SYMBOL OF REVENGE

Chapter#22

RAHASIA KERAJAAN ARCHANGEL

Rate: M

.

.

.

Disclaimer: Naruto [Masashi Kishimoto], High School DxD [Ichie Ishibumi]

Genre: Fantasy, Adventure, Action, Romance, Drama, Martial Art

Warning: Typo, gaje mungkin, masih jauh dari kata sempurna, OOC

Pairing: ?

Summary:

Penyelamat? Pahlawan? Ksatria? Tidak… Aku tidak tertarik menjadi sesuatu semacam itu… Hanya dendam.. Dendam yang kubawa sejak perang besar antara Kerajaan Kerajaan besar.. Perang yang menghancurkan kebahagiaanku… Dendam ini berubah menjadi sumber kekuatan.. Dan dengan kekuatan ini, akan kutuliskan namaku di kepala para Raja itu.. diriku sebagai symbol pembalasan dendam..

Ide ini muncul setelah author mendengarkan lagu opening No Game No Life.. Entah kenapa.. Padahal gak ada hubungannya sama cerita ini..

Jangan lupa review, favorite follow!

.

.

.

.

.

"Siegfried… ada kemungkinan…"

"…Sebutkan.." jawab Siegfried kepada Georg.

Georg menatap Ulquiorra dengan mata yang begitu serius.

"…Jika kita tidak berhasil kabur dari pertarungan ini… mungkin kita akan tewas malam ini,"

.

.

.

xxx0xxx

Mereka terus melanjutkan pertarungan dengan sengit dan tak satu pun dari mereka yang mau mengalah. Namun, meski dikatakan pertarungan sengit, terlihat sekali bahwa Georg dan Siegfried sedang kesulitan menghadapi Ulquiorra yang faktanya hanya seorang saja. Ini jelas menunjukkan perbedaan kekuatan di antara mereka, karena bahkan Ulquiorra seorang diri pun mampu mendesak satu pengguna [Longinus] dan satu pengguna [Demon Emperor Gram].

"Ini benar benar melelahkan… Seolah kita sedang berhadapan dengan Cao Cao," kata Siegfried yang terlihat kelelahan.

"Kau benar, kita harus mengakui kalau kita tidak memiliki kesempatan dalam duel satu lawan satu dengan orang ini,"

Itu adalah pernyataan jujur yang diucapkan oleh Georg. Mereka tidak mungkin menang dalam duel satu lawan satu dengan Ulquiorra. Bahkan dia belum menggunakan [Balance Breaker] miliknya dan sudah mampu menekan mereka berdua sejauh ini.

"Ada apa dengan kalian berdua? Apa hanya sejauh ini kemampuan kalian? Tolong jangan mengecewakanku," kata Ulquiorra dengan santainya sambil memainkan pedangnya di pundak.

"Sialan… dia bahkan meremehkan kita," ujar Siegfried yang jatuh berlutut dengan posisi satu kaki lainnya masih menopang untuk bangkit.

Perbedaan besar di antara mereka mungkin adalah pengalaman bertarung dan pengalaman menghadapi kematian yang begitu jauh. Ulquiorra telah dihadapkan dengan yang namanya rasa takut akan kematian sejak dirinya masih kecil sedangkan kedua orang yang menjadi lawannya mungkin tidak mendapatkan pengalaman itu sejak kecil.

"Jika kalian menyerah disini akan kuberikan kematian yang mudah untuk kalian… kalian bahkan tidak akan merasakan yang namanya rasa sakit. Bagaimana?"

Ucapan itu mungkin terdengar sombong untuk dikatakan oleh Ulquiorra akan tetapi jika dia mengatakan hal tersebut kepada dua orang yang menjadi lawannya sekarang, hal itu masuk akal. Jujur saja, meski itu terdengar menyebalkan di telinga Georg dan Siegfried tapi hal itu pantas diucapkan oleh Ulquiorra kepada mereka berdua. Mereka mengakuinya…

"Kalau sudah begini… Apakah harus kuselesaikan dengan cepat?"

Tanya Ulquiorra dengan nada sedingin es dan sorot mata yang setajam pedang. Sorot mata itu menembus ke dalam diri Siegfried dan juga Georg. Ketika melihatnya, keduanya hanya bisa merinding ketakutan dan menggantungkan nasib mereka pada keberuntungan yang tersisa.

"J-Jangan kau pikir ini akan berakhir semudah itu… Jangan meremehkan kami!"

Kata kata tegas barusan keluar dari mulut Siegfried

"Hmm… Aneh sekali kau mengatakan itu. Kalian yang datang untuk memburuku tapi kenapa sekarang kondisi nya justru terbalik?"

Siegfried dan Georg terdiam ketika Ulquiorra mengatakan hal tersebut.

"Justru kalian lah yang terlalu meremehkanku," ucap Ulquiorra melanjutkan ucapannya yang sebelumnya.

Itulah kenyataan yang harus mereka terima sekarang. Alasan mengapa mereka kalah pada pertarungan kali ini adalah karena mereka terlalu meremehkan Ulquiorra. Sejujurnya sejak awal mereka tidak meremehkannya karena seperti yang bisa dilihat, mereka tidak bertarung satu lawan satu melainkan dua lawan satu dengan Ulquiorra. Tapi dengan kekuatan mereka berdua, itu masih belum cukup… mereka lengah dan tidak meneliti atau pun mencari informasi dulu mengenai kemampuan lawan mereka sedangkan Ulquiorra sendiri sudah tahu betul kekuatan kedua lawannya. Itulah kesalahan Siegfried dan Georg yang mungkin akan mengatarkan keduanya menuju gerbang kematian.

"Ini sungguh menyedihkan…"

"Ya, tapi aku tidak berniat mati disini, Georg…" kata Siegfried mengeluarkan keempat pedang nya yaitu [Balmung], [Nothung], [Dainsleif] dan [Tyrfing] serta [Demon Emperor Gram]. Nampaknya dia berniat melakukan serangan habis habisan hingga kekuatannya habis tak bersisa. Mungkin hanya itulah satu satunya harapan untuk mereka bisa lolos dari pertarungan ini, setidaknya itulah yang dipikirkan Siegfried.

Georg juga menyiagakan dirinya dengan sebuah bermacam macam mantra yang butuh pengaktifan cukup lama. Mantra mantra atau lingkaran sihir yang diciptakannya tentu saja merupakan sihi tingkat tinggi akan tetapi bisa dilihat bahwa Ulquiorra masih membiarkannya dan tak berbuat apa apa. Itu menandakan bahwa sihir yang akan dilepaskan oleh Georg kemungkinan besar pun juga dapat ditahan oleh Ulquiorra.

"Apa ini akan jadi usaha terakhir kalian?"

"Setidaknya dengan ini, aku bisa membuat selang waktu untuk mengaktifkan [Dimension Lost] dan meloloskan diri dari sini,"

"Kau terlalu naif dengan mengatakan rencanamu kepada lawanmu… atau justru kau sengaja?" tanya Ulquiorra bersiap dengan menghunuskan pedangnya.

"Hmm… Entahlah," jawab Georg tersenyum sambil memposisikan kacamata nya agar nyaman.

Ulquiorra mengernyitkan alisnya serta memberikan ekspresi serius dibalik [Hollow Mask] yang ia kenakan sekarang. Dia sudah memutuskan target pertamanya untuk dibunuh dan tentu saja posisi itu dinobatkan kepada ahli sihir berkacamata yang barusan menyeringai kepadanya itu. Akan tetapi saat dia akan menyerang Georg, kelima pedang Siegfried datang menghentikan pergerakan Ulquiorra dalam sekejap dan menyebabkan pedang mereka berbenturan begitu dahsyat.

"Kau tidak akan bisa menahan ku bahkan dengan kelima pedang itu!" kata Ulquiorra dengan nada yang mulai menandakan dirinya terbawa emosi.

"Mungkin kau benar! Tapi setidaknya aku bisa menahanmu sedikit lebih lama dengan ini!"

Ulquiorra memberikan lebih banyak tenaga pada pedang [Murcielago] nya hingga mampu menekan kelima pedang iblis milik Siegfried sekaligus. Ekspresinya sekarang benar benar kacau, laki laki pengguna [Demon Emperor Gram] ini sekuat tenaga menahan Ulquiorra dan itu nampak jelas di wajahnya.

"Jika ini yang kau inginkan! Akan kuselesaikan denganmu terlebih dahulu!"

Ucapan Ulquiorra mengejutkan Siegfried. Dalam sekejap kumpulan energy hitam keungu unguan muncul di depan dahi Ulquiorra dan menyebabkan tekanan yang mampu menekan Siegfried. Itu adalah serangan yang digunakan oleh Ulquiorra sejak tadi, [Cero]. Tentu saja, Siegfried menyadari tindakan Ulquiorra kali ini untuk membuatnya terbunuh dengan cepat karena begitu [Cero] Ulquiorra dilepaskan, Siegfried jelas tidak bisa menghindarinya dengan mudah dalam posisinya sekarang.

"Tenang saja, akan kupastikan kau masuk dalam daftar lawan lawan yang kuingat,"

"Hmm… Aku merasa tersanjung mendengarnya… tapi ini bukan akhir dariku!"

"Cih!"

Ulquiorra terkejut begitu melihat sebuah gerbang dimensi memperlebar jaraknya dengan Siegfried yang secara otomatis membuat [Cero] miliknya gagal untuk dilepaskan. Gerbang dimensi itu baru saja dibuat oleh Georg yang kini sedang menyeringai kepada Ulquiorra. Perlahan gerbang dimensi itu semakin membesar dan membesar hingga mampu membuat satu unit pasukan manusia berjalan memasukinya.

"Siapa yang kau panggil?" tanya Siegfried.

"Siapa lagi jika bukan dia?" balas Georg.

Ulquiorra memperhatikan baik baik sosok yang muncul dari dalam gerbang dimensi itu, meski dia sudah bisa menduga siapa yang akan muncul dari sana hanya dengan melihat senjata yang keluar lebih dulu dari dimensi tersebut. Penampakan awal yang muncul dari sana adalah sebuah tangan yang menggenggam sebuah tombak dengan desain dan ukiran ukiran khusus. Tak butuh waktu lama untuk sosok itu menunjukkan wujudnya sepenuhnya.

"Aku tidak menyangka kalian sampai memanggilku… Georg, Siegfried…" ucap pria yang muncul dari sana.

"Yah, apa boleh buat… Dia lebih kuat dari yang kita pikirkan. Dia bahkan mampu membuat kami berdua terdesak hingga merinding di tengah pertarungan," jawab Siegfried jujur.

"Baru kali ini aku mendengar kau menyanjung lawanmu serta mengatakan hal yang membuat reputasi mu jadi buruk, Siegfried…"

Ulquiorra memasang kuda kuda bersiap melancarkan serangan pertama meski nampaknya lawan dihadapannya tidak memiliki niat bertarung setelah ia muncul tiba tiba. Pria itu memutar tombaknya sekali dan menyandarkannya di bahu nya sambil tersenyum melihat Ulquiorra.

"Itu artinya orang ini harus kita singkirkan sekarang, Cao Cao! Sebelum dia berubah jadi masalah yang lebih besar ke depannya,"

"Tenanglah, Georg… Jika kita bertarung dengan orang ini sekarang. Sudah pasti salah satu atau dua dari kita akan mati dalam pertarungan… dari yang kulihat dia bahkan belum menggunakan [Balance Breaker] nya kan?"

Ulquiorra merubah posisi nya dan mengendurkan pertahanannya setelah ia sadar bahwa pria di hadapannya ini memang tidak berniat melawannya. Harus Ulquiorra akui bahwa laki laki ini lebih cerdas dan lebih bijaksana daripada yang ia pikirkan. Pantas saja orang ini diakui oleh Vali [The White Dragon Emperor]. Mungkin dia tidak memiliki fisik yang kuat akan tetapi teknik bertarung, pengalaman bertarung serta taktik nya memadai.

"Aku menyarankan untuk kita mundur dan membuat rencana yang lebih baik ke depannya dengan bantuan informasi yang kita kumpulkan hari ini," kata Cao Cao kepada Georg dan Siegfried.

Cao Cao kemudian membalikkan badannya, membelakangi Ulquiorra dan berjalan menuju ke portal dimensi yang diciptakan Georg.

"Jadi kalian mau kabur?" tanya Ulquiorra dingin.

Mendengar pertanyaan itu keluar dari mulut Ulquiorra, Cao Cao menghentikan langkahnya. Ulquiorra bersiaga sedangkan Siegfried dan Georg yang sedang meringis kesakitan menahan lukanya selama pertarungan, hanya bisa memperhatikan.

"Kami tidak kabur, kami hanya mundur untuk sementara… Kuharap kau menjaga ucapan mu. Aku sudah mengampuni nyawa mu kali ini,"

Itulah yang dikatakan Cao Cao.

"Apa aku tidak salah dengar?" kata Ulquiorra membalas.

"Yah, terserah saja… tapi mari saling membunuh kalau kita bertemu lagi lain kali," kata Cao Cao mengucapkan salam kepada Ulquiorra dengan pernyataan semacam itu lalu pergi melewati portal dimensi disusul oleh Siegfried an Georg.

"Aku pasti akan membalas hutangku hari ini…" kata Siegfried sekilas sebelum dia ikut melewati portal dimensi itu.

Ulquiorra hanya terdiam menatap dengan sorot mata dingin. Tak lama kemudian, portal itu lenyap.

"Cao Cao…" ucap Ulquiorra pelan.

.

.

.

.

.

xxx0xxx

Kerajaan Archangel, tepat setelah Naruto dan Ino keluar dari kekacauan di bar tadi, mereka segera melanjutkan perjalanan menuju Ibukota Kerajaan untuk mencuri peta tempat dimana bersemayam nya [World Ancient Temple]. Seperti namanya… itu adalah sebuah candi entah seberapa besar atau seberapa kecil ukurannya akan tetapi candi kuno itu menyimpan harta yang berharga, yang setingkat dengan benda benda dari [Holy Ground].

Bisa dikatakan bahwa misi yang dijalankan oleh Naruto dan Ino sekarang merupakan sebuah misi bunuh diri untuk keduanya. Peta itu sendiri disimpan di salah satu sudut terdalam Istana Kerajaan Archangel yang sekarang berada dalam pengawasan Michael, Gabriel dan Vasco Strada. Itu akan jadi lebih sulit lagi seandainya dia tidak tahu momen kapan untuk mencurinya karena sampai sekarang belum ada info pasti yang mengatakan kalau Rizevim, Raja dari Kerajaan Silver sudah kembali ke negaranya.

"Naruto-kun, sebenarnya harta macam apa yang akan kita curi?" tanya Ino berbisik bisik kepada Naruto yang duduk di sebelahnya.

"Entahlah, aku juga tidak tahu…"

"H-Ha?"

Entah seperti apa bentuknya atau kegunaannya yang jelas benda yang tersimpan dalam setiap [World Ancient Temple] merupakan benda, senjata yang memiliki kemampuan dahsyat atau fungsi luar biasa dalam kehidupan. Oleh karena itu, bahkan level dari benda yang ditemukan disana beberapa mungkin bisa mencapai harga yang setingkat dengan [Longinus] dan jika tidak setingkat itu pun pasti benda yang mereka dapatkan juga tetap benda dengan kemampuan tinggi.

"Benda yang tersimpan di [World Ancient Temple] itu merupakan harta dunia yang beberapa di antara nya bahkan setingkat dengan [Longinus]. Jadi tidak perlu lagi kita menanyakan manfaatnya nanti, entah apapun kemampuannya pasti akan sangat berguna untuk kita,"

Setelah mendengarnya dari Naruto, Ino hanya bisa mengangguk angguk. Sebenarnya dia tidak tahu apa itu [Longinus] tapi dia pernah mendengar ayahnya sering menyebut istilah itu dulu saat ia masih kecil.

"Apa kau berniat menguasai dunia…?" tanya Ino.

"…Kurang tepat bila dikatakan menguasai dunia. Lebih tepatnya aku akan membalas dendam, lalu menghancurkan dunia sekali kemudian membuatnya lagi jadi lebih baik. Akan lebih mudah dimengerti untukmu jika kukatakan tujuanku adalah untuk memperbaiki kesalahan dunia ini,"

"Memperbaiki… kesalahan…? Apa itu artinya kau menyelamatkan dunia?"

Sepertinya pola berpikir Ino memang seperti ini. Dia menganggapnya sebuah penyelamatan bagi dunia. Hal itu sebenarnya tidak jauh berbeda dengan apa yang dipikirkan Naruto, hanya saja dia tidak suka dengan istilah menyelamatkan dunia.

"Ya… Beberapa orang mungkin menganggapnya seperti itu,"

Setelah memberikan jawabannya, Naruto hanya menghela nafas sedangkan Ino menunjukkan wajah seolah dia benar benar mengerti apa yang dimaksudkan Naruto.

.

.

.

.

.

xxx0xxx

Time Skip

Sudah hampir setengah hari mereka habiskan dalam perjalanan menuju Ibukota dengan gerombolan karavan yang mereka naiki sekarang. Langit siang digantikan langit sore yang indah, di hadapan rombongan karavan ini terpampang sebuah pos pemeriksaan pertama di kanan jalan yang mereka lalui. Jaraknya hanya sekitar beberapa ratus meter lagi dan Naruto memperhatikan pos itu dari kereta yang ia tunggangi.

"Haruskah aku menyamarkan diri…?" gumamnya pelan.

Setelah ia pikir mengenakan semacam jubah cukup untuknya dan Ino, dia duduk tenang menunggu pengawas yang datang dari pos pemeriksaan itu datang memeriksa isi kereta yang naiki. Sebelumnya dia mengatakan kepada pemilik kereta yang ia tunggangi sekarang bahwa dirinya dan Ino adalah pasangan suami istri yang baru saja menikah dan berniat mencari pekerjaan di Ibukota.

"Hmm…? Jadi kalian adalah pasangan suami istri yang baru menikah ya?"

Naruto menganggukkan kepalanya serta mengiyakan pertanyaan dari pengawas tersebut. Pedagang pemilik kereta itu menceritakannya kepada pengawas itu persis seperti yang ia katakan kepada pedagang tersebut.

"Kehidupan di Ibukota itu sulit kawan… Jangan mudah percaya pada orang yang baru kau temui, lindungi istrimu dan nafkahi dia dengan baik," kata pengawas itu memberikan nasihat kepada Naruto dengan senyumannya.

"Terima kasih atas nasihatnya…" balas Naruto.

Nampaknya dia dan Ino bisa lolos dari pemeriksaan ini dengan aman dan masuk ke Ibukota melewati gerbang pemeriksaan setelah barang barang mereka juga diperiksa. Beruntunglah Naruto tidak membawa barang barang yang berbau Aincrad atau semacamnya dalam perjalanannya kali ini. Sejauh ini masih mudah untuk dirinya dan Ino tapi setelah ini kesulitan baru akan datang kepadanya.

Naruto dan Ino keluar melihat benteng raksasa yang mengelilingi dan melindungi seluruh wilayah Ibukota dari luar. Kata kata yang cocok untuk mengungkapkan apa yang mereka lihat sekarang adalah kokoh, besar dan terlihat begitu megah. Hal itu tak hanya mereka lihat pada dinding benteng nya saja tetapi juga pada bangunan bangunan megah, tersusun rapi di sepanjang jalan, bersih dan begitu indah saat mereka memasuki wilayah pinggiran Ibukota.

"Sangat baik… Harus kuakui dalam segi infrastruktur mengenai bangunan, sarana jalan dan sanitasi… Kerajaan ini lebih baik dari pada Aincrad,"

Itulah komentar yang keluar dari mulut Naruto saat tak ada yang mendengar kecuali Ino. Tapi kemudian dia berpikir lagi untuk kedua kalinya. Lalu kenapa standar kemampuan penyihir disini lebih rendah daripada di Kerajaan lain? Apa karena mereka memiliki sesuatu yang tak dimiliki Kerajaan lain sehingga mereka mampu bertahan dan tidak takut pada Kerajaan lain? Hal itulah yang terus terusan berputar di kepala Naruto saat ini.

"Kalian kelihatannya benar benar baru pertama kali ini ya ke Ibukota?" tanya pedagang pemilik kereta yang Naruto naiki.

"Ya, jujur ini pertama kalinya saya dan istri saya datang ke Ibukota, tuan…" balas Naruto tersenyum.

Naruto pikir ini adalah ide bagus. Dia tidak menyangka kalau paman yang memberinya tumpangan ini kelihatan mengerti banyak mengenai Ibukota Kerajaan. Setidaknya dia bisa mengorek informasi dari paman ini. Itulah yang dipikirkannya… jika dia beruntung mungkin dia bahkan bisa mengetahui hal hal apa yang membuat Kerajaan ini tidak takut pada Kerajaan lain.

"Bisa kau ceritakan kepada kami tuan? Bagaimana kondisi Ibukota sekaligus Kerajaan kita saat ini?"

"Hooh, kau pasti berasal dari daerah perbatasan ya?"

"Y-Ya begitulah,"

"Ah, tentu saja… Kerajaan kita sampai sekarang masih dipimpin oleh [Four Archangel] yang dipimpin oleh Michael-sama. Di bawah kepemimpinan mereka, perekonomian di Kerajaan kita semakin baik dengan system perdagangan yang diciptakan Rafael-sama. Gabriel-sama juga memiliki andil besar dalam pembangunan di Ibukota… Bisa kau lihat saluran sanitasi, jalan, bangunan bangunan penting di kota ini dedesain dan direncanakan oleh Gabriel-sama,"

Dari situlah Naruto paham bahwa peran [Four Archangel] disini benar benar terlihat. Mereka berempat bekerja dengan baik meski hanya mengandalkan system pemerintahan terpusat dengan empat orang itu sebagai pihak yang memutuskan kebijakan. Sangat berbeda dengan Kerajaan Aincrad yang dipimpin 3 Klan/Keluarga Besar tapi tidak mampu semaju ini. Jelas saja, karena masing masing pemimpin klan masih lebih mementingkan urusan klan daripada urusan Kerajaan. Entah kenapa Naruto jadi ingat sesuatu yang ingin dia tanyakan sejak awal.

"Lalu bagaimana dengan system perbudakan disini…?"

Seakan sudah menduga, paman pedagang itu hanya terdiam sambil menatap Naruto dengan sebuah senyuman.

"Tentu saja perbudakan disini dilegalkan… tapi setiap pedagang budak harus memiliki ijin dari Kerajaan,"

Tidak Naruto sangka bahwa system perbudakan disini masih dipakai dan dilegalkan. Ia pikir [Four Archangel] ini lebih manusiawi atau memperlakukan semua manusia dengan setara tapi kenyataannya tidak seperti itu. Atau bisa jadi…?

"Darimana asalnya budak yang diperjual belikan?"

"Para budak itu berasal dari para kriminal kelas berat dan orang orang yang dijual oleh keluarga nya demi uang,"

Naruto mengerutkan keningnya lalu dia paham kenapa Ino bisa menjadi budak. Dia juga teringat dengan kejadian di penginapan perbatasan ketika pemilik penginapan itu menyekap para imigran. Sekarang sudah terkonfirmasi bahwa mereka memang penjual budak illegal. Pedagang budak yang menjual Ino juga merupakan pedagang budak illegal yang tidak terdaftar di Kerajaan dan tak memiliki izin. Tentu saja penjualannya pun dilarang sedangkan budak budak yang legal merupakan budak yang berasal dari kriteria yang disebutkan oleh paman pedagang ini.

"Kerajaan ini bisa dikatakan sebagai Kerajaan paling makmur di Benua ini jika dibandingkan dengan Kerajaan Silver, Aincrad ataupun Kuou… terlebih Kerajaan kita ini memiliki teknologi sihir yang lebih maju sehingga para penyihir sudah jarang dibutuhkan,"

Tiba tiba saja perkataan paman pedagang ini membuat Naruto menaruh perhatian. Paman ini baru saja mengatakan alasan yang membuat Kerajaan ini tidak takut dengan Kerajaan Kerajaan tetangga bahkan meski mereka kekurangan penyihir tingkat tinggi. Tentu saja jawabannya adalah teknologi sihir yang mereka miliki.

"Teknologi sihir kita lebih maju?"

"Wajar jika kau tidak tahu, nak… karena kalian berasal dari perbatasan,"

"Bisa kau jelaskan padaku, tuan?"

"Hmm… Jangan sering membicarakannya tapi akan kuceritakan...,"

Dengan ini Naruto berhasil memancing paman ini untuk memberitahunya informasi yang sangat ia butuhkan ke depannya jika semisal dia harus berperang dengan Kerajaan Archangel. Dia menyeringai tipis dan kemudian mendengarkan paman ini berbicara.

"…Tiga tahun lalu, diam diam Kerajaan Archangel mendirikan sebuah bangunan megah di luar Ibukota bagian selatan dengan daerah akses khusus. Terlebih mereka membangun Istana Kerajaan semakin besar dan dengan pertahanan yang semakin sulit untuk ditembus… semua itu ada alasannya,"

Tepat tiga tahun lalu ada sebuah kebijakan tiba tiba dari Michael yang memerintahkan proyek pembangunan di daerah hutan yang terletak di luar bagian selatan Ibukota. Jarak tempat proyek pembangunan itu dengan Ibukota itu sekitar satu kilometer dan banyak petinggi Kerajaan yang menanyakan hal itu bahkan warga pun sempat dibuat kebingungan.

"…Alasannya adalah karena munculnya dua [World Ancient Temple] di dua tempat… Yang pertama di daerah hutan selatan itu dan yang satu lagi di gua bawah tanah yang letaknya persis di bawah Istana Kerajaan,"

"Kalian tahu apa itu kan? Jadi tidak usah kujelaskan…"

Naruto melebarkan matanya tidak percaya dengan apa yang dikatakan paman ini barusan. Dua [World Ancient Temple] sekaligus di satu Kerajaan? Apa ini sebuah lelucon? [World Ancient Temple] bukanlah objek yang dapat keluar sembarangan dimana saja dan kapan saja di dunia ini. Candi itu benar benar langka di dunia bahkan jumlah nya mungkin tidak mencapai belasan untuk sekarang. [World Ancient Temple] muncul dari terbukanya celah dimensi yang menghubungkan dunia ini dengan [Holy Ground]. Dari celah dimensi super langka yang muncul itu biasanya akan mengeluarkan benda/senjata berkemampuan luar biasa yang tersegel dalam bentuk candi.

"Sejak saat itu, Kerajaan Archangel memiliki banyak kemajuan dalam bidang teknologi sihir…"

Naruto masih tidak mempercayai ini. Apa yang barusan dikatakan paman ini hanya mengenai [World Ancient Temple]. Benda macam apa yang muncul dari [World Ancient Temple] yang bahkan mampu memajukan teknologi sihir suatu Kerajaan hingga satu dua langkah lebih maju dari Kerajaan lain?

"Apa paman tahu benda macam apa yang keluar dari dua [World Ancient Temple] itu?

"Aku tidak begitu tau benda yang muncul di hutan wilayah selatan tapi orang orang bilang bahwa benda itulah yang mampu mendorong teknologi Kerajaan kita lebih maju tapi aku tahu benda yang tersimpan di Istana Kerajaan karena Michael-sama secara terang terangan satu tahun lalu pernah memperlihatkan kepada warga Ibukota mengenai benda itu. Yah alasannya mungkin agar warga semakin percaya untuk menyerahkan keamanan hidup mereka pada Michael-sama saat ada serangan dari Kerajaan lain,"

Sekali lagi Naruto tidak mau mempercayai hal ini karena mungkin saja dua benda yang dimiliki oleh Kerajaan Archangel ini setara dengan [Longinus]. Lebih tidak bisa dipercaya lagi olehnya karena [World Ancient Temple] yang sedang ia cari sekarang merupakan [World Ancient Temple] ketiga yang muncul di Kerajaan ini. Kerajaan ini terlalu dicintai oleh para Dewa hingga bisa mendapatkan tiga harta setingkat [Longinus] sekaligus dalam beberapa tahun. Tapi ia masih penasaran dengan senjata yang disebutkan paman ini barusan. Senjata macam apa yang mampu membuat warga Kerajaan bahkan semakin percaya untuk menyerahkan keselamatan mereka pada Michael?

"Jadi senjata macam apa yang bersarang di Kerajaan?"

Paman itu tersenyum mendengar pertanyaan Naruto seakan dia benar benar bangga pada Kerajaan nya.

"Namanya adalah Jupiter… Itu adalah sebuah meriam sihir raksasa dengan kekuatan tembakan yang mampu menghancurkan sebuah bagian kecil dari wilayah negara dan memiliki jarak tembakan hingga ribuan kilometer,"

Apa paman ini sedang bercanda? Kekuatan menghancurkan sebuah bagian wilayah kecil suatu negara? Dengan jarak tembakan hingga ribuan kilometer? Itu artinya meriam itu mampu mencapai pusat Kerajaan Aincrad yang memiliki jarak sekitar ribuan kilometer dari sini kan? Benar benar tidak masuk akal. Seketika pikiran Naruto dirasuki berbagai macam pertimbangan dan masalah.

'Mereka pasti bercanda… Dalam aspek tertentu, itu bahkan mengungguli [Longinus],' batin Naruto masih tidak mau mempercayainya.

"Ya tapi tentu saja untuk pengaktifannya membutuhkan waktu dan banyak kekuatan… Oleh karena itu Kerajaan tidak menggunakannya sembarangan karena dampak masalahnya juga besar terhadap situasi Kerajaan baik secara ekonomi, kondisi cuaca bahkan geografis,"

Dengan pernyataan paman ini barusan, Naruto menyadari bahwa senjata meriam ini merupakan kartu AS Kerajaan Archangel yang memiliki banyak sekali resiko dan konsekuensi jika diaktifkan. Bahkan itu mungkin akan mempengaruhi kondisi cuaca dan geografis Kerajaan. Naruto tidak terkejut kalau hal itu mempengaruhi dua faktor itu karena pasti daya ledak yang ditimbulkan benar benar dahsyat hingga mampu menghancurkan satu bagian kecil dari sebuah negara. Setidaknya dari kata kata paman ini, daya kekuatannya mampu meledakkan satu wilayah Ibukota Kerajaan Aincrad dalam sekejap.

'Aku harus menghancurkan senjata itu…'

TBC

.

.

.

Tolong baca sampai selesai

Tes tes… Shiba desu. Ya, seperti yang kujanjikan kalau aku akan mengupdate Symbol of Revenge. Semoga kalian senang… aku butuh banyak semangat untuk update SOR sekarang ini dan ya… seperti yang kalian lihat setidaknya aku berhasil mendapatkan sekitar 3500-4000 word.

Hmm, aku bingung apa yang harus kubahas disini. Silahkan kalian tanyakan di review. Ah dan satu lagi yang ingin kubahas… belum lama ini ada seorang reader juga author mungkin, entahlah… yang review di salah satu fic author fandom Naruto DxD dan mengatakan fandom ini adalah ampas. Dan jujur itu membuatku benar benar kesal… maksudku..

Untuk orang itu… jika anda baca ini, Tolong kalau mau review itu gunakanlah bahasa yang baik dan jaga etika nya. Tau kah kalau itu juga mencerminkan didikan orang tua kalian? Kalian di sekolah kan oleh orang tua kalian kan? Oke kritik, boleh tapi ingat etikamu. Dan satu lagi, lu gak berhak ngatain fic author siapapun… bahkan lu tuh belum tentu bisa bikin fic dengan word, jumlah chapter, jumlah favorite, follow dan review sebanyak itu. Lu tuh cuma bikin one shot doang.. ga terbebani kek author" itu yang bikin fic panjang dengan chapter sebanyak itu.

Tau betapa sulitnya buat konsisten selalu update? Kalo lu sendiri aja gabisa konsisten, ga punya komitmen sebesar itu, gaada pembuktian? Masih bisa ngehina satu fandom Naruto DxD? Coba lu bisa kaga kek author Si Hitam bisa bikin fic sepanjang itu? Gua sebagai author fandom ini ngerasa kesel… Asli… tindakan lu + review lu yg bilang fandom ini ampas tuh tolol banget. Gak dipikir dulu… itu otak lu dapet dari pasar loak kah?

Inget bro, ffn itu media penghibur para fans, terserah reader dan author ke depannya gimana… gak usah dibikin terlalu serius.. klo lu mau seserius itu, gak sekalian aja lu pacarin ffn ha? Atau yang bikin ffn lu pacarin dah. Dan tolong dicerna lagi kata kata author tersebut… apa dia bilang itu idenya sendiri? Dia cuma bilang ide yang muncul dari hasil merenung… tolong jangan diterjemahin sepihak karena arti dari kata itu juga bisa jadi dia merenung terus dapet ide berupa bikin fic dengan inspirasi dari sebuah manga. Tolong klo bego jangan dipelihara… kalo keras kepala juga ada batasnya… Gua bukan pemuja author ini tapi gua gk terima lu katain satu fandom Naruto DxD ini ampas.

Dah sekian maaf buat reader gua harus baca ini di bulan puasa, tapi gua cuma mau ungkapin kekesalan gua karena satu fandom ini dikatain ampas…

Buat selanjutnya mungkin hari minggu gua update Monarch of Despair, fic gua yang baru

See you in next chapter