Disclaimer : Naruto © Tidak ada sangkut pautnya dengan saya

Genre : Romance, MILF, Incest, Lemon and Drama

Pair : Naruto X …

Warning : Typo, Harem, Lemon, Incest, OC, dan untuk diatas 18 tahun keatas, dan saya tidak akan bertanggung jawab jika terjadi sesuatu.

.

A/N : saya mengambarkan sudut pandang serta alur cerita dari segi sudut pandang saya, dari sang tokoh utama ataupun dari tokoh lainnya.

.

Naruto Pov

.

Namaku adalah Namikaze Naruto, aku adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Tou-san ku adalah seorang Direktur di perusahaan Namikaze Corp, dan Kaa-chan ku adalah seorang artis sekaligus model. Nama kedua orang tua ku adalah Namikaze Minato, dan Namikaze Kushina.

Aku hidup dalam kesepian, yang dimana aku sama sekali tidak mendapatkan kasih sayang dari keluarga ku. Tou-san dan Kaa-chan yang sibuk dengan pekerjaan mereka, dan kedua Nee-chan ku yang sibuk dengan pacar mereka.

Sehingga membuat hidup terasa hampa, bahkan hubungan antara aku dan Nee-chan ku bisa dibilang sudah merenggang. Sehingga membuat kehidupan ku yang secara perlahan mulai hancur. Pada saat aku berumur 12 tahun, aku sudah mengenal yang namanya Hentai.

Aku mengetahui itu dari teman sekelas ku yang saat itu membawa sebuah komik, dan ternyata komik tersebut adalah komik hentai. Terlebih lagi komik tersebut bergenre MILF. Namun aku sama sekali belum memiliki keterkaitan kepada hal hal yang berbaur dewasa, hingga saat ini umurku 16 tahun aku sama sekali belum memiliki keterkaitan terhadap hal hal yang berbaur dewasa itu.

Setiap pulang sekolah aku selalu berkunjung ke rumah tetangga ku, namanya adalah Sarutobi Kurenai. Dia adalah seorang ibu rumah tangga yang ditinggalkan pergi oleh suaminya yang pergi berkerja.

Alasan aku berkunjung ke rumah tetangga ku, karena dirumahku sama sekali tidak ada makanan. Alasannya karena Nee-chan ku sering pulang malam, dan untuk pembantu. Keluarga kami sama sekali tidak menggunakan jasa nya, karena menurut Kaa-chan. Masakan buatan sendiri lebih enak dibandingkan masakan orang lain.

Oke kita tinggal kan saja kehidupan ku di rumah yang membosankan itu, kita akan kembali fokus kepada tetangga ku.

Penampilan dari Kurenai-Nee ( Begitulah aku memanggil nya ) bisa dibilang seperti perempuan pada normal nya, dia memiliki rambut berwarna hitam yang bergelombang, serta bola mata berwarna merah.

Penampilan nya tergolong sopan jika diluar rumah, namun berbeda dengan di dalam rumah. Penampilan nya berubah. Jika dirumah dia Cuma akan menggunakan tank top atau pun kaos oblong, sehingga memperlihatkan lekuk tubuhnya yang sangat indah. Sedangkan bagian bawahnya biasanya dia akan menggunakan hot pants sebatas paha.

" Naruuu " panggilan seseorang.

Saat ini aku baru saja pulang sekolah, dan ketika aku mendengar suara seseorang memanggil ku. Aku langsung mencari sumber suara tersebut. Dan ternyata yang memanggil ku adalah Kurenai-nee. Aku pun langsung menghampiri Kurenai-nee yang saat ini sedang membawa belanjaan nya.

" Sini Naru bantu Nee-san " ucap ku sambil tersenyum dan setelah itu aku mengambil barang belanjaan nya.

" Terima kasih ya, Nee-san tidak tau apa yang harus Nee-san lakukan jika tidak ada kamu " ucap nya.

" Sama sama " balas ku

Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan kami menuju rumah, dan selama perjalanan Kurenai-nee menanyai keadaanku ketika di sekolah, dan aku pun menjawabnya dengan semangat. Namun ketika kami sampai di depan rumah Kurenai-nee.

Aku melihat sebuah mobil yang terparkir tepat di depan rumah ku. Dan aku mengetahui nya bahwa mobil tersebut adalah mobil dari kekasih Nee-chan ku.

" Hari ini Naru boleh bantu Nee-san ?" tanya ku kepada Kurenai-nee, dan alasan aku berkata seperti itu, supaya aku bisa tinggal lebih lama di rumah Kurenai-nee.

" Tentu, ayo masuk "

Kami berdua pun masuk, dan setelah itu aku meletakkan barang belanjaan Kurenai-nee di dapur.

" Sebaiknya kamu ganti pakaian mu dulu Naru " ucap nya kepada ku.

" Hai "

Aku pun langsung pergi menuju ke lantai dua, yang dimana di lantai tersebut terdapat kamar yang sering aku gunakan ketika aku menginap disini. Sesampainya di dalam kamar, aku langsung mengganti pakaian ku dengan pakaian santai ku.

Setelah selesai, aku kembali lagi menuju lantai bawah, dan terlihat lah Kurenai-nee yang juga sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian rumah nya. Namun ada yang aneh pada pakaiannya, pada bagian dada terdapat tonjolan kecil pada dadanya.

Dan jika perkiraan ku benar, maka saat ini Kurenai-nee sama sekali tidak menggunakan Bra. Dan entah mengapa, tiba tiba saja penis ku berdiri.

" Naru ayo, katanya mau bantu Nee-san ?" ucap nya

" Hai Nee-san "

Aku pun mendekat ke arah nya, dan saat ini aku berdiri tepat disamping nya. Dan entah mengapa perhatian ku selalu tertuju pada dada nya itu.

" Baiklah, sekarang Nee-san ingin tahu. Apa keahlian mu dalam memasak ?"

" Hmmmmm...membuat makanan instan hehehe " ucap ku

" Hah...selain itu ?"

" Tidak ada "

" Begitu, baiklah aku akan mengajarkan mu bagaimana caranya memasak. Bagaimana ?"

" Boleh saja "

Kurenai-nee langsung mengajarkan ku bagaimana caranya memasak, dimulai dari bagaimana cara memotong sayur sayuran, sampai pada akhirnya cara memasak. Aku yang diajarkan tersebut sama sekali tidak bisa fokus.

Karena setiap Kurenai-nee menerangkan nya kepada ku, dadanya selalu menempel pada punggung atau pun bahu ku. Namun aku masih bisa memahami apa yang dijelaskan oleh nya kepada ku. Sehingga aku bisa memasak.

Meskipun Cuma satu, dan selebihnya dikerjakan oleh Kurenai-nee. Waktu yang ku perlukan untuk menyelesaikan masakan ku adalah dua jam, sementara Kurenai-nee Cuma membutuhkan waktu sekitar 30 menit.

" Baik, makanan sudah siap "

Kami pun mulai mencicipi masakan kami, dan ketika aku mencicipi makanan ku. Entah mengapa rasanya agak aneh.

" Nee-san apa masakan ku ada masalah ?"

" Sepertinya begitu hihihi, masakan ku sepertinya kebanyakan air nya "

Aku yang mendengar itu entah mengapa merasa malu.

" Namun kau sudah tergolong hebat, karena biasa orang yang pertama kali memasak soup biasanya akan terasa asin " ucap nya sambil tersenyum.

" Benarkah ?"

" Ya "

Aku yang mendengar nya pun mulai bersorak, karena aku sudah tergolong pandai memasak. Kurenai-nee yang melihat ku yang bersorak, terlihat tersenyum. Setelah itu, kami kembali melanjutkan makan malam kami.

Setelah selesai dengan makan malam kami, Kurenai-nee langsung mengemasi piring piring yang kotor. Dan dia pun mencuci nya, sementara aku. Langsung beranjak menuju ke ruang keluarga dan aku pun langsung menyalakan tv.

Setelah cukup lama. Akhirnya Kurenai-nee ikut bergabung menonton bersama ku. Dan tidak terasa bahwa saat waktu menunjukkan pukul 19.00 PM.

" Kamu tidak pulang Naru ?" tanya Nee-san

" Tidak, lagi pula besok libur. Jadi aku bisa menginap disini "

" Begitu "

Setelah itu kami melanjutkan menonton acara televisi dan diiringi dengan gelak tawa dari kami berdua. Karena saat ini kami menonton acara komedi. Ketika acara yang kami tonton sedang iklan, tiba tiba saja Kurenai-nee berdiri.

" Nee-san mau kemana ?" tanya ku

" Ke dapur, kerongkongan Nee-san kering gara gara terlalu banyak tertawa "

.

Kurenai Pov

.

Kerongkongan ku benar benar kering gara gara terlalu banyak tertawa, dan karena itu aku ingin menyegarkan kembali kerongkongan ku dengan segelas air dingin. Aku pun mengambil air dingin dari kulkas dan menuangkan nya kedalam gelas.

Gleeeeegk...Gleeeegk.

Akupun meminum nya, dan tiba tiba saja aku teringat akan sesuatu. Dan tanpa menunggu lama lagi, aku mengambil satu gelas lagi, dan menuangkan air dingin tersebut ke gelas tersebut. Setelah itu, aku pun mengambil sesuatu dari laci meja dapur ku.

Aku pun mengambil sebungkus kecil dari sana, dan menuangkan isi dari bungkusan tersebut kedalam gelas yang baru saja ku isi itu.

" Maaf kan Nee-san ya Naru, Nee-san benar benar sudah tidak tahan " batin ku.

Setalah selesai, aku pun kembali mengisi gelas yang ku gunakan tadi dengan air dingin dari botol. Dan aku pun memasukkan botol tersebut kedalam kulkas. Dan membawa dua gelas berisi air dingin tersebut ke ruang keluarga.

Gelas yang sudah ku campur dengan sesuatu itu aku pegang di tangan kanan dan gelas air dingin biasa aku pegang di tangan kiri ku.

.

Naruto Pov

.

Tidak lama setelah Nee-san pergi ke dapur, dia pun kembali sambil membawa dua gelas air putih.

" Ini " ucap nya sambil menyodorkan gelas di tangan kanan nya.

Aku pun mengambil gelas tersebut, dan tanpa menunggu lama lagi. Aku langsung meneguk air dingin tersebut.

Gleeeegk...Gleeeegk

Tenggorokan ku kembali terasa segar setelah meminum air dingin tersebut, tepat setelah aku menghabiskan air minum ku. Acara yang kami tonton pun telah mulai.

" Hah...tenggorokan ku kembali segar " ucap ku

" Hihihihi kamu ini benar benar lucu " ucap Kurenai-nee

" Maksudnya Nee-san ?"

" Bukan apa apa kok "

Kami pun kembali fokus kepada tontonan kami, namun tiba tiba saja saja tubuh ku terasa panas. Diiringi dengan membesarnya penis ku. Semakin lama penis ku semakin membesar, dan hal tersebut benar benar membuat ku sesak. Dan Nafasku mulai tidak beraturan.

" Naru kamu baik baik saja ?" tanya Kurenai-nee

Aku yang mendengar suara Kurenai-nee, rasanya ingin meminta tolong. Namun niat ku tersebut harus aku tepis karena saat penis ku benar benar dalam keadaan yang tidak baik.

" Naru kamu baik baik saja bukan ?"

Aku benar benar tidak tahu apa yang terjadi pada tubuhku, namun tiba tiba saja tubuh ku menjadi panas. Tiba tiba saja Kurenai-nee meletakan telapak tangan nya pada dahi ku, mungkin dia melihat wajah ku yang memerah.

Namun entah mengapa pandangan ku malah tertuju pada dada Kurenai-nee yang sama sekali tidak tertutupi oleh apa pun, dan yang menutupi nya saat ini hanyalah kaos oblong nya.

.

.

.

.

Bersambung...!

Oke gimana menurut kalian, saya membuat fic ini dikarenakan saya masih belum memiliki ide untuk fic yang lainnya. Apalah harus lanjut atau bagaimana, semua tergantung pada reader.

Saya membuat fic ini karena iseng, jadi harap dimaklumi jika terjadi kesalahan. dan khusus untuk Chapter ini saya membuat word nya 1k+, namun untuk Chapter berikutnya word nya akan bertambah.