Summary : Libur Natal dan Tahun baru memang akan selalu menjadi masa-masa yang menyenangkan. Terlebih bila dilewati bersama seseorang yang paling dicinta. "Penumpang adalah Raja dan kau harus melayaniku dengan baik, My sexy Flight Attendant."
…
Natal akan datang dalam waktu beberapa hari dari sekarang, kemudian disusul oleh tahun baru yang juga selalu akan menjadi hari yang dinantikan oleh banyak orang, hari untuk dilewati bersama orang-orang terkasih. Menikmati cokelat panas sambil memandangi pohon natal berhiaskan lampu-lampu yang cantik, bertukar kado, mengobrol banyak hal dan melakukan kegiatan 'menyenangkan' yang sepertinya akan menjadi bagian penutup yang luar biasa.
Kegiatan menyenangkan yang sepertinya sudah lama sekali tidak mereka berdua lakukan. Chanyeol mendesah panjang kala memikirkannya, spontan menunduk guna memandangi bagian selatan miliknya yang masih tertidur pulas dengan raut wajah yang menyedihkan.
Sudah hampir satu bulan lamanya Baekhyun tak memanjakannya. Bukan. Bukan karena mereka tengah bertengkah hebat hingga si mungil kesayangannya itu enggan untuk memberikannya kenikmatan dunia. Akan tetapi, pertumbuhan anak pertama mereka yang semakin pesat, membuat prianya itu menjadi dua kali lebih sibuk dari biasanya.
Jiwon sudah bisa berlarian kesegala penjuru rumah, berteriak dengan nyaring sambil mengacak-acak apa saja yang terlihat pandangan matanya. Tentu, ia tak setega itu untuk meminta jatah pada Baekhyun yang bahkan akan cepat terlelap ketika sudah menyentuh ranjang. Dia tidak akan tega menggagahi pria mungilnya di saat kesayangannya itu sudah begitu kelelahan. Meskipun terkadang dia ingin sekali langsung menerjang, namun dia akan buru-buru menekan keinginannya itu.
Yang bisa dia lakukan hanya sebatas memeluk erat tubuh mungilnya, menghidu aroma tubuhnya yang memabukkan dan mencumbui lehernya. Mereka akan saling melumat bibir dan berbagi kehangatan lewat sebuah pelukan. Setelahnya mereka akan tertidur di atas ranjang yang sama hingga pagi hari menjelang.
Ya, hanya itu.
"Sayang?"
Chanyeol melonggarkan ikatan tali dasinya, melangkah perlahan untuk menemukan pria cantik yang begitu ia rindukan. Satu hari tanpa melihat senyuman manis juga tingkah manja prianya itu entah mengapa membuatnya begitu merindu, ingin segera bertemu dan memeluk tubuhnya. Tentu, dia juga merindukan si kecil Jiwonnie yang menggemaskan. Anak pertamanya itu selalu saja punya hal baru untuk ditunjukan, selalu membuatnya terkejut dengan perkembangannya yang pesat.
Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri, kembali memanggil si pria hingga sahutan itu ia terima tak lama setelahnya. Bibirnya membentuk kurva, memunculkan single dimplenya yang terlihat begitu menawan kala dia menarik senyuman.
Kedua kakinya melangkah lebih cepat saat pandangannya menangkap Baekhyun dan juga Jiwon yang tengah bermain di taman belakang rumahnya, segera berjongkok dan menerima terjangan si anak yang berlari riang ke arahnya. Chanyeol menangkap Jiwon dengan mudah, mengangkat tubuhnya serta menggendongnya di lengan. Tak lupa, kedua pipi gembil Jiwon diciuminya hingga kikikan penuh kegembiraan itu terdengar.
Baekhyun lekas mendekat, membantu Chanyeol membuka jasnya. Dia tersenyum, mengusap rahang tegas Chanyeol dengan senyuman manis yang tersemat di bibir. "Kau pulang lebih cepat hari ini, Chan," ujarnya, melipat jas hitam itu untuk dia bawa di lengan.
"Ya," jawabnya, kembali menciumi pipi Jiwon sebelum mencium juga pipi si manis yang kemudian bersemu merah wajahnya. "Aku memutuskan untuk meliburkan karyawanku lebih cepat hingga tahun baru nanti, mereka harus merayakan hari Natal yang penuh akan suka cita itu dengan orang terkasih mereka di rumah," ujarnya, menarik pinggang ramping si mungil lebih dekat untuk memudahkannya mencuri kecupan di bibir.
"Daddy! Apa itu berarti kita jadi berlibur ke pemandian air panas? Daddy bilang akan mengajakku ke Jepang!"
Jiwon sudah berumur 5 tahun, kini sudah menjadi anak yang banyak bicara dan juga pintar. Anak laki-lakinya itu selalu saja ingin tahu perihal sesuatu yang baru, menanyakan apa-apa saja yang menarik perhatiannya hingga terkadang membuatnya kewalahan untuk menjawab. Tapi meskipun begitu, Chanyeol tentu saja senang karena anaknya dengan Baekhyun bertumbuh dengan sangat baik. Tak ada yang lebih membahagiakan dari itu.
Chanyeol menganggukan kepalanya seraya mencolek pucuk hidung si kecil, mengundang lagi gelak tawa dari Jiwon yang nampak senang hatinya. "Tentu, Son. Kita akan pergi besok. Apa kau dan Papa sudah membereskan semuanya?" Tanya Chanyeol, mendapat anggukan cepat dari si kecil Jiwon yang semakin bersemangat karenanya. "Ya!" jawabnya riang. "Jiwonnie sudah membantu Papa! Jiwonnie sudah jadi anak yang baik! Iyakan, Papa?"
Baekhyun tersenyum. "Tentu. Anak kesayangan Papa sudah menjadi anak yang baik. Terima kasih, Sayang."
Mereka berjalan beriringan kini, mendekati sebuah karpet yang dipenuhi dengan mainan anak-anak. Tepat di bawah pohon yang cukup rindang. Chanyeol menurunkan Jiwon, membuat anak itu segera melangkah riang di sekitaran taman belakang rumah mereka yang cukup luas. Anak itu berlarian kesana-kemari, tertawa dengan gembiranya. Sesekali Baekhyun akan berteriak memperingati, menyuruh si anak untuk tak mendekati kolam ikan berwarna-warni di sudut sana.
Chanyeol tersenyum, mengecup pipi Baekhyun sekali sebelum merebahkan kepalanya di atas paha si mungil. Rambutnya diusap dengan lembut, mengantarkan sensasi menyenangkan yang menelusup masuk ke dalam rongga dada. Dia menyukai saat-saat seperti ini, terasa begitu nyaman dan juga menenangkan. Semua beban yang semula ia emban di pundak serasa sirna entah kemana, tergantikan oleh rasa bahagia yang tak bisa ia lugaskan dengan benar.
" Chan, apa kau tidak lapar?" tanya Baekhyun, masih asik mengusapi setiap helai rambut hitam sang dominan yang kelopak matanya terpejam sesekali. Nampak menikmati. "Aku bisa membawakannya ke sini bila kau ingin, atau ingin aku suapi sekalian?"
Chanyeol mengekeh pelan. "Opsi yang terakhir terdengar menarik," sahut si besar. "Tapi tidak perlu, Sayang. Aku hanya ingin menikmati saat-saat tenang ini dulu. Aku suka sekali saat kau mengusapi kepalaku seperti ini, nyaman."
Baekhyun tak bisa menahan diri untuk tak tersenyum menanggapi ucapan Chanyeol, merasa wajahnya yang memerah dan berbunga-bunga hatinya. Meskipun mereka sudah menjalani bahtera rumah tangga selama 6 tahunan, perlakuan kecil seperti ini masih saja membuatnya bahagia. Dia selalu suka Chanyeol yang bertingkah manis padanya, selalu suka hal-hal kecil tak terduga yang dia lakukan.
Kepalanya kemudian mengangguk, menurut. Bibirnya masih mengulas senyuman saat Chanyeol beralih memeluk pinggangnya, membenamkan wajahnya tepat di perut dan mendusal tempat itu dengan manja. Sesekali pria itu akan menyingkap sedikit kaos yang ia kenakan hanya untuk membubuhkan beberapa kecupan kecil di permukaan perutnya, menggigitnya main-main. Baekhyun hanya akan mengekeh, menggeliat dan mencubit pipi Chanyeol ketika pria itu bertindak berlebihan.
Oh ayolah, di sini masih ada Jiwon yang kerap kali menoleh ke arah mereka berdua. Dia tidak ingin anak kesayangannya itu melihat tingkah mesum kedua orang tuanya yang tidak tahu tempat. Tidak. Baekhyun tidak ingin Jiwon tumbuh lebih cepat dari umurnya.
"Apa menaiki pesawat pribadi tidak terlalu berlebihan, Chan?" Baekhyun berbisik pelan, melirik sekali pada Chanyeol. Bibir bawahnya tergigit. "Kita hanya pergi ke Jepang."
"Lalu?"
"Aku... aku sebenarnya takut, Chan. Aku tidak ingin melihatmu jatuh sakit karena terlalu keras mencari uang. Aku tidak ingin melihatmu sakit seperti bulan kemarin, tidak mau."
Chanyeol mendongakan wajahnya, menjulurkan tangan untuk mengusapi sebelah pipi Baekhyun. Dia tersenyum, menarik wajah itu mendekat sebelum kemudian mengecup bibirnya. "Aku bekerja untuk membahagiakan kalian berdua," jawabnya, bangkit dan beralih menyandar pada pundak si mungil. "Aku hanya ingin memastikan jika kalian tak kekurangan apapun. Kalian tanggung jawabku sekarang dan aku sama sekali tak merasa terbebani. Soal aku yang sakit kemarin… yeah, aku minta maaf soal itu. Aku tak mengindahkan ucapanmu hingga aku berakhir kehujanan dan jatuh sakit. Maafkan aku, Sayang."
"Aku memaafkanmu, tentu saja. Tapi kau tidak boleh mengulanginya lagi."
Sang dominan mengangguk, mencuri kecup di bibir.
"No, aku tidak akan melakukannya lagi, Baby."
Chanyeol mengangkat jas hitamnya, menutupi kepala ketika bibir mereka menempel. Chanyeol meraih dagu Baekhyun, melumat belahan bibir bawah si mungil beberapa menit sebelum kemudian kembali menurunkan jas yang semula menutupi. Sengaja, tak ingin anak kesayangannya melihat.
Mereka tertawa kecil sesaat setelah sadar akan kegilaan yang mereka lakukan. Chanyeol mencium pipi Baekhyun sebelum merangkul mesra pundaknya. Mereka berdua terdiam dalam beberapa saat, sibuk memperhatikan Jiwon yang sedang berlarian sambil membawa pesawat di tangannya kini. Mereka sesekali tertawa, tergelak karena tingkah anak mereka yang tidak bisa diam. Jiwon baru saja terjatuh, tapi alih-alih menangis keras seperti anak sebayanya, dia justru tertawa dan kembali bermain seolah tak pernah terjadi sesuatu.
Jiwon tumbuh menjadi anak yang kuat, periang dan juga lucu. Chanyeol dan Baekhyun begitu mencintai anak mereka. Tentu saja.
Hingga,
Tiba-tiba saja Chanyeol menarik pinggangnya mendekat, membuat Baekhyun mengerjap kebingungan dibuatnya. Seringaian yang muncul di bibirnya itupun entah mengapa membuat Baekhyun meremang, merasa jika Chanyeol tengah memikirkan sesuatu yang 'tidak-tidak' saat ini.
"Ke-kenapa kau tersenyum seperti itu?"
"Sayang…" Chanyeol berbisik seduktif, membuat Baekhyun hampir melenguh pelan bila saja dia tidak menahannya. Wajahnya langsung memerah padam, terlebih saat sebelah tangan Chanyeol dengan nakal menyelinap masuk ke dalam kaosnya, mengelusi perutnya. "Kita sudah lama sekali tidak melakukan 'itu' dan baru saja aku terpikirkan sesuatu…."
"A-apa?"
Chanyeol masih mempertahankan senyuman miringnya, mengembus nafas di belakang telinga Baekhyun sebelum akhirnya berbisik,
"Kau akan tahu esok hari. Bersiaplah, Sayang…."
.
Pilot and Flight Attendant
.
Pairing :
Park Chanyeol and Byun Baekhyun
.
Warn : YAOI, BL. Lil bit BDSM. Foreplay. Nipple Play. Navel Play. Sex toys. Hardcore? Maybe. Sorry for typo(s)
.
Original Story by
Izahina98
Don't Like? Don't Read!
.
.
"Bukankah sudah kubilang untuk membawakannya dengan cepat hm? Kenapa kau tidak menurut padaku, Sayang?"
"Ak-aku sudah bergerak cepat, Chan. Pa-pakaian ini membuatku—ahn… aku sulit bergerak dengan pakaian ketat seperti ini dan benda sialan yang kau letakan di dal—AHH!"
Baekhyun hampir saja menjatuhkan nampan yang dibawanya, terkejut saat merasakan getaran hebat di dalam rektumnya yang dengan spontan berkedut tidak karuan. Lubang itu terasa panas, panas hingga menjalari seluruh tubuhnya. Nafasnya mulai memberat, wajahnya kian memerah dan si mungil itu sebisa mungkin menahan pijakannya agar tak limbung.
Chanyeol yang melihat reaksi pria kecilnya itu hanya bisa tersenyum miring, mengangkat sebelah kakinya dengan gaya yang menyebalkan. Daripada dibilang seperti seorang Pilot, Chanyeol justru lebih terlihat layaknya seorang bos besar yang angkuh. Dagunya sengaja di angkat tinggi, seriangannya tak pernah lepas dari bibir dan gaya duduknya itu entah kenapa begitu mengusiknya. Menyebalkan sekali, pikir si mungil.
"Chan… mhah-ahn… please… please, hentikan benda sialan itu… o-ouhh!"
"Kau ingin protes?" tanyanya, intonasinya berubah berat dan itu sudah cukup untuk membuat si mungil lekas menggelengkan kepala dengan nafas yang semakin terengah payah. "Penumpang adalah Raja, jadi kau harus melayaniku dengan baik, My sexy flight attendant.."
"Ta-tapi sekarang kau pilot, Chan."
"Well, yeah… but, seperti yang kau lihat aku sedang tidak memegang kendali, berarti aku sedang tidak bertugas."
Ingin rasanya Baekhyun mengumpati suami tingginya yang kelewat mesum dan menyebalkan ini.
Well, mereka berdua memang sedang mengcosplay sebagai Pilot dan juga pramugari. Entah darimana pria tinggi itu menemukan kostum seperti ini. Yang jelas, dirinya sedikit tidak nyaman saat mengenakan pakaian yang ketat.
Di saat Chanyeol mengenakan seragam pilot yang nampak membuatnya semakin gagah. Baekhyun justru sukses menjelma menjadi seorang pramugari sexy dengan seragam berwarna hitam ketat yang melekat di tubuh moleknya, memperjelas lekukan tubuhnya yang ramping. Di lehernya terpasang dasi dengan campuran warna hitam dan juga emas, terlihat semakin cantik dan juga menawan dengan tambahan topi khusus di kepalanya. Oh, jangan lupakan stocking berjaring yang menutupi kedua kakinya, membuat pria mungilnya semakin terlihat menggoda.
Bokong sintalnya terlihat membulat sexy ketika dia melangkah, membuat Chanyeol tak jarang meremas bagian itu setiap kali ada kesempatan. Beruntung saat ini anak kesayangannya tengah terlelap dengan pulas di atas ranjang yang memang tersedia di dalam pesawat, tengah tertidur dengan memeluk boneka beruang yang bulan lalu menjadi hadiah ulang tahunya. Anak itu tidak akan terbangun bila sudah lelah bermain.
Chanyeol menggeser tombol remote kecil yang ada di tangannya itu menuju 'high', kembali membuat Baekhyun menggeliat tak tenang dihadapannya. Entah sadar atau tidak, kedua tangan pria itu bahkan sudah bergerak dengan sendirinya di sekitaran dada, mengusap-usap daerah itu hingga mengundang si jangkung untuk bangkit dan menghimpit tubuh mungil Baekhyun ke arah sofa di dekat jendela.
Tubuh Baekhyun dibalik hingga membelakanginya, ditahan kedua lengannya di belakang punggung agar si mungil itu tak lagi bisa bergerak apalagi melarikan diri dari jeratannya. Topi yang dikenakannya terjatuh begitu saja, terabai oleh kedua orang yang tengah mencapai puncak nafsunya kini.
Chanyeol tersenyum, beralih mengecup satu kali tengkuk Baekhyun sebelum melumati daun telinganya. "Kau tahu aku paling tidak suka dibantahkan, Sayang?" bisiknya seduktif, sebelah tangannya bergerak untuk mengusapi perut si mungil dari luar pakaian.
"Ta-tapi aku hanya menginginkanmu, Chan. Aku… akuhh hanya ingin milikmu yang memasukiku, bu-bukan yang lain… a-ahh…"
Kedua tangan Baekhyun bertumpu pada badan sofa kini, berusaha untuk tetap berdiri di saat titik sensitifnya di permainkan tanpa ampun. Tangan Chanyeol bergerak nakal di bagian bawahnya, mengusap penis tegangnya sesaat sebelum membelai perutnya. Baekhyun menggelengkan kepalanya cepat, tubuhnya langsung menengang hebat saat jemari telunjuk Chanyeol berhasil menemukan lubang di permukaan perutnya.
Pria itu menusuk-nusuk pusarnya dari luar pakaian, tetap asik melumati daun telinganya hingga lubang di bawah sana kian berkedut tak tertahankan.
"Chanyeolieh… ha-ahh! Hen-hentikan… ahn ahh-akhh!"
Jemari telunjuk kanan Chanyeol masih asik menusuk-nusuk pusar Baekhyun di saat tangan lainnya yang menganggur bergerak ke arah dada, mengusap juga menekan puting susu si mungil yang mencuat menggemaskan. Pakaian yang ketat ini memudahkan si tinggi untuk menemukan semua itu sengan mudah.
Lenguhan Baekhyun tak henti-hentinya terdengar, memenuhi ruangan. Kepalanya menengadah hebat, tubuhnya semakin tersengat oleh kenikmatan. "Chanyeolhh… a-ahh! Aku… aku ingin keluar… ouhh yeah.. Chanhh mhah-ahn…"
"You wanna cum huh?"
"Yes, Daddyhh… Let me cum… haa-ahh so good.. I'm so close ahh…"
Bukannya menurut Chanyeol justru kembali memutar posisi si mungil, membuat Baekhyun jelas saja mengerang tak terima.
"Kenapa kau begitu sexy hm?" Chanyeol berbisik, mencumbui leher Baekhyun yang kini kembali terdongak hebat karenanya. Nafas panas mereka saling bersahutan, menambah panas keadaan. "Kau membuatku gila, Sayang. Kau benar-benar membuatku menggila hari ini."
Kedua telapak tangan Chanyeol menapak di belahan bokong Baekhyun, meremas daerah itu sesekali. Bibirnya masih sibuk berjelajah, menggeram pelan dirinya saat dasi yang masih terpasang di leher si mungil mengganggu aktifitasnya. Dengan cepat, dia menariknya lepas. Membuangnya kesembarang arah sebelum kembali mencumbu dan meninggalkan jejak-jejak merah matang di sekitaran leher dan bawah rahangnya.
Baekhyun bernafas dengan terengah, tangannya sibuk meremas helaian rambut bagian belakang Chanyeol yang seperti tak lelah mencumbui lehernya. Pria itu bahkan tengah mencoba merobek bagian bawah kostum yang ia gunakan, hendak menyentuh bokongnya yang tak terbalut underwear secara langsung. Desahan beratnya semakin terdengar ketika Chanyeol dengan sengaja mencubit belahan sintalnya, meninggalkan rasa panas yang membakar gairah sampai kepuncak.
Tubuhnya terdorong hingga terbaring di atas sofa kini, terperangkap kedua lengan Chanyeol yang kokoh dan kuat. Baekhyun mendongak lagi, tersentak tinggi pinggulnya saat Chanyeol mengusap dua bola kembarnya di bawah sana. "… akh-ahh! Chanh… mhah-uhn…"
"Kau suka saat aku mengelus ini?" Chanyeol bertanya, masih asik mengelus dan meremas main-main twinsball milik si mungil. "Atau kau lebih suka saat aku memainkan kedua putingmu seperti tadi hm?Sudah lama sekali aku tidak memainkan kedua tonjolan menggemaskan itu."
Dengan sekali gerakan, pakaian itu berhasil robek hingga membuat bagian tubuhnya yang lain semakin terekspos jelas. Chanyeol bersiul ria, memandang sejenak tubuh mulus Baekhyun yang kini tak terbalut serat kain sedikitpun. Terlihat menakjubkan dengan penis mungil berwarna kemerahmudaan yang kini terlihat mengacung tegak, terlihat basah akan precum di bagian ujungnya . Chanyeol menjilat bibir tanpa sadar saat melihatnya, tergoda.
Kancing-kancing seragam pilotnya dia buka dengan segera sebelum kemudian merunduk guna meraih bibir semerah buah cherry yang sejak tadi terus saja mengeluarkan suara desahan sexy yang membuat libidonya meningkat. Chanyeol melumat bagian bawah bibir Baekhyun, tetap mengusap-usap kedua bola itu tanpa mau mengindahkan rengekan yang kerap kali terdengar di sela ciuman. Tangannya justru semakin asik menggoda, bergerak naik untuk menggenggam penis si mungil.
Mulut Baekhyun sontak terbuka saat ujung penisnya di permainkan, memberikan kesempatan untuk Chanyeol melesakkan lidah tak bertulang ke dalam mulut si mungil. Kelopak mata Baekhyun terpejam rapat, tergelitik geli perut bawahnya saat langit-langit mulutnya disapa. Kakinya semakin mengangkang ketika kocokan pada penisnya semakin cepat terasa, mengirimkan lebih banyak sengat kejut ke seluruh tubuhnya.
Baekhyun menengadah hebat, kedua tangannya semakin kuat terkepal. "Ma-masukan, Chanh! Cepat masukan penismu itu ke dalam lubangku! Akh! Chanh… le-lebih cepathh ouhh ahng!"
Chanyeol melumat garis nadi di lehernya, mempercepat kocokan pada penis Baekhyun hingga si mungil itu hanya bisa menengadah hingga leher mulusnya semakin menggoda Chanyeol untuk menandainya. Arah pandangnya tertuju penuh pada raut memerah basah milik prianya, membuat Chanyeol semakin ingin memberikan kenikmatan tiada henti pada Baekhyunnya.
"Tapi di sini masih sempit," bisiknya. Dia mencolek cairan precum milik si mungil sebelum melumurinya di bagian mulut lubang, mengusapnya memutar sebelum melesakkan satu jarinya ke dalam tanpa aba-aba. Dada Baekhyun refleks membusung, semakin berantakan penampilannya. "Aku masih harus melonggarkan bagian ini agar aku bisa masuk dengan mudah, Sayang. Egh, kau sempit sekali, Baby."
Satu jarinya kembali masuk, bergabung dengan satu jemari lainnya. Chanyeol membuat gerakan menggunting yang membuat Baekhyun semakin menggila karena kenikmatan, terus mendesah dan juga melenguh panjang. Sementara jemari tangannya sibuk membuat jalan mudah untuk penis besarnya nanti, bibir Chanyeol kini mulai bergerak di sekitaran puting kanan Baekhyun.
Kecup-jilat-hisap.
Chanyeol melakukan gerakan itu beberapa kali hingga dada Baekhyun semakin membusung karenanya, anak itu menjadi dua kali lipat lebih sensitive setiap kali dia memainkan kedua puting susunya.
Puas membuat kedua nipple itu mencuat dan memerah basah, bibir Chanyeol mulai bergerak ke atas permukaan perut Baekhyun yang sedikit berisi. Dia mengembus nafas di sana, sukses membuat si mungil menggeliat kecil dengan kedua tangan yang asik meremas rambutnya. Bukannya berhenti, Chanyeol justru merasa semakin tertantang. Lidahnya terjulur, menjilati permukaan perut Baekhyun yang halus dan juga lembut itu dengan kelopak mata yang terpejam. Sesekali dia akan menghisap kulitnya, menimbulkan ruam kemerahan yang kontras dengan kulit seputih susunya.
Dan Chanyeol tersenyum begitu puas ketika belakang kepalanya ditekan oleh si mungil, seolah tengah menyuruhnya untuk bermain lebih lama di lubang pusarnya. Ditiupnya sekali lubang itu sebelum kemudian membiarkan ujung lidahnya bermain di dalamnya, menjilat juga mengorekinya hingga lubang itu terlihat memerah pinggirannya. Terlihat sangat menggoda.
"AKH! Ouh—disanahh!"
"Disini hm?"
"I-iyaahh… ahn… cepat masukan!"
Chanyeol kali ini menurut karena oh demi Tuhan dia sudah sangat terangsang hanya dengan melihat tubuh Baekhyun yang terus menggeliat penuh kenikmatan seperti itu. Miliknya sudah sangat keras dan meminta untuk segera dituntaskan, ingin segera masuk ke dalam lubang hangat yang begitu ia rindukan.
Sisian pinggang Baekhyun dipegangnya, diangkatnya sedikit sebelum ujung penis itu masuk dengan perlahan. Baekhyun mengigit bibir bawahnya kuat, berusaha menahan rasa sakit yang kembali hadir. Tubuhnya serasa terbelah menjadi dua bagian saat penis berukuran besar itu memaksa masuk, terasa panas. Baekhyun bahkan bisa merasakan urat-urat tebal milik Chanyeol yang menggaruk dinding rektum miliknya, terasa begitu nikmat hingga yang ia lakukan hanyalah melolong memanggil nama sang dominan.
Nafas Baekhyun terengah payah, dadanya kembang-kempis. Chanyeol baru saja berhasil memasukkan keseluruhan penis besarnya, berhasil terbenam sempurna bahkan langsung menusuk telat titik manis si mungil di dalamnya. Baekhyun menengadah lagi, kedua tangannya melambai di udara seolah meminta Chanyeol untuk menyambar bibirnya.
Chanyeol tentu menerimanya dengan senang hati, wajahnya mendekat dan Baekhyun dengan cepat menarik tengkuknya. Baekhyun yang kini bermain lebih dulu, melumat belahan tebal milik Chanyeol serta memainkan lidahnya tepat di permukaan bibir bawahnya. Kepalanya memiring ke kanan dan ke kiri, memperdalam ciuman.
Di saat ciuman itu semakin lama semakin menuntut, Chanyeol mulai menggerakkan pinggulnya. Tubuh mungil itu mulai terhentak-hentak mengikuti pergerakan, membuat suasana semakin terasa membara panas.
"Kau sempit sekali, Sayang."
"Pe-pelan, Chan… ughh uhhn... ci-cium aku lagi.…"
Tak ada alasan untuk Chanyeol menolak keinginan si mungil Baekhyun yang begitu dicintainya. Dia dengan cepat memerangkap lagi belahan yang kian memerah dan menebal itu, kembali melumat juga menghisapnya tanpa memelankan laju hentakannya.
Baekhyun mengerang, Chanyeol menggeram.
Mereka berdua terus bergerak untuk mencapai kepuasan, terus bergerak berlawanan arah hingga suara kulit yang saling bertemu itu terdengar semakin menggairahkan. Chanyeol sesekali menampar belahan sintal milik Baekhyun, melebarkannya hingga penis besar miliknya itu bisa semakin masuk ke dalam. Bibirnya tak berhenti untuk mencumbu, membubuhkan tanda yang lainnya. Dia terus menghentak telak titik manis di dalamnya, membuat prostat itu semakin membengkak.
Baekhyun menggeleng lagi, melingkarkan kedua kakinya di sekitaran pinggang sang dominan. "Ak-aku ingin… Chanyeolh… Chanyeoliehh angh… I'm cumming!"
Crot.
"Ouh, kau menjepitku, Sayang."
Plak.
Plak.
"I'm so close, Baby! Argh!"
Crot. Crot.
"Penuh-uhn!"
Crot.
"Akh, Chanyeol! Ja-jangan ditekan!"
Chanyeol keluar tak lana setelahnya dan Baekhyun menggeleng, menahan pergelangan tangan Chanyeol. Wajahnya sudah memerah padam, terlihat tak nyaman saat Chanyeol beralih menekan perut bawahnya dengan sengaja. Dia jadi merasa begitu penuh dan panas. Bahkan cairan kental itu bisa ia rasakan melewati belah pantatnya, meluber dan membasahi pula sofa di bawahnya.
Chanyeol mengekeh, mengecup pipi Baekhyun sebelum mencabut keluar miliknya, membuat semakin jadi cairan yang keluar. Poni basahnya diusap ke atas, dicium mesra keningnya hingga kelopak matanya terpejam rapat. "Aku mencintaimu." Itu yang dia bisikan dengan penuh perasaan, mengantarkan sensasi hangat yang menjalari hatinya. "Aku sangat mencintaimu, Jiwon juga."
"Uuhh... a-aku... hah-hah..."
"Tak apa, Sayang. Bernafaslah dulu dengan benar," bisik Chanyeol, menciumi lagi kening basah Baekhyun yang terlihat tengah mengatur nafas.
"Aku juga sangat mencintaimu, Chanyeolie. Jiwon juga."
Sang dominan kembali mengangguk, lekas menarik belakang kepala Baekhyun untuk terbenam di dada wajah manisnya. Puncak kepalanya tak luput dari kecupan-kecupan menyenangkan, diubah posisinya hingga mereka saling memeluk di atas sofa kini. Chanyeol melirik sekali ke arah ranjang, memastikan jika Jiwon masih terlelap tanpa terganggu kegiatan mereka.
"Jiwon benar-benar tertidur pulas."
"Dia kelelahan karna terus berlarian di dalam pesawat," Baekhyun menjawab, mengekeh geli kala teringat tingkah Jiwon yang menggemaskan. "Ah ya, Chan. Kapan kita akan tiba?"
"Mungkin beberapa jam lagi, tak lama."
"Kalau begitu aku mau mandi!"
Sebelum Baekhyun sempat menuruni sofa, Chanyeol sudah lebih dulu menggendong tubuhnya di lengan. Membuat anak itu sukses menjerit karena terkejut, "Chanyeol!"
Chanyeol tertawa pelan, mencium pelipis Baekhyun. Dia membenarkan gendongannya, kembali memberikan kecupan menyenangkan di pelipis lalu melangkah dengan pasti ke arah kamar mandi. Meskipun menghabiskan banyak uang yang tidak sedikit untuk membeli pesawat pribadi ini, tetapi Chanyeol tak menyesal karenanya. Dia bisa menjadi lebih leluasa dalam melakukan perjalanan ke negeri orang.
Ya, termasuk melakukan hal yang iya-iya.
Park Mesum Chanyeol akan selalu seperti itu adanya.
"Baiklah, satu ronde sebelum mendarat sepertinya menyenangkan juga."
"What? No! Chan—akh! Chanyeooooooool!"
.
.
fin.
.
.
.
.
Oke, jadi seperti itulah, maaf atas ketijelan ini.
Btw,
Hai! Apa kabar? Sudah berapa lama diri ini tydack berkunjung kemari? Adakah orang yang masih menunggu cerita sampis ini update?
Sebelumnya, maaf banget karena diriku gak bisa sesering dulu update dilapak ini huhu. Tapi, kalau memang diriku punya ide yang menganu pasti bakalan langsung aku update. Rencananya sih aku masih pengen update cerita ini, Cuma gak bisa memastikan kapan. Oh ya! kalo kalian kepengen baca cerita-ceritaku yang lain, kalian bisa mampir ke lapakku di wattpad yaa! Guardian_Light.
Aku lebih aktif di sana, tapi hampir semua ceritaku non baku sih. Karena memang wattpad sengaja kupakai buat nonbaku, kalo baku di FFn.
Big Thanks to :
Nanatokaoru, cbhs19, ink123, Bananaberry0807, putricbhs, milkybaek, realbaekhyunee614, novitaayu3, 05.24pm, chanbaekis, park chan2, ffayy, nzwarxx, Syifa Rizkia S
Makasih karena udah nyempetin review di chapter sebelumnya, yaa!^^
Oh ya, chapter ini kubuat khusus untuk Derpwhiteboiku tersayang~~ btw yang belum follow akun barunya, segera follow yaa! Wajib!
Halo para reader dan sider tercinta, minta review boleh? Makasiiiih
#ChanbaekIsReal!
