DESTROYER 2

NEXT GENERATION

Genre : Fantasy, Adventure

Rating : T/M

Pair : ...?

Warning : murni karangan sendiri, terinspirasi dari game dan beberapa anime, alternative universe.

.

.

(((Chapter 24)))

Secepat angin Boruto berlari menghindari puluhan bola api berdiameter 4 meter yang berjatuhan dari langit bagaikan meteor jatuh.

Timbul guncangan hebat akibat setiap bola-bola api tersebut menghantam tanah dan meledak dengan hebatnya.

Tanpa mengurangi kecepatan larinya, Boruto memandang jauh ke samping dimana terlihat sosok Great Red menyemburkan api berintesitas besar menuju langit yang kemudian meledak di udara bagaikan kembang api.

Percikan-percikan yang masing-masing berdiameter 4 meteran tersebut mulai turun ke permukaan tanah di area sekitar dalam radius ratusan meter dari tempatnya berdiri.

Boruto merubah lari lurusnya menjadi zig-zag dengan kecepatan yang sama guna menghindari setiap bola api buatan Great Red yang berjatuhan dari langit yang kemudian meledak hebat begitu menghantam kerasnya permukaan tanah.

Great Red memandang area sekitar yang telah hancur tak karuan yang juga diselimuti oleh tebalnya debu yang berhamburan, menyebabkan terganggunya jarak pandang.

Samar-samar Great Red melihat sesuatu yang bergerak sangat cepat di dalam kepulan debu. Pandangannya tak lepas dari sosok manusia yang bergerak cepat tersebut hingga pergerakannya yang tiba-tiba menghilang begitu saja.

Lelah mencari keberadaan Boruto yang entah di mana. Great Red pun membentangkan kedua sayapnya, membuat sosoknya yang besar dan kuat tampak agung di luasnya daratan tandus.

Sedetik kemudian naga over power tersebut mengepakan sayapnya sekali, menimbulkan hempasan angin kuat yang menyapu bersih kepulan debu di sekitarnya. Jarak pandang pun kembali maksimal namun sosok Boruto tetap tak dapat di temukan.

Tiba-tiba Great Red melompat ke samping seakan naga tersebut melakukan antisipasi untuk menghindari sesuatu yang akan datang. Dan benar.

Dari langit nampak sosok Boruto yang terjun bebas dan bersiap memukul naga penghuni celah dimensi dengan pukulan bertenaganya. Namun rencananya gagal dengan menghindarnya Great Red.

Di waktu yang sama Great Red memutar tubuh bersamaan menyabetkan ekornya ke arah Boruto.

Boruto yang dalam keadaan jatuh tak dapat melakukan manuver untuk menghindari sabetan ekor sang naga over power sehingga dirinya harus terpelanting dengan kuatnya karena serangan tersebut.

Tubuh sang Gladiator terhempas bagaikan peluru dan tepelanting tanpa henti hingga akhirnya dapat berhenti setelah dengan kerasnya menghantam sebuah gunung batu.

Merasakan bahaya yang akan datang, Boruto bergegas bangkit dan dengan sekali tolakan kuat meninggalkan retakan besar dirinya melompat ke samping.

Detik berikutnya dapat Boruto lihat semburan api menyerupai laser berintensitas besar menghantam dan melenyapkan gunung yang sempat menghentikan tolakan yang terjadi pada dirinya beberapa waktu lalu.

Semua terlihat berwarna jingga karena terangnya cahaya yang dihasilkan dari semburan api menyerupai laser tersebut.

Begitu Boruto kembali menapakan kakinya ke permukaan tanah, langsung pandangan ia lemparkan menuju arah datangnya semburan api yang hampir menghanguskan dirinya.

Terlihat Great Red yang memandang tajam sang Gladiator disertai asap tipis yang mengepul keluar dari mulutnya karena efek dari menyemburkan api berintensitas besar dan bersuhu luar biasa panas.

'Waktunya serius'

Boruto mulai mencondongkan badannya ke depan dan detik berikutnya dirinya menghilang dalam sekejap meninggalkan retakan besar di tempatnya semula berdiri.

Pergerakan Boruto kali ini lebih cepat dari sebelumnya hingga menimbulkan suara bising bak pesawat jet yang timbul karena pergesekan tubuhnya dengan udara.

Great Red yang melihat itu kembali mengmupulkan energi sihirnya di tenggorokan yang menyebabkan tenggorokannya terlihat membara bagaikan pijar dan kemudian memuntahkan semburan api berintensitas besar yang sama seperti sebelumnya ke arah Boruto.

"?!"

Keterkejutan melanda diri Great Red melihat semburan apinya yang berhenti tiba-tiba sebab rahang bawahnya yang mengatup dengan paksa oleh pukulan bertenaga yang dilancarkan Boruto.

'He?! Apa yang terjadi?!'

Pertanyaan itulah yang muncul di dalam benak sang naga penghuni celah dimensi. Kejadian itu terlalu cepat untuk dicerna oleh pikirannya.

Tanpa menyia-nyiakan waktu yang sangat sempit dan posisinya yang masih cukup dekat. Boruto memberikan tendangan bertenaga rahang bawah Great Red yang menyebabkan naga tersebut terhentak ke atas menyerupai posisi berdiri.

Masih dalam kondisi di udara. Boruto mengepalkan tangan kanannya dan sesuatu mulai muncul dari dalam genggamannya. Sesuatu yang terselimuti oleh percikan petir yang semakin memanjang dan dan membesar kurang dari sedetik.

Benda yang dimunculkan oleh Boruto di waktu yang sempit itu adalah Blade of Olympus yang kemudian ia ayunkan dengan cepatnya searah jarum jam.

Tak peduli dengan jarak antara mata pedangnya dengan target, Boruto tetap mengayunkannya sekuat tenaga dan menimbulkan gelombang kejut yang sangat kuat hingga sanggup menciptakan sayatan yang cukup dalam pada dada Great Red.

Great Red meraung dengan kerasnya merasakan rasa sakit luar biasa pada dadanya yang baru pertama kali ini ia rasakan seumur hidup.

Andaikan ada makhluk lain yang hidup di daratan tandus itu maka mereka akan mendengar raungan keras yang mampu menggetarkan apapun di sekitarnya dengan sang naga penghuni celah dimesi sebagai pusatnya.

Boruto yang telah mengambil jarak memandang sosok Great Red yang tengah kesakitan. Genggaman tangan pada gagang Blade of Olympus semakin mengerat.

Pertemupurannya belum berakhir.

.

.

.

"Sudah selesaikah kau memulihkan diri?"

Tanya Boruto yang duduk bersila dan menyandarkan punggung pada Blade of Olympus yang ia tancapkan. Sudah sekitar 1 jam lamanya ia menunggu Great Red yang tengah memulihkan luka hasil dari pertarungan mereka.

Kondisi Great Red sungguh memprihatinkan. Tubuhnya dipenuhi luka sayat yang cukup dalam. Tak jauh darinya tergeletak sayap kiri miliknya yang terpotong dengan rapi.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah sosok Great Red yang begitu ditakuti terluka. Akan menjadi sesuatu yang menggemparkan jika sampai kondisi Great Red saat ini diketahui oleh mereka yang mengetahui eksistensinya.

Dengan perlahan sosok besar Great Red mulai bangkit dari posisi berbaring dan beralih duduk, menimbulkan sedikit guncangan pada tanah karena pergerakannya.

Naga itu menunduk untuk memandang Boruto yang jauh lebih kecil darinya "Sesuai perjanjian. Aku akan menunjukan jalan menuju dunia tempat renkarnasi dewa Hades berada"

Tepat setelah Great Red mengatakan itu, muncul retakan dimensi tak jauh di dekat Boruto.

Boruto yang melihatnya bangkit berdiri dan mengetuk pelan Blade Of Olympus, membuat pedang tersebut terselimuti oleh percikan petir sebelum kemudian melebur menjadi partikel cahaya.

Sang Gladiator hanya berdiri di depan retakan dimensi namun tak kunjung masuk ke dalamnya. Dan itu membuat Great Red heran karenanya.

"Apa lagi yang kau tunggu? Tidak perlu khawatir. Aku tak sehina itu hingga menipumu dengan menunjukan jalan yang salah"

Boruto berbalik dan mendongak memandang Great Red "hey, bisakah kau membuatkan sesuatu yang dapat menekan kekuatan fisikku?"

Seketika itu juga muncul tanda tanya besar di atas kepala Great Red mendengar pertanyaan dari Boruto. Untuk apa raja dari semua dewa di hadapannya ini menginginkan sesuatu yang dapat menekan kekuatannya.

"Untuk apa kau menginginkan hal seperti itu?"

"Menjadi kuat sungguh membosankan bagiku. Semangat bertarungku tidak membara seperti dulu, itu membuatku merasa hampa, entah siapa pun lawanku. Tapi akhirnya aku mendapat lawan yang pantas seperti mu"

"Bohong jika kau menganggapku sebagai lawan yang pantas. Bahkan tadi tidak bisa disebut dengan pertempuran"

Ujar Great Red menyampaikan apa yang dipikirkannya. Jujur ia mengakui kekuatan Boruto lebih kuat darinya. Ia merasa jika pemuda tersebut masih menahan diri saat melawannya. Sungguh konyol mengingat dirinya yang dibuat tidak dapat berkutik sedikitpun oleh seorang manusia.

Sepertinya sejarah mengenai Great Red yang tak terkalahkan harus ditulis ulang dengan sejarah baru.

"Jika memang itu yang kau inginkan, sepertinya aku sanggup melakukannya"

Setelah mengatakan itu Great Red menengadahkan tangan kirinya dan mulai berkonsestrasi. Perlahan di atas telapak tagannya mulai muncul pecahan-pecahan cahaya berwarna kemerahan yang berkumpul dan menjadi satu.

Lalu Great Red menggenggam cahaya yang bentuknya tersebut sebelum kemudian kembali membuka genggamannya dan menunjuk ke arah Boruto.

Yang ditunjuk memandang pergelangan tangannya (kiri) yang mana nampak cahaya buatan Great Red melingkar di sana dan berubah wujud menjadi sebuah gelang sederhana dengan warna bagaikan besi biasa pada umumnya.

Muncul pertanyaan dalam benak Boruto melihat gelang tersebut namun belum sempat dirinya bertanya sesuatu yang aneh mulai terjadi padanya.

Tubuhnya perlahan mulai mengecil menjadi seperti anak umur 12 tahunan namun dengan otot-otot yang sudah terbentuk.

"Gelang itu menyegel sembilan puluh persen kekuatan fisikmu. Gelang itu juga bisa dilepas dengan mudah jika kau menginginkannya"

Begitu mendengar penjelasan singkat dari Great Red. Boruto memandang kedua tangannya yang kini jauh lebih kecil dari sebelumnya. Kekuatan fisiknya pun dapat ia rasakan berkurang namun juga tetap kuat. Senyum tipis pun terukir di wajahnya.

Dengan mengecil ukuran tubuhnya, pakaian yang dikenakannya sekarang pun tampak kebesaran baginya.

Boruto memutuskan melepas dan membuang kaos miliknya yang terdapat robekan di beberapa bagian pasca pertarungannya serta melipat ujung celana panjangnya yang juga kebesaran agar pas dengan ukurannya sekarang.

Sedangkan sepatu dari kulit rusa miliknya tetap dikenakan walaupun kebesaran.

"kau sudah puas?"

"Hm. Terimakasih. Ini sungguh menakjubkan" jawab Boruto dengan nada yang masih sama seperti sebelumnya "Baiklah ini saatnya ku pergi. Selamat tinggal" dan dengan begitu Boruto melangkahkan kaki ke dalam retakan dimensi yang tetap terbuka sedari tadi.

Kini hanya tingal Great Red sendiri yang berada di luasnya daratan tandus setelah kepergian Boruto.

"King of the God's, memang bukan sekedar julukan rupanya"

.

.

.

.

DESTROYER 2

NEXT GENERATION

.

.

.

.

Retakan dimensi terbuka dan seketika kembali tertutup begitu memuntahkan sosok Boruto ke tengah-tengah kota terbengkalai yang diselimuti oleh putihnya salju.

'Di mana ini?' batin Boruto memandang gedung-gedung pencakar langit di sekitarnya. Baru pertama kali ini dirinya melihat bangunan tinggi yang seakan mampu menyentuh langit.

Indra penciumannya yang cukup tajam mencium aroma besi tua dari berbagai benda yang tak terhitung jumlahnya di setiap sudut jalan. Sungguh luar biasa pikirnya, melihat banyaknya benda dari besi di sekitarnya yang dibanding tempat asalnya sangat jarang ditemui kecuali pada senjata tajam karena besi dianggap sebagai meterial mewah. Terkecuali mewahnya kediaman para dewa yang hampir kebanyakan peralatannya terbuat dari logam.

Dan suatu aroma yang belum pernah ia cium sebelumnya di dunianya berasal, menyeruak masuk ke dalam indra penciumannya.

Boruto berlutut dan menggali salju di dekatnya, yang mana bau yang membuatnya merasa penasaran berasal.

Dirinya terdiam menemukan suatu bidang datar berwarna hitam dengan tekstur agak kasar hasil galiannya. Itu adalah jalanan aspal yang terkubur salju.

'Apa ini?' tangannya kembali menggali salju lebih luas untuk mengetahui seberapa lebar benda temuannya tersebut. Tangannya pun berhenti setelah menggali lebih luas dan menemukan bidang datar yang sama.

Namun bukan karena itu Boruto menghentikan kegiatannya, tetapi karena dirinya merasa sedang diawasi. Tepatnya sesuatu yang tengah mengawasinya dari tempat yang tinggi.

Perlahan Boruto bangkit dari posisi berlutut. Tanpa berbalik ke belakang, dirinya merasakan ada sesuatu yang mendekat ke arahnya dengan cara merayap di tembok bangunan.

Itu bukanlah manusia.

Sesuatu yang tengah merayap di tembok tersebut semakin mendekat sebelum kemudian melompat, menerjang ke arah Boruto yang senantiasa berdiri diam di tempat berniat menerkamnya.

Duak!

Dalam sekejap sesuatu tersebut telah mati dalam kondisi punggung amblas ke dalam tembok bangunan setelah dengan telak menerima pukulan secepat kilat dari Boruto yang masih tetap berdiri di tempatnya tanpa bergeser sedikitpun.

Walaupun kekuatan fisiknya 90 % telah disegel, namun rupanya Boruto masihlah kuat. Malah dengan tubuhnya yang seperti bocah 12 tahunan namun berotot, Boruto merasa tubuhnya terasa lebih ringan dari sebelumnya. Bahkan dirinya berpikiran dapat melakukan akrobatik dengan kondisinya sekarang.

Boruto berbalik memandang sesuatu yang telah dipukulnya. Dirinya hanya diam dengan wajah penasaran memandang apa yang ada di hadapannya.

Sosok monster seukuran pria dewasa dengan tubuh berwarna kehitaman, memiliki kuku-kuku tajam di setiap jari kaki maupun tangan, memiliki bentuk kaki layaknya lizardman yang pernah ia lihat sebelumnya, rahang yang dilengkapi gigi tajam serta tidak memiliki mata.

Untuk pertama kalinya Boruto melihat monster seperti ini. Samar-samar dirinya dapat merasakan sesuatu yang kelam dari monster tersebut.

Monster yang rupanya masih hidup tersebut nampak sedikit bergerak. Namun Boruto yang menyadarinya tidak peduli dan tanpa rasa takut tetap memandang apa yang akan dilakukan oleh monster sekarat di depannya.

"Groarrr!"

Dengan sisa tenaga yang dimiliki, monster tersebut meraung bagaikan hewan sekarat sebelum kemudian mati.

Boruto pernah melihat hal serupa yang dilakukan oleh monster tersebut. Itu sama persis seperti hewan sekarat yang menjerit memanggil kawanannya untuk meminta bantuan.

Benar dugaanya. Monster itu memang memanggil kawanannya.

Dengan tenang Boruto memandang kurang lebih ada 5 monster serupa yang berdatangan dari berbagai arah menuju dirinya.

Boruto membentuk kuda-kuda bertarung gaya petarung jalanan melihat kedatangan lima monster yang berlari dengan kedua kaki mereka layaknya seperti manusia.

Jumlah bukanlah masalah baginya, Boruto yakin jika dirinya dapat mengalahkan mereka. Namun yang membuatnya ragu adalah kekuatan dari musuh yang belum dirinya ketahui.

10 persen kekuatan fisiknya sekarang pastilah lebih dari cukup untuk melawan kelima musuhnya dalam pertempuran fisik, namun beda ceritanya jika sampai para monster tersebut dapat menggunakan kekuatan selain fisik. Karena ketahanan tubuhnya pastilah jauh berkurang dari sebelumnya sehingga dirinya haruslah tetap waspada.

Tiba-tiba suatu hal aneh terjadi. Terdengar suara letusan entah dari mana asalnya dan bersamaan salah satu dari kelima monster jatuh tersungkur dengan kepala berlubang.

Sekilas Boruto dapat melihat sesuatu yang membunuh monster tersebut. Sebuah benda kecil seukuran ujung jari telunjuk yang melesat dengan kecepatan tinggi.

Kembali terjadi hal yang serupa. Satu per satu monster yang tengah berlari ke arah Boruto jatuh tumbang dengan sebuah lubang di masing-masing titik vital mereka.

Boruto menyadari satu hal. Yaitu suara letusan yang selalu terdengar di setiap kali kelima monster terbunuh dan suara letusan tersebut ia ketahui dari mana asalnya.

Memandang jauh ke arah dari mana asalnya suara letusan yang didengarnya barusan dan seketika matanya melebar.

Dapat ia lihat seorang pemuda dengan surai dan iris mata berwarna coklat serta ekspresi milik pemuda itu yang begitu mirip dengan sosok pemuda yang ada di dalam mimpinya.

Berbagai pertanyaan berputar di dalam kepala Boruto dan seketika terlupakan tatkala melihat sesuatu yang lain dari pemuda bersurai coklat tersebut. Yaitu sebuah mahkota hitam yang keberadaanya terlihat samar di atas kepala si pemuda bersurai coklat.

Tujuan keempat tunas baru datang ke dunia ini berada di depan mata. Dirinya telah bertemu dengan sang renkarnasi Dewa Hades.

.

.

Bersambung