=My Sex Slave=
By :Kizo-Yumi8799
Pairing : KookV
Genre : Hurt/Comfort, Angst
Rating : M
Warning : Mengandung unsur HOMO, YAOI, LGBT, LEMON, MANGANDUNG KEKERASAN ! Demi kenyamana, yang tidak suka harap menjauh J
.
.
.
"Akhh ahh Jungkook terushh ahh ohh"
Taehyung terus saja mendesah penuh kenikmatan, tubuhnya sudah dalam keadaan telanjang bulat dengan beberapa kissmark di dada dan lehernya, Jungkook yang menindihnya tidak berbeda jauh, tubuh Taehyung dan Jungkook sudah di penuhi oleh peluh karena kegiatan mereka dari beberapa jam yang lalu. Jungkook mempercepat gerakannya untuk menumbuk lubang Taehyung membuat ranjang yang mereka tempati berderit karenanya.
"Tae akhh akh ohh kau nikmathh ahhh"
"Mhh Jungkookhh aku sampai hahh"
"Bersamahh"
"AKHHHHHHHH"
Jungkook menyemburkan spermanya di dalam Taehyung, pemuda menawan itu ambruk dan menimpa tubuh Taehyung, ia menyembunyikan wajahnya di leher Taehyung dan sesekali menciuminya. Taehyung mengeryit kala geli ia rasakan di lehernya, pemuda cantik itu tanpa sadar melenguh dan langsung membuat Jungkook mendongak padanya.
"Apa itu?" Jungkook menunjukan smirk nya pada Taehyung yang langsung membuat Taehyung merona karena sumpah demi apapun Jungkook sangat tampan saat seperti itu.
"Akhh" Taehyung mendesah saat dengan sengaja Jungkook kembali menumbuk lubangnya sementara Jungkook sendiri tersenyum evil karena ulahnya pada Taehyung.
Jungkook tanpa sengaja melirik pada bibir merah Taehyung yang sudah bengkak karena terus-terusan ia lumat, pemuda dengan parasnya yang begitu rupawan itu meneguk ludahnya.
"Bolehkan ?" Jungkook mengelus bibir Taehyung dengan matanya yang tertuju pada manik kecoklatan Taehyung, dan saat Jungkook melihat anggukan dari Taehyung ia langsung menggerakan wajahnya mendekat pada wajah Taehyung, mata mereka menutup saat kedua bibir berbeda bentuk itu bertemu, Taehyung mengalungkan tangannya di leher Jungkook sementara Jungkook memeluk posesif pinggang ramping Taehyung. Jungkook melumat sebentar bibir itu kemudian melepas tautan bibir mereka, di tatapnya wajah cantik Taehyung.
"Kau tahu alasanku kenapa aku bisa membencimu?" Jungkook bertanya, matanya menatap langsung pada mata Taehyung, pemuda cantik itu menggeleng, ada rasa sakit saat Jungkook mengatakan bahwa Jungkook membencinya.
"Kau tau kan aku sangat menyukai anak kecil"
Taehyung mengangguk "Aku selalu menginginkan mempunyai keluarga yang harmonis, aku, istriku dan anak-anak kami..
Tapi kau seorang laki-laki dan aku tidak akan mungkin bisa mempunyai anak-anak dari seorang laki-laki bukan"
"Tapi ibumu laki-laki Kook-a"
"Aku tahu, tapi tidak semua laki-laki bisa hamil kan tapi aku…
"Kau membenciku karena kau berfikir aku akan merusak impianmu memiliki keluarga yang harmonis" Taehyung memotong perkataan Jungkook.
"Bukan begitu..
"Maafkan aku, sekarang aku tahu kenapa kamu membenciku. Kau tenang saja aku akan mengatakan pada Wonwoo eomma untuk membatalkan pertunangan kita" Taehyung memotong kembali perkataan Jungkook dan itu membuat Jungkook kesal dan terlebih saat Taehyung mengatakan akan membatalkan pertunangan mereka, ntah kenapa itu semakin membuat rasa kesal Jungkook menjadi bertambah.
"Aku belum selesai bicara Kim!"
Jungkook berkata dingin dan itu langsung membuat Taehyung terdiam "Aku tahu kau seorang laki-laki, tapi keluargaku pasti tahu mana yang terbaik untukku dan saat meraka melakukan suatu hal, mereka akan memikirkannya matang-matang. Mereka pasti mengetahui sesuatu darimu sehingga mereka sukarela menjodohkan aku denganmu"
"Maksudmu?"
Jungkook menghela nafas "Ya sepertinya mereka menyembunyikan sesuatu darimu, dari kita"
Jungkook menyingkap poni Taehyung "Dan apapun itu yang mereka sembunyikan aku tidak perduli, karena aku ingin mencobanya tanpa ada sangkut pautnya dengan mereka, aku ingin memiikimu dengan caraku sendiri, jadi Kim Taehyung ..
ajari aku bagaimana caranya untuk mencintaimu"
Taehyung membulatkan matanya
"Bisa kau ulang"
Jungkook mendengus
"Ajari aku untuk mencintaimu"
Jungkook tersenyum manis, diusapnya surai lepek Taehyung dengan lembut "Tidak ada penolakan, dan segeralah berpakaian. Kita sudah melewatkan dua mata pelajaran"
"Memang siapa yang memulai hah? Aku mengajakmu ke ruang kesehatan cuma untuk mengobati tanganmu itu bukan untuk…bukan untuk…ah sudahlah" Jungkook menyeringai menyadari bahwa pipi Taehyung kembali memerah karena malu akan perkataannya sendiri dan pemuda itu pun memutuskan untuk menggoda tunangannya dan mungkin mereka akan kembali membolos di pelajaran berikutnya.
Dan kedua orang itupun tidak menyadari bahwa di tempat itu bukan hanya ada mereka berdua, tidak jauh dari mereka seorang yeoja tengah memperhatikan, tangan yeoja itu mengepal kuat saat telinganya mendengar perkatan yang keluar dari mulut namja pujaannya.
"Jungkook oppa hanya milikku, kau tidak pantas dengan Jungkook oppa"
.
.
.
.
"Membolos tiga pelajaran, Kim"
Baru juga Taehyung masuk ke dalam kelasnya untuk mengambil tas namun perkataan tajam Jimin membuat langkah Taehyung terhenti, ia mendongak dan dilihatnya Jimin tengah duduk di kursihnya sambil menatap tajam padanya. Dan ngomong-ngomong kegiatan belajar mengajar sudah berakhir beberapa menit yang lalu.
"Aku cerdas, jadi sesekali membolos tidak apa-apa kan?"
Jimin berdecak, pemuda itu memperhatikan Taehyung yang kembali melangkah, alis Jimin berkerut dalam dengan matanya yang mulai memicing tajam, pemuda Park itu menyadari ada yang aneh dengan cara berjalan Taehyung, begitu hati-hati, tertatih dan sedikit mengangkang khas seseorang yang sudah melakukan… Jimin melotot pada Taehyung.
"Yak! Kau gila!"
Langkah Taehyung kembali terhenti saat dengan tiba-tiba Jimin berseru padanya, pemuda cantik itu menatap bingung pada Jimin.
"Kau itu kenapa?"
"Kau habis berhubungan sex dengan siapa?!" Taehyung melotot, ia menoleh ke luar jendela dan ia bernafas lega saat melihat tidak ada orang di luar kelas, dengan tergesa dan sambil menahan sakit pemuda itu menghampiri Jimin dan menjitak pemuda itu dengan sayang.
"Bisa kau kecilkan volume suaramu Park? Jika ada orang lain yang mendengarnya bagaimana?" Taehyung bertanya gemas dan Jimin tidak perduli itu, pemuda itu bahkan mengabaikan rasa sakit dikepalanya akibat jitakan Taehyung.
"Jangan bertanya balik! Jawab pertanyaanku"
"Aku…
"Kim Taehyung-ssi"
Panggilan dari arah belakangnya membuat suara Taehyung terhenti, ia menoleh kebelakang dan bisa dilihatnya seorang yeoja yang sudah tidak asing di hidupnya ah bukan lebih tepatnya dihidup Jungkook, siapa lagi jika bukan si bitch Jinyeol.
"Aku ingin berbicara denganmu. Berdua!" Jinyeol berujar dengan menekankan pada kata 'berdua' membuat Jimin mendengus seketika, karena sumpah demi apapun Jimin sangat sangat luar biasa penasaran.
"Kenapa tidak kau bicarakan saja disini?" Taehyung bertanya datar
"Aku hanya butuh berbicara denganmu"
.
.
.
.
"Ada perlu apa?" Tanya Taehyung, kini keduanya sudah berada di atap sekolah
"Jauhi Jungkook oppa!"
Taehyung tersentak, untuk beberapa detik ada raut terkejut diwajahnya namun itu tak lama karena Taehyung langsung merubah kembali rautnya menjadi datar.
"Aku tunangannya, kenapa aku harus menjauhinya?"
Jinyeol terdiam, matanya mengedip beberapa kali sebelum akhirnya tertawa keras. Taehyung menaikan sebelah alisnya, apa ada yang lucu? Mungkin pertanyaan itu yang saat ini ada di otaknya.
"Aku kekasihnya! Aku orang yang Jungkook oppa cintai! Jangan mentang-mentang Jungkook oppa memperlakukan mu dengan lembut saat permainan kalian di ruang kesehatan tadi" Jinyeol berdecih sementara Taehyung terkejut "Bukan berarti ia akan mencintaimu kan, sadar dirilah! Kau Namja, kau tidak akan bisa memberikan sesuatu yang paling Jungkook oppa inginkan"
Jantung Taehyung berdetak kuat dan menyakitkan sementara Jinyeol menyeringai "Dia memang mengatakan akan mencintaimu, tapi pernahkan kau memikirkan perasaannya? Impiannya?"
Taehyung terdiam dengan tatapan sendu mulai terpancar di maniknya, mlelihatnya membuat Jinyeol semakin berambisi untuk membuat Taehyung sakit hati.
"Jungkook oppa sangat menyukai anak kecil, dan hal yang paling membuatnya bahagia adalah saat ia akan di panggil ayah oleh anaknya kelak, Jungkook oppa akan tertawa bahagia saat ia bersama dengan seorang anak kecil, kau tau itu kan? Bukankah kau sahabatnya?" Taehyung tertegun dengan maniknya yang menatap penuh luka pada Jinyeol.
Dia tahu, Taehyung sangat tahu, tapi tidak bisakah ia memiliki Jungkook tanpa harus memikirkan impian Jungkook yang satu itu? Bisakah hanya ada ia dan Jungkook saja? Maukah Jungkook hidup bersamanya tanpa kehadiran seorang anak diantara mereka? Bahagiakan Jungkook dengannya? Jahatkah ia jika ia membuat Jungkook kehilangan impiannya untuk memiliki keluarga yang bahagia dengan kehadiran seorang anak kecil sebagai pelengkapnya? Masih banyak pertanyaan yang hadir di kepala Taehyung yang membuat pemuda itu pusing.
"Tahu dirilah! Sampai kapanpun kau tidak akan bisa memberikan kebahagiaan itu pada Jungkook oppa! Hanya aku, hanya aku yang bisa memberikan kebahagiaan itu pada Jungkook oppa."
Setelah mengatakan itu Jinyeol melangkah pergi, meninggalkan Taehyung yang tengah mengepalkan kuat tangannya.
.
.
.
.
Jungkook memasuki apartemennya, bau harum masakan langsung tercium oleh indera penciumannya, pemuda Jeon itu tersenyum dan dengan langkah pasti ia melangkah kearah dapur, tempat bau itu berasal.
Setelah sampai di ambang pintu dapur, ia bisa melihat Taehyung tengah berdiri sambil membelakanginya, sebuah apron berwarna baby blue mengalung di lehernya, kedua tangannya tengah memotong sesuatu yang Jungkook sendiri pun tidak tahu.
"Masak apa?" Jungkook memeluk Taehyung dari belakang, dagunya ia tempatkan di pundak Taehyung.
Taehyung terkejut, hampir saja ia memotong jari telunjuknya. Pemuda itu mendengus dan menjitak pelan dahi Jungkook.
"Kau mengejutkanku Jungkook, aku hampir saja memotong jariku tadi"
Bukannya meminta maaf Jungkook malah cengengesan tidak jelas "Aku tidak bermaksud mengejutkanmu dan jangan salahkan aku, salahkan saja pinggang rampingmu yang terlalu menggoda untuk kupeluk dari belakang"
BLUSHH
Rona merah dengan perlahan muncul di pipi Taehyung akibat gombalan Jungkook, pemuda tampan itu menyeringai dan dengan kilat dikecupnya pipi Taehyung membuat warna kemerahan itu semakin terlihat.
"Wajah mu memerah" Jungkook menggoda Taehyung
"Aish Jungkook mandilah dulu, kau menggangguku memasak!" Jengah dengan perbuatan Jungkook membuat Taehyung dengan sukarela memberikan perkataan judesnya pada pemuda yang masih saja betah memeluknya dari belakang.
"Aku masih merindukanmu" Jungkook tidak bohong saat mengatakan itu, ia berkata jujur.
Taehyung terdiam, pemuda itu tersenyum dan dengan pelan dilepasnya tangan Jungkook yang berada di perutnya, ia berbalik dan langsung dihadapkan dengan wajah rupawan Jungkook.
"Aku lebih merindukanmu dan akan selalu merindukanmu"
Taehyung berujar dengan senyum kecil di cherry lipsnya, dikecupnya bibir tipis Jungkook membuat pemuda itu tertegun.
"Nah sekarang pergilah ke kamarmu dan berbenah dirilah" Taehyung mendorong pelan bahu Jungkook dan membuat pemuda itu mundur beberapa langkah sebelum akhirnya ia kembali berbalik untuk kembali melanjutkan acara memasaknya.
Sementara di belakangnya, Jungkook tengah memperhatikan punggung Taehyung dengan kerutan di dahinya, ada yang aneh dengan Taehyung dan Jungkook tahu itu, pemuda itu menghela nafas dan kemudian berbalik untuk pergi membersikan tubuhnya.
"Ada denganmu? Kau menyimpan masalahkan? Aku tahu itu Tae dan aku akan mencari tahu itu" Jungkook berujar dalam hati.
Taehyung memejamkan matanya, senyuman miris terukir di cherry lipsnya
"Apa yang harus kulakukan, kook-ah."Jungkook dan Taehyung menikmati makan malam mereka dengan tenang, tidak ada pembicaraan diantara mereka ah sebenarnya awalnya Jungkook selalu mengajak Taehyung untuk berbicara namun karena Taehyung selalu menanggapi singkat semua ucapannya membuat Jungkook bingung sendiri dan akhirnya ia pun memilih untuk diam saja, namun matanya sesekali melirik pada Taehyung, alis Jungkook terangkat sebelah mendapati bahwa Taehyung sedari tadi hanya mengaduk-ngaduk saja makanan yang ada di depannya tanpa memakannya.
"Hanya mengaduk makanan seperti itu tidak akan membuatmu kenyang Tae" Jungkook berujar, sendok yang berada di tangan kanannya ia letakan di atas piringnya, didorongnya piring itu menjauh kemudian pemuda itu melipat kedua tangannya di atas meja tepat bekas piringnya tadi berada.
"Makan!" Kini suara Jungkook lebih tegas dan tajam seakan menegaskan pada Taehyung agar pemuda itu menuruti perkatannya.
Taehyung tersenyum kecil, lantas disuapkannya nasi kedalam mulutnya kemudian mengunyahnya dengan pelan. Jungkook memperhatikan Taehyung, dan pemuda itu gemas sendiri saat melihat Taehyung hanya mengambil sedikit nasi untuk ia makan namun butuh waktu 5 menit untuk pemuda itu mengunyahnya.
Jungkook bangun, dan berdiri di samping Taehyung, tangannya dengan paksa mengambil sendok dari tangan Taehyung, mengambil nasi dan lauknya dalam jumlah banyak kemudian memasukannya ke dalam mulutnya, diletakannya sendok milik Taehyung asal, kedua tangannya dengan cepat meraih tengkuk Taehyung dan menariknya, membawa wajah Taehyung mendekat pada wajahnya, menempelkan bibir keduanya dan kemudian Jungkook mentransfer makanan yang ada di mulutnya ke mulut Taehyung setelah sebelumnya ia menggigit cherry lips itu agar terbuka.
"Kunyah itu" Titah Jungkook sambil menjauhkan wajahnya dari wajah Taehyung
Taehyung tertegun namun pemuda itu tetap menuruti apa yang Jungkook titahkan padanya
"Makanlah yang benar atau jika tidak aku akan melakukan hal seperti tadi lagi padamu…
…Jeon Taehyung"
.
.
.
.
.
"Jisung-ah"
Jungkook berseru senang, kaki jenjangnya dengan cepat melangkah pada ruang santai. Ia bisa melihat sosok sang eomma tengah duduk bersama appanya sambil menyesap teh, Yugyeom tengah duduk di lantai sambil menonton TV dan Taehyung yang juga tengah duduk di lantai dengan tambahan seorang balita kecil di pangkuannya. Jungkook berjongkok di depan Taehyung, tangannya terulur untuk mengambil bocah itu dari Taehyung dan membawanya untuk duduk bersamanya.
"Jisung-ah kangen hyung?" Jungkook bertanya dengan senyum yang tidak pernah luntur dibibirnya, sementara bocah yang berada di pangkuannya hanya tersenyum senang.
"Yung…yung angen" Balita berwajah tampan itu memeluk leher Jungkook dan kemudian keduanya pun tertawa.
Wonwoo tersenyum melihat keakraban Jungkook bersama balita bernama Jisung itu "Jungkook-ah kau sangat cocok menjadi seorang ayah"
Jungkook tertawa "Benarkah?"
"Kau akan menjadi ayah yang hebat untuk anakmu kelak Kook-ah" Kini Mingyu yang berujar, tangannya terulur untuk menepuk pundak Jungkook dengan bangga.
"Aku akan memberikan cucu yang banyak untuk kalian, kalian tenang saja" Jungkook berujar bangga, kemudian atensinya kembali teralih pada Jisung.
"Eomma, kenapa Jisung bisa bersama kalian? Mana Jaehyun hyung dan Taeyong hyung?" Jungkook bertanya perihal mengapa balita tampan itu bisa ada bersama ayah dan ibunya.
"Jaehyun ada perjalanan bisnis dan Taeyong harus ikut dengannya, jadi mereka menitipkan Jisung pada kami" Mingyu menjawab pertanyaan sang anak sulung
Jungkook mengangguk "Jisung-ah kau menginap dengan hyung saja, ne?" Jungkook mengecupi pipi Jisung dengan sayang, Taehyung yang melihat itu tersenyum kecil, tanpa berkata apapun ia bangun dari duduknya dan berniat melangkah pergi namun urung saat Wonwoo memanggil namanya.
"Taehyung-ah kau mau kemana?"
Taehyung memberikan senyum permintaan maafnya pada Wonwoo "Eomma bolehkah Tae ke kamar? Kepala Tae pusing" Taehyung menelan ludahnya dalam diam, ia berharap Wonwoo mengijinkannya untuk ke kamar karena sungguh dadanya terasa sesak melihat betapa Jungkook menyayangi sepupu kecilnya itu, dan untuk yang kepalanya pusing, Taehyung tidak berbohong, ia memang sudah merasa pusing semenjak masih di sekolah tadi namun ia menahannya.
Wonwoo memperhatikan wajah Taehyung yang memang sedikit pucat itu, rasa khawatir perlahan datang menghampirinya "Wajahmu pucat sayang. Kajja eomma antar ke kamarmu"
Wonwoo sudah ingin bangun namun ditahan oleh Taehyung "Tidak perlu eomma, Tae bisa sendiri. Eomma disini saja bersama yang lain"
"Tapi Tae…"
"Sudahlah yeobo, biarkan Wonwoo pergi sendiri hm" Mingyu mencoba memberi pengertian pada sang istri.
"Pergilah Tae" Mingyu tersenyum pada Taehyung
"Maaf tidak bisa menemani kalian" Taehyung berujar pelan, ia berbalik dan mulai melangkah menuju kamarnya.
Jungkook terdiam, ia menoleh dan memperhatikan punggung Taehyung yang menjauh. Tidak dipungkiri ada rasa khawatir di dalam hatinya yang akhirnya membuat Jungkook cemas memikirkan keadaan namja cantic itu.
"Kau kenapa Tae?"
.
.
.
.
.
Jungkook memasuki kamar Taehyung yang hanya diterangi lampu tidur yang berada di nakas di samping tempat tidur Taehyung, sementara Taehyung sendiri tengah berbaring di atas tempat tidurnya dengan selimut yang hanya menutupi sebatas dadanya, matanya terpejam dan nafasnya teratur menandakan pemuda itu tengah tidur.
Jungkook berjalan mendekati tempat tidur dan duduk tepat di sebelah Taehyung, diperhatikannya wajah tertidur Taehyung "Tetaplah disisiku" Jungkook menyingkat poni Taehyung kemudian mendekatkan wajahnya dan mengecup kening Taehyung dengan lembut.
"Tetaplah mencintaiku, bertahanlah disisiku hingga aku bisa membalas perasaanmu" Kini yang Jungkook kecup adalah bibir merah Taehyung, cukup lama ia menempelkan bibirnya di bibir Taehyung, terasa begitu enggan untuk melepasnya kembali.
"Jungkook-ah"
Panggilan Wonwoo membuat Jungkook harus merelakan bibir Taehyung, pemuda itu memperhatikan wajah Taehyung sekali lagi kemudian bangkit dan kembali keluar.
Dan saat pintu kamarnya kembali menutup, Taehyung membuka matanya
"Saranghae Jungkook-ah"
.
.
.
.
.
Chapter 6 end
.
.
.
.
Chapter 7 (Upcoming)
Jungkook menyeringai, ia melepas ciuman singkat namun panas mereka. Ditatapnya Taehyung yang juga tengah menatap sayu padanya, diusapnya pipi memerah Taehyung kemudian dikecupnya.
"Kau cantik sekali"
Taehyung merengut "Aku namja"
Jungkook terkekeh, ditariknya tubuh Taehyung kedalam pelukannya "Jangan tinggalkan aku, Tae" Jungkook berujar pelan
Taehyung terdiam, ia hanya bisa membenamkan wajahnya pada dada bidang pemuda yang begitu dicintainya itu.
"Kumohon" Jungkook kembali mengeluarkan suaranya
Taehyung memejamkan matanya "Aku tidak akan meninggalkanmu, Kook-ah"
.
.
.
.
.
.
Mau lanjut ke chapter 7 ?
kiyo-zumi8799
Holla! Ane muncul bawa apdetan chapi 6. Lama ya apdetnya ? haha mian mian hampura semuanya #garukpala :'V
Ohhhh udah rada panjang kan yang sekarang mah? atau masih pendek juga :3
Dan ini chapi No baca ulang! No edit! Mian jika typo masih banyak yang berserakan dan cerita kurang memuaskan :3
.
.
Dan mau bahas ini juga nih...
Q : kok cepet banget plotnya ?
A : Iya, emang sengaja saya cepetin, biar cepet end nih ff :"V
Q : apa nggak ada yg curiga sama wajah/tubuh TaeHyung sering memar2 karena JungKook..?!
A : Ahh iya juga ya :" Kaga mikir kesana duhh :" saking pengen cepet2 nih ff tamat sampe ngelakuin kesalahan sebegini fatal :3 #okeabaikan Nah, jadi gini pas ngetik chap 5 (bukan chap 5 aja sih, sebelum2nya juga :"v) saya cuma fokus sama perkembangan hubungan kookv doang dan ga perduli sama hal yang lain #ehhhh termasuk yang luka-lukanya itu :" mianhae jika chap kemaren kurang memuaskan :"
.
.
GOMAWO BUAT READERS YANG MASIH NGIKUTIN, NGE-RIVIEW, NGE-FAVS, NGE-FOLLOW FF ABAL INI :)) #hug
maaf ga bisa bales reviewnya :"
SARANGHAE ^^
Jika ingin lanjut ? tolong sekiranya review, dan ini cerita hasil dari jerih payah otak saya sendiri jadi jika ada kesamaan pada ff yang lain itu hanyalah kebetulan belaka :)
Review juseo~ #tereak :"V
#ngilang :3