Aku melihatnya

Sosoknya yang berpendar

Seolah ia adalah pusat semesta

Disekelilingnya mayat bergelimpangan

Kaki terputus

Organ tubuh berhamburan

Namun ia tak bergeming

Matanya terfokus padaku

Hanya padaku

Seolah akulah semestanya

Hoseok terbangun dengan napas terengah-engah, peluh membasahi tubuh. Sejak beberapa bulan lalu dihantui mimpi dengan skenario serupa namun tak sama. Semakin dicoba dilupakan semakin sering pula ia memimpikannya.

Bagaimanapun ia tak mengenal sosok yang muncul di mimpinya, berdiri tegap dikelilingi tubuh-tubuh manusia tak utuh.

Bau mayat menguar menusuk hidung. Potongan tubuh, kepala tanpa tubuh, tubuh tanpa kepala, organ yang berhamburan. Hoseok tak habis pikir apa yag membuat mereka seperti itu.

Sosok itu kemudian mengulurkan tangannya "Hoseok."

Hosoek memandanganya lama, ia menjulurkan tangan meraih sosok yang berpendar, menyenangkan memandangnya seakan tak terpengaruh oleh keadaan disekelilingnya.

Sebelum Hosoek sempat mencapainya, tubuhnya meleleh seperi es yang terpapar matahari. Kulitnya terkuliti, darah melumer dan organ tubuhnya berjatuhan.

Hening yang cukup lama "Aku menemukanmu."