Fantasy, Romance, Humor, Sci-Fi, Echhi, Incest, Harem, Future!Sett.

Rate : M

Warning : Typo, OC, OOC, AU, Multichap, Jutsu/Magic Buatan sendiri, Alur berantakan dan Lain-lain, Smart!Naru, Friendship!Vali.

"Naruto." berbicara

"Naruto." batin

["Naruto."] Beast/Sacred Beast berbicara

["Naruto."] Batin Beast/Sacred Beast.

.

AliA - Impluse

.

Chapter 15 : Ouroboros Dragon

.

Kediaman Watch

18.00 PM

.

Sore pun tiba, dan Tsunade sudah pulang dari akademi. Sesampainya di kediaman Watch, dia bisa melihat Michella, Nei serta Grayfia yang berkumpul di ruang tamu. Grayfia yang melihat Tsunade datang langsung menyambutnya, "Okaerinasai, Tsunade-sama!" ucap Grayfia membungkuk sesaat lalu mengambil tas Tsunade.

"Okaerinasi, Kaa-chan!" ucap Michella dan Nei sambil tersenyum. "Um, Tadaima, Grayfia, Nei-chan, Michella-chan!" ucap Tsunade membalas senyum mereka lalu meregangkan tubuhnya.

"Ah... lelah sekali, akhirnya aku bisa beristirahat sekarang," gumam Tsunade meregangkan bagian bahunya, ia yang tidak melihat Inori pun bertanya, "di mana Inori-chan?"

"Inori-nee ikut latihan dengan Naruto-nii, Kaa-chan. Sampai sekarang mereka belum pulang," jawab Nei, ia lalu tersentak dan tersenyum kembali, "mereka sudah datang." Michella, Tsunade dan Grayfia yang mendengar itu menoleh ke arah pintu dan benar saja, orang yang mereka bicarakan baru saja sampai di rumah.

"Tadaima!" ucap Naruto sambil melambaikan tangannya pelan. "Okaerinasai, Naruto-sama, Inori-sama!" ucap Grayfia ikut tersenyum lalu membungkukkan badannya. "Okaeri, Nii-chan, Inori-chan," ucap Michella sambil mendekati mereka dengan Nei yang mendorong kursi rodanya.

"Okaeri, Nii-chan, Nee-chan," ucap Nei sambil tersenyum. "Kalian sudah kembali, kami baru saja membicarakan kalian," ucap Tsunade sambil melihat keadaan Naruto yang tampak berantakan.

"Sepertinya kau berlatih sangat keras hari ini ya, Naruto-kun? Kau terlihat berantakan sekali," Naruto yang mendengar itu tersenyum. "Ya... begitulah, Kaa-chan. Awalnya aku ingin berlatih sendiri tadi, tapi Inori-san ingin ikut denganku dan dia membantu aku berlatih untuk menjadi kuat tadi," jawab Naruto sambil melihat ke arah Inori yang ada di sampingnya, sementara Inori yang mendengar itu tersenyum tipis.

"Souka, baguslah kalau ayo kalian bersihkan diri kalian, lalu kita makan malam bersama."

"Ha'i!"

.

.

.

Other Place

21.00 PM

.

Di malam yang sunyi di sebuah hutan yang lebat dan gelap dengan cahaya minim dari bulan, terlihat beberapa pohon bergoyang dengan kencang dan terus merambat ke beberapa pohon dengan suara dentuman yang cukup keras.

["GROOAAAAAARRR!"]

Suara mengerikan terdengar dari hutan tersebut dan tak lama setelah itu sesuatu terlempar dari hutan tersebut dan itu adalah manusia. Tak lama setelah itu juga keluar sesuatu hitam yang runcing menembus beberapa manusia dan sesuatu yang menembus tubuh mereka itu membelah diri mereka membuat manusia itu hancur menjadi potongan daging.

Blaar! Blaar!

Di hutan itu pun terjadi beberapa ledakan dahsyat dan saat mencapai ujung hutan, sesuatu berwarna hitam berukuran besar keluar, sesuatu yang besar itu pun langsung membentuk seekor naga hitam dengan bagian bawahnya berwarna merah, memiliki enam mata merah serta bagian atasnya sesuatu berwarna hitam seperti rambut yang bergerak liar.

Mata merah naga itu berkilat tajam ke arah depan dan tak lama setelah itu terdapat banyak orang yang mengerumuni naga hitam itu. Dia mulai menggeram marah dan langsung berubah kembali menjadi sesuatu berwarna hitam yang bisa membagi diri.

Blank!

Namun sebuah dinding tak kasap mata menghalanginya, "Sekarang!" teriak salah satu orang dan seketika di sekitar naga hitam itu muncul sebuah lingkaran sihir berwarna kuning yang secara perlahan menyempit membuat naga hitam itu memberontak namun lingkaran sihir kuning itu terlalu kuat.

["GROOAAAAAAR!"] sesuatu yang hitam itu pun semakin meraung dan memberontak, namun semakin lama lingkaran sihir itu menyempit, semakin kecil pula sesuatu yang berwarna hitam itu hingga akhirnya berubah menjadi sosok perempuan rambut hitam panjang menggunakan berbaju one piece hitam, serta syal hitam dan ia memiliki mata merah darah.

"Khukhukhu, akhirnya kita berhasil mendapatkan salah satu [Beast] yang menakjubkan," gumam seorang pria bertubuh kecil menyeringai senang ketika melihat naga hitam tersebut berhasil di tangkap, perempuan yang terkurung dalam lingkaran sihir kuning yang membentuk sebuah kotak menggeram marah dan mengubah wujudnya kembali namun wujudnya menjadi kumpulan bayangan hitam kecil yang terus memberontak keluar dari kurungannya.

"Dengan makhluk ini tidak akan ada yang bisa menghentikanku... Tidak akan ada yang bisa, Ghahahahaha!"

.

.

.

.

Selasa, 23 Maret 2056

Akademi Magic Konoha

08.50 AM

.

Keesokan paginya, Naruto, Michella, Inori dan Gabriel pun kembali ke akademi untuk menjalankan misi baru lagi, dan sebelum sampai di ruang kepala Akademi, mereka harus menghentikan langkah mereka karena berpapasan dengan Tenka.

Naruto yang bertemu Tenka merona pipinya, sementara Tenka yang berpapasan dengan orang tercintanya tersenyum manis. "O-Ohayo gonzaimasu, T-Tenka-senpai!" sapa Naruto sambil tersenyum canggung.

"Ohayo, Naru-kun!" jawab Tenka sambil tersenyum manis. "Ohayo gonzaimasu, Senpai!" ucap Michella serta Gabriel kompak dan di balas anggukkan olehnya.

"Jadi... Apa kalian ingin mengambil misi?" tanya Tenka dan di balas anggukkan oleh mereka. "Ha'i, kami baru saja mau mengambil misi," jawab Michella membuat Tenka menggumam pelan sambil tersenyum manis, sementara Naruto dirinya meneguk ludahnya dengan pipi merona karena teringat dengan dia yang menciumnya waktu itu.

"Souka... Sebelum itu, apa kau memiliki waktu Naru-kun? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," tanya Tenka membuat Naruto tersentak. "Me-Membicarakan tentang apa?" tanya Naruto gugup.

"Sesuatu yang penting, cuma kita berdua," jawab Tenka, Naruto yang mendengar itu kembali meneguk ludahnya. Gabriel yang mendengar itu menyipitkan matanya, dia berpikir bahwa senior di depannya ini memiliki perasaan terhadap Naruto, namun dia buang pikiran itu setelah ingat bahwa dia adalah guru Naruto, jadi tidak mungkin dia memiliki perasaan terhadapnya.

"Kalian duluan saja, aku akan menyusul... Ada yang ingin aku bahas dengan Tenka-senpai," ucap Naruto. Michella dan Gabriel yang sebenarnya sudah mendengar itu pun mengangguk.

"Jangan sampai membuat kami menunggu lama lagi, Nii-chan," ucap Michella memperingatkan Naruto dan di balas anggukkan olehnya. "A-Akan aku usahakan," jawab Naruto, Tenka pun memegang pundaknya lalu menghilang dengan cepat.

Mereka telah berpindah ke sebuah gudang dan Tenka tanpa basa-basi memeluk leher Naruto dan menciumnya, sementara Naruto terkejut karena ia langsung di cium oleh Tenka. Menggigit bawah bibirnya dengan pelan meminta akses untuk masuk lebih dalam dan saat mulutnya terbuka dia memasukkan lidahnya dan mengajak lidah Naruto untuk berdansa.

Setelah beberapa menit berciuman, Tenka melepaskan ciumannya membuat jembatan Saliva di antara bibir mereka, "Se-Senpai... Ka-Kau bilang ada yang ingin kau bicarakan?" tanya Naruto dengan wajah memerah sambil menyentuh bibirnya.

"Memang... tapi sebelum itu, aku sangat merindukan rasa bibir orang yang sangat aku cintai, jadi aku ingin merasakannya terlebih dahulu sebelum membicarakan sesuatu yang penting itu," jawab Tenka sambil tersenyum manis, Naruto yang mendengar itu terdiam, dia benar-benar bisa melihat bahwa Tenka benar-benar sangat mencintainya, tetapi Kyouka juga mencintainya, jadi dia harus memastikan terlebih dahulu... Apakah dia mau berbagi kepada sesama orang yang mencintainya.

"Aku juga... Ingin membicarakan sesuatu yang penting, Tenka-senpai," ucap Naruto membuat Tenka memandang Naruto tertarik, lengannya yang mengalung di lehernya tak ia lepaskan melainkan dia menguatkan pelukannya. "Hm? Membicarakan tentang apa?" tanya Tenka sambil menjaga senyum manisnya.

"Waktu itu... Aku sangat berterima kasih kepada Senpai yang telah mencintaiku dengan tulus, tetapi aku juga mendapat pernyataan cinta dari perempuan lain yang juga mencintaiku... Aku bingung harus bagaimana... Tetapi, Kaa-chan bilang padaku bahwa aku mendapat hak untuk melakukan CRA karena keluarga Uzumaki tinggal sedikit... Senpai pasti tahu apa itu CRA bukan? Aku ingin menolaknya... tapi aku tidak bisa, jadi... Aku berencana menerima pernyataanmu, begitu juga pernyataannya dia... walau aku belum memiliki perasaan terhadap Senpai dan dia... aku akan mencoba untuk mencintai kalian sebisa mungkin... tapi sebelum itu aku ingin bertanya pada Senpai... Apakah Senpai bersedia... Membagi cinta Senpai kepada perempuan lain yang juga mencintaiku?"

Tenka yang mendengar itu pertanyaan Naruto terdiam sesaat, Ia tahu siapa yang di maksud olehnya, siapa lagi kalau bukan Kyouka. Tapi jika ada juga perempuan lain yang juga mencintai Naruto, dia tidak masalah berbagi kepada mereka yang juga mencintainya, karena lagi pula memang itu tujuannya dia dan karena ini rencananya berjalan lebih cepat dari perkiraannya.

"Heh... jadi ada juga yang menyatakan cinta kepada Naru-kun, apakah dia di sini atau di luar?" gumam Tenka, "Um, jadi... siapakah perempuan yang menyatakan cintanya selain aku?" Naruto yang mendengar itu terdiam sesaat sebelum akhirnya dia memberitahu siapa orang yang menyatakan cintanya selain dirinya.

"Dia... Kyouka-senpai," jawab Naruto.

"Heh... Kyouka-chan? Tidak di sangka, dia ternyata juga memiliki perasaan terhadapmu," gumam Tenka pura-pura terkejut, "apa kau sudah mengatakan hal ini pada Kyouka-chan?"

"Be-Belum... Aku berniat mencarinya nanti dan memberitahunya hal ini," jawab Naruto membuat Tenka tersenyum. "Kalau begitu, mari kita cari dia," ucap Tenka lalu menghilang bersama Naruto dan kali ini mereka sampai di sebuah kelas yang terdapat Kyouka seorang diri.

"Tenka-chan, dan Naruto-kun?" kejut Kyouka ketika melihat Tenka datang bersama Naruto. Sementara Naruto yang melihat Kyouka gugup seketika, dia gugup bercerita kepada Kyouka dan sangat berharap mereka tidak berkelahi karenanya, "O-Ohayo, Kyouka-senpai," sapa Naruto sambil tersenyum canggung.

"Ohayo, Kyouka-chan," sapa Tenka sambil tersenyum. "Ada apa Naruto-kun kemari?" tanya Kyouka dengan wajah penasaran.

"Naruto-kun ingin membicarakan sesuatu yang penting denganmu," ucap Tenka sambil duduk di sampingnya, Kyouka yang mendengar itu pun menatap tertarik Naruto. "Heh, benarkah Naruto-kun?" tanya Kyouka, Naruto yang mendengar itu semakin gugup.

"E-Etto... Kyouka-senpai... Aku ingin mengatakan..." Naruto pun mengatakan hal yang sama seperti yang ia katakan pada Tenka, sementara Kyouka dia hanya diam mendengarkan. Ia juga sudah tahu siapa orang yang mencintai Naruto dan dia saat ini duduk di sampingnya, selain itu dia juga tidak mempermasalahkan jika ada perempuan lain yang juga mencintai Naruto karena memang tujuan mereka adalah membantu Naruto mengembalikan populasi Uzumaki dengan membuatnya memiliki banyak Harem.

"Hm... jadi ada orang yang juga mencintaimu... lalu, siapa orang itu?"

Naruto yang mendengar itu terdiam sesaat, inilah yang dia takutkan, jika dia memberitahu nama Tenka, ia takut jika Kyouka bermusuhan dengan Tenka, tetapi dia harus mengatakannya "Dia... Dia adalah Tenka-senpai," jawab Naruto membuat Kyouka memasang wajah pura-pura terkejut. "Eh? Tenka-chan? Kau ternyata juga memiliki perasaan terhadap Naruto-kun?" tanya Kyouka sambil melirik Tenka dan di balas tawa halus oleh Tenka.

"Aku juga terkejut begitu mendengar bahwa kau juga memiliki perasaan terhadap Naru-kun, Kyouka-chan."

"Ternyata kita mencintai orang yang sama ya," gumam Kyouka sambil menundukkan kepalanya, Naruto yang melihat tingkahnya meneguk ludahnya, inilah yang ia takutkan, ia takut juga belum mendapatkan jawaban apakah Tenka bersiap berbagi dengan Kyouka, jika tidak pasti terjadi perkelahian di antara mereka, dan ia tak ingin itu terjadi, "Baiklah... Aku siap berbagi dengan Tenka-chan, Naruto-kun."

Naruto yang mendengar jawaban itu tersentak, sementara Tenka yang mendengar itu tersenyum, "Aku juga bersedia berbagi dengan Kyouka-chan, Naru-kun," jawab Tenka membuat Naruto semakin terkejut, "lagi pula kita sama-sama mencintai orang yang sama, dari pada ada yang tersakiti, bukankah lebih baik kita saling berbagi? Lagi pula kau mendapat hak untuk membuat Harem, jadi tidak ada masalah."

Naruto yang mendengar mereka bersedia saling berbagi menghela nafas lega, dia lega karena mereka tidak bermusuhan karenanya, "Syukurlah... Aku tadi sangat khawatir jika kalian bermusuhan karenaku, tapi syukurlah kalianhmmmp!" perkataan Naruto terhenti karena Kyouka mencium bibirnya.

Kyouka pun melepaskan ciumannya dan tersenyum kepada Naruto, "Tenang saja, kami tidak akan saling bermusuhan, karena kita sama-sama mencintaimu," ucap Kyouka membuat wajah Naruto memerah sempurna karena di cium olehnya kembali.

"Jadi... karena kita sudah siap untuk saling berbagi, apakah ini artinya kau menerima pernyataan kami?" ucap Tenka, Naruto yang mendengar itu terdiam sesaat lalu menganggukkan kepalanya. "Um, aku menerima pernyataan kalian... tapi seperti kataku, aku belum memiliki perasaan terhadap kalian, jadi mulai sekarang aku akan mencoba untuk mencintai kalian," ucap Naruto membuat Tenka dan Kyouka sama-sama tersenyum.

"Tidak masalah," ucap Tenka sambil mendekati Naruto lalu menciumnya kembali sesaat, "seiring berjalannya waktu kau pasti bisa mencintai kami, Naru-kun, jadi mohon kerja samanya," lanjut Tenka sambil tersenyum manis, sementara Naruto yang di cium kembali oleh Tenka semakin memerah wajahnya.

"Ha-Ha'i, Tenka-sen..." perkataan Naruto terpotong karena Tenka menempelkan jarinya di bibir Naruto. "Saat bersama kami jangan memanggil kami dengan suffix -senpai, Naru-kun," ucap Tenka membuat Naruto mengangguk pelan.

"Ha-Ha'i, T-Tenka-chan... K-Kyouka-chan." Kyouka dan Tenka yang mendengar itu tersenyum dengan pipi merona.

"Begitu lebih baik."

Naruto yang teringat Tenka ingin membicarakan sesuatu pun bertanya kepadanya, "T-Tenka-sen... M-Maksudku, T-Tenka-chan, bukankah ada yang ingin kau bicarakan denganku tadi? S-Sesuatu yang penting?"

"Ah, benar juga... Aku baru ingat, maafkan kami karena menyita waktumu, Naru-kun," ucap Tenka baru ingat ingin mengatakan sesuatu pada Naruto serta meminta maaf karena menyita waktunya padahal dia ingin mengambil misi, "aku ingin bilang, Arthuria-chan ingin berbicara denganmu berdua saja, dia bilang ingin membicarakan sesuatu yang penting," lanjut Tenka membuat Naruto tersentak.

Arthuria, dia ingat perempuan cantik dengan ekspresi polos itu, pipinya merona ketika dia juga mengingat perempuan itu memojokkannya sambil mengelus dadanya, dan sekarang perempuan itu ingin berbicara berdua saja dengannya, ia penasaran apa yang ingin di bicarakan olehnya.

"L-Lalu, di mana A-Arthuria-senpai sekarang?" tanya Naruto tergagap. Tenka pun menjentikkan jarinya dan seketika sebuah lubang teleportasi tercipta di samping Naruto.

"Masuklah ke sana, dan kau akan bertemu Arthuria-chan di atap, dia menunggumu." Naruto yang mendengar itu mengangguk pelan lalu masuk ke lubang teleportasi itu hingga akhirnya tertutup.

Tenka dan Kyouka yang melihat Naruto sudah pergi saling bertatapan satu sama lain sambil tersenyum, Kyouka tidak percaya Rencana Tenka akan berjalan dengan cepat. "Tak aku sangka rencanamu akan berjalan dengan cepat, Tenka-chan," ucap Kyouka membuatnya tertawa halus.

"Fufufu, aku juga tidak menyangka akan secepat ini. Ini karena Ibunya memberitahu tentang CRA dan Naru-kun tidak bisa menolaknya, jadinya rencana ini berjalan dengan cepat," timpal Tenka yang tidak menyangka rencana akan berjalan dengan cepat, "sekarang kita tinggal mencari orang-orang yang juga mencintai Naru-kun lalu mengajaknya ke rencana ini, kita akan sama-sama berbagi cinta kepada Naru-kun dan membantunya menambah populasi Uzumaki," lanjut Tenka sambil tersenyum.

"Kita sudah menemukannya bukan?" Tenka yang mendengar mengangguk pelan. "Yap, kita sudah menemukannya, dan sekarang kita akan membantunya masuk ke Harem Naru-kun."

.

Beralih ke sisi Naruto, saat ini dia sudah di atap dengan teleportasi Tenka, dan di hadapannya terdapat Arthuria yang menatap lekat dirinya.

Naruto yang berdua saja di atap dengan Arthuria tampak gugup, dia mengatur nafasnya untuk menenangkan dirinya dan mencoba bersikap normal di hadapannya.

"O-Ohayo, Arthuria-san," sapa Naruto sambil tersenyum. Arthuria yang di sapa tersenyum tipis dan membalas sapaan Naruto, "Ohayo mo, Naruto-kun."

"Etto... Tenka-senpai bilang, Senpai ingin membicarakan sesuatu denganku... Membicarakan tentang apa?" tanya Naruto. "Benar sekali, aku ingin meminta sesuatu kepadamu," ucap Arthuria sambil mendekati Naruto hingga jarak mereka sangat dekat.

"M-Meminta apa?" tanya Naruto tergagap. "Hari Minggu ini, apa kau ada waktu?" tanya Arthuria membuat Naruto menaikkan sebelah alisnya.

"A-Aku belum memiliki jadwal di hari minggu," jawab Naruto membuat Arthuria tersenyum. "Hari minggu ini, mau kah kau menemaniku jalan-jalan?" tanya Arthuria membuat Naruto terdiam sesaat hingga detik berikutnya pipinya merona.

"Me-Menemani Senpai jalan-jalan?" tanya Naruto tergagap, Arthuria yang mendengar itu mengangguk pelan, "k-kenapa?"

"Kita baru saja bertemu sekali bukan? Aku belum terlalu mengenalmu karena aku hanya mendengar tentangmu dari rumor-rumor yang terdengar, dan kau juga belum terlalu mengenalku... jadi, aku mengajakmu jalan-jalan agar kita lebih saling mengenal satu sama lain," jawab Arthuria membuat Naruto terdiam sesaat.

"S-Souka...," gumam Naruto lalu berpikir apakah dia harus menerima ajakan Arthuria atau tidak. Awalnya dia berpikir aneh-aneh tentang mengapa Arthuria mengajaknya untuk pergi jalan-jalan bersama.

Tapi setelah mendengar penjelasan Arthuria, itu masuk akal. Karena memang benar dia hanya sekali bertemu Arthuria, dan jika dia ingin lebih mengenalnya begitu juga dengannya yang ingin lebih mengenal Arthuria, dia rasa tidak ada salahnya menerima ajakannya.

"Bagaimana, Naruto-kun? Apa kau mau menemaniku jalan-jalan hari minggu ini?" tanya Arthuria kembali dengan tatapan berharap, pipi Naruto yang melihat itu seketika merona sambil melenguh pelan. Setelah berpikir matang, Naruto pun menghembuskan nafasnya pelan lalu menganggukkan kepalanya, "Baiklah Senpai... Aku akan menemanimu," jawab Naruto membuat Arthuria tersenyum senang.

"Benarkah? Arigato, Naruto-kun!" ucap Arthuria berterima kasih karena Naruto mau menerima ajakannya. "Sama-sama, Senpai... Jadi... di mana dan jam berapa kita akan bertemu?"

"Kita bertemu di taman Konoha, hari Minggu jam 10 pagi." Naruto yang mendengar mengangguk pelan. "Baiklah, sampai bertemu hari Minggu, Senpai. Sekarang aku harus pergi untuk mengambil misi, aku sudah membuat teamku menunggu lama," ucap Naruto, Arthuria yang mendengar itu mengangguk sambil tersenyum.

"Um, maaf menyita waktumu, Naruto-kun dan selamat menjalan misi," ucap Arthuria meminta maaf karena menyita waktunya, Naruto yang mendengar itu mengangguk pelan lalu membalikkan badannya. "kalau begitu aku pergi dulu, Senpai," ucap Naruto melambaikan tangannya sesaat, lalu pergi ke ruang kepala Akademi di mana teamnya telah menunggunya.

Arthuria yang melihat Naruto pergi membalas lambaian tangannya sesaat lalu tersenyum karena hari Minggu dia akan jalan-jalan dengan Naruto. Sebenarnya rencana ini adalah usulan dari Tenka, dan sepertinya berjalan dengan lancar.

Swung!

Tak lama setelah itu muncul lingkaran teleportasi di sampingnya dan mengeluarkan Tenka serta Kyouka di sampingnya. "Bagaimana, Arthuria-chan?" tanya Tenka dan di balas anggukkan olehnya.

"Dia menerimanya," jawab Arthuria membuat Tenka dan Kyouka tersenyum. "Yosh, sekarang kita tinggal mempersiapkan rencana jalan-jalan kalian di hari Minggu nanti," ucap Tenka dan di balas anggukkan oleh Arthuria.

Tap! Tap!

Naruto secepat mungkin berlari ke ruangan kepala Akademi karena Teamnya sudah menunggunya dari tadi. Setelah sampai ia bisa melihat Azazel bersama teamnya sedang menunggunya di depan ruangan Akademi.

"Maaf membuat kalian menunggu," ucap Naruto setelah sampai di sana. Michella yang melihat Naruto datang mengembungkan pipinya, "Hmmnn, padahal aku sudah bilang untuk tidak membuat kami menunggu lama, Nii-chan," ucap Michella membuat Naruto tertawa canggung.

"Gomen, sebenarnya urusanku dengan Tenka-senpai sudah selesai dan berniat ke sini. Tapi Arthuria-senpai datang dan dia juga ingin membicarakan sesuatu yang penting denganku," jawab Naruto meminta maaf serta menjelaskan kenapa dia bisa lama. Michella yang mengembungkan pipinya menatap penasaran kakaknya begitu juga dengan Azazel dan Gabriel, sementara Inori hanya memasang wajah polosnya.

"Arthuria-senpai? memangnya apa yang kalian bicarakan?" tanya Gabriel, Naruto yang mendengar itu terdiam sesaat dengan pipi merona. "Ba-Bagaimana ini... a-apa aku beritahu mereka?" batin Naruto bingung apakah dia harus memberitahu mereka atau tidak.

"T-Tidak... sebaiknya aku tidak memberitahu mereka kalau aku akan jalan-jalan dengan Arthuria-senpai... me-mereka akan berpikir kalau aku akan berkencan dengannya, j-jika dengan Tenka-senpai atau Kyouka-senpai tidak masalah k-karena mereka menganggap kami adalah guru dan murid," lanjut Naruto, "A-Ah, Arthuria-senpai hanya bilang, dia ingin mengajakku sparing di hari Minggu nanti," jawab Naruto sambil tersenyum canggung.

"Karena aku belum tahu kemampuannya seperti apa, jadi aku menerima ajakannya, selagi aku bisa menjadikannya kesempatan untuk meningkatkan kemampuan pedangku," lanjut Naruto, Gabriel yang mendengar itu menggumam pelan. "O-Oh, begitu," gumam Gabriel.

Azazel yang mendengar itu kembali bertanya pada Naruto, "Apa benar dia mengajakmu Sparing? atau dia mengajakmu kencan?" tanya Azazel membuat Naruto tersentak dengan wajah memerah. "Tentu saja dia mengajakku Sparing! Lagi pula kami baru bertemu sekali, dan kami belum saling mengenal satu sama lain, jadi tidak mungkin dia mengajakku berkencan?!" balas Naruto.

"Souka... jadi itu yang membuat Nii-chan lama," gumam Michella sedikit menundukkan kepalanya, "gomen, Nii-chan... Aku marah sebelum mendengar penjelasan darimu," lanjut Michella meminta maaf.

Naruto yang mendengar itu menepuk kepala Michella dengan pelan, "Tidak perlu meminta maaf, ini juga salahku karena membuat kalian menunggu," ucap Naruto sambil tersenyum tipis, "baiklah, sekarang ayo kita masuk dan mengambil misi kita."

.

Other Place

.

Sementara itu di sebuah pedesaan yang cukup besar, terdapat banyak masyarakat saat ini tengah berkumpul sambil melihat sekumpulan orang dengan senjata tajam serta sebuah kotak dari [Light Magic] yang mengurung sesuatu berwarna hitam yang memberontak keluar dari kotak itu.

"Kalian semua dengarkan! Mulai sekarang desa ini ada di bawah kekuasaanku! Jadi sekarang aku adalah pemimpin kalian!" ucap Pria kerdil dari kumpulan orang yang membawa senjata tajam. "Kalian ini siapa?! Kenapa kalian seenaknya memutuskan?! Kalian bukan dari sini?!" balas salah satu masyarakat membuat pria kerdil itu tertawa.

"Kami memang bukan dari sini, dan kami tidak peduli hal itu. Tempat kalian sangat bagus dan cocok menjadi tempat hartaku, kami akan membuat sebuah pabrik di sini dan semua penghasilan kalian harus di serahkan kepadaku!" balas pria tersebut membuat masyarakat itu terkejut.

"Jangan bercanda! Jika kalian macam-macam, kami akan memberitahu Pemimpin Kirigakure tentang hal ini!" ujar salah satu masyarakat yang lainnya. "Khuhuhu, silahkan saja, bagi siapa pun yang melapor," gantung pria itu.

Jrash!

Seorang pria tinggi menancapkan pedang besarnya dan memberi tatapan intimidasi kepada masyarakat itu membuat mereka ketakutan, "Aku akan mengirim anak buahku untuk membunuh keluarga tercinta kalian," ucap pria itu, "atau kalian mau...," gantungnya kembali sambil menunjuk makhluk hitam yang dia kurung di sampingnya.

"Makhluk ini menghancurkan Desa kalian serta kota Kirigaku karena kalian tidak mau menurutiku?"

Mahluk hitam yang memberontak itu berhenti dan memperlihatkan mata merah yang menyala menyebarkan tatapan intimidasi yang mengerikan.

["Grrrrrr GROOOAAAAARRRH!"] Makhluk itu pun mengaung dengan kerasnya lalu kembali mengamuk mencoba keluar dari kurungannya.

"Jadi, apa pilihan kalian?" para masyarakat pun saling memandang satu sama lain dengan tatapan takut, mereka tidak ada pilihan lain selain menyetujuinya.

"Baiklah... kau boleh memimpin di desa ini... Tapi tolong jangan sakiti siapa pun," ucap salah satu masyarakat mewakili yang lainnya. "Asal kalian mematuhi aku tidak akan melakukan itu," ucap pria tersebut lalu membalikkan badannya.

"Baiklah! Ayo kita pergi dan mulai membangun pabrik!"

"Baik!" balas anak buahnya lalu pergi meninggalkan masyarakat di sana.

"Bagaimana ini, Kakek?" tanya anak kecil rambut hitam kepada seorang pria rambut abu-abu di sampingnya. Pria itu terdiam sambil berpikir apa yang harus mereka lakukan, setelah cukup lama berpikir akhirnya dia mendapatkan sebuah ide.

"Kakek ada ide, aku akan pergi ke kota Konoha untuk meminta bantuan," ucap pria itu membuat beberapa masyarakat yang mendengar itu terkejut. "K-Kau serius, Tazuna?" tanya salah satu masyarakat dan di balas anggukkan olehnya.

"Tapi kau nanti akan terluka."

"Aku akan pergi secara sembunyi-sembunyi dari mereka, kalian semua rahasiakan ini dari siapa pun dan mereka, aku mungkin akan pergi cukup lama dan kembali ke sini dengan bela bantuan," ucap Tazuna dan di balas anggukkan oleh para masyarakat.

"Kakek...," lirih anak kecil tersebut. "Jangan khawatir, Kakek pasti akan kembali," ucap Tazuna mengelus rambut anak kecil yang merupakan cucunya.

Sementara di kumpulan penjahat, makhluk hitam yang di kurung [Light Magic] terus memberontak untuk keluar, dan tanpa mereka tahu makhluk itu mengeluarkan suara meminta tolong.

["Aku tidak ingin menjadi alat disini..."]

["Siapa pun... tolong aku...,] teriaknya dengan keras, ["Siapa pun ... tolong aku ... aku tidak ingin menjadi alat disini!"] Ia pun berteriak dengan keras dan berharap semoga seseorang dapat menolongnya dari orang-orang yang menyanderanya.

.

Other Place

.

Di sebuah tempat yang gelap dengan banyak bintang, terdapat seorang perempuan bertubuh kecil tengah duduk di sebuah kursi sambil membaca buku di tangannya, dan di sekitarnya juga terdapat banyak tumpukan buku.

Perempuan itu membalikkan halaman bukunya hingga lalu dia menghembuskan nafas panjang, "Membosankan sekali...," gumamnya, seketika perempuan itu tersentak lalu melihat ke arah depan dengan serius, "ini... Energi Beast?"

.

.

Perpustakaan Konoha

11.00 AM

.

Beralih ke Konoha kembali, di sebuah perpustakaan besar Konoha, terdapat Team 6 yaitu Naruto, Michella, Gabriel dan Inori yang saat ini tengah meletakkan buku-buku dari puluhan kardus besar ke rak-rak buku berdasarkan abjad dari awalan buku.

Sementara Azazel? Dia saat ini mencoba berbicara dengan penjaga perpustakaan yang kebetulan adalah perempuan yang masih Single, jadi... Ya... dia mencoba melakukan pendekatan.

"Yosh, sekarang aku akan membawa buku-buku ini ke lantai tiga, kalian lanjutkan saja yang di lantai dua," ucap Naruto sambil membawa dua kardus seorang diri menuju lantai tiga.

"Baik!"

Naruto pun langsung menuju lantai tiga dan di lantai tiga, Naruto langsung mulai dari abjad 'O', saat Naruto asik meletakkan buku-buku baru di rak-rak kosong, mata biru Naruto teralihkan ke sebuah buku hitam dengan rantai yang menggulung buku tersebut.

"Buku apa itu?" gumam Naruto lalu mencoba mendekati buku tersebut, ia lalu melihat sekitarnya di mana keadaan sangat sepi sekali. Karena penasaran, ia mencoba memegang buku tersebut, tetapi ia seketika harus tersentak ketika buku tersebut mengeluarkan tekanan energi yang kuat membuat Jeanne yang ada di tubuh Naruto juga tersentak.

Begitu juga Inori yang saat ini bersama Michella, serta Azazel yang ada di lantai satu. "Energi ini...," batin Inori dengan keringat dingin mengalir di keningnya. "Tidak salah lagi...," batin Jeanne sambil meneguk ludahnya.

["E-Energi ini..."] Gabriel yang mendengar nada ketakutan pada [Sacred Beast]nya menaikkan sebelah alisnya.

"Ada apa?"

["A-Aku merasakan energi yang sangat kuat dan familiar di sini... ta-tapi energinya sudah menghilang."]

"Mungkin hanya halusinasimu," balas Gabriel sambil melanjutkan pekerjaannya. "Mi-Michella-san, Gabriel-san... Aku akan pergi ke lantai tiga untuk membantu Naruto-san dulu," ucap Inori lalu pergi ke lantai 3 secepat mungkin.

"Energi tadi... bagaimana bisa dia ada di sini?" batin Inori was-was. "Energi tadi...," gumam Azazel sambil melihat ke arah kumpulan rak buku tapi ia tidak merasakan energi itu kembali.

"Mungkinkah... Halusinasiku saja?"

.

"Gh, ada apa dengan buku ini... dia memiliki kekuatan yang sangat kelam sekali," gumam Naruto menatap tajam buku hitam yang sempat dia ingin ambil, "kenapa buku seperti ini ada di sini? Aku harus bertanya kepada pemilik perpustakaan ini... Tapi aku tidak bisa mengambilnya...," batin Naruto.

["Ma-Master... Sebaiknya kita..."]

Naruto mengalirkan energi cahaya ke seluruh tubuhnya serta tangannya lalu mencoba memegang buku tersebut, dan seketika buku tersebut bergetar dan rantai yang menggulung di buku tersebut hancur.

Naruto yang melihat itu tersentak, dia pun menarik buku tersebut dan di buku itu tertulis sebuah nama, "[Ouroboros Dragon]," gumam Naruto, "[Ouroboros Dragon] kalau tidak salah dia ini salah satu Beast yang mendapat julukan Naga tak terbatas itu... Apakah buku ini memiliki info tentangnya?" lanjut Naruto dalam hati.

Karena penasaran Naruto pun membuka buku tersebut dan seketika sebuah cahaya ungu keluar membuat Naruto terkejut. Cahaya itu mulai membentuk seorang perempuan rambut hitam dengan tubuh kecil serta memakai gaun berwarna hitam.

"Akhirnya aku bisa keluar juga." Perempuan itu pun membuka matanya dan ia melihat Naruto yang tengah membatu menatapnya, "jadi kau yang sudah membebaskanku? Aku sangat berterima kasih, wahai manusia," lanjutnya lalu menunjuk dirinya.

"Namaku adalah Ophis, aku adalah wujud dari Ouroboros Dragon, karena kau sudah membantuku bebas, maka aku..."

Blam!

Naruto langsung menutup buku tersebut membuat perempuan itu lenyap seketika, "Hm, tidak aku sangka ada buku yang memiliki penjelasan 3 Dimensi seperti ini?" gumam Naruto sambil menatap aneh buku di tangannya.

"Naruto-san!" Naruto yang mendengar suara Inori menoleh dan ia melihatnya mendekatinya dengan wajah was-was. "Inori-san, ada apa kau ke sini?" tanya Naruto dengan wajah penasaran.

"Sebenarnya..."

"Tunggu sebentar!" belum sempat menjawab buku itu terbuka kembali dan memunculkan Ophis kembali yang menatap tajam dirinya, "sangat tidak sopan sekali! Aku sedang berbicara denganmu! Jangan seenaknya menutupnya!" Inori yang melihat Ophis di depan terkejut bahkan ia semakin merapat dengan Naruto.

"Ini aneh sekali, aku tidak tahu ada buku yang seperti ini," gumam Naruto mencoba menutup buku itu kembali namun di tahan Ophis. "Jangan di tutup lagi! Aku ingin berbicara denganmu!" ujar Ophis.

"Aku tidak tahu kalau gambar 3 Dimensi bisa berbicara dengan manusia."

"Tidak sopan sekali! Aku ini Asli! Namaku Ophis, perwujudan dari [Ouroboros Dragon]!"

"Aku tidak percaya kalau wujud naga tak terbatas adalah seorang Loli!"

"Itu karena aku menggunakan energiku untuk makan selama terkurung!"

"Aku tidak mempercayai hal itu jika kau tidak membuktikannya!" balas Naruto membuat Ophis kesal dengannya, Inorindan Jeanne yang melihatnya kesal meneguk ludah mereka. "Kau ternyata cukup mengesalkan juga ya manusia! Baiklah jika kau ingin bukti aku akan memberikannya padamu!" ujar Ophis, mata hitam Ophis seketika berubah menjadi ungu dan lantai yang dia pijak juga retak.

Deg!

Tubuh Naruto, Jeanne dan Inori seketika tersentak dan langsung jatuh berlutut, dia merasakan sebuah kekuatan yang mengerikan dan sangat kuat mengintimidasi dirinya.

"K-Kuat sekali... A-Aku padahal sudah menggunakan [Light Magic] untuk melawan... t-tetapi tidak berhasil sama sekali," batin Naruto.

"Se-Sesak sekali," batin Jeanne dan Inori.

Tekanan energi yang menekan Naruto seketika menghilang dengan sendirinya. Naruto yang merasakan tekanan energi yang menekannya menghilang mengatur nafasnya yang memburu karena hal tadi.

"Te-tekanan energinya... menghilang," batin Naruto. ["Kau tidak apa, Master?"] tanya Jeanne khawatir dengan tuannya.

"Y-Ya... Aku baik-baik saja," jawab Naruto lalu melirik ke arah Inori yang ada di sampingnya, "Kau tidak apa... Inori-san?"

"U-Um, aku baik-baik saja."

Bruk!

Naruto dan Inori yang mengatur nafasnya terkejut ketika Ophis tumbang di depannya dengan tubuh bergetar, "O-Oi! Kau tidak apa?!" tanya Naruto.

Grooowwlll

Suara aneh cukup keras terdengar membuat Naruto terdiam, Ophis pun mengangkat sedikit kepalanya dengan wajah pucat, "La-Lapar sekali...," gumam Ophis.

"D-Dia ini... Apakah dia ini benar-benar, [Ouorobors Dragon]?" batin Naruto menatap lekat Ophis yang tengkurap di depannya. ["I-Itu benar Master... dia itu... adalah [Ouroboros Dragon]."] balas Jeanne membuat Naruto tidak percaya bahwa perwujudan Ouroboros ada di sini.

"T-Tolong... Ma-Makanan," gumam Ophis memohon sebelum akhirnya dia jatuh tak sadarkan diri.

"O-Oi! Bertahanlah!"

.

"Uhnmunm." Setelah kejadian tadi, Naruto dan Inori membawa Ophis ke tempat yang tidak mudah di temukan di antara rak-rak buku lalu Naruto pergi keluar sesaat dengan alasan mencari minuman serta makanan kecil.

Setelah kembali Naruto secepat mungkin kembali ke tempat Ophis dan memberikan makanan serta minuman untuknya. "Sugoii! Enak sekali! Jadi seperti ini rasanya makanan manusia!" kagum Ophis dengan mata membinar dan memakan dengan lahap makanan yang di belikan Naruto.

"O-Oi, pelan-pelan saja, kau bisa tersedak nanti," ucap Naruto. "Tapi ini enak sekali! Ini pertama kalinya aku merasakannya," balas Ophis dengan nada senang di sertai pipi merona.

Naruto yang mendengar itu menghembuskan nafasnya, dia menatap lekat Ophis yang memakan makanan yang dia bawakan untuknya dengan lahap, ia masih tidak percaya kalau perempuan loli di depannya ini adalah [Ouroboros Dragon] yang mendapat julukan sebagai Naga tak terbatas.

Dia sempat membaca sejarah tentangnya di mana dia adalah salah satu dari [The Fuve Greatest Godlike Beast]. [The Five Greatest Godlike Beast] adalah lima monster Nagauat dengan kekuatan seperti dewa, mereka adalah [Great Red], [Trihexa 666], [Ouroboros Dragon], [Juubi] dan [Ancalagon Dragon].

Dahulu terjadi pertarungan besar dari lima naga terkuat ini yang menghancurkan benua dan akhirnya membentuk pulau-pulau. [Trihexa 666] memiliki wujud yang sangat mengerikan, dia pernah membaca bahwa dia memiliki tubuh yang besar dengan enam kepala yang berbeda, dia memiliki kekuatan yang bisa menghancurkan Dunia jika dia mau, tetapi [Great Red] serta [Ouroboros Dragon] menghentikannya bersama dengan 'Kami-sama' dan menyegelnya.

Mereka juga menghentikan [Juubi] lalu membaginya menjadi sembilan bagian serta [Ancalagon Dragon] di segel di bumi yang paling dalam. [Juubi] adalah Beast dengan Beast yang sangat besar dan mengerikan serta memiliki kekuatan hampir seperti [Thirexa 666] karena kekuatannya yang mengerikan akhirnya dia membaginya menjadi sembilan bagian dan itu adalah [The Nine Greatest Bijuu Beast].

Sementara [Ancalagon Dragon] adalah Beast berwujud Naga besar yang tubuhnya bisa menutupi satu kota besar, dan jika sayapnya melebar satu pulau akan kehilangan cahayanya karena tertutupi olehnya.

Setelah mereka di segel, terjadi pertarungan antara [Great Red] dan [Ouroboros Dragon] hingga akhirnya pertarungan itu di hentikan oleh 'Kami-sama' dan memisahkan mereka berdua. [Ouroboros Dragon] menjadi Beast yang bebas berkeliaran, sementara [Great Red] menjadi Beast [The Guard of Dimension] yaitu penjaga dimensi.

Tidak ada yang tahu di mana [Great Red] berada karena tempatnya terpisah dengan dimensi mereka. Tapi yang membuatnya kepikiran adalah, jika [Ouroboros Dragon] adalah Beast yang bebas, kenapa dia menjadi sebuah buku di sini?

"Fuaahh! Tadi itu sungguh lezat sekali, terima kasih telah menyelamatkanku sekali lagi, Manusia," ucap Ophis berterima kasih kepada Naruto. "Ne... Apakah benar kau ini [Ouroboros Dragon]?" tanya Naruto kembali.

"Kau masih belum percaya? Padahal [Sacred Beast] mu sudah memberitahumu," balas Ophis membuat Naruto tersentak karena dia tahu bahwa ada Jeanne di dalam dirinya. "Kau tahu aku memiliki [Sacred Beast]?" tanya Naruto kembali.

"Tentu saja, aku bisa merasakannya, bahkan teman di sampingmu itu juga [Sacred Beast] bukan? Aku tidak menyangka ada [Sacred Beast] yang bebas berkeliaran," Naruto yang mendengar itu meneguk ludahnya. "Aku tidak menyangka bahwa akan bertemu dengan [Ouroboros Dragon] di sini," gumam Inori menatap takut Ophis di depannya.

"Kenapa kau bisa di sini? Dari yang aku baca, kau itu adalah [Beast] yang bisa berkeliaran bebas, jika begitu kenapa kau di sini dan menjadi sebuah buku?" tanya Naruto kembali.

"Hahh... Ternyata ada yang membuat sejarah palsu tentangku ya," gumam Ophis membuat Naruto tersentak, 'Sejarah Palsu'?, "Aku tidak menjadi [Beast] yang bisa berkeliaran sesuka hati, kau pikir apa yang terjadi jika salah satu [Beast] terkuat hidup dengan manusia?"

Naruto yang mendengar itu terdiam sesaat, "Kehancuran?" tebak Naruto dan di balas anggukkan oleh Ophis. "Aku mendapat julukan sebagai Naga tak terbatas bukan hanya dari kekuatan tetapi juga dari ilmu pengetahuan, aku mengetahui segalanya, itulah kenapa 'Dia' menyegelku dalam bentuk buku," jawab Ophis.

"Ribuan tahun, aku di segel menjadi buku dan aku terus menambah ilmu pengetahuanku dengan mengambil buku-buku di sini dan membacanya di ruangan tak terbatasku," lanjut Ophis, "selama ribuan tahun juga, tidak pernah ada yang pernah bisa memegang wujudku dalam buku karena bagi siapa pun yang menyentuhku akan ketakutan dan merasakan kekuatan yang mengerikan dariku."

"Lalu... Bagaimana jika menggunakan [Light Magic]? Saat aku memegangmu, aku menggunakan [Light Magic]," tanya Naruto membuat Ophis menggelengkan kepalanya. "Walau pun menggunakan [Light Magic] dia hanya bisa bertahan sesaat," jawab Ophis membuat Naruto terkejut.

"Ka-Kalau begitu... Ba-Bagaimana bisa aku memegangmu?" tanya Naruto dengan nada tergagap. Ophis yang mendengar itu menyentuh dada Naruto, "Itu karena kebaikan serta hatimu sama seperti 'Dia'," jawab Ophis sambil tersenyum.

"Aku awalnya juga terkejut karena akhirnya ada seorang manusia yang bisa memegang wujudku bahkan sampai melepaskan segelku, dan setelah aku lihat dirimu lebih dalam lagi, ternyata kau sama seperti 'Dia'," lanjut Ophis, "Kau memiliki kebaikan yang tak terhingga jumlahnya, dan juga kau memiliki hati yang suci, kau benar-benar mirip seperti 'Dia', itulah alasan kenapa kau bisa menyentuhku."

Naruto yang mendengar itu terkejut serta tidak percaya, hanya dengan itu dia bisa menyentuh serta membuka segel [Ouroboros Dragon].

"kalian bedua setuju dengan itu kan, [Sacred Beast]?" tanya Ophis sambil melihat pedang yang ada di pinggang Naruto. ["E-Eh... A-Anda berbicara dengan kami?"] tanya Jeanne dan balas anggukkan oleh Ophis.

["U-Um... Aku setuju dengan hal itu."] sementara Inori hanya mengangguk pelan.

"Kau dengar itu? Aku sangat berterima kasih kepadamu Manusia, berkat kau akhirnya aku bisa bebas," ucap Ophis berterima kasih kepada Naruto, "hm, sudah ribuan tahun ya... Aku penasaran dunia sekarang seperti apa." Naruto, Jeanne dan Inori yang mendengar itu tersentak.

"Tidak... Kau harus kembali! Kau sendiri yang bilang bahwa jika kau hidup berdampingan dengan manusia kau akan membawa kehancuran! Jika begitu kau harus di segel kembali!" ujar Naruto mencoba mengambil buku Ophis namun saat akan di ambil buku tersebut lenyap menjadi cahaya ungu dan masuk ke tubuh Ophis.

"Tidak mau! Aku tidak mau kembali! Aku baru saja bebas! Sudah ribuan tahun sejak terakhir kali aku melihat dunia! Aku terkurung ribuan tahun dan aku hanya melihat kegelapan, tumpukan buku serta ribuan tulisan! Jadi aku ingin keluar dan melihat dunia yang baru seperti apa!" balas Ophis menatap kesal Naruto.

"[Great Red] pasti sering melihat dunia kalian... tapi aku... aku hanya melihat kekosongan, tumpukan buku dan ribuan tulisan... tidak ada suara selain aku, tidak ada cahaya sedikit pun, tidak ada pemandangan yang bagus di ruanganku... dan sekarang aku sudah terbebas... Aku bisa mendengar suara, aku bisa bertemu seseorang, aku bisa merasakan makanan dan minuman yang belum pernah aku rasakan, aku bisa melihat cahaya serta ruangan yang penuh warna." Naruto yang mendengar itu terdiam.

Saat mendengar itu, menatap mata Ophis lekat, ia benar-benar merasa bahwa Ophis sama persis dengan apa yang di rasakan Jeanne dan Inori. Mereka sama-sama hanya melihat kegelapan tanpa ada siapa pun yang menerima keberadaan mereka, tanpa ada teman berbicara, tidak bisa mendengar suara siapa pun selain suara mereka sendiri, mereka hanya melihat ruangan hampa tanpa ada apa pun di sana.

Naruto yang membayang apa yang di rasakan Ophis mengepalkan tangannya, dia sangat ingin sekali membantu Ophis dengan mengisi semua itu, tetapi ia tidak bisa karena perkataan Ophis sendiri.

"Aku tahu apa yang kau rasakan... aku ingin sekali mengisi semua kekosonganmu itu... tapi... Kau sendiri yang bilang bukan? jika kau hidup berdampingan bersama Manusia, yang ada hanya lah kehancuran," balas Naruto, "jadi kau tidak bisa keluar semaumu, Ophis."

Ophis yang mendengar itu terdiam namun setelah itu dia tersenyum kepada Naruto, "Kau benar mirip sekali seperti 'Dia', dari kebaikan serta hatimu yang terdalam itu," ucap Ophis lalu mendekati Naruto.

"Ya itu memang benar, jika aku keluar maka yang ada adalah kehancuran karena akan banyak orang yang memburuku dan menggunakan kekuatanku untuk yang tidak-tidak," lanjut Ophis.

"Jika begitu..."

"Benar juga, kau tadi bilang ingin membantuku bukan? Jika kau ingin membantuku, bagaimana jika kau menjadi wadahku?" tanya Ophis membuat Naruto terkejut begitu juga Jeanne dan Inori. "A-Apa maksudmu dengan menjadi wadahku, A-Apakah semacam [Sacred Beast]?" tanya Naruto tergagap.

"Bisa di bilang begitu, tetapi aku tidak akan menjadi [Sacred Beast] mu, lebih tepatnya aku menjadi roh yang akan tinggal di dalam tubuhmu," jawab Ophis membuat Naruto, Jeanne dan Inori terkejut.

"Tu-Tunggu sebentar... A-Apakah tidak ada cara lain?" tanya Naruto dan di balas gelengan oleh Ophis. "Tidak ada yang lainnya, jika aku ikut denganmu dalam wujud buku maka semua orang akan merasakan hawaku dan mengincarku, jika kau meninggalkanku di sini maka orang-orang jahat akan menggunakanku sebagai senjata dan yang bersalah adalah kau karena membebaskanku," jawab Ophis membuat Naruto mengepalkan tangannya pelan.

Apa yang di katakan Ophis membuatnya tak bisa berbuat apa karena memang benar jika dia melepaskan Ophis dan membiarkannya di sini, dia pasti akan di gunakan senjata yang tidak-tidak. Dia sudah di segel tetapi dia membuka segelnya, itu akan membawakan keuntungan bagi orang-orang jahat, dan dia tidak ingin itu terjadi.

"Sa-Satu hal lagi... j-jika kau tinggal di dalam tubuhku, a-artinya kekuatanmu juga akan ada di tubuhku layaknya [Sacred Beast] kan, dan jika kau ada di dalam tubuhku, kau pasti bisa mengambil alih tubuhku kan?"

"Itu memang benar, kau juga akan mendapatkan kekuatan dariku, aku tidak masalah membagi kekuatanku kepadamu, anggap saja ini bayaran karena telah membebaskanku," jawab Ophis sambil tersenyum, "lalu yang kedua, soal mengendalikan tubuh aku tidak akan mengendalikan tubuhmu, aku tidak akan sejahat itu kepada orang yang telah mengeluarkanku dan berniat membantuku." Naruto yang mendengar itu terdiam sesaat, dia memandang mata Ophis mencari apakah ada niat terselubung di dalamnya, namun tidak ada kebohongan di matanya itu.

["Master...,"] gumam Jeanne memandang khawatir Naruto. "Naruto-san...," gumam Inori pelan.

"Baiklah... Aku akan menjadi wadahmu," jawab Naruto membuat Jeanne dan Inori tersentak.

["Ka-Kau serius Master?"] tanya Jeanne dan di balas anggukkan oleh Naruto. "Kita tidak bisa membiarkannya di bebas berkeliaran tanpa pengawasan, jika orang-orang jahat menangkapnya dan menjadikannya senjata, yang bersalah adalah aku karena membuka segelnya dan tidak bertanggung jawab untuk mengawasinya, jadi dari pada banyak korban, aku rela menjadikan tubuhku untuk wadahnya," jawab Naruto membuat Ophis tersenyum.

"Kau sangat baik sekali, baiklah... sebelum kita melakukan kontrak, aku belum tahu namamu Manusia, beritahu aku namamu serta nama [Sacred Beast] mu serta temanmu itu." Naruto yang mendengar itu kemudian terdiam sesaat, lalu menghembuskan nafasnya pelan, "Namaku Uzumaki Naruto, pemegang [Sacred Beast : Ruler] dan namanya adalah Jeanne," ucap Naruto memperkenalkan dirinya serta Jeanne.

"Sementara dia adalah [Sacred Beast : Nothrol] dan namanya adalah Inori."

"Uzumaki Naruto ya... Nama yang unik," ucap Ophis, "lalu [Sacred Beast : Ruler] dan [Nothrol] ya... Aku belum pernah mendengarnya, tapi semoga kita bisa akrab, Jeanne-san, Inori-san," lanjut Ophis.

["U-um, A-Aku juga."]

"Se-Semoga kita bisa akrab."

"Saa... Kalau begitu mari kita mulai kontraknya," ucap Ophis sambil mendekati Naruto. "E-Etto... Bagaimana caranya melakukan kontraknya?" tanya Naruto gugup.

"Menunduklah, biarkan aku menggigit lehermu untuk mendapatkan darahmu sedikit dan setelah itu aku akan menyalurkan energiku ke dalam tubuhmu," ucap Ophis membuat Naruto tersentak dengan pipi merona. "A-Apakah harus di leher?" tanya Naruto.

"Tidak juga, di bagian bahu juga bisa," jawab Ophis, Naruto yang mendengar itu membuka dua kancing bajunya lalu membuka baju bagian bahu bagiannya. "Kau gigit saja di bagian bahu, jika teman-temanku melihat ada bekas gigitan mereka akan bertanya-tanya siapa yang menggigitku," ucap Naruto membuat Ophis tersenyum tipis dan ia tak mempermasalahkan hal itu.

"Ah, satu lagi...," ucap Naruto lalu menatap Ophis serius, "sebelum kau masuk... Bisakah aku meminta satu hal padamu?"

"Apa itu?"

"Saat kau masuk ke dalam diriku, sembunyikan [Mana] mu, sembunyikan hawa keberadaanmu hingga tak bisa di deteksi siapa pun, aku tidak ingin keluargaku serta teman-temanku merasakan aku memiliki [Mana] di tubuhku." Ophis yang mendengar itu menyipitkan matanya.

"Kenapa?"

"Aku punya masalah pribadi... Aku tidak bisa menceritakannya sekarang, jika kau ingin tahu aku akan menceritakannya saat di rumah, bahkan teman-teman dan keluargaku tidak tahu aku memiliki [Sacred Beast]," jawab Naruto, "bisakah kau melakukan itu?"

Ophis yang mendengar itu mengangguk pelan, "Aku akan melakukannya, lagi pula aku sudah bilang...," jeda Ophis, "aku akan melakukan apa pun yang kau mau."

Ophis menyentuh dada Naruto lalu dia menjilati bahu Naruto membuat pipinya merona, "Tubuhmu sungguh berotot sekali, dan rasamu sungguh menggiurkan," bisik Ophis lalu menggigit bahu Naruto hingga mengeluarkan darah.

"Ugh!" lenguh Naruto ketika merasakan gigitan Ophis, perlahan nafasnya mulai memburu dan dadanya juga mulai terasa sesak, dia bisa merasakan [Mana] yang sangat berlimpah masuk ke dalam tubuhnya.

"K-Kuso... Se-Sesak sekali," batin Naruto berusaha mengambil udara sebanyak mungkin melalui hidungnya, namun rasa sakit di dadanya membuatnya susah untuk bernafas.

Tubuh Ophis secara perlahan memudar dan akhirnya dia menghilang sepenuhnya, setelah itu Naruto langsung jatuh berlutut kembali sambil mengatur pernafasannya di sertai keringat dingin di mengalir di wajahnya, luka di gigit di bahunya juga secara perlahan mulai sembuh.

["Kontrak selesai... Aku sudah ada di dalam dirimu, Naruto."]

["Ma-Master... Kau tidak apa?"] tanya Jeanne. "kau baik-baik saja, Naruto-san?" tanya Inori khawatir dan di balas anggukkan kaku oleh Naruto.

"Y-Ya... Aku tidak apa-apa," jawab Naruto sambil menyeka keringatnya.

"A-Aku tidak menyangka, rasanya sangat menyakitkan hingga membuatku susah bernafas saat kau masuk ke dalamku," batin Naruto sambil berusaha berdiri kembali, "tapi... Aku sendiri yang sudah siap menjadikan tubuhku sebagai wadahmu... jadi aku tidak boleh mengeluh dan menerima risikonya."

"Jadi... Bagaimana Ophis? Kau menyukai tempat barumu?" tanya Naruto melalui batin. ["Sungguh luar biasa, tempatku yang awalnya gelap sudah berubah menjadi terang, di dalam tubuhmu juga terasa nyaman, aku jadi tidak sabar melihat dunia luar dari tubuhmu,"] jawab Ophis membuat Naruto tersenyum tipis.

"Bersabarlah... saat ini aku sedang bertugas... jika tugasku sudah selesai, kau bisa melihat dunia luar," ucap Naruto sambil menyentuh bahu yang di gigit oleh Ophis tadi, dan ia merasakan luka gigitan Ophis telah menghilang.

"Nii-chan!" Naruto yang mendengar suara Michella tersentak dan ia langsung merapikan pakaian miliknya yang terbuka karena kontrak dengan Ophis, sementara Inori ia membantu Naruto menyelesaikan tugas yang belum selesai tadi karena berbicara dengan Ophis.

Setelah selesai merapikan pakaiannya, Naruto pun membantu Inori, tak lama setelah itu Inori dan Gabriel berhasil menemukan mereka.

"Kalian belum selesai?" tanya Gabriel dan di balas tawa canggung oleh Naruto. "Haha, gomen... Tadi aku terlalu asyik membaca buku-buku yang ada di sini sampai lupa aku harus meletakkan buku-buku ini," jawab Naruto sambil menggaruk belakang kepalanya.

Michella yang mendengar itu menghembuskan nafasnya pelan, "Kalau sudah mengenai sesuatu yang menarik dari sebuah buku, kau pasti selalu melupakan apa pun, Nii-chan," ucap Michella membuat Naruto semakin tertawa canggung.

["Siapa mereka?"] tanya Ophis. "Yang duduk di kursi roda adalah adikku, namanya Michella Watch, sementara yang mendorong kursi rodanya adalah temanku sekaligus teamku, Gabriel," jawab Naruto melalui batin memperkenalkan Michella dan Gabriel.

["Perempuan bernama Gabriel itu... Pemegang [Sacred Beast : Angel] ya,"]gumam Ophis, ["lalu... Kenapa nama keluarga adikmu berbeda denganmu?"] tanya Ophis kembali membuat Naruto terdiam sesaat.

"Aku akan menjelaskannya nanti."

"Sudahlah, kami akan membantu agar cepat selesai," ucap Michella membuat Naruto tersentak lalu mengangguk pelan. Michella dan Gabriel pun membantu Naruto serta Inori meletakkan buku-buku baru yang masih ada di dalam kardus hingga habis.

Setelah selesai, mereka pun turun ke lantai satu kembali dan berkumpul ke arah Azazel yang saat ini duduk di salah satu kursi. "Azazel-sensei, kami sudah selesai," ucap Naruto namun Azazel tidak mendengarkan, ia justru tampak tengah memikirkan sesuatu.

"Azazel-sensei!" Azazel yang di panggil tersentak dan melihat ke arah Naruto, Michella, Inori dan Gabriel telah berkumpul. "O-Oh, kalian sudah selesai," ucap Azazel lalu berdiri dari duduknya.

"Ada apa, Azazel-sensei? Kau tampak memikirkan sesuatu?" tanya Michella penasaran. "Paling dia memikirkan tentang buku laknatnya itu," ucap Naruto membuat alis Azazel berkedut.

"Aku sedang tidak memikirkan itu!" balas Azazel, "aku tadi merasakan tekanan [Mana] yang sangat besar dan sangat familiar, tapi itu cuma sesaat... jadi aku berpikir apakah pemilik [Mana] itu ada di sini, atau dia cuma lewat, atau Cuma halusinasiku," jawab Azazel membuat Naruto dan Inori menegang.

"[Sacred Beast] ku juga bilang hal yang sama, tapi aku tidak merasakan apa pun," ucap Gabriel membuat Naruto dan Inori semakin menegang. "Souka... berarti 'dia' cuma lewat saja ya," gumam Azazel sambil menyentuh dagunya.

"Siapa yang Anda maksud Azazel-sensei?" tanya Michella penasaran. "Salah satu dari [The Five Greatest Godlike Beast], [Ouroboros Dragon]," jawab Azazel membuat Michella dan Gabriel tersentak.

"Dia saat ini menjadi [Beast] yang bebas berkeliaran ke mana pun, jadi mungkin saja dia tadi ada di sini sesaat lalu pergi kembali," lanjut Azazel, "jika kalian bertemu dengannya, berhati-hatilah, jika bisa menjauh darinya dan jangan coba-coba melawannya, dia bukan tandingan kalian."

["Ternyata kebohongan yang ada di buku soal aku menjadi [Beast] yang bisa berkeliaran bebas sudah di percaya sekali ya,"] ucap Ophis cemberut karena sejarahnya di buat palsu, Naruto tertawa canggung dalam hati. "Tapi, sekarang kau memang menjadi [Beast] yang bebas berkeliaran kan?" balas Naruto dalam batin.

"Sudahlah, ayo kita meminta tanda tangan dari pemilik perpustakaan lalu kembali ke Akademi," ucap Azazel dan di balas anggukkan oleh mereka.

"Ha'i!"

.

Setelah meminta tanda tangan pemilik perpustakaan, Naruto pun keluar dari perpustakaan dan Ophis yang ada di dalam tubuh Naruto menatap kagum pemandangan yang ada di depannya.

Sudah ribuan tahun semenjak terakhir kali dia melihat dunia, dunia yang dulu lihat hanyalah banyak gunung dan pepohonan namun sekarang semua itu berubah dengan terdapat banyak bangunan dan kehidupan.

"Bagaimana, Ophis?" tanya Naruto melalui batin. ["Sugoii... jadi ini dunia yang baru saat ini?"] kagum Ophis.

["Selama menjadi buku aku memang sering melihat beberapa gambar bangunan dunia sekarang, tapi rasanya benar-benar berbeda sekali saat melihatnya secara langsung."] Naruto yang mendengar itu tersenyum tipis.

"Yosh! Sekarang, ayo kita kembali ke..."

"Gabriel." Gabriel mendengar ada yang memanggilnya tersentak, ia mengepalkan tangannya dengan kuat, ia sangat membenci suara itu.

Naruto dan yang lain menoleh ke arah orang yang memanggil Gabriel, orang tersebut memiliki tubuh tinggi dengan rambut kuning turun yang membuatnya tampak seperti perempuan.

Naruto yang melihat orang itu menyipitkan matanya, "Siapa?" batin Naruto lalu melirik ke arah Gabriel yang menatap tajam orang yang memanggilnya.

"Lama tidak bertemu Gabriel," ucap pria itu sambil tersenyum tipis. "Mau apa kau kemari...," gantung Gabriel

"Michael."

.

.

.

.

.

.

TBC

Note : YO! Saya kembali Update!

Bagaimana? Apakah hasilnya memuaskan? Aku harap iya. Ok Chapter kali ini berhenti sampai di sini dulu ini juga sudah melebihi batas saya. Otak Dangkal? Sok-sok buat cerita? Bodo amat, yang bilang otak Dangkal bisa buat 10 K atau 30 K Word? Kalau bisa silah kan buktikan jika kalian bisa. Sok-sok buat Fic? Emang kalian bisa? Lol. IRI BILANG BABU!

OK, di Fic kali ini terlihat bahwa satu anggota dari team Rias adalah Hiiragi Shinoa, Yap dia adalah karakter dari Owari no Seraph, kenapa saya tidak memasukkan perempuan dari Naruto atau pun DxD atau pun yang lainnya? Mereka sudah punya team masing-masing, saya memilih Shinoa setelah saya melakukan Survei dan mengecek setiap kekuatan Chara yang saya survei dan Shinoa lah yang saya pilih.

Lalu Naruko? Bagaimana ya? Saya memiliki peran penting untuk Naruko nanti, seperti apakah perannya itu? Nantikan saja. Lalu kemampuan seperti apa yang di keluarkan Naruto saat latihan tadi itu? Fufufu dia tidak akan mengeluarkan kemampuan itu sampai turnament kenaikan kelas.

Berikutnya Makhluk hitam apa yang di kurung oleh para penjahat itu? Fufufu... Yang sudah sering chat dengan saya pasti sudah tahu, bahkan mendapatkan Spoilernya.

Lalu, Ouroboros Dragon atau kita panggil Ophis, akhirnya memunculkan wujudnya dan masuk ke tubuh Naruto sebagai wadahnya. Jika kalian berpikir dia akan menjadi [Sacred Beast] Naruto? Kalian salah besar, dia tidak akan menjadi [Sacred Beast] Naruto.

Lalu rencana Harem Naruto? Yap Naruto sudah membujuk Tenka dan Kyouka hingga akhirnya rencana Tenka berjalan lebih cepat dan sekarang mereka tinggal mencari kandidat yang sama-sama memiliki perasaan terhadap Naruto.

Lalu yang terakhir adalah kemunculan Michael, kenapa dia muncul? Apa yang dia cari? Fufu nantikan saja.

Dan benar juga, saya akan melakukan promosi ulang, walau saya tahu kalian sudah membacanya di awal tapi saya akan lakukan promosi lagi. Bagi kalian yang ingin bergabung dengan Grub yang saya masuki kalian kirim saja nomor kalian melalui PM. Tapi seperti kata saya, saya hanya mencari orang-orang yang benar-benar aktif dan sering mengobrol, di Grub tersebut memang ada beberapa author senior dan junior, jika kalian ingin kenal mereka dan belajar lebih banyak masalah penulisan, silahkan gabung. Tetapi jika kalian memang ingin kenal, kalian tidak boleh menjadi Sider, gabung Cuma jadi Sider? Nope, saya tidak mencari anggota seperti itu.

Ok, itu saja dari saya, btw Magical Battle akan rehat dari masa Updatenya dan saya akan fokus ke Dragon Future sekarang, saya sudah menyiapkan jadwal masing-masing cerita saya, makanya beberapa fic saya diamkan. Karena waktu itu Fanfic Zombie sudah Update 7 Chapter selama setengah bulan, jadi saya fokus ke magical Battle hingga 3 Chapter, 1 Chapter Dragon Future, lalu fokus ke Nee-chan to Kaa-chan Tomodachi. Bagi kalian otak mesum pasti sudah gak sabar ya? Terlihat banget.

Sok-sok an lagi? IRI BILANG AJA BABU. Pakai kata orang tolol segala, kalau iri bilang aja, kan ketahuan mana yang tolol mana yang gak. Awokawokawok.

Baiklah aku rasa itu saja dariku, Jaa sampai bertemu di Dragon Future.

4kagiSetsu Out